Anda di halaman 1dari 8

I.

DASAR PEMIKIRAN
Kurangnya pengetahuan keluarga dan perilaku keluarga yang kurang mengerti
tentang kebersihan, menyebabkan orang menderita penyakit Glaukoma. selain itu pula,
banyak keluarga dengan sosial ekonomi rendah atau kurang pengetahuan tentang penyakit
Glaukoma, oleh karena itu perlu diberikan penyuluhan kepada keluarga karena penyakit
Glaukoma ini sangat berbahaya . Jadi dengan banyaknya elemen yang berinteraksi, maka kita
harus dapat mengetahui latar belakangnya agar dapat diambil suatu tindakan pencegahan,
penanganan, dan pengobatan yang tepat dan efektif.
Perawat sebagai dari team kesehatan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam
upaya penanggulangan penyakit Glaukoma, dengan jalan memberikan penyuluhan tentang
penyakit Glaukoma.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kepada keluarga diharapkan keluarga dapat mengerti
dan memahami tentang penyakit Glaukoma serta dapat mengurangi angka kejadian penyakit
Glaukoma dikeluarganya.
b.Tujuan Khusus
Keluarga dapat mengerti dan menjelaskan tentang:
1) Pengertian Glaukoma
2) Etiologi Glaukoma
3) Tanda dan gejala Glaukoma
4) komplikasi Glaukoma
5) pencegahan Glaukoma
6) Penatalaksanaan Glaukoma

III. SASARAN PENYULUHAN


Sasaran penyuluhan ini adalah keluarga dan pasien Glaukoma

IV. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


1. Tempat : Kampus Keperawatan
2. Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2018
3. Pukul : 08.00 WIB s/d selesai

V. METODE
Metode yang akan disampaikan dalam penyuluhan bersifat fleksibel, artinya akan lebih
banyak prioritas terhadap kebutuhan tingkat pengetahuan dan pendidikan mengenai Glaukoma
terhadap anggota yang mengikuti penyuluhan:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demontrasi penjelasan tentang Glaukoma
VI. ALAT PERAGA
1. Leaflet Glaukoma
2. Lembar balik

VII.STRATEGI
a. Persiapan :
1. Menyiapkan alat bahan penyuluhan
2. Melakukan koordinasi dengan pihak kampus

b. Pelaksanaan
1. Melakukan pre-test secara langsung yaitu dengan tanya jawab
2. Melakukan ceramah materi tentang Glaukoma
3. Melakukan demontrasi mengenai pengetahuan, pencegahan dan pengobatan Glaukoma
4. Mamberikan post test dengan cara tanya jawab
5. Penutup

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab
2. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat mengerti dan mengetahui apa
yang dimaksud dengan Glaukoma, akibat Glaukoma dan cara pertolongan pertama serta
pengobatanGlaukoma.

IX. WAKTU DAN METODE KEGIATAN PENYULUHAN


1. 3 menit Pembukaan:
2. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi tentang glaukoma.
-Pengertian glaukoma
-Penyebab glaukoma
-Tanda dan gejala glaukoma
-Komplikasi glaukoma
-Pengobatan glaukoma
-Memeberikan kessempatan untuk bertanya
-Melakukan evaluasi : dengan menanyakan kepada peserta tentan
materi yang telah di berikan
.
 Moderator :
-Membuka dan menutup kegiatan
-Membuat susunan acara dengan jelas
-Memimpin jalannya kegiatan
 Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan
 Operator : Membantu penyaji dalam media penyampaian
 Fasilitator : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan
-Memotivasi audience untuk bertanya
-Menanggapi pertanyaan audience
MATERI PENYULUHAN GLUKOMA
A.PENGERTIAN
Glaukoma merupakan suatu kondisi yang membuat penderitanya mengalami
gangguan penglihatan. Menurut Badan Kesehatan Dunia PBB atau WHO, glaukoma
merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di seluruh dunia setelah katarak.
Glaukoma merupakan kelompok gangguan yang ditandai oleh kenaikan tekanan
intraokuler yang menyebabkan kerusakan pada nervus optikus dan struktur
intraokuler lain. Bila tidak segera ditangani, gangguan ini menyebabkan kehilangan
penglihatan yang terjadi berangsur-angsur dan akhirnya kebutan. Glaukoma dialami
dalam beberapa bentuk: sudut terbuka yang kronis (primer), sudut tertutp yang akut,
kongetinal diturunkan sebagai sifat (trait) autosom resesif) dan sekunder akibat
penyebab lain. Glaukoma sudut terbuka yang kronis biasanya terjadi bilateral dengan
awitan yang insidius dan perjalanan penyakit yang progesif lambat. Glaukoma sudut
tertutup yang akut secara khas memiliki awitan yang cepat dan merupakan keadaan
kedarurtan oftalmogi. Jika tidak ditangani segera, bentuk glaukoma yang akut ini akan
menyebabkan kebutaan dalam tempo tiga hingga lima hari.
B.PENYEBAB
Faktor resiko glaukoma sudut terbuka yang kronis meliputi:
 Genetika
 Hipertensi
 Diabetes melitus
 Penuaan
 Etnis kulit hitam
 Miopia berat
Faktor presipitasi glaukoma sudut tertutup yang akut meliputi:
 Midriasis (dilatasi pupil yang ekstrem) yang ditimbulkan obat
 Lonjakan emosi yang dapat menimbulkan hipertensi
 Glaukoma sekunder dapat terjadi karena:
 Uvetis
 Trauma
 Obat-obat golongan steroid
 Diabetes
 Infeksi
 Pembedahan
C.KLASIFIKASI
1. Glaukoma primer sudut tertutup akut
Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi yang timbul saat TIO
meningkat secara cepat akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular.
Peningkatan TIO yang tinggi menyebabkan edema epitel kornea yang bertanggung
jawab dalam timbulnya keluhan penurunan penglihatan. Manifestasi klinis pada
glaukoma sudut tertutup antara lain:
 TIO yang tinggi
 Pupil yang lebar dan terkadang irreguler
 Edema epitel kornea
 Kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva
 Kamera okuli anterior yang sempit
 Glaukoma Sudut Tertutup atau kronis
2. Glaukoma sudut terbuka primer
Ini adalah tipe yang paling umum dijumpai.biasanya terjadi pada usia dewasa
dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Tidak
ada gejala samapi terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh
secara permanen. Pemeriksan mata teratue sangatlah penting untuk mendeteksi dan
memberi perawatan sejak dini. Perawatan seumur hidup biasanya diperlukan untuk
menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital terjadi sejak lahir. Ada ketidaksempurnaan
perkembangan saluran humor aqueous di masa janin.
Gejala: sangat peka cahaya, mata merah, kornea membesar.
4. Glaukoma sekunder
` Glaukoma yg terjadi akibat penyakit lain. Misalnya: uveitis, diabetes melitus,
obat-obatan.
5. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi glaukoma sudut terbuka yang kronis secara khas terjadi bilateral dan
meliputi:
 Inflamasi
 Mata yang merah dan terasa sangat nyeri akibat kenaikan mendadak tekanan
intraokuler
 Perasaan tertekan pada mata akibat kenaikan tekanan intraokuler
 Pelebaran pupil yang sedang dan tidak bereaksi terhadap rangsangan cahaya.
Rasa pegal yang ringan oada kedua mata akibat kenaikan tekanan intraokuler
 Kehilangan penglihatan perifer akibat kompresi sel-sel batang pada retina dan
