Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang paling di ridhoi oleh Allah SWT. Islam memiliki ciri-ciri
robbaniyah yaitu bahwa islam bersumber dari Allah dan bukan dari hasil pemikiran manusia.
Islam merupakan satu kestuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid, allah berikan
kepada manusia agama yang sempurna, islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tidak ada
satu aspek pun yang terlepas dari islam karena bersifat integral dan islam tidak terbatas dalam
waktu tertentu. Islam tidak hanya mengatur hal-hal tentang sesama manusia saja, namun
manusia terhadap makhluk Allah yang lainnya seperti hewan, tumbuhan, alam, dan lain
sebagainya. Maka dari itu islam disebut sebagai agama yang rahmat bagi seluruh alam.

Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang
menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah.
Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang
sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.

Secara bahasa, rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan
kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada
seluruh manusia.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut,

1. Bagaimana konsep islam rahmatan lil alamin ?


2. Bagaimana membumikan islam rahmatan lil alamin di Indonesia ?
3. Upaya apa saja yang dapat mengimlpementasi islam rahmatan lil alamin di
kehidupan social ?

1
C. Tujuan Penulis
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam makalah ini dideskripsikan sebagai berikut,

1. Untuk mengetahui sebenarnya apa agama islam itu


2. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan rahmatan lil alamin
3. Untuk mengetahui konsep islam rahmatan lil alamin
4. Menunjukan cara membumikan islam rahmatan lil ‘alamin di indonesia
5. Melakukan bagaimana implementasi islam rahmatan lil ‘alamin dalam
kehidupan sosial

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk membuat sesorang mengetahui mengenai
tentang islam rahmatan lil alamin dan bagaimana mengimplementasikan nya dalam
kehidupan sehari-hari apa yang telah rasulullah ajarkan kepada umat nya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Rahmatan Lil A’lamin

Islam rahmatan lil alamin adalah sebuah konsep penting yang seharusnya mampu
diaplikasikan oleh penganut agama Islam itu sendiri. Islam rahmatan lil alamin artinya Islam
merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam
semesta, termasuk didalamnya hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.
Pernyataan ini sendiri banyak terkandung di dalam Al Qur’an, kitab suci umat Islam
khususnya QS. Al Anbiya: 107 Allah berfirman :

َ‫َاك ِإ اَّل َر ْح َمةً ِل ْل َعالَ ِمين‬


َ ‫س ْلن‬
َ ‫َو َما أ َ ْر‬

“Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam.” (QS. Al-Anbiya ayat 107)

Dalam realitanya, makna Islam rahmatan lil ‘alamin sudah mengalami penyempitan
makna, akibat dari pemahaman yang tidak utuh. Sebagian memahami dengan Islam yang
lembut dan damai. Sehingga ketika ada saja sedikit reaksi perlawanan dari umat Islam
terhadap penjajahan barat, baik secara non fisik, apalagi fisik, maka langsung dicap Islam
yang tidak rahmatan lil ‘alamin.

Agama islam adalah agama rahmatan lil alamin namun banyak orang yang salah
kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga banyak mengalami kesalahan dalam praktik
beragama bahkan dalam hal yang fundamental yaitu aqidah. Pernyataan bahwa islam dalah
agama yang rahmatan lil alamin sebenarnya dalah kesimpulan dari Firman Allah swt. “kami
tidak mengutus engkau ( wahai Muhammad ) melaikan sebagai rahmat bagi seluruh alam
semesta “. Tugas nabi Muhammad adalah mebawa rahmat bagi sekalian alam. Tegasnya,
risalah islam ialah medatangkan rahmat bagi seluruh alam. Lawan dari pada rahmat ialah
bencana dan malapetaka. Maka jika dirumuskan dalam bentuk kalimat yang menggunakan
kata peniadaan, kita lalu mendapat pengertian baru tetapi lebih tegas bahwa islam itu “bukan

3
bencana alam”. Dengan demikin kehadiran islam dialam dunia ini bukan untuk bencana dan
malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk kesejahtraan dan untuk kebahagiaan manusia
lahir dan batin, baik secara perseorangan maupun secara bersama- sama dalam masyarakat.
Islam itu ibarat ratu adil yang menjadi tumpuan harapan manusia. Ia harus mengangkat
manusia dari kehinaan menjadi mulia, menunjuki manusia yang tersesat jalan. Membebaskan
manusia dari segala macam kedzaliman, melepaskan manusia dari rantai perbudakan,
memerdekan manusia dari kemiskinan rohani dan materi, dan sebaginya. Tugas islam
memberikan dunia hari depan yang cerah dan penuh rahmat. Manusia akhirnya merasakan
nikmat dan bahagia karna islam. Kebenaran risalah islam sebagai rahmat bagi manusia,
terletak pada kesempurnaan itu sendiri. Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang
satu dan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkaitan. Maka islam
dapat kita lihat serempak dalam 3 segi yaitu, aqidah, syariah dan nizam.

Umat islam tentu meyakini misi rahmatn lil alamin, sebab istilah tersebut telah
dinyatakan oleh Alllah didalam al-Quran. Rahmatan lil alamin secarara tegas dikaitkan
dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Artinya Allah tidak menjadikan Nabi SAW.
Sebagai rasul, kecuali karena kerasulan beliau menjadi rahmat bagi semesta alam. Karena
rahmat yang diberikan Alllah kepada semesta alam ini dikaitkan dengan kerasulan Nabi
SAW. Maka umat manusia dalam menerima bagian dari rahmat tersebut berbeda-beda. Ada
yang menerima rahmat dengan sempurna, ada pula yang menerima rahmat tersebut dengan
tidak sempurna.

Ibnu Abbas r.a, sahabt rasulullah mengatakan “orang yang beriman kepada Nabi
SAW. Maka akan memperoleh rahmat Allah dengan sempurna di dunia dan di akhirat.
Sedangkan orang yang tidak berimat kapaada Nabi SAW. Maka tidak akan diselamatkan dari
azab yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu ketika masih di dunia seperti diubah
menjadi hewan atau dilempari batu dari langit”

Penafsiran diatas diperkuat dengan hadits shahih yang menegaskan bahwa rahmatan
lil alamin telah menjadi karakteristik Nabi SAW. Dalam dakwahnya. Ketika sebagian sahabat
mengusulkan kepada beliau, agar mendoakan keburukan bagi orang-orang musyrik,
Rasulullah menjawab: “akun diutus bukanlah sebagai pembawa kutukan, tetapi aku diutus
sebagai pembawa rahmat”. (H.R. Muslim)

4
Umat islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Tidak pula
boleh menjadi gerobag yang ditarik kemana-mana, tetapi menjadi lokomotif yang
menarik dan bertenaga besar. Islam tidak condong kebarat dan tidak pula miring ke timur,
tetapi islam hadir ketengah-tenagh benua , ras bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islam lah
yang harus memimpin jalannya sejarah menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia
dalam rangka masyarakat yang sejahtera dan bahagia dibawah naungan ampunan Allah swt.
Betapa tinggi fungsi umat islam ditengah-tengah kancah kehidupan manusia.
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, sebagaimana
Rasulullah telah bersabda yang terdapat dalam hadis riwayat al-Imam al- Hakim yang
artinya: “barang siapa yang dengan sewenag-wenang membunuh burung atau hewan lainnya
yang lebih kecil darinya, maka allah akan meminta pertanggung jawaban kepadanya”.
Sungguh begitu indahnya islam, dengan binatang saja tidak boleh sewenang-wenang
apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. Nabi Muhammad SAW
diutus dengan membawa ajaran Islam, maka islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat artinya
kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan
dengan kasih sayang.
Yang menjadi tantangan besar umat Islam masa kini adalah Islam belum lagi terwujud
risalahnya, ia belum lagi menjadi rahmat bagi manusia. Karenanya kita harus mengadakan
koreksi total terhadap cara-cara hidup kita, baik dalam bidang ubudiyah maupun dalam
bidang muamalah

Penafsiran para ahli tafsir tentang Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamain:
1. Muhammad bin Jarir Ath-Thabari dalam tafsir Ath-Thabari
“Para ahli tafsir berpendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia
yang dimaksud dalam ayat ini, adalah seluruh manusia baik mukmin dan kafir?Apakah hanya
seorang mukmin saja?. Sebagian ahli tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh
manusia baik mukmin maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas
RA dalam menafsirkan ayat ini:

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir ditetapkan baginya rahmat di dunia
dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, bentuk

5
rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu
seperti mereka semua ditenggelamkan atau diterpa gelombang besar”.

Pendapat ini benar. “Yaitu Allah mengutus nabi Muhammad SAW sebagai rahmat
bagi seluruh alam baik mukmin maupun kafir. Rahmat bagi orang mukmin yaitu Allah
memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Saw. Beliau Saw. memasukkan
orang-orang beriman kedalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah
Swt. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang
menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah”

2. Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi dalam tafsir Al-Qurthubi


Said bin Jubair berkata: dan Ibnu Abbas, beliau berkata:
“Muhammad Saw adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan
mmbenarkan ajaran beliau akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada
beliau diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan
kedalam bumi atau ditenggelamkan ke dalam air”

Ibnu Zaid berkata:


“Yang dimaksud “seluruh manusia” dalam ayat ini adalah orang-orang yang beriman”

3. Ali-Shabuni dalam Safwatut Tafasir


“Makna ayat ini adalah “tidaklah kami mengutusmu wahai Muhammad, melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh makhluk”. Sebagaimana dalam sebuah hadits:

Artinya: “Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)”

Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah swt. Tidak mengatakan rahmatan lilmu’minin, namun mengatakan rahmatan
lil’alamin karna Allah ta’ alaingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan
diutusnya pemimpin para nabi. Muhmmad saw. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan
yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau
menjadi sebab terciptanya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberi

6
pencerahan dari kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada manusia yang sebelumnya
berada dalam kesesatan. Inilah yang disebuat sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Bahkan
orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka.
Selain itu mereka pun tidak di kenakan azab berupa diubah menjadi binatang atau
dibenamkan kebumi atau ditenggelamkan dengan air.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Islam Rahmatan Lilalamin adalah
agama yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Dengan diturunkannya Q.S. Al-Anfal : 33
‫َّللاُ ِليُعَ ِذبَ ُه ْم َوأ َ ْنتَ ِفي ِه ْم ۚ َو َما َكانَ ا‬
َ‫َّللاُ ُمعَ ِذبَ ُه ْم َو ُه ْم يَ ْست َ ْغ ِف ُرون‬ ‫َو َما َكانَ ا‬

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka.
Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”( Q.S.
Al-Anfal : 33)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah tidak akan memberikan azab di dunia bagi
ummat nabi Muhammad saw., melainkan ditunggu datangnya hari kiamat. Dan hal tersebut
merupakan bentuk rahmat didunia bagi umat Nabi Muhammad saw. Berbeda dengan umat-
umat nabi terdahulu, bila ada yang kafir atau maksiat, maka atas perintah Allah langsung
diturunkan azab.

B. Membumikan Islam Rahmatan Lil’ Alamin di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penganut agama islam terbanayak.


Agama ini datang ke bumi Nusantara dengan damai melalui berbagai cara; perdagangan,
pendidikan, perkawinan, dan asimilasi budaya. Istilah islam nusantara merujuk pada fakta
sejarah penyebaran islam di wilayah nusantara dengan cara pendekatan budaya, bukan
dengan doktrin kaku, keras, dan intoleran. Ada sebagian kelompok yang menolak dan
mencaci gagasan tersebut karena mereka menganggap bahwa islam tidak boleh dicampur
atau disandingkan dengan agama.

Anggapan itu salah, karena sebenarnya islam nusantara didakwahkan dengan cara
merangkul budaya, melestarikan budaya dan menghormati budaya,bukan malah
memberangus budaya itu sendiri. Nahdlatul Ulama’ (NU) sebagai organisasi keislaman

7
terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai pencetus Islam Nusantara konsen dalam
mempertahankan karakter Islam Nusantara yaitu “Islam ramah, anti radikal, inklusif, dan
toleran”. Karakter tersebut akhir-akhir ini mulai ternodai oleh perilaku sekelompok orang
atau organisasi yang melakukan teror atas nama agama, tuhan, dan kitab suci-Nya.
Padahal islam sendiri jauh dari hal tersebut. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan,
kekakuan, dan intoleran. Sebaliknya, agama islam merupakan agama lembut, ramah, dan
penuh kasih sayang.

Salah satu konsep islam nusantara ialah mengembalikan ajaran yang benar dan
meluruskan pemahaman yang salah. Konsep ini selaras dengan tujuan diciptakannya
agama islam; Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Artinya, islam sebagai agama kasih sayang,
agama ramah, dan agama toleran bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk muslim, tapi juga
bagi non muslim. Bukan hanya bagi kelompok keagamaan tertentu, namun juga bagi yang
lainnya.

C. Implementasi Islam Rahmatan Lil’ Alamain di Kehidupan Sosial

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin sudah semestinya mampu masuk ke sela-
sela kehidupan masyarakat. Maksud rahmatan lil alamin disini ialah bahwa rahmat Islam
tidak hanya berpengaruh terhadap umat Islam saja melainkan utuk semuanya tak
terkecuali. Bahkan seluruh alam, termasuk alam jin maupun manusia dapat merasakan/
memanfaatkan rahmat tersebut baik itu di masa lampau, sekarang atau di masa yang akan
datang.

Apabila kita mau mengkaji lebih dalam dan melakukan penelitian tentang perilaku
masyarakat, banyak bahkan semua perilaku-perilaku terpuji itu telah lama diajarkan oleh
Islam. Perilaku-perilaku terpuji itu ada dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat,
baik dalam hal ekonomi, bisnis, maupun sosial bernegara. Bahkan adab atau perilaku
terpuji dalam hubungan di dalam keluarga maupun pertemanan telah diatur sedemikian
rupa oleh agama rahmatan lil alamin ini. Berikut saya sampaikan beberapa contohnya.

Sudah dari kecil kita diajarkan oleh orang-orang di sekitar kita untuk berusaha dengan
cara yang baik tanpa merugikan orang lain. Usaha dalam bidang apapun. Mulai dari hal
yang sederhana misalnya seperti ketika bermain sepak bola. Dalam bermain sepak bola
kita diajarkan untuk bermain sportif. Bermain sportif itu bisa berupa menerima hasil

8
pertandingan dengan lapang dada, tidak bermain kasar serta bermain sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati lainnya. Jika hal-hal tersebut dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh maka permainan sepak bola tadi juga bisa berjalan dengan harmonis
dan menyenangkan. Hal ini terwujud karena antar pihak yang bermain merasa tidak ada
yang dirugikan.

Sosialisasi antar individu di dalam lingkungan masyarakat yang beradab juga telah
diajarkan oleh Islam. Contoh sederhananya yaitu dalam keluarga kita diajarkan
bagaimana cara bersikap dengan orang tua, kakak maupun adik. Cara bersikap itu banyak
macamnya salah satunya dalam hal bertuturkata yang baik, sopan dan tidak menyakiti
hati orang lain. Bahkan dalam becanda pun Islam telah memberikan panduannya.

Bercanda sangat dianjurkan tidak hanya dalam Islam. Dengan becanda suasana
menjadi cair. Orang yang sering becanda secara tidak langsung tingkat kebahagiannya
pun dapat meningkat. Dengan hidup bahagia, potensi untuk mengalami stress pun bisa
berkurang. Namun yang perlu diketahui, dalam becanda ternyata ada hal-hal yang harus
diperhatikan. Dalam becanda dilarang berbohong demi untuk mencari kelucuan. Selain
itu dalam becanda juga dilarang menggunjing orang lain, karena perbuatan menggunjing
(ghibah) dalam bentuk apapun tidak dibenarkan. Selanjutnya, yang terpenting yang harus
diperhatikan dalam becanda yaitu usahakan apa yang kita percandakan tidak membuat
orang lain tersinggung.

Islam sebagai rahmatan lil alamin di sini menjelasksan bahwa agama islam
mengandung ajaran yang sepurna sebagai pedoman hidup manusia untuk dapat
menggapai keselamatan, kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan baik di dunia dan di
akhirat, itulah misi Nabi Muhammad SAW mengajarkan islam kepada umat manusia.
Namun, kemakmuran, di sini bukan semata ditunjukan hanya untuk manusia, tetapi untuk
seluruh akhluk yang ada di alam semesta ini yakni manusia, tumbuh-tuhbuhan, binatang,
alam, serta makhluk ciptaan Allah lainnya.

Islam adalah sebuah agama yang lengkap dan paripurna. Ia mencakup segala aspek
kehidupan. Sebagai agama, Islam menuntut untuk dipahami dan diaplikasikan secara
kaaffah atau lengkap dalam kehidupan. Sehingga ia tidak hanya menjadi sebuah
kepercayaan dan rasionalisas saja, melainkan juga harus mencakup aktualisasi ibadah dan
penyembahan dalam lingkup Hablun minal laah (hubungan manusia dengan Allah) dan

9
pengaplikasian tata cara bermasyarakat dengan segala aspeknya dalam lingkup hablun
minan naas (hubungan antar sesama manusia).
Sebagai makhluk sosial, manusia dalam kesehariannya sudah tentu berhubungan dan
berinteraksi dengan manusia lainnya. Sebagai umat beragama, seorang muslim tentu harus
mengaplikasi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan bermasyarakat.
Aplikasi nilai Islam dalam perilaku kehidupan bermasyarakat secara teknis garis besar
dapat dibagi menjadi 4 macam yakni:

 UkhuwahIslamiyah
Dalam hal akidah Islam, kita adalah bersaudara dengan sesama umat muslim
lainnya. Islam mengatur hal ini dalam tata cara bermasyarakat kepada sesama
muslim. Contoh pelaksanaan dalam kehidupan sehari hari yang mencerminkan
ukhuwah Islamiyah antara lain seperti menjaga hubungan baik dengan sesama
muslim, mendamaikan jika berselisih, tidak saling merendahkan dan memaklumi
kekurangan, serta berlomba menuju kebaikan dalam Islam.
 Ukhuwah`BasyariyahInsaniyah
Sebagai rahmat bagi semesta alam, Islam mengajarkan tentang semangat
persaudaraan antar sesama manusia. kita harus senantiasa berlaku baik pada setiap
manusia, karena derajat kita sama di hadapan Allah, kecuali iman dan takwa yang
membedakkannya. Contoh pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari yang
mencerminkan ukhuwah basyariah insaniyah ini antara lain seperti saling bertegur
sapa, melupakan perbedaan dan merajut kebersamaan, ikhlas menerima kritikan,
dan tidak saling merasa diri paling benar.
 Ukhuwah`Wathoniyah
Islam mengajarkan sikap cinta terhadap tanah air. Dalam konsep ukhuwah
wathoniyah atau kenegaraan, kita ini sebagai bangsa adalah bersaudara dan
setanah air, sehingga umat muslim harus senantiasa memiliki sifat nasionalis dan
mematuhi konstitusi dan perundang-undangan yang berlaku yang telah disepakati
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mulai dari undang-undang yang
disusun oleh DPR sampai peraturan di kampung-kampung pun jika itu sudah
menjadi kesepakatan bersama, maka kita harus mematuhinya, sehingga sikap
dengan kesadaran hukum itulah dapat tercipta persatuan dan kesatuan di tengah
masyarakat.

