Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk
melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada
juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.
Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang
diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana
pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta
pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan
kualitas hidupnya secara optimal.
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya. Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak
dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani
para lanjut usia. Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus,
mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam masalah
kesehatan.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang.
Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan
lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah
Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu lansia
ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan yang tepat,
sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Jelaskan pengertian dari Posyandu, Lansia, dan Posyandu Lansia !
1.2.2 Sebutkan sasaran lansia yang dituju dalam kegiatan posyandu lansia !
1.2.3 Sebutkan jenis –jenis kegiatan dalam posyandu lansia !
1.2.4 Sebutkan kendala serta usaha yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan
dalam posyandu lansia !
1.2.5 Apa saja upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Posyandu, Lansia, Posyandu Lansia.
1.3.2 Untuk mengetahui sasaran lansia yang dituju dalam pelayan posyandu lansia.
1.3.3 Untuk mengetahui kendala serta pemecahan masalah yang mungkin terjadi pada
pelayanan posyandu lansia.
1.3.4 Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan dalam posyandu lansia.

1.4 MANFAAT
Bagi penulis
Manfaat bagi penulis yakni agar penulis mampu memahami tentang kegiatan
posyandu utamanya posyandu yang tidak hanya ditujukan pada balita tetapi pada lansia.
Selain itu penulis juga bisa mengetahui sasaran lansia yang dituju dalam posyandu lansia
ini, kendala-kendala serta cara mengatasi kendala tersebut, bahkan juga bisa mengetahui
dan memahami jenis-jenis kegiatan dalam posyandu lansia.
Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu pembaca bisa menambah informasi dan pengetahuan
mengenai kegiatan posyandu utamanya pada lansia sebagai sasaran utama dalam kegiatan
posyandu lansia. Selain itu para lansia juga akan lebih mengetahui manfaat dari
keberadaan posyandu lansia tersebut serta bisa memberikan sarana informasi bagi keluarga
agar bisa memberikan dukungan kepada para lansia untuk mengantar maupun
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu lansia.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI


A. Pengertian posyandu lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
B. Tujuan dan manfaat posyandu lansia
Tujuan Posyandu Lansia :
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia &
berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi
masalah kesh lansia scr optimal
3. Meningkatkan jangkauan yankes lansia
4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.

Manfaat posyandu lansia :


Manfaat dari posyandu lansia adalahpengetahuan lansia menjadi meningkat, yang
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.
Sedangkan Menurut Depkes RI (2000), manfaat dari posyandu lansia adalah :
a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang
C. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan
2. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.
Tetapi ada juga Pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dengan menggunakan
sistem 5 meja yaitu:
1. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2: Pengukuran
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh,
tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
4. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan.
5. Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan
meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.
D. inovasi yang akan dilakukan dalm program posyandu lansia yaitu:
1) Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia
Adanya sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian
ke masyarakat mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan
dalam keluarga lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan untuk
lansia supaya memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan tentunya
ada usaha dari si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan. Terlebih lagi
sekarang ini banyak sekali anak – anak yang tidak memperhatikan keadaan orang tuanya
(lansia), yang mereka tau memberikan makan tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah
cukup tanpa memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis lansia.
2) Jemput lansia atau tangani ditempat
Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu jauh dan tidak memungkinkan
lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat yang mengantar, maka lansia tersebut
akan dijemput oleh petugas pelayanan secara gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang
dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk ketempat posyandu.
Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan pelayanan posyandu
di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia untk berjalan dalam artian si lansia itu
sudah tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan apa – apa. Jadi, petugas hanya
memeriksa tekanan darah, hemoglobin, kandungan putih telur, kandungan gula dalam air
seni serta penyuluhan kesehatan.
3) Pelayanan terpadu tanpa pungutan
Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa memungut biaya dari para lansia
karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk dana kesehatan masyarakat khususnya
lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat
baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang diberikan juga sama rata tidak membeda –
bedakan, karena lansia tergolong mudah tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh
petugas dan itu justru akan memperburuk keadaan emosional si lansia.
4) Tengok lansia
Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas setempat, juga
terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah – rumah mereka. Petugas dating
kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara keluarga
mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam
memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.
E. Indikator Keberasilan
Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator – indicator
keberhasilan. Indicator – indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:
a) Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju
Sehat) Lansia
b) Penurunan tingkat kematian usia 50 – 65 tahun sampai 70%
c) Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini
mencapai 80% setiap desa
d) Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan
berkurang
F. Lansia
1. Pengertian lanjut usia (lansia)
Menurut Undang-undang RI No.13 tahun 1988 tentang kesejahteraan lanjut usia
pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun keatas. Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Menurut
Undang-undang RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia
lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan. karena itu kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatkan perhatian khusus
dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara
produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam
pembangunan.
2. Perubahan dan Ciri-ciri Lanjut Usia
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur antara lain :
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
3) Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
b. Menurut Masdani dalam Nugroho (2000)
Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat
dibagi menjadi empat bagian :
1) Fase iuventus antara 25-40 tahun
2) Fase verilitas antara 40-50 tahun
3) Fase prasenium antara 55-65 tahun
4) Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia
c. Menurut Setyonegoro dalam Nugroho (2000) pengelompokkan lanjut usia sebagai
berikut :
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) antara 18-25 tahun
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas antara 25-65 tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65-70 tahun. terbagi untuk umur 70-75 tahun
(young old) 76-80 tahun (old) dan lebih dari 80 tahun (very old).
d. Menurut undang-undang No.4 tahun 1965 pasal 1 bahwa seseorang dapat dinyatakan
sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Nugroho (2000), perubahan yang terjadi pada lansia adalah :
a. Perubahan atau kemunduran biologis
1) Kulit yaitu kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Fungsi kulit
sebagai penyekat suhu tubuh lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman
terganggu.
2) Rambut yaitu rontok berwarna putih kering dan tidak mengkilat. Hal ini berkaitan
dengan perubahan degeneratif kulit.
3) Gigi mulai habis.
4) Penglihatan dan pendengaran berkurang
5) Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang lincah
6) Kerampingan tubuh menghilang disana-sini terjadi timbunan lemak terutama
dibagian perut dan panggul
7) Otot yaitu jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah jaringan
ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan
kekuatannya berkurang
8) Jantung dan pembuluh darah yaitu berbagai pembuluh darah penting khusus yang
di jantung dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat
merokok, hipertensi, diabetes melitus, kadar kolestrol tinggi dan lain-lain yang
memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis
9) Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun akibat tulang menjadi
keropos dan mudah patah
10) Seks yaitu produksi hormon testoteron pada pria dan hormon progesteron dan
estrogen wanita menurun dengan bertambahnya umur
b. Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitif
1) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik
2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang terjadi pada masa
tuanya yang pertama dilupakan adalah nama-nama
3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau tempat juga mundur,
erat hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena pandangan
yang sudah menyempit
4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai dalam test-test
intelegensi menjadi lebih rendah sehingga lansia tidak mudah untuk menerima hal-
hal yang baru
c. Perubahan-perubahan psikososial
1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktifitasnya selain itu identitas
pensiun dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
2) Merasakan atau sadar akan kematian
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit
4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan
6) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial
7) Gangguan saraf panca indera
8) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
9) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili
10) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik

Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.


Dari definisi lanjut usia dan karakteristik lanjut usia perlu pembinaan untuk menjaga
dan meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan pembentukan posyandu lansia.
1.2 PEMBAHASAN

1.2.1 Pengertian Posyandu, Lansia, dan Posyandu Lansia


Pengertian Posyandu
Beberapa pengertian posyandu menurut :
 Posyandu merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama
menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan,
memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam
upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2008).
 Posyandu merupakan wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI.
2006).
 Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
 Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pengertian Posyandu(Pos Pelayanan Terpadu) secara umum adalah suatu wadah
komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga
Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Pengertian Lansia(Lanjut Usia)


Beberapa pengertian lansia menurut :
 Pengertian lansia (lanjut usia) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang
mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000)
 menurut UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999).
 Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
 Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999)
 Pengertian lansia menurut Departemen Kesehatan RI, Lanjut Usia digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu
1. Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia
2. Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
3. Kelompok Lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun
 Sedangkan menurut WHO, Lanjut usia digolongkan menjadi empat, yaitu
1. Usia Pertengahan (middle age) : umur 45-59 tahun
2. Lanjut Usia (elderly) : umur 60-74 tahun
3. Lanjut Usia Tua (old) : umur 75-90 tahun
4. Usia Sangat Tua (very old) : umur diatas 90 tahun
Pengertian Lansia secara umum adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur
dengan disertai dengan penurunan fungsi fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot
serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan
penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami perkembangan lagi
sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.

Pengertian Posyandu Lansia


Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
1.2.2 Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
 Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
 Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
 Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
 Keluarga dimana usia lanjut berada
 Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
 Masyarakat luas

1.2.3 (Departemen Kesehatan RI, 2006) Kegiatan Posyandu Lansia


Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang
dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat\
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
9. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak
dating, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti
senam lansia, pengajian, membuat kerajian ataupun kegiatan silaturahmi antar lansia.
Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat
lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.

