Anda di halaman 1dari 15

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Nn. L
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Menikah
Alamat : Jepara

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada hari Kamis, 14 Agustus 2014
Keluhan Utama :
Pandangan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang:
o Lokasi : mata kanan dan mata kiri
o Onset : pandangan kabur sejak 4 bulan yang lalu
o Kualitas : penderita mengaku penglihatan kabur menjadi
hambatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
o Kuantitas : penderita mengatakan penglihatannya semakin
lama semakin turun.
o Gejala penyerta : Penderita mengeluhkan sering keluar air mata dan
tidak bisa membuka matanya secara spontan saat bangun tidur. Penderita juga
mengeluhkan mata kanan sering merah dan penglihatannya semakin lama semakin
menurun. Penderita mengaku silau jika melihat cahaya dan sering merasa kelilipan
o Faktor yang memperingan :-
o Faktor yang memperberat : mata menjadi silau saat melihat cahaya dan tidak
bisa dibuka secara spontan ketika bangun tidur.
o Kronologi : 4 bulan lalu penderita mengaku keluar kota
mengendarai sepeda motor kemudian setelah itu penderita mengalami mata merah
dan penglihatannya menurun tetapi diabaikan oleh penderita. Sekarang penderita
mengeluhkan pandangan kabur terutama jika baca pada malam hari dan sering keluar
air mata dan tidak bisa membuka matanya secara spontan saat bangun tidur. Penderita

1 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
baru merasakan keluhan ini pertama kali dan penderita mengaku matanya merasa
seperti kelilipan. Penderita belum pernah berobat untuk keluhannya. Riwayat trauma
disangkal, pemakaian obat-obatan disangkal, riwayat operasi mata disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat trauma mata (-)
Riwayat operasi mata (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat alergi (-)

Riwayat sosial ekonomi :


Penderita bekerja sebagai pelajar. Berobat menggunakan BPJS. Kesan sosial ekonomi
cukup.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. VITAL SIGN
Tensi (T) : 120/70 mmHg
Nadi (N) : 81 x/ menit
Suhu (T) : 36,2 C
Respiration Rate (RR) : 20x/menit
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup

2 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
B. STATUS OFTALMOLOGI
Gambar:

OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)


>1/ 60 Visus Jarak Jauh >1/60
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal, Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-), enoftalmus (-),
eksoftalmus (-), Bulbus okuli eksoftalmus (-),
strabismus (-) strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri Edema (-), hiperemis(-),
tekan(-), nyeri tekan (-),
blefarospasme (-), lagoftalmus blefarospasme (-),
Palpebra
(-), lagoftalmus (-),
ektropion (-), ektropion (-),
entropion (-) entropion (-)
Edema (-), Edema (-),
injeksi konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+), Konjungtiva injeksi siliar (+),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Jernih, Bulat, edema (-), Jernih
sikatriks (-) Kornea Bulat, edema (-),
Arkus senilis (-), leukoma infiltrat (-), sikatriks (-)
kornea (-) Arkus senilis (-)
Kedalaman cukup Camera Oculi Anterior Kedalaman cukup
hipopion (-), (COA) hipopion (-)

3 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
hifema (-) hifema (-)
Kripta(-),warna coklat (+), Iris Kripta(-),warna coklat (+),
edema(-), sinekia (-), atrofi (-) edema(-), sinekia (-), atrofi (-)
bulat, diameter : ± 3mm, letak Pupil bulat, diameter : ± 3mm, letak
sentral, sentral,
refleks pupil langsung (+), refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+) refleks pupil tak langsung (+)
jernih Lensa jernih

Dalam batas normal Retina Dalam batas normal

bulat, batas tegas, refleks Optic disk Bulat, batas tegas, refleks
fundus (+), C/D ratio ≤ 0,3 fundus (+), C/D ratio ≤ 0,3
Epifora (-), lakrimasi(-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi(-)
N Tonometri Digital N
+ (infiltrat) Tes fluoresen + (infiltrat)

IV. RESUME
Subjektif:
Telah diperiksa seorang pasien perempuan berusia 17 tahun dengan keluhan utama
pandangan kabur yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu pada mata kanan dan kiri. Keluhan
diperberat saat penderita melihat cahaya. Penderita mengeluhkan sering keluar air mata dan
tidak dapat membuka matanya secara spontan ketika bangun tidur. Penderita juga mengaku
mata kanannya sering merah dan penglihatannya semakin lama semakin menurun. Penderita
mengaku silau jika melihat cahaya dan sering merasa kelilipan.

