Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat
dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai
perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang
ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni
jika pembangunan perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan
menerapkan persyaratan rumah sehat.

Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang
dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk
menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni
memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin
kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan
tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan
kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi
pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu:

 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.


 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi.
 Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
 Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemukiman ?
2. Bagaimana pemukiman yang sehat ?
3. Bagaimana Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman ?
4. Apa Permasalahan Perumahan dan Pemukiman di Indonesia ?
5. Apa Dampak Pemukiman yang Kumuh ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pemukiman
2. Mengetahui Bagaimana Pemukiman yang Sehat
3. Mengetahui Syarat Sehat Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman
4. Mengetahui Bagaimana Permasalahan Pemukiman di Indonesia
5. Mengetahui Dampak Pemukiman Yang Kumuh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemukiman Yang Sehat

Pemukiman adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan penghidupan.
Misalnya: kawasan perumahan, kawasan perdagangan, kawasan industri, dll.
Pemukiman sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis. Pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan,
kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di
sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan
sarana yang memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan
kotoran manusia maupun limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,
2011). Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan, tempat kerja yang
memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung prikehidupan dan
penghidupan. Suatu lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstruktur yang
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana utama
meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air
hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan kehidupan sosial,
ekonomi dan budaya.

B. Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman

Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik
di dalam rumah, lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan
pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi
penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya
atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman yang meliputi persyaratan lingkungan
perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri sangat diperlukan karena
pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat (sanropie 1992).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :
1. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;
 Tidak terletak pada derah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan
penerbangan.

2. Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut ;
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
 Debu dengan diameter kurang dari 10ug maksimum 150ug/m3
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari;
 Kebisingan dan getaran;
 Kebisingan dianjurkan 45 dB A, maksimum 55 dB A
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

3. Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman


 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (AS) maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

4. Prasarana Dan Sarana Lingkungan


 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,
tempat pendidikan, dan lain sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang
dapat menimbulkan keracunan.

5. Vektor Penyakit
 Indeks lalat harus memenuhi standar syarat
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%

6. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian alam.

C. Masalah Perumahan dan Pemukiman Di Indonesia

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih menghadapi permasalahan besar
dalam perkembangan kota-kotanya. Fenomena urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan ruang kota, seperti fasilitas perumahan, sebagai
salah satu kebutuhan dasar manusia. Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi
sistem sosial (yang meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya)
dengan ekosistem (sumberdaya alam dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perlu ditata
agar dapat memelihara keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman
terhadap manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya secara optimal.
Kekurangsiapan kota dengan sistem perencanaan dan pengelolaan kota yang tepat, dalam
mengantisipasi pertambahan penduduk dengan berbagai motif dan keragaman, nampaknya
menjadi penyebab utama yang memicu timbulnya permasalahan perumahan dan permukiman.
Secara sederhana permasalahan perumahan dan permukiman ini adalah tidak sesuainya jumlah
hunian yang tersedia jika dibandingkan dengan kebutuhan dan jumlah masyarakat yang akan
menempatinya. Tetapi apa bila kita melihat lebih dalam lagi, pokok-pokok permasalahan dalam
perumahan dan pemukiman ini sebenarnya adalah (sumber: Rumah Untuk Seluruh Rakyat, Ir.
Siswono Yudohusodo,..., Jakarta, 1991):

1. Kependudukan
Penduduk Indonesia yang selalu berkembang, merupakan faktor utama yang menyebabkan
permasalahan perumahan dan permukiman ini selalu menjadi sorotan utama pihak pemerintah.
Pesatnya angka pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan penyediaan sarana
perumahan menyebabkan permasalahan ini semakin pelik dan serius. Permasalahan
kependudukan dewasa ini tidak hanya menjadi isu pada kota-kota dipulau jawa, tetapi kota-kota
dipulau lainpun sudah mulai memperlihatkan gejala yang hampir serupa. Meningkatnya arus
urbanisasi serta semakin lebarnya jurang pemisah antara kota dan desa merupakan salah satu
pemicu permasalahan kependudukan ini.

2. Tataruang dan Pengembangan wilayah


Daerah perkotaan dan pedesaan merupakan satu kesatuan wilayah yang seharusnya
menjadi perhatian khusus pihak yang berkepentingan dalam hal pembangunan ini, khususnya
pembangunan perumahan dan permukiman. Seharusnya hal ini menjadi panduan untuk
melaksanakan pemerataan dalam pembangunan antar keduanya. Tetapi yang kita temui
dilapangan sekarang adalah semakin pesatnya pembangunan yang dilakukan pada kota, sehingga
daerah pedesaan semakin tertinggal. Pesatnya pembangunan perumahan diperkotaan banyak
yang tidak sesuai dengan rencana umum tataruang kota, inilah yang menyebabkan keadaan
perkotaan semakin hari semakin tidak jelas arah pengembangannya.

3. Pertanahan dan Prasarana


Pembangunan perumahan dan permukiman dalam skala besar akan selalu dihadapkan
kepada masalah tanah, yang didaerah perkotaan menjadi semakin langka dan semakin mahal.
Tidak sedikit yang kita jumpai areal pertanian yang disulap menjadi kawasan permukiman, hal
ini terjadi karena ketersediaan tanah yang sangat terbatas sedangkan permintaan akan sarana
hunian selalu meningkat setiap saatnya. Konsekuensi logis dari penggunaan tanah pertanian
sebagai kawasan perumahan ini menyebabkan menurunnya angka produksi pangan serta
rusaknya ekosistem lingkungan yang apabila dikaji lebih lanjut merupakan awal dari
permasalahan lingkungan diperkotaan, seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya.
Alternatif lain dalam menanggulangi permasalahan pertanahan di dalam kota ini adalah dengan
membangun fasilitas-fasilitas hunian didaerah pinggiran kota, yang relatif lebih murah harganya.
Namun permasalahan baru muncul lagi disana, yaitu jarak antara tempat tinggal dan lokasi
bekerja menjadi semakin jauh sehingga kota tumbuh menjadi tidak efisien dan terasa mahal bagi
penghuninya.
Selain itu, penyediaan perumahan dan pemukiman juga harus diikuti dengan penyediaan
prasarana dasar seperti penyediaan air bersih, sistem pembuangan sampah, sistem pembuangan
kotoran, air limbah, tata bangunan, saluran air hujan, penanggulangan bahaya kebakaran, serta
pencemaran air, udara, dan tanah yang memadai.

4. Pembiayaan
Permasalahan biaya merupakan salah satu point penting dalam pemecahan permasalahan
perumahan dan permukiman ini. Secara mikro, hal ini disebabkan oleh kemampuan ekonomis
masyarakat untuk menjangkau harga rumah yang layak bagi mereka masih sangat susah sekali,
karena sebagian besar masyarakat merupakan masyarakat dengan tingkat perekonomian
menengah kebawah (jumlah penduduk miskin di Kabupaten Grobogan adalah %), sedangkan
secara makro hal ini juga tidak terlepas dari kemampuan ekonomi nasional untuk mendukung
pemecahan masalah perumahan secara menyeluruh.

5. Peranserta Masyarakat
Berdasarkan kepada kebijaksanaan dasar negara kita yang menyatakan bahwa setiap warga
negara Indonesia berhak atas perumahan yang layak, tetapi juga mempunyai peran serta dalam
pengadaannya. Menurut kebijaksanaan ini dapat kita simpulkan bahwa pemenuhan
pembangunan perumahan adalah tanggung jawab masyarakat sendiri, baik itu secara perorangan
maupun secara bersama-sama, pada point ini peran pemerintah hanyalah sebagai pengatur,
pembina dan membantu serta menciptakan iklim yang baik agar masyarakat dapat memenuhi
sendiri kebutuhan akan perumahan mereka. Masyarakat bukanlah semata-mata objek
pembangunan, tetapi merupakan subjek yang berperan aktif dalam pembangunan perumahan dan
pemukiman.

D. Dampak Pemukiman yang Kumuh

Perumahan maupun pemukiman yang padat dan tidak teratur akan berdampak bagi
keadaan sosial, ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat. Pemukiman yang kumuh akan
memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan seseorang maupun kelompok masyarakat itu
sendiri. Berikut beberapa dampak dari pemukiman yang kumuh :
 Menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai
perilaku menyimpang seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
 Pemerintah tidak mampu untuk menyediakan permukiman-permukiman baru karena banyaknya
kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota sehingga muncullah
permukiman yang tidak sehat
 Banyaknya warga yang menjadi pengangguran
 Tanggung jawab terhadap displin lingkungan, norma sosial dan hukum, kesehatan, solidaritas
sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan
 Planologi penertiban bangunan sukar dijalankan
 Penyakit menular dan kebakaran sering melanda permukiman ini.
Adapun faktor maupun masalah yang menyebabkan adanya pemukiman kumuh yaitu :
 Keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam
menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan permukiman berkepadatan tinggi merupakan
embrio permukiman kumuh.
 Mobilitas sosial ekonomi yang stagnan
 Banyaknya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota
 Kelahiran yang tidak terkendali
 Latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah
Adapun beberapa cara penanggulangan Pemukiman Kumuh di Kota maupun di pedesaan,
sebagai berikut :

1. Program perbaikan kampung yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan
dan sarana lingkungan yang ada
2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh, yang dilakukan dengan membongkar
lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun
yang memenuhi syarat
3. Masyarakat harus ikut dilibatakan dalam mengatasi permukiman kumuh di perkotaan maupun
dipedesaan
4. Mengubah perilaku dan budaya dari masyarakat yang ada dikawasan pemukiman kumuh.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemukiman adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan penghidupan.Kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, lingkungan
rumah dan perumahan,sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang
optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter mencakup : Lokasi,
Kualitas Udara, Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman, Prasarana Dan Sarana
Lingkungan, Vektor Penyakit dan Penghijauan. Sedangkan Masalah yang dialami pemukiman di
Indonesia : Kependudukan, Tataruang dan Pengembangan wilayah, Pertanahan dan Prasarana,
Pembiayaan dan Peranserta Masyarakat.
Dampak Pemukiman yang Kumuh :
 Menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya
berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
 Pemerintah tidak mampu untuk menyediakan permukiman-permukiman baru karena
banyaknya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota sehingga
muncullah permukiman yang tidak sehat
 Banyaknya warga yang menjadi pengangguran
 Tanggung jawab terhadap displin lingkungan, norma sosial dan hukum, kesehatan,
solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan
 Wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor
 Penyakit menular dan kebakaran sering melanda permukiman ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.muchtarpakpahan.com/2012/01/perbandingan-tatatertib-kehidupan-di.html, 07 Juni
2014
http://firohakuntansib.blogspot.com/2013/03/dampak-permukiman-kumuh-a.html 07 Juni 2014
http://www.penataanruang.net/taru/Makalah/sekjen_140604.pdf , 07 Juni 2014
MAKALAH
PEMUKIMAN KUMUH SEHAT

MATA KULIAH :ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
JINAN ABIYATUN NISA P1337425217010
TITI INDRIYANI P1337425217017
JUMIATI P1337425217018
BERLIANA ESTI WIDYANINGSIH P1337425217021
FAROH ARINA ZULFA P1337425217032
SERANITA MEGA LELIE NUSANDA P1337425217034
INDAH NURANIK P1337425217050
SHEILA SALSABILA DICALISTA P1337425217055
DENI MAHTERA WAHYUDI P1337425217057
HALIMAHTUSSADIAH P1337425217062

DIV TERAPIS GIGI DAN MULUT


SEMESTER II
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai