Anda di halaman 1dari 7

Rumus dan Cara Menghitung BMI (Body Mass

Index)
Body Mass Index atau disingkat dengan BMI adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk
mengukur kenormalan berat badan seseorang berdasarkan ketinggian tubuhnya.

Dalam Bahasa Indonesia, Body Mass Index (BMI) disebut dengan Indeks Massa Tubuh atau
disingkat dengan IMT. Berat badan yang berlebihan disebut dengan Obesitas (Kegemukan). Obesitas
dapat meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti Diabetes (kencing manis), Serangan
Jantung, Hipertensi, Asam urat, kolesterol tinggi dan juga Sleep Apnea yaitu kesulitan tidur nyenyak
karena gangguan pernapasan.

Oleh karena itu, mengetahui Indeks BMI tubuh kita merupakan hal yang penting agar kita dapat
menjaga berat badan kita selalu pada kondisi yang normal sehingga dapat menurunkan risiko
timbulnya penyakit-penyakit yang dikarenakan oleh Obesitas ini.

Cara Menghitung BMI (Body Mass Index)


Rumus untuk menghitung BMI juga sangat sederhana dan mudah. Berikut ini adalah rumus untuk
menghitung BMI :

BMI = Berat Badan / (Tinggi Badan * Tinggi Badan)


Keterangan : -Satuan Berat Badan adalah Kilogram (kg) -Satuan Tinggi Badan adalah Meter (m)

Contoh cara untuk menghitung BMI (Body Mass Index)

Contoh 1:
Berat badan anda adalah 65kg dan Tinggi Badan anda adalah 1,70 (170cm). Berapakah Indeks Massa
Tubuh atau BMI anda ?

BMI = 65kg / (1,70 x 1,70) BMI = 22,49 → Normal

Kategori BMI (Body Mass Index)


Berikut ini adalah Tabel Indeks Massa Tubuh atau BMI berdasarkan Departemen Kesehatan RI yang
dibagi menjadi Kategori yaitu kategori BMI untuk Laki-laki dan kategori BMI untuk Perempuan.

STANDAR IMT ( INDEKS MASSA TUBUH )

IMT : < 18,0 ( KURUS SEKALI )