Objektif:
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
>1/ 60 Visus Jarak Jauh >1/60
Edema (-), Konjungtiva Edema (-),
injeksi konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+), injeksi siliar (+),
infiltrat (-), infiltrat (-),

4 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
hiperemis (-) hiperemis (-)
+ (infiltrat) Tes fluoresen + (infiltrat)

V. DIAGNOSA BANDING
ODS Konjuntivitis  disingkirkan karena tidak terdapat injeksi konjungtiva dan
tidak adat sekret.

ODS Uveitis  disingkirkan karena tidak ada keratic presipitate, tidak ada edema
pada iris, tidak ada hipopion, dan tidak ada sinekia.

ODS Ulkus Kornea  tidak ada gambaran ulkus pada kornea.

ODS Glaukoma akut  disingkirkan karena tidak terdapat gejala, tidak melihat
pelangi di sekitar lampu “halo”, tidak nyeri mata, tidak sakit kepala, tidak mual,
dan tidak muntah. Dan pada pemeriksaan tidak terdapat edema kornea, reflek
pupil (+) dan palpasi TIO normal.

VI. DIAGNOSA KERJA


ODS Keratitis Pungtata Superficial

Dasar diagnosis:
Subjektif
 Pandangan kabur yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu pada mata sebelah kanan
kemudian sekarang menjadi kabur pada kedua mata.
 Keluhan diperberat saat pasien melihat cahaya
 Penderita mengeluhkan sering keluar air mata dan tidak bisa membuka matanya
secara spontan saat bangun tidur.
 Penderita juga mengeluhkan mata kanan sering merah dan penglihatannya semakin
lama semakin menurun.
 Penderita mengaku silau jika melihat cahaya dan sering merasa kelilipan

Objektif
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
>1/ 60 Visus Jarak Jauh >1/60
Edema (-), Konjungtiva Edema (-),

5 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
injeksi konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+), injeksi siliar (+),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
+ (infiltrat) Tes fluoresen + (infiltrat)

VII. TERAPI
 Medikamentosa
o Tobramicin eye drops 0,3% 6 x 2gtt ODS
o Insto moist 3 x 2 gtt ODS

VIII. PROGNOSIS
PROGNOSIS
Okuli dekstra (OD) Okuli sinistra(OS)
Quo Ad Vitam : Ad Bonam Ad Bonam
Quo Ad fungsionam : Ad Bonam Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam
Quo Ad Kosmetikam : Ad Bonam Ad Bonam

IX. USUL DAN SARAN


Usul :
 -

Saran:
 Gunakan tetes mata secara teratur
 Konsumsi obat secara teratur
 Edukasi terhadap pasien jangan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari
 Gunakan pelindung mata seperti kaca mata pada saat bekerja, untuk menghindari
debu dan benda asing masuk kemata

6 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
TINJAUAN PUSTAKA
Kornea
Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas lapis :

1. Epitel
 Tebalnya 50um, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpah
tindih, satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng
 Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya
melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambatn pengaliran air,
elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier
 Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
 Epitel berasal dari ectoderm permukaan

2. Membrane bowman

 Terletak dibawah membrane basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma
 Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

 Terdiri atas lamel yang merupakan susunan serat kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer
serat kolagen ini bercabang, terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma
kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga
keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
atau sesudah trauma

7 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
4. Membrane descement

 Merupakan membrane aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea


dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya
 Bersifat sangat elastic dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal
40um

5. Endotel

 Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40um.


Endotel-endotel pada membrane descement melalui hemidesmosom dan zonula
okluden

Kornea dipersarafi oleh banyak sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf ke v saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk kedalam stroma
kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung schwannya. Seluruh lapis
epitel dipersarafi sampai kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus krause untuk
sensasi dingin ditemukan didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan system pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi oedema kornea. Endotel
tidak mempunyai daya regenerasi.

8 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS
Radang kornea biasanya diklasifikasi dalam lapis kornea yang terkena, seperti
keratitis superfisial dan interstisial atau profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai
hal seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi terhadap obat yang diberi
topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun.
Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau dan merasa kelilipan.
Pengobatan dapat diberikan antibiotika, air mata buatan dan siklopegik

KERATITIS PUNGTATA
Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak
halus.
KP ini disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada moluskum
kontagiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes zoster, blefaritis neuroparalitik, infeksi
virus, vaksinia, trakoma dan trauma radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmos, keracunan obat
seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lainya
Kelainan dapat berupa :
1. Keratitis pungtata epitel
2. Keratitis pungtata
3. Pada konjungtivitis verna dan konjungtivitis atopic ditemukan bersama-sama papil
raksasa
4. Pada trakoma, pemfigoid, sindrom stevens Johnson dan pasca pengobataan radiasi
dapat ditemukan bersama-sama dengan jaringan parut konjungtiva

Keratitis pungtata biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tenpa terlihatnya
gejala kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa
muda.

