Anda di halaman 1dari 15

2.2.

4 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Tanggal /jam : Untuk mengetahui kapan dilakukan pengkajian atau pengambilan

Tempat : Untuk mengetahui tempat pengkajian atau pengambilan kasus

1. Data Subyektif

a. Rencana Kontrasepsi

Untuk mengetahui rencana metode kontrasepsi yang diinginkan pasien, melakukan

konseling khusus dengan cara :

1) Mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan

pengalamanya.

2) Mendapat infomasi lebih rinci tentang KB yang bersedia yang ingin dipilihnya.

3) Mendapat bantuan untuk memilih metode KB yang cocok.

4) Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut

dengan aman, efektif, dan memuaskan.

b. Keluhan Utama

Banyak perempuan datang karena mengalami kesulitan dalam menetukan pilihan

jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang bersedia,

tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut (Affandi, 2013).

c. Riwayat Penyakit Lalu

Ditanyakan untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita ibu, seperti

kontrasepsihormonal tidak boleh digunakan oleh akseptor KB yang memiliki

penyakit hipertensi, jantung, kanker dan IMS adanya keadaan atau kemungkinan

140
141

munculnya kondisi atau penyaki yang menyebabkan semakin parahnya penyakit

akibat kontrasepsi yang digunakan. Sedangkan seseorang yang mempunyai

riwayat penyakit mioma uteri, uterus dengan parut pada dindingnya seperti bekas

sectio sesarea, kelainan jinak serviks uteri seperti erosi porsio uteri tidak

dianjurkan menggunakan kontrasepsi non hormonal. (Affandi, 2013).

d. Riwayat Menstruasi

Menurut(Affandi, 2013).menjelaskan mengenai riwayat menstruasi yang perlu

dikaji adalah sebagai berikut :

1) Haid

Hal ini ditanyakan berhubungan dengan penapisan untuk mngetahui apakah

hari pertama haid terakhir ibu 7 hari yang lalu atau lebih. Karena terdapat

kemungkinan terjadinya kehamilan apabila ibu telah mengalami haid terakhir

14 hari yang lalu, melalui data ini dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

menggunakan pp pest untuk mendapat hasil yang akurat mengenai terjadinya

kehamilan.

2) Lama

Yang perlu ditanyakan adalah apakah ibu pernah mengalami haid yang lama

lebih dari 8 hari. Ditanyakan sebagai penapisan ibu yang akan menggunakan

alat kontrasepsi AKDR. Karena alat kontrasepsi ini menimbulkan efek haid

menjadi lebih lama dari sebelumnya.


142

3) Banyaknya

Apabila pernah mengalami haid banyak lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam, maka

ibu tidak dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi AKDR, karena alat

kontrasepsi ini mempunyai efek samping yaitu haid lebih lama dan banyak

sehingga memungkinkan akan terjadi akan terjadinya anemia pada ibu.

4) Dismenore

Apabila ibu pernah mengalami dismenore berat yang membutuhkan analgetika

dan/atau istirahat baring, maka ibu tidak dianjurkan memakai alat kontrasepsi

AKDR, hal ini dikarena salah satu efek samping dari AKDR adalah dapat

menyebabkan rasa sakit saat haid ebih dari sebelumnya.

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Dilakukan pengkajian terhadap jumlah paritas serta adanya kelainan pada saat

kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Paritas digunakan untuk menentukan

metode kontrasepsi yang cocok untuk ibu, sedangkan adanya kelainan tersebut

sebagai pertimbangan terhadap pemilihan metode kontrasepsi. Jika pada saat

kehamilan ibu memilik riwayat anemia maka ibu tidak disarankan menggunakan

metode kontrasepsi IUD, karena salah satu efek samping IUD adalah jumlah darah

menstruasi bertambah banyak.

f. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan

Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan oleh ibu,

keluhan yang dirasakan selama pemakaian metode kontrasepsi, lama pemakaian

dan alasan ibu berhenti apabila ibu menggunakan lebih dari satu metode
143

kontrasepsi, sehingga hal tersebut bisa menjadi acuan atau gambaran untuk

menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh ibu.

g. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat Kesehatan ibu berhubungan dengan metode kontrasepsi yang akan

digunakan, karena setiap metode kontrasepsi memiliki kontra indikasi pemakaian.

Misalnya ibu yang menderita penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tidak

boleh menggunakan metode kontrasepsihormonal, ibu yang menderita kanker

payudara atau dicurigai kanker payudara tidak diperbolehkan menggunakan

metode hormonal, ibu yang menderita infeksi alat genetalia atau radang panggul

tidak diperbolehkan menggunakan AKDR, dll.

h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1) Pola Aktivitas

Dikaji untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan ibu sehari-hari dan beban

krja yang dimiliki ibu. Misalnya, pada ibu dengan penggunaan

kontrasepsiImplan dianjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat

pada tangan yang dipasang kapsu Implan. Hal ini dihindari agar tidak terjadi

mal posisi pada kapsul Implan.

2) Pola Seksual

Pada pengguna jangka panjang misalnya seperti jenis Kontrasepsi suntik

progestin dapat menimbulkan penurunan libido pada akseptor KB terhadap

hubungan seksual nya dengan pasangan.


144

3). Pola Personal Hygiene

Metode kontrasepsihormonal memiliki efek samping pengeluaran keputihan

(Leukorea), sehingga akseptorkontrasepsihormonal harus memperhatikan

personal hygine.Hal ini dilakukan agar personal hygienen akseptorkontrasepsi

tetap terjaga.

i. Riwayat Psikososial,Spiritual dan Kultural

1) Ditanyakan KB apa yang cocok karena ditakutkan ibu tidak dapat menerima

efek samping dari KB yang dipilih. Untuk akseptor baru ditanyakan sejauh

mana pengetahuan ibu tentang KB dan jenis KB yang akan dipilih.

2) Pasangan suami istri dapat dengan bebas dan mempunyai hak untuk

menentukan jumlah anak, kapan, keinginan mempunyai anak serta pemilih alat

kontrasepsi.

3) Ditanyakan kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat dan keluarga serta

pandangan dan penerimaan keluarga serta materil dan moril yang didapat dari

keluarga dan motivasi ibu mengikuti KB.

4) Adanya persetujuan suami dan apakah mendapat paksaan suami atau kemauan

sendiri.

5) Apakah agama yang dianut ibu memperbolehkan untuk mengikuti KB


145

j. Penapisan Klien, Metode Non Operatif

Tabel 2.9 Penapisan Klien, Metode Non Operatif

Metode Hormonal (Pil kombinasi, pil progestin, Ya Tidak


suntik dan susuk)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau
lebih
Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pacsa
persalinan
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual
Apakah pernah nyeri hebat pada dada
Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg
(sistolik) atau 90 mmHg (diastolic )
Apakah ada massa atau benjolan pada payudara
Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang
(epilepsi)
AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin) Ya Tidak
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks
lain
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual
(IMS)
Apakah mempunyai mengalami penyakit radang
panggul atau kehamilan ektopik
Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1- 2
pembalut tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)
Apakah pernah mengalami disminorhe berat yang
membutuhkan analgetik/istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan / perdarahan
bercak antara haid atau senggama
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung
vaskuler atau congenital
Sumber :Affandi, 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono

Jika semua keadaan diatas adalah “Tidak” (negatif) dan tidak dicurigai adanya

kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon
146

banyak yang “Ya” (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir

dibuat.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan Umum : ibu akseptor KB dalam keadaan umumnya baik

2) Kesadaran : kesadaran ibu akseptor KB adalah composmentis

3) Tanda-Tanda Vital :

a. Tekanan Darah

Tekanan darah harus diukur sebelum menggunakan Kontrasepsi. Dikhususkan

pada akseptor KB hormonalseperti :

1.) Indikasi kontrasepsi suntik kombinasi yaitu riwayat penyakit jantung, stroke

atau dengan tekanan darah tinggi > 180/110 mmHg.

2.) Indikasi kontrasepsiImplan yaitu tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan

masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)

4) Antropometri

Pada akseptor KB hormonal perlu diketahui bahwa umumnya pertambahan

berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg – 5 kg dalam

setahun pertama (Marmi, 2016).


147

b.Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

a) Muka : muka pucat tidak disarankan untuk menggunakan kontrasepsi dalam

rahim dikarenakan efek dari AKDR sendiri yaitu perdarahan yang akan

menyebabkan anemia.(Marmi, 2016).

b) Mata :konjungtiva normal merah muda, bila konjungtiva pucat menandakan

anemia, sclera normal berwarna putih bila kuning menandakan ibu mungkin

terinfeksihepatitis. Esterogenakan menyebabkan perubahan pada hasil tes

faal hati. Pemakaian esterogen menyebabkan radang kandung empedu dan

pembentukan batu empedu, meningkatkan kadarkolestrol, dan menurunnya

kadar asam empedu di dalam cairan empedu. (Marmi, 2016).

c) Leher: jika terdapat pembesaran kelenjar limfe dikhawatirkan ibu menderita

TB kelenjar. Jika terdapat bendungan vena jugularis dikhawatirkan

menderita penyakit jantung sehingga tidak diperbolehkan mengikuti KB

hormonal.(Marmi, 2016).

d) Mammae : mengetahui bentuk buah dada, apakah terdapat radang pada

mamae. Benjolan abnormal yang nampak menonjol dikhawatirkan tumor

atau kanker. Kontraseps ihormonal dapat memperparah keadaan ibu.

e) Abdomen : mengetahui adakah pembesaran pada perut untuk melihat

kemungkinan hamil.
148

f) Genetalia : Adanya pengeluaran/perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya dikawatirkan kanker serviks sehingga tidak diperbolehkan

menggunakan Kontrasepsi IUD.(Marmi, 2016).

g) Ekstremitas : jika kuku pucat dikhawatirkan ibu menderita penyakit jantung

dan jika terdapat varises ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan

kontrasepsi hormonal karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh

darah vena karena adanya trombo emboli.

2) Palpasi

a) Leher : apakah ada bendungan vena jugularis (misalnya pada penyakit

jantung), apakah ada kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe

membengkak.

b) Aksila : apakah terdapat pembesaran atau pembengkakan kelenjar limfe.

c) Mammae : apakah pada payudara terdapat nyeri tekan ataupun benjolan

abnormal tanda adanya tumor atau kanker.Penggunaan kontrasepsihormonal

yang cukup lama dengan dosis esterogen yang tinggi dapat menyebabkan

pembesaran. Pembesaran tersebut terhenti jika pemakaian

kontrasepsihormonal dihentikan. (Marmi, 2016).

d) Abdomen : mengetahui adakah kemungkinan hamil, nyeri tekan pada perut.

Pembesaran uterus diduga akseptor hamil. Pembesaran dan nyeri tekan pada

abdomen sebelah kanan berhubungan dengan penyakit hepar

(Hepatitis).(Marmi, 2016).
149

e) Ekstremitas : jika kuku pucat dikhawatirkan ibu menderita penyakit jantung

dan jika terdapat varisesibu dianjurkan untuk tidak menggunakan

kontrasepsihormonal karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh

darah vena karena adanya trombo emboli. (Marmi, 2016).

3) Data Penunjang

Pemeriksaan yang diperlukan adalah plano test untuk meyakinkan bahwa ibu

tidak dalam keadaan hamil. Pastikan bahwa tidak ada kehamilan (Marmi,

2016).

3. Analisa

P..A.. akseptor kontrasepsi …

4. Penatalaksanaan

a. Memberikan konseling tentang macam – macam metode kontrasepsi. Ibu dapat

memahami penjelasan bidan.

b. Membantu ibu dalam memilih kontrasepsi yang cocok untuk ibu. Ibu telah

menentukan metode kontrasepsi.

c. Menjelaskan secara lebih rinci tentang metode kontrasepsi yang dipilih ibu. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.

d. Melakukan informed consent untuk penggunaan metode kontrasepsi sesuai

dengan pilihan ibu. Ibu telah menandatangani informed consent.

e. Menentukan waktu pemberian metode kontrasepsi yang dipilih oleh ibu. Ibu

dan bidan telah menyepakati waktu pemberian metode kontrasepsi.


150

f. Memberikan HE mengenai paska tindakan. Ibu mengerti penjelasan bidan dan

dapat mengulangi penjelasan bidan.

g. Menginformasikan kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang. Ibu bersedia

melakukan kunjungan ulang.

3.6 Asuhan Kebidanan Calon Akseptor KB

Tanggal/jam pengkajian : 6 April 2019/ 16.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. “A”

1. Data Subjektif

a. Rencana kontrasepsi : pil

b. Riwayat menstruasi : belum

c. Penapisan :

1) HPHT : ibu belum haid setelah melahirkan

2) Menyusui : ibu saat ini masih menyusui anaknya tetapi tidak eksklusif,

karena pernah dicampur susu formula, namun berencana menyusui

bayinya sampai 6 bulan

3) Sebelum hamil ibu tidak pernah mengalami perdarahan/perdarahan

bercak antar haid setelah senggama

4) Ibu tidak pernah mengalami kuning pada kulit atau mata

5) Ibu tidak pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual

6) Ibu tidak pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada atau tungkai

bengkak (edema)
151

7) Ibu tidak pernah mengalami tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik)

atau 90 mmHg (diastolik)

8) Ibu tidak pernah memiliki benjolan abnormal pada payudara

9) Ibu tidak sedang minum obat-obatan anti kejang

d. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Nutrisi : ibu makan rutin 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk (tempe,

daging, tahu dan terkadang ikan) dan dihabiskan. Minum 8-10 gelas air

putih setiap hari

2) Eliminasi : ibu BAK 4-6 kali/hari, BAB 1x/hari dan tidak ada gangguan

3) Istirahat/tidur : ibu bisa beristirahat saat bayinya tidur

4) Aktifitas : ibu sudah bisa mengerjakan dan beraktifitas seperti biasa,

yaitu mengerjakan pekerjaan rumah dan dibantu dengan keluarga

5) Personal hygiene : ibu mengganti celana dalam setiap kali mandidan

terasa lembab. Setelah selesai BAK ibu membasuhnya dengan air bersih

dari depan ke belakang.

6) Seksualitas : ibu belum melakukan hubungan seksual selama suaminya

berlayar.

e. Riwayat psikososial, spiritual dan kultural

1) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : ibu telah mengetahui jenis

kontrasepsi saat dilakukan kunjungan ketiga masa nifas


152

2) Dukungan suami/keluarga : keluarga dan suami mendukung ibu untuk

menggunakan kontrasepsi agar dapat mengatur jarak kehamilan

berikutnya

3) Tidak ada larangan agama atau kepercayaan terkait KB

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran :komposmentis

b. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg S : 36,7oC

N : 86x/menit RR : 20x/menit

c. Antropometri: BB =64 kg

d. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Muka : tidak pucat, tidak oedema

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Leher : tidak tampak ada pembesaran vena jugularis

Mammae : tidak ada kerutan seperti kulit jeruk, tidak ada pembesaran

abnormal, tidak ada tanda-tanda infeksi

Abdomen : terdapat luka bekas operasi

Ekstremitas bawah : tidak ada varises, kuku tidak sianosis


153

2) Palpasi

Leher :tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe dan tyroid

Mammae :tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan pada

kedua payudara

Abdomen :tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak teraba

ballottement

3. Analisa

P1A0 calon akseptor KB pil

4. Penatalaksanaan

a. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu normal dan ibu boleh menggunakan KB pil, suntik, IUD, implan

dan metode kontrasepsi alami. Ibu mengerti dan merespon baik.

b. Memberikan konseling tentang macam – macam metode kontrasepsi. Ibu

berencana memilih KB pil.

c. Membantu ibu dalam memilih kontrasepsi yang cocok untuk ibu. Ibu telah

menentukan metode kontrasepsi pil progestin sebagai kontrasepsi yang akan

digunakan karena berencana untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan .

d. Menjelaskan secara lebih rinci tentang cara kerja, manfaat dan efek samping

metode kontrasepsi pil progestin dan prosedur penggunaannya.Ibu telah

mengerti prosedur penggunaan dan cara meminum pil.Ibu tetap berencana

untuk tetap menggunakan KB pil


154

e. Melakukan informed choice dan informed consent untuk penggunaan metode

kontrasepsi sesuai dengan pilihan ibu. Ibu telah memilih KB pil progestin dan

menyetujui informed consent

f. Menentukan waktu pemberian metode kontrasepsi yang dipilih oleh ibu yaitu

saat suami ibu pulang. Ibu dan bidan telah menyepakati waktu pemberian

metode kontrasepsi.

g. Menginformasikan kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang yaitu saat

suami ibu pulang. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang saat suaminya

datang

Anda mungkin juga menyukai