10
 Ukhuwah‘ubudiyah
Kehidupan bermasyarakat juga tidak bisa lepas dari interaksi dengan alam. Dalam
ukhuwah ‘ubudiyah, Islam mengatur bagaimana hubungan manusia dengan
lingkungan, hewan, dan tumbuhan. Manusia hendaknya harus bersikap baik dan
menjaga alam, sebagaimana makna dari Islam sebagai rahmat seluruh alam.
Contoh pelaksanaan dalam kehidupan sehari hari yang mencerminkan ukhuwah
‘ubudiyah ini bisa kita lakukan dari hal sederhana yakni menjaga kebersihan
lingkungan dan kelestarian alam.

Begitulah kaitan islam terhadap kehidupan sosial. Begitu indah nya dan tertata rapi
kehidupan masyarakat apabila masing-masing individu mau menerapkan pedoman-
pedoman kehidupan bermasyarakat. Pedoman itu terangkum dalam norma-norma
yang mana mayoritas bahkan keseluruhannya terinspirasi dari ajaran-ajaran aga.salah
satu nya ajaran-ajaran agama islam. Karena sejatinya agama islam merupakan agama
rahmatan lil alamin. Agama yang menoreh rahmatnya kepada seluruh alam tanpa
terkecuali bahkan hingga sela-sela terdalam dalam kehidupan bermasyarat.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budya dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehiduan.
Agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan Allah di
dalam al-Quran dan yang tersebut dalam sunnah sahihah berupa perintah-perintah, dan
larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat

Rahmatan lil ‘alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam al-
Quran yaitu sebagaima firman Allah dalam Q.S. al Anbiya ayat 107. Ayat tersebut
menegaskan bahwa islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya akan mendatangkan
rahmat untuk seluruh makhluk. Begitu hal nya dalam tataran ritual yang memang sudah di
tentukan operasional nya dalam al-Qran dan Hadits. Namun, dalam konteks sosial islam
sesungguhnya hanya berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilar yang
penerejmahan perasionalnya secara detail dan komprehensif tergantung pada kesepakatan dan
pemahan masing-masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan berdasarkan keberagaman
lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.

Nabi sebagai rahmatan lil ‘llamin adalah sebuah karunia luar biasa yang diberikan oleh
Allah SWT kepada umat Islam. Rahmat itu menuntun seluruh alam semesta kepada
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Dengan memegang teguh kepada ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW,
insya Allah kita akan mendapat rahmat dari Allah SWT berupa kebahagiaan, kesejahteraan,
kesenangan hidup baik di kehidupan dunia juga kehidupan akhirat kelak.

Bahwa rahmat atau kasih sayang Allah SWT itu tidak memandang siapapun atau apapun,
karena rahmat Allah juga berlaku kepada selain manusia, yakni malaikat, jin, tumbuh-
tumbuhan serta semua ciptaan Allah SWT.

12
Saran

Kita salaku civitas akademika, seharusnya mendalami materi islam sebagai agama
rahmatan lil alamin ini , agar kita bisa langsung mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari dan bisa menjadi contoh untuk yang lainnya. Dimana dimata masyarakat kita relah dicap
sebagai orang yang berpendidikan, yang berakal menjadi panutan. Dengan ilmu ini, kita bisa
memberikan contoh untuk lebih menghargai kepada makhluk-makhluk Allah yang lain,
misalnya tidah berbuat kesar terhadap hewan, tidak merusak alam, tidak menyakiti teman,
dan lain sebagainya.

13

Anda mungkin juga menyukai