9 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS PUNGTATA SUPERFISIAL
Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus berbintik-
bintik pada permukaan kornea.
Keratitis pungtata superfisial dapat disebabkan sindrom dry eye, blefaritis, keratopati
lagoftalmos, keracunan obat topikal, (neomisin, tobramisin, ataupun obat lainnya), sinar UV,
trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.
Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan.
Pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes mata dan siklopegik.

KERATITIS PUNGTATA SUBEPITEL


Keratitis yang terkumpul di daerah membrane Bowman. Pada keratitis ini biasanya
terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun
tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.

KERATITIS MARGINAL
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Biasanya
terjadi pada pasien setengah umur dengan adanya blefarongkonjungtivitis.
Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Biasanya
bersifat rekuren, dengan kemungkinan terdapatnya streptococcus pneumonie, hemophilus
aegepty, moraxella lacunata,dan esrichia. Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan
timbunan komplek antigen-antibodi.
Pasien akan mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi disertai fotofobia berat.
Pada mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat
atau ulkus yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multiple, sering disertai
neovaskularisasi dari arah limbus
Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika yang sesuai dengan penyebab infeksi
lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi.
Pada kelainan yang indolen dilakukan kauterisasi dengan listrik ataupun AgNO3 di pembuluh
darahnya atau dilakukan flep konjungtiva yang kecil.

10 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS INTERSTISIAL
Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam. Pada keratitis
intterstisial akibat lues congenital didapatkan neovaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia
5-20th pada 80% pasien lues. Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi
spiroket kedalam stroma kornea dan akibat TB,
Biasanya akan memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi dan menurunya visus. Pada
Keratitis interstisial maka keluhan bertahan seumur hidup
Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti
permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh ke dalam
sehingga memberikan gambaran merah kusam atau apa yang disebut “salmon patch”. Seluruh
kornea dapat berwarna merah cerah.
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Pada keratitis diberikan sulfas atropin tetes
mata untuk mencegah sinekia akibat terjadinya uveitis dan kortikosteroid tetes mata.
Keratitis profunda dapat juga terjadi akibat trauma, mata terpajan pada kornea dengan
daya tahan rendah.

KERATITIS BAKTERIAL
Setiap bakteri seperti Staphylococcus, Pseudomonas, dan Enterobacteriacea dapat
mengakibatkan keratitis bacterial
Biasanya akan memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi menurunya visus, nyeri yang
sangat hebat dan terdapat sekret yang purulen
Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bacterial dini. Biasanya
pengobatan dengan dasar berikut :

Gram (-) Gram (+)


Tobramisin Cefazolin
Gentamisin Vancomyxin
Polimiksin Basitrasin

Biasanya pengobatan diberikan setiap 1 jam. Siklopegik diberikan untuk istirahat


mata.

11 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS JAMUR
Biasanya dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun dan
bagian tumbuh-tumbuhan.
Jamur yang dapat menyebabkan keratitis adalah Fusarium, Cephalocepharium,
Curvularia. Pada masa sekarang infeksi jamur bertambah dengan pesat dan dianggap sebagai
akibat sampingan antibiotik dan kortikosteroid yang tidak tepat.
Keluhan baru timbul setelah 5 hari rudapaksa atau 3 minggu kemudian. Pasien akan
mengeluh sakit mata yang hebat, berair dan silau.
Pada mata akan terlihat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak didalam stroma.
Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan plaque tempak bercabang-cabang, dengan
endothelium plaque, gambaran satelit pada kornea, dan lipatan descement.
Sebaiknya diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10%
terhadap kerokan kornea yang menunjukkan adanya hifa.
Sebaiknya pasien dengan infeksi jamur dirawat dan dan diberi pengobatan natamisin
5% setiap 1-2 jam saat bangun saat antijamur lain seperti miconazole, amfoterisin, nistatin
dan lain-lain.

KERATITIS VIRUS
Keratitis pungtata superficial memberikan gambaran seperti infiltrate halus bertitik-
titik pada dataran depan kornea yang dapat terjadi pada penyakit seperti herpes simpleks,
herpes zoster, infeksi virus, vaksinia, dan trakoma.
Yang disebabkan herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epithelial dan stromal.
Hal yang murni epithelial adalah dendritik dan stromal adalah disiformis. Biasanya infeksi
herpes simpleks ini berupa campuran epitel dan stroma. Perbedaan ini akibat mekanisme
kerusakannya berbeda. Pada yang epithelial kerusakan terjadi akibat pembelahan virus
didalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk tukak kornea
superficial. Stromal diakibatkan reaksi imunologik tubuh pasien sendiri terhadap virus yang
menyerang.
Pasien akan merasakan kelopak mata sedikit membengkak atau mata berair yang bila
diusap menyebabkan lecet kulit palpebra. Pada mata biasanya didapatkan iritasi yang ringan
sedikit merah, berair dan unilateral.
Pengobatan dapat diberikan antiviral yang bekerja menghambat sintesis DNA virus.