IMT : 18,0 - 20,9 ( KURUS )
IMT : 21,0 - 24,9 ( NORMAL )
IMT : 25,0 - 27,0 ( OVERWEIGHT )
IMT : 27,1 - 30,0 ( PRA OBESE )
IMT : >30,01 ( OBESE )
MENGUKUR TINGGI BADAN
1. Menggunakan Pita Ukur
A ) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengukur
 Pita ukur, penggaris, atau meteran
 Pensil
B ) Pilihlah tempat yang tepat untuk mengukur .
Ambillah lokasi yang memenuhi persyaratan berikut ini:
 Carilah lantai datar dan kosong yang bersebelahan dengan dinding.dimana kita dapat
berdiri dengan punggung yang menempel ke dinding.dan kita dapat berikan tanda kecil
dengan pensil pada dindingnya.[1]
 Berdirilah di atas lantai keras yang terbuat dari beton, ubin, atau kayu. Hindarilah lantai
yang dilapisi karpet atau permadani.
C ) Sebelum mengukur tinggi badan. Lakukanlah hal-hal berikut ini:
 Lepaskanlah kaus kaki, sandal dan sepatu. Ukur tinggi ketika bertelanjang kaki karena
sandal jepit, sepatu, dan bahkan kaus kaki akan mempengaruhi hasil pengukuran. [2]
 Lepaskan semua benda dari kepala Jangan memakai topi, bando, atau mengikat
rambut. Biarkan rambut Anda terurai.[3]
 Berdiridengan kedua kaki dan punggung menempel ke dinding. Berdirisetegak mungkin
dengan tumit, punggung, bahu, dan kepala menyentuh dinding. Angkat dagu dan
pandanglah lurus ke depan.[4]
 Tandai ujung kepala pada dinding dengan pensil.
 Ukurlah panjang dari lantai hingga tanda pensil dengan pita ukur. Jagalah pita ukur
untuk tetap menempel pada dinding.
 Apabila pita ukur Anda terlalu pendek untuk mengukur tinggi Anda sepenuhnya, cobalah
ukur setinggi mungkin dan buatlah tanda dengan pensil pada dinding.
 Catat hasil pengukurannya..
2. Menggunakan Stadiometer
 Berdirilah di atas platform stadiometer dengan kedua kaki dan punggung menempel
ke dinding.
 Berdirilah setegak mungkin dengan tumit, punggung, bahu, dan kepala menyentuh
dinding. Angkat dagu dan pandanglah lurus ke depan.[9]
 Aturlah lengan pengukur stadiometer ke atas kepala .
 Lihatlah tinggi Anda pada stadiometer.
 Menjauhlah dari bawah lengan pengukur tersebut setelah mengaturnya dengan
tepat dan melihat hasil pengukuran.
 Tinggi akan ditunjukkan pada tiang vertikal stadiometer.
 Lihatlah pada panah yang menunjuk ke hasil pengukuran di bawah lengan pengukur.
MEMERIKSA TEKANAN DARAH
Cara Menggunakan Tensimeter Digital
1. Pasang manset pada bagian atas siku seperti saat pengukuran dengan cara manual.
2. Tutup bagian katup udara, kemudian atur udara yang akan Anda masukan untuk
menekan manset. Biasanya selisihnya 30 sampai dengan 40 mmHg dari tekanan
darah normal.
3. Setelah itu, Anda hanya perlu menekan tombol power sehingga tensimeter digital
bekerja.
4. Jika Anda melakukan dengan benar, setelah mencapai tekanan yang diinginkan,
tekanan pada manset akan berkurang sendiri dan angka diastole serta sistole akan
tertera pada layar digital Anda.
5. Anda bisa catat angka tersebut.
Membaca Hasil
1. Pahami arti dari hasil yang didapat. Setelah mencatat tekanan darah .Gunakan
petunjuk berikut sebagai referensi:
 Tekanan darah normal : Angka sistolik kurang dari 120 dan angka diastolik kurang dari
80.
 Prehipertensi : Angka sistolik antara 120 dan 139, angka diastolik antara 80 dan 89.
 Hipertensi Tingkat 1: Angka sistolik antara 140 dan 159, angka diastolik antara 90 dan 99.
 Hipertensi Tingkat 2: Angka sistolik di atas 160 dan angka diastolik di atas 100.
 Hipertensi Berat: Angka sistolik di atas 180 dann angka diastolik di atas 110.[5]
2. Jangan khawatir jika tekanan darah rendah. Walaupun tekanan darah jauh di
bawah angka "normal" 120/80, tidak ada yang perlu dicemaskan. Hasil pemeriksaan
tekanan darah yang rendah, katakan, 85/55 mmHg masih dianggap normal, selama
tidak ada gejala tekanan darah rendah yang muncul.
Namun, jika mengalami gejala seperti pusing, pening, dehidrasi, mual, penglihatan
kabur, dan/atau kelelahan, Anda sangat disarankan untuk menemui dokter
3. Ketahui waktu untuk mencari pengobatan. Pahamilah bahwa hasil pemeriksaan
yang tinggi tidak selalu berarti bahwa memiliki tekanan darah tinggi. Hal itu bisa saja
disebabkan berbagai faktor..Jika memeriksa tekanan darah setelah berolahraga,
makan makanan bergaram, minum kopi, merokok, atau sedang dalam kondisi stres,
tekanan darah dapat menjadi tinggi tidak seperti biasanya. Jika manset terlalu
kendur atau ketat di lengan atau terlalu besar atau kecil untuk ukuran lengan,
pemeriksaan dapat menjadi tidak akurat.
4. Namun, jika tekanan darah terus konsisten di atau lebih tinggi dari 140/90 mmHg,
Perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
5. Jika mendapatkan hasil pemeriksaan sistolik 180 atau lebih tinggi, atau hasil
pemeriksaan diastolik 110 atau lebih tinggi, tunggu beberapa menit kemudian
periksalah tekanan darah lagi. Jika masih sama, disarankan untuk segera ke
puskesmas / dokter.
Cek Gula Darah dan Cara Membaca Hasil
Tesnya
tes gula darah biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan Anda
selalu dalam keadaan aman dan terkendali.

jenis tes gula darah yang biasanya dilakukan


Tes gula darah puasa

Pemeriksaan ini mewajibkan Anda untuk puasa sebelumnya. Biasanya, puasa yang
dianjurkan memakan waktu kurang lebih 8 jam. Karena cek gula darah puasa dilakukan di
pagi hari, maka pasien diminta untuk tidak makan dan minum di tengah malam.

Sejauh ini, pemeriksaan gula darah puasa dianggap sebagai pemeriksaan yang cukup
diandalkan untuk mendiagnosis penyakit diabetes. Kadar gula darah yang dianggap normal
pada pemeriksaan ini yaitu:

 Normal: di bawah 100 mg/dl


 Prediabetes: 100-125 mg/dl
 Diabetes: 126 mg/dl atau lebih

2. Tes gula darah 2 jam postprandial (PP)

Tes gula darah 2 jam postpandrial adalah kelanjutan dari tes gula darah puasa. Jadi, kalau
Anda sudah diambil sampel darahnya setelah puasa 8 jam penuh, Anda akan diminta untuk
makan seperti biasa. Kemudian selang 2 jam setelah makan, kadar gula darah Anda akan
dicek kembali.

Sebenarnya wajar jika kadar gula darah melonjak setelah waktu makan. Hal ini terjadi baik
pada orang sehat maupun penderita diabetes. Namun, pada orang yang sehat, kadar gula
darah akan kembali normal setelah 2 jam ia makan.

Ini disebabkan karena hormon insulin mereka bekerja dengan baik untuk menurunkan
kadar gula darah. Kondisi ini yang tak terjadi pada penderita diabetes, hormon insulin
mereka sudah tidak bisa bekerja dengan normal. Maka dari itu gula darah mereka akan
tetap tinggi meski 2 jam setelah makan. Berikut adalah kadar normal dari pemeriksaan gula
darah 2 jam postprandial.

 Normal: kurang dari 140 mg/dl


 Prediabetes: 140-199 mg/dl
 Diabetes: 200 mg/dl atau lebih

3. Tes gula darah sewaktu

Tes gula darah ini dilakukan kapan saja, tidak perlu puasa sebelumnya atau bisa dibilang
tanpa syarat. Namun, pemeriksaan ini biasanya hanya diterapkan pada penderita diabetes
saja. Jadi, jika Anda sudah memiliki alat cek gula darah di rumah, Anda bisa melakukan
pemeriksaan ini secara mandiri. Inilah kategori kadar gula darah Anda menurut tes gula
darah sewaktu.

 Normal: di bawah 200 mg/dl


 Diabetes: lebih dari 200 mg/dl
PEMERIKSAAN KETAJAMAN
PENDENGARAN

Pemeriksaan ketajaman pendengaran digunakan untuk mengetahui adanya gangguan


pendengaran, jenis gangguan pendengaran dan derajat berat gangguan pendengaran.
Ada beberapa tes yang sering digunakan untuk mengetahui adanya gangguan
pendengaran yaitu :

Tes bisik

Tes bisik merupakan uji reaksi penderita terhadap bunyi bisikan. Tes ini merupakan
petunjuk kasar akan adanya ketulian. Telinga penderita yang tidak diperiksa harus
“ditutup” dengan menggesekkan kertas di muka telinga tersebut.

Penderita tidak boleh melihat ke arah pemeriksa dan harus mengulang sejumlah kata-
kata seperti “cat”, “ban”, atau “hak” yang dibisikkan pada telinga yang diuji. Jarak
terjauh dari telinga yang masih memungkinkan kata-kata terdengar, dicatat.

Ruangan yang sunyi merupakan hal yang penting untuk dapat berkonsentrasi dan
mengabaikan bunyi yang lain. Telinga yang normal dapat mendengar bisikan pada jarak
5 kaki atau 1,5 meter. Selain tes bisik juga dilakukan uji reaksi penderita terhadap bunyi
percakapan.

Uji dilakukan dengan cara yang sama. Pada uji ini dipakai bunyi percakapan sehari-hari
yang dengan telinga yang normal dapat didengar pada jarak 30 kaki atau 9 meter.
Pemeriksaan Ketajaman Visus (Penglihatan) Mata
Pemeriksaan mata dengan kartu Snellen (Snellen chart)
Pemeriksaan ketajaman visus mata umumnya dilakukan dengan bantuan kartu Snellen atau
Snellen chart. Kartu ini dikembangkan oleh seorang dokter spesialis mata dari Belanda, Herman
Snellen, pada tahun 1860an. Ada banyak variasi dari kartu Snellen ini. Namun, secara umum ada
sebelas baris huruf kapital yang berisi beberapa macam huruf. Semakin ke bawah ukuran tulisan
akan semakin kecil.

Arti angka pada kartu Snellen


Mungkin Anda pernah bertanya-tanya apa maksud dari angka-angka yang ada pada setiap baris
kartu Snellen. Angka tersebut memiliki arti khusus. Jadi, setiap baris dilengkapi dengan angka yang
merupakan jarak (biasanya dalam satuan kaki) di mana mata orang normal dan sehat dapat
membaca huruf pada baris tersebut.

Misalnya kalau ada angka 20/200 di samping barisan huruf pertama. Angka pertama, yaitu 20,
mewakili jarak antara Anda dengan kartu Snellen tersebut. Biasanya jarak Anda dengan kartu
Snellen memang 20 kaki atau 6 meter jauhnya.

Sedangkan angka kedua, yaitu 200, mewakili jarak di mana mata Anda masih mampu membaca
huruf pada barisan tersebut dengan jelas. Angka 200 berarti 200 kaki atau 60 meter.

Penilaian visus mata


Ketajaman visus mata normal manusia yaitu 20/20 atau dalam satuan meter 6/6. Ini berarti dalam
jarak 20 kaki atau 6 meter, mata Anda masih cukup tajam untuk melihat tulisan yang memang
normalnya dapat terbaca dari jarak tersebut.

Akan tetapi, jika visus mata Anda adalah 20/40, berarti mata Anda dengan jarak 20 kaki atau 6
meter hanya mampu membaca huruf yang cukup besar yang dapat dibaca pada jarak 40 kaki atau
12 meter.

Prosedur pemeriksaan visus mata dengan kartu Snellen


 Pastikan ruangan mendapat cahaya yang cukup terang.
 Pasien diminta untuk duduk atau berdiri dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen.
 Tutup salah satu mata dengan menggunakan tangan.
 Periksakan mata kiri dan kanan secara terpisah. Mata dengan pandangan yang lebih buram akan
dites terlebih dulu.
 Mulailah membaca mulai dari baris paling atas ke bawah, hingga tidak mampu lagi membaca huruf
pada baris tersebut. Bacalah dengan suara lantang dan jelas.
 Jika hasil pemeriksaan tidak mencapai barisan huruf 20/20 atau 6/6, maka prosedur akan diulang
dengan menggunakan kacamata pinhole. Apabila dengan pinhole visus mengalami perbaikan,
maka gangguan penglihatan bisa disebabkan oleh kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopi).
 Ulangi prosedur ini untuk mata berikutnya.
CARA MEMERIKSA GANGGUAN MENTAL DENGAN SRQ 20
Self-Reporting Questionnaire-20
Petunjuk : Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi. Pertanyaan berikut berhubungan
dengan masalah yang mungkin mengganggu Anda selama 30 hari terakhir. Apabila Anda
menganggap pertanyaan itu Anda alami dalam 30 hari terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom
Y (berarti Ya). Sebaliknya, Apabila Anda menganggap pertanyaan itu tidak Anda alami dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom T (Tidak). Jika Anda tidak yakin tentang jawabannya,
berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T. tegaskan bahwa jawaban Anda bersifat rahasia
dan akan digunakan hanya untuk membantu pemecahan masalah Anda.

1. Apakah Anda sering merasa sakit kepala?


2. Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3. Apakah tidur Anda tidak nyenyak?
4. Apakah Anda mudah merasa takut?
5. Apakah Anda merasa cemas, tegang, atau khawatir?
6. Apakah tangan Anda gemetar?
7. Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
8. Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9. Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10. Apakah Anda lebih sering menangis?
11. Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari?
12. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan?
13. Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14. Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini?
15. Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16. Apakah Anda merasa tidak berharga?
17. Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda?
18. Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19. Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20. Apakah Anda mudah lelah?

Interpretasi:

Apabila terdapat 6 atau lebih jawaban YA pada no 1-20 berarti terdapat masalah
psikologis seperti cemas dan depresi, segera konsultasi ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai