Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ MENJAGA HATI DALAM ISLAM”

OLEH

Yollanda Aprita

18034026

Fisika (NK)

Dosen Pembimbing:

Dr. Ratnawulan, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Pendidikan agama islam dengan judul " Menjaga Hati Dalam Islam". Disamping itu, Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Padang, 10 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DATAR ISI............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 1

1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1. Pendapat Ulama Tentang Menjaga Hati dalam Islam .............................. 3

2.2. Hadits yang Berkaitan dengan Menjaga Hati dalam Islam ...................... 4

2.3. Surat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Menjaga Hati dalam Islam ...... 6

2.4. Penyakit Hati dalam Islam ........................................................................ 7

2.5. Cara Menjaga Hati dalam Islam................................................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 12

3.2. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hati merupakan cerminan dari setiap orang yang memilikinya dalam arti apabila
mempunyai hati yang baik, maka cerminannya juga terlihat baik begitu pun sebaliknya jika
mempunyai hati yang buruk, maka buruk juga yang terlihat. Pada saat zaman Nabi
Muhammad SAW, penyakit hati bisa dihindari dengan cara ajaran yang diberikan oleh
Rasulullah SAW. Semua orang rasanya tidak bisa lepas dari penyakit hati dan menjadi hal
wajar bagi kehidupan manusia. Ditambah lagi, setiap mausia terlahir dengan sifat kekhilafan
saat bersosialisasi.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ketahuilah bahawa
dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika
umaka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Al Quran juga cukup sering disebutkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala
isi hati. Kita bisa saja bersikap manis di depan semua orang, walaupun hati kita tidak
demikian. Tetapi, kita tidak bisa menyembunyikan isi hati kita kepada Allah. Salah satu cara
menjaga hati kita adalah dengan terus menerus instropeksi diri. Instropeksi diri apakah dalam
diri kita masih ada sifat dengki, riya, sombong, dan sifat buruk lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pendapat ulama tentang menjaga hati dalam islam?
2. Apa saja hadits yang berkaitan dengan menajaga hati dalama islam?
3. Apa saja surat Alqur’an yang berkaitan dengan menajaga hati dalama islam?
4. Apa saja penyakit hati dalam islam?
5. Bagaimana cara menjaga hati dalam islam?

1.3. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.
1. Untuk Mengetahui pendapat ulama tentang menjaga hati dalam islam.
2. Untuk Mengetahui hadits yang berkaitan dengan menajaga hati dalama islam.
3. Untuk Mengetahui surat Alqur’an yang berkaitan dengan menajaga hati dalama islam.
4. Untuk Mengetahui penyakit hati dalam islam.
5. Untuk Mengetahui cara menjaga hati dalam islam.

1
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami bagaimana kita menjaga
hati dalam islam. Tulisan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang ingin
mengetahui kajian atau pemahaman tentang menjaga hati dalam islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendapat Ulama Tentang Menjaga Hati dalam Islam

1. Sufyan bin Dinar berkata, “Aku berkata kepada Abu Bisyr -dan dia termasuk di antara
murid-murid Ali bin Abu Thalib-, ‘Beri tahu kepadaku amalan-amalan orang-orang sebelum
kita.’ Dia berkata, ‘Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak.’ Aku
berkata, ‘Mengapa bisa demikian?’ Dia berkata, ‘Karena selamatnya (bersihnya) hati
mereka.'” (Az-Zuhud II/600).

2. Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Tidak akan bisa mengejar kami orang yang mengejar
dengan memperbanyak puasa dan shalat, akan tetapi kami hanya bisa dikejar dengan
bermurah hati dan selamatnya hati dan memberi nasehat kepada umat.” (Jami’ al-‘Ulum wa
al-Hikam I/225).

3. Ibnul Qayyim berkata, “Jadi, hati adalah ibarat raja bagi anggota tubuh. Anggota tubuh
akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh hati dan akan menerima semua arahan-
arahan hati. Anggota tubuh tidaklah akan melaksanakan sesuatu kecuali yang berasal dari
tujuan dan keinginan hati. Jadi, hati tersebut merupakan penanggung jawab mutlak terhadap
anggota tubuh karena seorang pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Jika
demikian adanya, maka upaya memberi perhatian yang besar terhadap hal-hal yang
menyehatkan hati dan meluruskannya merupakan upaya yang terpenting, dan
memperhatikan penyakit-penyakit hati serta berusaha untuk mengobatinya merupakan
ibadah yang paling besar.” (Ighatsah al-Lahfan halaman 5).

Di tempat yang lain beliau berkata, “Jenis hati yang ketiga adalah hati yang sakit, yaitu hati
yang hidup namun berpenyakit. Dengan begitu, di dalam hati tersebut terdapat dua unsur, di
mana unsur yang pertama terkadang mengalahkan yang kedua dan begitu pula sebaliknya.
Sedangkan hati sendiri akan mengikuti yang menang di antara keduanya.

Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah, ikhlas dan
bertawakkal hanya kepada-Nya. Semua itu merupakan unsur kehidupan hati. Namun, di
dalam hati tersebut juga terdapat perasaan cinta kepada syahwat, lebih mementingkan
syahwat dan berupaya untuk memperturutkannya, dan terdapat pula rasa hasad, sombong,
ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di

3
muka bumi dengan kekuasaan yang dimiliki. Semua itu merupakan unsur yang akan
membuat diri hancur dan binasa.”

Beliau juga berkata, “Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati
kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari
kotoran tersebut. Barangsiapa yang berusaha untuk mensucikan hatinya di dunia, lalu
menemui Allah (mati) dalam keadaan bersih dari najis-najis hati, maka dia akan memasuki
surga tanpa penghalang. Adapun tentang orang yang belum membersihkan hatinya selama
di dunia, maka jika najis hati tersebut najis murni -seperti hatinya orang-orang kafir-, maka
dia tidak bisa masuk surga sama sekali. Dan jika najis tersebut sekadar noda-noda yang
mengotori hati, maka dia akan memasuki surga tersebut setelah dia disucikan di dalam
neraka dari najis-najis tersebut.”

4. Ibnu Qudamah berkata, “Dan ketahuilah bahwasanya Allah apabila menghendaki


kebaikan pada seseorang, maka dia akan dibuat mengetahui aibnya. Barangsiapa yang
mempunyai mata hati yang tajam, maka tidak akan tersembunyi baginya aib-aib dirinya, dan
apabila dia telah mengenali aib-aibnya, maka memungkinkan baginya untuk mengobatinya
penyakit-penyakit tersebut. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenal aib-aib dirinya
sendiri. Mereka bisa melihat kotoran yang ada di mata saudaranya, tetapi tidak bisa melihat
anak sapi yang ada di matanya sendiri.”

Di tempat yang lain beliau berkata, “Barangsiapa yang mengenal hatinya, maka dia akan
mengenal Rabbnya. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenali dirinya sendiri.
Allah-lah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya, dan penghalang tersebut
berupa ketidakmampuan seseorang mengenali hatinya dan terhalangnya dirinya dari
mengawasi hatinya, padahal mengenali hati dan sifat-sifatnya adalah merupakan pokok
agama.”

2.2. Hadits yang Berkaitan dengan Menjaga Hati Dalam Islam

1. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, beliau berkata, “Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab,
‘Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.’ Para sahabat berkata, ‘Orang
yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud
dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab, ‘Dia adalah orang yang

4
bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di
dalamnya serta tidak ada pula dendam dan hasad.'” (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah 4216
dan Thabarani, dan dishahihkan oleh Imam Albani di dalam Silsilah al-Ahadits ash-
Shahihah)

2. Diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘…


Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka
menjadi baik pula semua anggota tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula
semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia itu adalah hati.'” (Muttafaq ‘alaihi)

3. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk
bersama Rasulullah. Tiba-tiba beliau berkata, ‘Akan lewat di hadapan kalian saat ini
seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari
jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada
keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu
lewatlah pemuda tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan
pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama
dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama. Maka,
ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda
tersebut (ke rumahnya), lalu berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya antara aku dan bapakku
telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3
hari. Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’
Pemuda tersebut berkata, ‘Ya, tidak apa-apa.'”

Selanjutnya Anas berkata, “Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama
pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail (shalat malam) sedikitpun.
Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di
atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata,
‘Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah 3
hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya, ‘Wahai
hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan
tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang
engkau tiga kali, ‘Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni
surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin
tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku
tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan
5
apa sebenarnya yang bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang
dikatakan oleh Rasulullah?’ Orang tersebut berkata, ‘Aku tidak melakukan kecuali apa
yang kamu lihat.’ Maka ketika aku telah berpaling (pergi), dia memanggilku dan berkata,
‘Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya
saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari
kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap
kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.’ Maka Abdullah berkata, ‘Inilah amalan
yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak mampu kami
lakukan.'” (HR. Ahmad)

2.3. Surat Al-Qur’an yang Berkaitan Dengan Menjaga Hati Dalam Islam
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman.

‫َّللاُ قُلُوبَ ُهم‬


َّ ‫غ‬ َ ‫غوا أَ َزا‬
ُ ‫س ِقينَ ۚ فَلَ َّما َزا‬
ِ ‫َّللاُ ََل يَهدِي القَو َم الفَا‬
َّ ‫َو‬

Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka; dan Allâh
tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaff/61:5]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman.

‫َّللاُ َو ِجلَت قُلُوبُ ُهم َوإِذَا تُ ِليَت ع‬


َّ ‫علَ ٰى َر ِب ِهم َيتَ َو َّكلُونَ ََإِنَّ َما ال ُمؤ ِمنُونَ الَّ ِذينَ إِذَا ذُ ِك َر‬
َ ‫لَي ِهم آيَاتُهُ َزادَت ُهم إِي َمانًا َو‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat–Nya iman mereka bertambah
(karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.” [Al-Anfâl/8:2]

Allâh berfirman:

َّ ‫وب ۗ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوتَط َمئِنُّ قُلُوبُ ُهم ِبذِك ِر‬
ِ‫َّللا‬ َّ ‫أَ ََل ِبذِك ِر‬
ُ ُ‫َّللاِ تَط َمئِنُّ القُل‬

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allâh-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d/ 13: 28]

Allah berfirman:

6
‫ج ا َء َر ب َّ ه ُ ب ِ ق َ ل بٍ سَ لِ ي ٍم‬
َ ‫إِذ‬

“(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” (QS.
ash-Shaffat:84)

Allah berfirman:

‫ج ا ءُ وا ِم ن ب َ ع ِد هِ م ي َ ق ُ و ل ُ و َن َر ب َّ ن َ ا اغ ف ِ ر ل َ ن َ ا َو ِ ِِل خ َو ا ن ِ ن َ ا ا ل َّ ِذ ي َن سَ ب َ ق ُ و ن َ ا ب ِ اِلِ ي َم ا ِن َو ََل ت َ ج ع َ ل ف ِ ي‬


َ ‫َو ا ل َّ ِذ ي َن‬
ِ ‫ق ُل ُوب ِ ن َ ا‬
ٌ ُ‫غ اًّل ل ِ ل َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا َر ب َّ ن َ ا إ ِ ن َّ َك َر ء‬
ٌ ‫وف َر ِح ي م‬

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya
Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu
dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-
orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang".( QS. al-Hasyr: 10)

2.4. Penyakit Hati Dalam Islam

Penyakit hati di dalam Islam memiliki banyak jenis mulai dari ringan sampai berat dan jenis
penyakit hati yang berat dalam Islam akan membuat pelaku bisa memiliki dosa besar sampai
dosa yang tidak terampuni oleh Allah SWT. Salah satu contoh dari penyakit hati menurut
Islam adalah syirik yang termasuk jenis penyakit hati besar sebab dosanya tidak akan
diampuni oleh Allah SWT.