12 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS DENDRITIK
Merupakan keratitis superficial yang membentuk garis infiltrate pada permukaan
kornea yang kemudian membentuk cabang.
Disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang biasanya bermanifestasi dalam bentuk
keratitis dengan gejala ringan seperti fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan menurun,
konjungtiva hyperemia disertai dengan sensibilitas kornea yang hipestesia.
Pengobatan kadang-kadang tidak diperlukan karena dapat sembuh spontan atau dapat
sembuh dengan melakukan debridement. Dapat juga dengan memberikan obat antivirus dan
siklopegik, antibiotika dengan bebat tekan. Antivirus seperti

KERATITIS DISIFORMIS
Keratitis membentuk kekeruhan infiltrate yang bulat atau lonjong didalam jaringan
kornea. Biasanya merupakan keratitis profunda superficial, yang terjadi akibat infeksi virus
herpes simpleks. Sering diduga keratitis disiformis merupakan reaksi alergi ataupun
imunologik terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea

KERATITIS DIMMER ATAU KERATITIS NUMULARIS


Keratitis Numularis bentuk keratitis dengan ditemukannya infiltrate yang bundar
berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo.
Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah

KERATITIS FILAMENTOSA
Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada
permukaan kornea
Penyebabnya tidak diketahui. dapat disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis
sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigoid okular, pemakaian lensa kontak, edema kornea,
keratokonjungtivitis limbic superior (SLK), DM, trauma dasar otak, keratitis neurotrofik dan
pemakaian anti histamin.
Kelainan ini ditemukan pada gejala dry eye syndrome, DM, pasca bedah katarak, dan
keracunan kornea oleh benda tertentu
Gejalanya berupa rasa kelilipan, sakit , fotofobia, blefarospasme dan epifora. Dapat
berjalan menahun ataupun akut. Mata merah dan terdapat defek epitel kornea

13 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
Pengobatan menggunakan larutan hipertonik NaCl 5% untuk mengangkat filamen dan
bila mungkin memasang kontak lensa lembek

KERATITIS ALERGI
KERATOKONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Keratokonjungtivitis flikten merupakam radang kornea dan konjungtiva yang
merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitive
terhadap antigen
Dahulu diduga disebabkan alergi terhadap tuberkuloprotein. Sekarang diduga juga
alergi terhadap jenis kuman lain. Untuk mengetahui penyebabnya sebaiknya dicari penyebab
alerginya.
Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai rasa sakit. Ditemukan
infiltrate dan neovaskularisasi pada kornea. Gambaran karakteristiknya adalah dengan
terbentuknya papul atau pustule pada kornea ataupun konjungtiva. Pada mata terdapat flikten
pada kornea berupa benjolan berbatas tegas bewarna putih keabuan, dengan atau tanpa
neovaskularisasi yang menuju ke arah benjolan tersebut
Biasanya bersifat bilateral yang dimulai dari daerah limbus.
Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai hyperemia konjungtiva,
kurangnya air mata, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam
penglihatan berkurang
Pengobatan dengan steroid dapat diberikan. Pada anak-anak keratitis flikten disertai
gizi buruk dapat berkembang menjadi tukak kornea karena infeksi sekunder

KERATOKONJUNGTIVITIS VERNAL
Merupakan penyakit rekuren, dengan peradangan tarsus dan konjungtiva bilateral.
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan terutama pada musim
panas dan mengenai anak sebelum berusia 14th. Laki-laki dikenal lebih sering dibanding
perempuan.
Pada kelopak yang dikenal terutama kelopak atas sedang konjungtiva dikenai pada
daerah limbus berupa hipertrofi papil yang kadang-kadang berbentuk cobble stone.

14 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063
KERATITIS LAGOFTALMOS
Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmus dimana kelopak tidak dapat menutup
dengan sempurna sehingga terdapat kekeringan kornea. Lagoftalmus akan mengakibatkan
mata terpapar sehingga terjadi trauma pada konjungtiva dan kornea menjadi kering dan
terjadi infeksi. Infeksi ini dapat berbentuk konjungtivitis atau keratitis
Lagoftalmus dapat disebabkan tarikan jaringan parut pada tepi kelopak, eksoftalmus,
paralise saraf fasial, dan atoni orbikularis okuli.
Pengobatan keratitis lagoftalmos ialah dengan mengatasi kausa dan air mata buatan.
Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan salep mata.

DAFTAR PUSTAKA
• Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI, 2007
• Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kedua. Jakarta : sagung seto, 2002
• Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Ed. 2. Jakarta : EGC, 2001
• Vaughan dan Asbury. Oftalmologi umum. Ed 17. Jakarta : EGC, 2009

15 Irvandi
FK Universitas Tarumanagara
406138063

Anda mungkin juga menyukai