1.2.4 Kendala serta upaya pemecahan masalah yang terjadadi dalam posyandu
lansia
Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan posyandu lansia serta cara mengatasinya,
antara lain:
Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu lansia.
Hal ini dapat diatasi dengan penyuluhan atau sosialisasi tentang keberadaan dan
manfaat posyandu lansia, sehingga mendorong lansia untuk datang dan merasakan sendiri
manfaat dari keberadaan posyandu lansia. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia
akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini,
pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat
mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau.
`Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan
dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau
merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu lansia
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi
lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Keluarga, bagi lansia merupakan sumber
kepuasan. Data yang diambil oleh Henniwati (2008) terhadap lansia berusia 50, 60 dan 70
tahun di Kelurahan Jambangan, menyatakan mereka ingin tinggal ditengah-tengah
keluarga. Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lansia merasa bahwa
kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek dan
nenek, akan tetapi keluarga juga dapat menjadi frustasi bagi lansia. Hal ini terjadi jika ada
hambatan komunikasi antara lansia dengan anak atau cucu, dimana perbedaan faktor
generasi memegang peranan. Ada juga lansia yang mempunyai kemandirian yang tinggi
untuk hidup sendiri karena keinginan untuk hidup tanpa merepotkan orang lain. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2007) pada lansia
dilingkungan RW V Kelurahan Payung Kecamatan Banyumanik Semarang.
Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
Kader Posyandu Lansia
Wahyuna (2008) melakukan penelitian kader di Posyandu Lansia wilayah kerja
Puskesmas Ngawi. Kader-kader tersebut hanya bertugas mencatat dan mengurusi masalah
konsumsi saja, selain itu kader juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa
ada pelatihan lebih lanjut sehingga peran kader dalam kegiatan tersebut belum optimal.
Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau
kelompok maupun masyarakat, kader juga harus dapat membina kerjasama dengan semua
pihak yang terkait dengan pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan lansia pada hari buka posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatn/
pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya dan
pemberian PMT, serta dapat melakukan rujukan jika diperlukan (Departemen Kesehatan
RI, 2006).
Untuk meningkatkan citra diri kader, maka harus dipehatikan dalam hal sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap masyarakat, yang dapat
memberi informasi terkini tentang kesehatan
2. Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelayanan di Posyandu
3. Membuat kesam pertama yang baik dan memperhatikan citra yang positif
4. Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada kebutuhan masyarakat
5. Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri
6. Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu

1.2.5 Upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :


Lima upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :
a. Upaya meningkatkan / promosi kesehatan
Upaya meningkatkan kesehatan promotif pada dasarnya merupakan upaya
mencegah primer (primary prevention). Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan
yang disampaikan dalam bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu :
1) Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi
2) Aturlah makanan hingga seimbang
3) Hindari faktor resiko penyakit degeneratif
4) Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat
5) Gerak badan teratur agar terus dilakukan
6) Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkan
7) Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik
b. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Meliputi kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan
ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan kesempatan
mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan
takwa
c. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :
1) Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia
Kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu pertemuan yang
diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu misalnya pengajian rutin, arisan
pertemuan rutin, mencoba memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan
dini. Sederhana karena kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa
dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia
lanjut. Bersifat dini karena pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan rutin tiap bulan dan
diperuntukkan bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa
adanya gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi penekanan
dalam pelayanan kesehatan ini.
2) Penyuluhan gizi
3) Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
4) Olah raga
Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar.
Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah olah
raga. Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia adalah pekerjaan
rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari, berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain
seperti tenis meja dan tenis lapangan
5) Rekreasi
d. Peningkatan ketrampilan
Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang sangat diminati
oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa gembira tersebut tidak
jarang menjadi obat yang sangat mujarab terutama bagi lansia yang kebetulan anak
cucunya bertempat tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha terus
memperkokoh iman dan takwa.
Peningkatan ketrampilan untuk lansia meliputi :
1) Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan
2) Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan
3) Latihan kesenian bagi lansia
e. Upaya pencegahan/prevention

Masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan kepada :


 Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut usia yang
sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit
 Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada penderita
tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit
hingga awal timbulnya gejala atau keluhan
 Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada penderita penyakit
dan penderita cacat yang telah memperlihatkan gejala penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena
pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif
lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa
kesepian dan terabaikan. Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini
bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam
perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan
keberadaannya. Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi
kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah
pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.

3.2 Saran
Dengan adanya kegiatan posyandu lansia kami berharap status kesehatan semakin
meningkat khususnya dikalangan para lansia, selain itu dalam memberikan pelayanan pada
posyandu lansia ini diharapkan para petugas kesehatan atau kader-kader yang terkait
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan baik itu dalam bentuk tindakan ataupun
dalam bentuk konseling agar para lansia tertarik untuk mengikuti kegiatan posyandu ini.
Selain itu untuk keluarga diharapkan ikut serta dalam memberikan dukungan pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http:// puskesmas-oke.blogspot.com.


UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
UU RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.. Jakarta: PT. Rineka Cipta
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-latar-
belakang.html#ixzz2Q7n7RN7Y
http://bidanpurnama.wordpress.com/2010/12/23/posyandu-lansia/
http://www.sisilain.net/2011/07/pengertian-posyandu-definisi-posyandu.html
http://boonemeemy.blogspot.com/2012/01/posyandu-lansia.html

Anda mungkin juga menyukai