1. Iri Hati

Iri hati merupakan sifat yang tidak menyenangi rizki atau rejeki serta nikmat yang diperoleh
orang lain sehingga membuat seseorang melakukan berbagai cara untuk menandinginya. Iri
hati ada yang diperbolehkan dalam Islam, yakni iri hati untuk perbuatan baik seperti ingin
menjadi pintar supaya bisa berbagi ilmu di kemudian hari atau iri dalam memakai harta untuk
jalan yang benar.

2. Dengki
Dengki merupakan sikap yang tidak menyenangi apabila ada seseorang yang memperoleh
kebahagiaan sehingga membuat pelaku mencara cara untuk menghilangkan rasa bahagia yang

7
dialami seseorang tersebut. Sifat dengki menjadi sifat yang berbahaya dan tidak ada satu
orang pun di dunia yang menyenangi seseorang dengan sikap dengki tersebut.

3. Hasut
Hasut merupakan sifaft yang selalu melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain
supaya marah dengan tujuan untuk memecah belah tali persaudaraan dan akhirnya akan
timbul permusuhan serta kebencian antar sesama manusia.

4. Fitnah

Fitnah merupakan sikap yang dikatakan lebih kejam dari sebuah pembunuhan yakni
perbuatan menjelekkan, merusak, menodai, menipu dan juga berbohong pada seseorang untuk
menimbulkan permusuhan yang nantinya akan semakin berkembang menjadi tindak kriminal
pada orang lain tanpa didasari dengan bukti kuat.

5. Berburuk Sangka
Berburuk sangka merupakan sikap yang selalu curiga dan berprasangka pada orang lain yang
selalu bertindak buruk tanpa didasari dengan bukti jelas atau kuat.

6. Khianat
Khianat merupakan sikap tak bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan
yang diberikan pada orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan
obral janji palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan
khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya kembali
untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.

2.5. Cara Menjaga Hati Dalam Islam

Apabila penyaki hati tidak segera dihilangkan dengan baik, maka dampak buruk akan
dihasilakan pada diri sendiri dan berikut ini akan kami berikan beberapa tips untuk menjaga
hati di dalam ajaran agama Islam

1. Memperbanyak dzikir
Cara menjaga hati menurut islam yang pertama adalah dengan memperbanyak dzikir.
Berdizikir merupakan salah satu ibadah untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah
Ta’ala. Kita harus berusaha untuk senantiasa berdzikir di tengah-tegah kesibukan, sesudah
solat dan sebelum tidur. Semakin sering dzikir diucapkan (baik lisan maupun dalam hati)
maka insyaAllah hati akan terjaga dan terasa semakin tenang.
8
Allah Subhanallah Ta’ala berfirman:

“Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu
di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (Thaa-Haa: 130).
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du: 28).

2. Membaca Al-Quran
Daripada menghabiskan waktu dengan memikirkan seseorang yang gak jelas statusnya
dengan kita, lebih baik kita gunakan saja untuk membaca Al-Quran. Selain bisa menambah
pahala, membaca Al-Quran juga akan menenangkan hati. Al-Quran adalah bacaan suci,
firman Allah Subhanallah Ta’ala. Jika kita mampu memahami tiap ayatnya maka kita akan
mengerti bahwa dunia ini hanyalah sementara. Tak perlu ada yang dikhawatirkan akan
masalah dunia. Percayalah bahwa Allah sudah mengatur urusan jodoh ataupun rezeki kita.

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah
iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)

3. Bersyukur sesering mungkin


Bersyukur juga menjadi salah satu cara menjaga hati menurut islam. Seseorang yang
cenderung kufur nikmat biasanya hatinya tidak akan tentram. Mudah iri dengan kenikmatan
orang lain dan selalu merasa dirinya kurang. Bahkan tak jarang melakukan hal-hal yang
dilarang agama guna melimpaskan nafsunya semata. Sebaliknya jika kita mampu bersyukur
maka insyaAllah hati akan terasa lapang dan terjaga dari penyakit.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7).

4. Menjaga ikhlas dan sabar

9
Kunci agar hati terjaga dari sifat-sifat tercela, seperti kikir, dendam atau dengki adalah dengan
menjaga keikhlasan serta kesabaran. Segala musibah yang menimpa diri kita semata-mata
hanyalah ujian dari Allah Ta’ala. Baik itu masalah jodoh yang tak kian tiba ataupun lainnya.
Maka itu, kita harus bisa ikhlas dan bersabar. Ketahuilah bahwa dibalik kesulitan itu pasti ada
kemudahan. Allah sudah menjajikan hal tersebut. Dan sikap sabar dapat membawa kita ke
jalan lurus serta terhindar dari kemungkaran.

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

5. Berhusnudzon kepada Allah Ta’ala


Hati kita kadangkala menjadi keruh, gelap dan terombang-ambing berkat kurangnya
kepercayaan kepada Allah Ta’ala. Disaat hidup terasa sulit, seringkali kita menganggap dunia
tidak adil. Kemudian mencari hiburan-hiburan di luar ajaran agama yang malah membuat hati
semakin rusak. Ingatlah, Allah itu Maha Baik. Allah Ta’ala mengikuti prasangka hamba-
hambaNya. Apabila kita berhusnudzon maka insyaAllah Allah juga akan baik sama kita. Kita
harus tetap semangat melakukan kebaikan, semangat menjalani hidup dan percaya bahwa
semua pasti berjalan lancar. Dengan begitu, insyaAllah hati akan terjaga dari hal-hal buruk.

Abu Huraira berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dari
Allah Azzawajalla:” Saya berada pada prasangka an hamba-Ku, maka berprasangkalah
dengan-Ku sekehendaknya.” ( HR Ahmad).

6. Senantiasa berdoa kepada Allah Ta’ala


Jangan pernah lelah berdoa. Ketahuilah bahwa kekuatan doa itu sungguh sangat hebat. Di saat
sedih, berdoalah kepada Allah Ta’ala. Mintalah pentunjuk dan bantuan hanya kepada-Nya.
InsyaAllah hati akan menjadi tenang dan terhindar dari hal-hal buruk.
10
Allah Subhanallah Ta’ala berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.
al-Baqarah: 186)

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

"Sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Apabila dia baik maka baiklah
seluruh jasad. Tetapi, apabila dia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, dia itu
adalah hati." (Muttafaq alaih).

Hati adalah unsur yang paling penting dalam ajaran Islam, bahwa yang dinilai dari urusan-
urusan dalam masalah agama adalah intinya, bukan kulitnya; hakikatnya, bukan bentuknya,
dan hatinya bukan badan atau lisannya. Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda,
''Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan harta kalian, tetapi Dia melihat pada hati dan
amal kalian.''

Adalah benar bahwa Allah memberikan ganjaran kepada setiap hambanya yang berniat
melakukan kebajikan dan belum memberikan catatan keburukan pada orang yang hanya
dalam hatinya berniat melakukan kejahatan. Tetapi, dalam tataran pelaksanaan hal demikian
tidak berlaku lagi. Allah akan menilai apa yang diperbuatnya sebagai balasan dan bekal di
hari kemudian, apalagi perbuatan tersebut menyangkut kebijakan kebanyakan manusia.

Dalam hal ini, orang tidak akan lagi menilai hati dari pelaku tapi bagaimana dampak yang
ditimbulkan akibat perbuatannya tersebut. Pernyataan-pernyataan yang membingungkan umat
merupakan indikasi hati yang kotor, hati yang kering dari nilai-nilai ruhiyah serta jauh dari
prinsip ajaran Islam yang sebenarnya

3.2. Saran
Berbuat baiklah terhadap sesama agar hati kita tetap bersih dan terhindar dari penyakit
hati dan kita tetap bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/info-islami/menjaga-hati-dalam-islam
https://dalamislam.com/akhlaq/cara-menjaga-hati-menurut-islam
https://muslim.or.id/143-perintah-mensucikan-hati-dan-keutamaannya.html

13

Anda mungkin juga menyukai