serabut saraf.
 Penurunan ketajaman visus khususnya pada malam hari yang tidak bisa
dikoreksi dengan kaca mata.Manifestasi klinis glaukoma sudut tertutup yang
akut memiliki awitan yang cepat, biasanya terjadi unilateral dan meliputi
 Kornea yang keruh akibat kompresi pada komponen intraokuler
 Penglihatan yang kabur dan penurunan ketajaman penglihatan akibat gangguan
hantaran neuron.
 Fotofobia akibat tekanan intraokuler yang abnormal
 Bayangan halo di sekitar cahaya akibat edema kornea \
 Mual dan muntah ang disebabkan oleh kenaikan tekanan intraokuler
D.KOMPLIKASI
1.Kebutaan
E.PENGOBATAN GLAUKOMA
Penanganan glaukoma sudut terbuka yang kronis dapat meliputi:
1.Obat-obat golongan penyekat beta adrenergik, seperti: Timolol atau
betaxolol(antagonis reseptor-beta) untuk mengurangi produksi humor akueus
2.Obat-obat golongan agonis alfa, seperti brimodinin atau apraklodinin, untuk
menurunkan tekanan intraokuler.
3.Inhibitor karbonik anhidrase, seperti dorzolamid atau asetazolamid, untuk
mengurangi pembentukan dan sekresi humor akueus.
4.Epinefrin untuk menurunkan tekanan intraokuler dengan memperbaiki aliran
keluar humor akueus.
5.Prostaglandin, seperti layopronosi untuk menurunkan tekana intraokuler
6.Tetes mata miotikum, seperti pilokarpin,untuk menurunkan tekana
intraokuler dengan mempelancar aliran keluar humor akueus.Kalau terapi
medis tidak berhasil menurunkan tekanan intraokuler, prosedur bedah berikut
ini dapat dilakukan:
7.Trabekuloplasti dengan sinar laser argon pada jaring trabekuler (trabecular
meshwork) sudut yang terbuka untuk menghasilkan luka bakar termal yang
mengubah permukaan jaring/ meshwork tersebut dan meningkatkan aliran kelar
humor akueus.
8.Trabekulektomi untuk mengangkat jaringan sklera yang kemudian diikuti
iridektomi perifer untuk membuat lubang bagi aliran keluar humor akueus di
bawah konjungtiva sehingga terbentuk bleb ( gelembung) penyaring Glaukoma
sudut tertutup yang akut merupakaan keadaan kedaruratan mata yang
memerlukan intervensi segera untuk menurunkan intraokuler yang tinggi ;
tindakan intervensi tersebut meliputi:
9.Penyuntikan IV msnitol (20%) atau pemberian gliserin (50%) per oral untuk
menurunkan tekanan intraokuler dengan menciptakan gradien tekanan osmotik
antara darah dan cairan intra okuler.
 Obat tetes mata steroid untuk mengurangi inflamasi
 Asetazolamid, preparat inhibitor karbonik anhidrase, untuk menurunkan
tekanan itraokuler dengan mengurangi pembentukan dan sekresi humor
akueus.
 Pilokarpin untuk menimbulkan konstruksi pupil sehingga memaksa iris
menjauhi trabekula dan memungkinkan cairan intraokuler mengalir
keluar
 Obat-obat analgetik narkotik untuk mengurangi rasa nyeri bila
diperlukan
 Iridotomi dengan sinar laser atau operasi iridektomi perifer jika
pemberian obat tidak menurunkan tekanan intraokuler, mengurangi
tekanan dan menyelamatkan penglihatan dengan memperlancar aliran
keluar humor akueus.
 Obat tetes sikloplegia, seperti apraklonidin, pada mata yang sakit (hanya
setelah dilakukan iridektomi perifer dengan sinar laser) untuk
melemaskan muskulus siliaris dan mengurangi inflamasi guna
mencegah pelekatan.
F.PENATALAKSANAAN
Tekanan intraocular harus diturunkan secepatnya dengan memberikan asetazolamid
500mg dilanjutkan 4x250mg, solusio gliserin 50% 4x100-150 ml dalam air jeruk, penghambat
beta adrenergic 0,25-0,5 % 2x1 dan KC13x0,5 g. diberikan pula tetes mata kortikosteroid dan
antibiotic untuk mengurangi reaksi inflamasi.Untuk bentuk yang primer,diberikan tetes
mata pilokarpian 2% tiap vi-1 jam pada mata yang mendapat serangan dan 3x1 tetes pada
mata sebelahnya. Bila perlu diberikan analgesik dan antiemetik.Penderita dirawat dan
dipersiapkan untuk operasi . dievaluasi tekanan intraokular (TIO) dan keadaan matanya . bila
TIO tetap tidak trurun,lakukan operasi segera. Sebelumnya diberikan infuse maniful 20% 300-
500 ml, 60 tetes/menit. Bila jelas menurun,operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan
tetap memantau TIO . jenis operasi ,iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil
pemeriksaan gonioskopi setelah pengobatan medikamentosa. Sebagai pencegahan juga
dilakukan irdektomi pada mata sebelahnya.

Anda mungkin juga menyukai