Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitra Atika

NIM : 03021181823009

Kelompok : 4 ( empat )

PENGARUH DENSITAS DALAM PROSES PENCUCIAN BATUBARA

Proses pencucian batubara dapat menggunakan dua prinsip pemisahan, yaitu :

a. Pemisahan batubara murni dengan pengotornya berdasarkan sifat densitas relatifnya.


Batubara murni mempunyai densitas sekitar 1,3 sedangkan pengotornya mempunyai densitas
relative diatas 2,2.

b. Pemisahan batubara murni dengan pengotornya berdasarkan sifat ketertarikannya


permukaannya terhadap air. Batubara mempunyai sifat tidak tertarik terhadap air
(hydrophobic) sementara pengotornya bersifat tertarik terhadap air (hydrophilic).

Prinsip fisika yang dipakai di dalam operasi pemisahan batubara bersih dari
pengotornya berdasarkan densitas relatifnya adalah dengan prinsip endap-apung (float and
sink). Proses dimana partikel mengendap ke dasar fluida dan membentuk endapan disebut
settling. Teori pengendapan bebas (free setling) dipakai untuk operasi pemisahan partikel
batubara dari pengotornya dengan cara diendapkan di dalam suatu larutan yang densitas
relatifnya di antara densitas relatif batubara dan densitas relatif pengotor. Operasi pemisahan
dengan cara pengendapan tidak mungkin dilakukan dalam kondisi pengendapan bebas karena
ada partikel-partikel lain di dalam larutan yang mempengaruhi kecepatan pengendapan,
kondisi pengendapan yang sebenarnya adalah pengendapan terintangi (hindered settiling).
Pengendapan terrintangi dipengaruhi oleh sifat fisik partikel misalnya ukuran partikel,
kekentalan larutan, dan densitas relatif partikel-partikel yang terlibat.

Batubara yang datang dari muka penambangan biasanya terdiri dari batubara bersih
yang bercampur dengan sejumlah pengotor yang densitasnya lebih tinggi daripada densitas
batubara seperti shale, batu-batuan dan clay, yang harus dipisahkan di pabrik pencucian
sebelum batubara dikirim ke pembeli. Alat-alat yang dipakai pada operasi pemisahan yang
bekerja pada perbedaan densitas meliputi launder, meja goyang (shaking table) dan jig. Alat-
alat ini bekerja dengan bantuan gerakan air, baik secara horizontal, atau vertical, atau
keduanya. Faktor yang mempengaruhi efisiensi proses alat-alat ini antara lain ukuran dan
bentuk partikel.

Larutan yang digunakan di laboratorium biasanya berupa larutan organic. Prinsip


endap-apung dipakai dalam skala industri untuk memisahkan batubara bersih dari
pengotornya, tetapi tentu saja tidak mungkin menggunakan larutan organik untuk operasi
pemisahannya karena biayanya akan sangat mahal dan sangat berbahaya. Operasi pemisahan
skala industri dikenal nama pemisahan media berat (dense medium separation= DMS atau
heavy medium separation= HMS). Prinsip pemisahan media berat adalah bentuk dan ukuran
partikel tidak boleh berperan terlalu besar, pemisahan hanya didasarkan pada perbedaan
densitas relatif. Agar bentuk dan ukuran partikel di dalam operasi pemisahan media berat,
maka media pemisahannya harus tidak dalam keadaan mengalir (stationer). Semakin kecil
arus media pemisah di dalam operasi pencucian, semakin kecil pula pengaruh ukuran dan
bentuk partikel.

Larutan yang ideal untuk pemisahan media berat adalah larutan yang mempunyai
densitas relatif yang pasti dan tetap seperti misalnya perchlorethylene dan bromoform.
Namun kedua larutan ini terlalu mahal bila dipakai untuk operasi berkapasitas besar sehingga
perlu ditemukan larutan lain yang lebih murah. Salah satu alternatif yang pernah dicoba
adalah dengan suatu larutan garam seperti misalnya Natrium Klorida (NaCl), Kalsium
Klorida (CaCl2), dan Zinc Klorida (ZnCl2). Beberapa kerugian dengan larutan garam ini
misalnya larutan bersifat kental dan lengket sehingga gerakan partikel batubara relatif lambat,
kecuali bila densitas relatifnya lebih rendah, misalnya 1,35. Larutan bersifat korosif dan
relatif mahal. Selain itu, adanya garam yang tersisa dapat mempengaruhi sifat batubara dan
konsekuensinnya akan merugikan pemakai batubara.

Penggunaan larutan organic dan larutan yang mengandung garam tidak memuaskan
operasi pencucian batubara dalam skala besar. Kemudian media lain dicoba dan ternyata
sangat berhasil hingga sekarang. Media ini berupa partikel padat yang sangat halus yang
dicampur dengan air membentuk suspensi. Suspensi adalah campuran bahan padat dengan
bahan air. Partikel padat yang tidak larut dalam air ini digiling sampai halus sekali sehingga
partikel ini tidak bisa mengendap selama operasi pencucian , akan tetapi terdistribusi secara
merata ke seluruh bagian larutan. Cairan yang dipakai dalam preparasi batubara adalah
suspensi air (densitas relatif = 1) dengan material padat mineral magnetit.

