Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

ISLAM & KEMASYARAKATAN

Disusun oleh kelompok 13 :

1. Afif Melta Sari (1913451090)


2. Sekar Hayu Utami (1913451091)
3. Hani Nurhaliza (1913451092)
4. Dimas Arisandi (1913451097)

Reguler 2 semester 1
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Lampung Selatan, Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul…..................................................................................................................….…….i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
BAB l Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

BAB ll Pembahasan..............................................................................................................3
2.1 Kemasyarakatan dalam Pandangan Islam......................................................................3
2.2 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera..........3
2.3 Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................................................4

BAB III Simpulan................................................................................................................7


Daftar pustaka.......................................................................................................................8

BAB l
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Penulisan ini mengangkat judul makalah tentang kemasyarakatan dalam Islam
ditinjau dari beberapa latar belakang di bawah ini.
1. Manusia berasal dari satu diri yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan
berbangsa-bangsa.Semua manusia berasal dari sumber yang satu, kemudian
berkembangmenjadi berbagai macam warna,ras,budaya,dan bangsa. Mereka harus
tetap saling mendekati, saling menghormati dalam interaksi sosial.(Q.S Annisa:1,
Alhujurat: 13).
2. Perbedaan ras, suku, agama, dll. Manusia di dunia diciptakan beragam dan
berbeda-beda. Perbedaan yang sangat menonjol adalah perbedaan fisik. Misalnya
perbedaan warna kulit, bentuk mata, bentuk rambut, tinggi badan, dsb. Perbedaan
ras dan sukusering menimbulkan pertengkaran dan pertikaian. Bahkan tidak
jarangsampai menimbulkan pertumpahan darah. 'indakan seperti ini sangat tidak
mencerminkan perilaku Islam. Padahal Islam tidak mengajarkan halseperti itu.
Allah menciptakan
manusia yang bersuku-suku dan berbangsa- bangsa bukanlah untuk bersaing
menonjolkan keunggulanya lalumenimbulkan pertikaian, akan tetapi agar mereka saling
mengenal satusama lain lalu bersaudara. Seperti firman Allah: "Hai manusia,
Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal" (Q.S. Alhujurat: 13).
3. Hanya ketaqwaan yang membedakan derajat manusia di mata Allah SWT .Pada
dasarnya mereka mempunyai kedudukan yang sama yangmemberikan keunggulan
diantara mereka adalah kualitas taqwanya. Seperti firman Allah :
"Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang
paling taqwa diantara kamul" (Q.S Alhujurat : 13)
Oleh karena adanya keanekaragaman budaya, agama, tradisi dan lain-lain itu, maka
manusia harus memberlakukan upaya bersama atas dasar nilaikebaikan (Albirr) dan
ketaqwaan (At-taqwa), dan jangan melakukan upaya bersama atas dasar nilai kedosaan
(Al-itsm) dan permusuhan(Almaidah: 2). Adapun perbedaan-perbedaan yang ada
diantara mereka dansulit dikompromikan,serahkan saja penilaian dan keputusan akhirnya
kepada Tuhan (Al baqoroh: 113).
1.2Rumusan Masalah

a. Bagaimana kemasyarakatan dalam pandangan islam?


b. Bagaimana peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera?
c. Bagaimana penerapan dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui kemasyarakatan dalam pandangan islam


b. Untuk mengetahui peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan
sejahtera
c. Untuk mengetahui penerapan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kemasyarakatan Dalam Pandangan Islam


Masyarakat Islam adalah kelompok manusia dimana hidup terjaring kebudayaan
Islam, yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai kebudayaannya. Dalam artian
kelompok itu bekerja sama dan hidup bersama berasaskan prinsip Al Qur’an dan Hadist
dalam kehidupan.
Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana untuk melaksanakan
ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat
harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerja sama umat
menuju adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan.