Densitas relatif suatu suspensi ditentukan oleh komposisi air dan bahan padatnya.
Misal, bila suatu suspensi terdiri dari 3ml air dan 0,5 cm3 bubuk magnetit halus (densitas
relatif 4,8) maka densitas suspensinya:

Berat 3 ml air dengan densitas relatif 1 adalah : 3 ml x 1 = 3 gram

Volume suspensi adalah : 3 ml + 0,5 cm3 = 3,5 ml

Berat bubuk magnetit adalah : 0,5 ml x 4,8 = 2,4 gram

Berat suspensi adalah : 2,4 gr + 3 gr = 5,4 gram

Densitas suspensi adalah Suspensi magnetit yang dipakai pada pabrik pencucian pasti
akan terkontaminasi oleh partikel batubara dan shale yang amat halus akibat dari pecahnya
batubara selama operasi pencucian, akibatnya densitas relatif suspensi akan menjadi tidak
tepat lagi. Karena densitas partikel kontaminan lebih rendah daripada densitas magnetit,
maka kontaminasi akan menurunkan densitas relatif suspensi. Penurunan itu harus dinaikkan
lagi dengan cara menambahkan lebih banyak magnetit. Bila kontaminasinya terlalu berat dan
jumlah magnetit yang harus ditambahkan untuk mengembalikan densitas relatif suspensi
terlalu besar, maka penanganannya akan menjadi lebih sulit karena terlalu kental. Oleh
karena itu, setiap jenis suspensi mempunyai batasan kontaminasi yang mampu ditanganinya.
Dengan demikian, harus ada tahap operasi pembersihan media yang efisien dan
berkesinambungan untuk mengurangi jumlah kontaminasi.

Ukuran partikel media memegang peranan penting terhadap sifat media berat.
Semakin kasar partikel media maka partikel akan lebih mudah mengendap. Partikel kasar
menimbulkan kondisi yang tidak stabil dan sebaliknya partikel halus menghasilkan kondisi
yang lebih stabil. Waktu yang diperlukan oleh media padat untuk mengendap adalah ukuran
kestabilan suatu suspensinya. Semakin kecil densitas relatif partikel, semakin stabil pula
suspensinya. Kestabilan suspensi penting artinya untuk operasi konsentrasi batubara sehingga
padatan tidak mudah mengendap.
Konsentrasi magnetit yang tinggi membuat media menjadi kental. Slimes, yaitu
partikel tanah liat yang amat halus akan menurunkan densitas relatif setiap suspensi magnetit
dan untuk mempertahankan densitas relatif perlu ditambahkan lebih banyak magnetit.
Dengan demikian, konsentrasi akan naik dan timbul masalah viskositas atau kekentalan.
Untuk memperoleh media yang stabil, laju-endap media harus serendah mungkin. Persamaan
pengendapan (persamaan 2.2) menunjukkan bahwa: …………………..(2.2)

Maka laju endap dapat diperkecil dengan cara memperkecil diameter partikel (d),
memperkecil densitas relatif media padat ), dan memperbesar tahanan fluida (R). Suspensi
yang kental bersifat tidak mudah mengalir. Bila suatu media berubah menjadi kental, maka
partikel shale akan terapung di permukaan media. Peristiwa ini bukan karena densitas relatif
media lebih tinggi daripada densitas shale, tetapi karena media terlalu tebal dan lengket untuk
bisa mengendapkan shale. Karena shale mudah pecah oleh tekanan air menjadi lumpur.
Suspensi ini sangat stabil dan merupakan slimes yang dikenal dalam operasi preparasi
batubara, dapat dibentuk menjadi media yang murah. Magnetit adalah mineral yang jauh
lebih keras daripada shale dan tidak aktif terhadap air. Densitas relatifnya dua kali shale.
Suspensi magnetit dalam air jauh kurang kental dibandingkan dengan shale, dan magnetit
tidak membentuk slime.

Densitas relatif suspensi merupakan fungsi dari densitas relatif padat dan fungsi dari
konsentrasinya. Yang terakhir ini dipengaruhi oleh ukuran partikel media padat. Dalam garis
besarnya, semakin kasar partikel maka semakin tinggi konsentrasi yang dapat diijinkan tanpa
harus menaikkan kekentalan sampai ke tingkat tertentu yang dapat menyebabkan separasi
menjadi tidak efisien. Konsentrasi material halus yang terlalu tinggi menimbulkan masalah
viskositas, sedangkan konsentrasi yang terlalu rendah menyebabkan ketidakstabilan. Pada
saat menimbang media mana yang akan digunakan untuk pemisahan media berat harus
memperhatikan semua faktor di atas, termasuk pengaruh slimes yang mungkin dihasilkan dari
lapisan batubara.

Anda mungkin juga menyukai