2.2 . Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan


Sejahtera

Masyarakat, sebagaimana masyarakat madani binaan Rasulullah, didasarkan pada


Alquran dan Assunnah beliau sendiri. Petunjuk Alquran yang langsung berkenaan
dengan masyarakat beradab dan sejahtera didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Tauhid
Rumusan tauhid terdapat dalam surat al-Ikhlas sebagai berikut: Katakanlah,
“Dia lah Alah Yang Maha Esa”. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula dianakkan. Dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia (Q.S. al-Ikhlas/ll2:l-4)
Dalam ayat kedua dari surat tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu bergantung
kepada Allah swt., termasuk segala urusan yang berkenaan dengan masyarakat. Kepada
Allah mereka, masyarakat, kumpulan dari orang perorang, yang memiliki sistem budaya
dan pandangan hidup, menyembah dan mohon pertolongan
b. Perdamaian
Suatu masyarakat, negara, bahkan masyarakat yang paling mikro sekalipun, yaitu
keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan bisa bertahan
kebaradaannya kalau tidak ada perdamaian diantara warganya. Alquran mengatakan
Dan jika ada dua golongan orang-orang mukmin berperang (bermusuhan), maka
damaikan diantara keduanya . . . sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah
bersaudara. Karena itu damaikanlah anatara kedua saudaramu itu (Q.S. al-Hujarat/49: 9
dan l0).
Semangat ayat itu hendaklah yang satu kepada yang lain senantiasa berbuat baik, dan
tidak boleh saling bermusuhan.
c. Saling Tolong Menolong
Tolong menolong merupakan kelanjutan dan isi berbuat baik terhadap orang lain. Secara
naluri, orang yang pernah ditolong oleh orang lain di saat ia tertimpa kesulitan, diam-
diam ia berjanji “suatu saat akan membalas budi baik yang sedang diterima”. Di saat itu
ia merasa berhutang budi. Dalam hal tolong-menolong, Allah memerintahkan demikian:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Q.S. alMaidah/5:3).
d. Bermusyawarah
Dalam bermusyawarah sering muncul kepentingan yang berbeda dari masing-masing sub
kelompok atau warga. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan atau tertindas,
musyawarah untuk mencapai kata sepakat, motto yang harus sama-sama dijunjung tinggi
adalah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, nikmat sama-sama dirasakan”,
“duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Allah berfirman:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila
membulatkan tekad (keputusan) maka bertakwalah kepada Allah (Q.S. Ali Imran/3: l59).
Musyawarah memang telah terbukti mempersatukan (ta’lluf), masyarakat (Jaelani,
2006:247).
e. Adil
Adil merupakan kata kunci untuk menghapus segala bentuk kecemburuan sosial. Aneka
macam bentuk protes dan demo-demo kolosal umumnya menuntut keadilan atau rasa
keadilan karena merasa dirugikan oleh mitra kerja, juragan, majikan, atau pemerintah.
Jika para penguasa, majikan, juragan, dan pemegang amanah lainnya berbuat adil
insyaallah kesentosaan dan kesejahteraan akan menjadi kenyataan bagi masyarakatnya
karena rakyat merasa dilindungi dan diayomi, dan penguasa dihormati dan disegani.
Sifat utama adil dan keadilan amat diserukan dalam Islam. Himbauan, perintah, janji
ganjaran bagi yang berbuat adil, ancaman siksa bagi yang berbuat tidak adil (curang,
culas, dan lalim) Ini menandakan adil harus menjadi ciri utama bagi setiap muslim atau
masyarakat muslim dalam semua urusan
f. Akhlak
Nabi Muhammad mengaku bahwa dirinya diutus di muka bumi ini untuk
menyempurnakan akahlak manusia supaya ber-akhlaqul karimah. Pengakuan itu
diwujudkan dengan tindakan konkrit beliau baik sebagai pribadi maupun dalam
membangun masyarakat Islam di masanya, yaitu sebagai masyarakat yang disitir dalam
Alquran:
Negeri yang baik dan Allah berkenan senantiasa menurunkan ampunan-Nya (Q.S. as-
Saba’/34:15).

2.3 Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari


Sebagai masyarakat yang berlandaskan agama Islam, sudah seharusnya mengamalkan
ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Begitu juga dengan tingkah laku
sehari-hari harus mencerminkan perilaku seorang muslim.
a. Ukhuwah Islamiah
Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan dalam Islam. Islam adalah sebuah keluarga dan
seluruh umat Islam merupakan saudara.
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.”(Q.S Alhujurat: 10)
b. Tolong Menolong
Islam sangat memperhatikan sifat-sifat tolong-menolong dan persatuan. Karena
masyarakat akan menjadi kokoh juga memperingan segala tanggung jawabnya. Laut
adalah koleksi dari percikan-percikan air yang bersatu. Demikian juga gunung, adalah
komponen dari zat-zat dan molekul-molekul yang terpadu.[8]
"Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S Almaidah:2)
Atas dasar tolong-menolong itulah Islam membina Syari’at dan hukum-hukumnya.
Dengan tolong-menolong itulah kaum muslimin dahulu membangun sehingga
kekuasaanya merata di timur dan barat. Dengan tolong-menolong itulah pemerintahan
mereka dikala itu melawan keinginan dan hawa nafsu, melawan perpecahan, dan
kehancuran, melawan kedholiman dan kesewenang-wenangan, serta melawan segala
macam kerusakan.
c. Berlomba dalam Kebaikan
Tujuan hidup yang paling mulia adalah selalu berbuat kebaikan, agar meninggi sifat
kemanusiaannya dan menyerupai malaikat serta berakhlak sesuai dengan sifat Allah
yang pengasih dan penyayang kepada hamba-hambaNya.
Allah memerintahkan hamba-hambaNya agar berbuat kebaikan dan berlomba-lomba
mengamalkannya. Allah berfirman :
”Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadapNya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa
atas tiap-tiap sesuatu” (Q.S. Al Baqoroh: 148)
d. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar merupakan bagian dari amal shalih yaitu
sebagai realisasi kepedulian sosial. Akan tetapi ada ayat Al Qur’an yang secara khusus
mengaitkan amar ma’ruf nahi munkar dengan kualitas manusia yaitu:
”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”(Q.S.Ali
Imron:110)
Karena amar ma’ruf nahi munkar merupakan tanggung jawab yang melekat pada diri
setiap muslim,maka harus dilaksanakan dengan baik.
Bab III
Simpulan

1. Masyarakat Islam adalah kelompok manusia dimana hidup terjaring kebudayaan


Islam, yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai kebudayaannya. Dalam artian
kelompok itu bekerja sama dan hidup bersama berasaskan prinsip Al Qur’an dan
Hadist dalam kehidupan.
2. Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera:
1. Tauhid
2. Perdamaian
3. Saling tolong-menolong
4. Bermusyawarah
5. Adil
6. Akhlak

3. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari :


1. Ukhuwah islamiah
2. Tolong menolong
3. Berlomba dalam kebaikan
4. Amar ma'ruf nahi munkar
Daftar Pustaka

http://tugasgalau.blogspot.com/2014/12/makalah-islam-dan-kemasyarakatan-dalam.html?
m=1

http://masyarakatdlmislam.blogspot.com/2015/06/makalah-singkat.html?m=1
https://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/02/kemasyarakatan-dalam-islam.html?
m=1#axzz62uEWq7pZ

Anda mungkin juga menyukai