MOTTO
“Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan
dengan agama hidup lebih terarah”.
“Jadikanlah kejujuran itu sebagai simbol kehidupan, karena dengan
kejujuran hidup lebih bermakna dan bermanfaat.”
“Tiada yang lebih bermanfaat selain ilmu, dengan ilmu hidup akan
senantiasa seimbang antar sesama manusia dan lingkungan, gunakanlah
hidup untuk selalu belajar insya allah akan memberi manfaat untuk orang
yang belajar.”
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan makalah ini antara lain:
Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk Universitas PGRI Palembang, sebagai bahan atau sumber bacaan
untuk menambah pengetahuan tentang Pengartian dan Ruang Lingkup
Kosmografi
Dosen pembimbing kami yaitu Bapak WASIS ROMADHANY,S.Si yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan serta pembuatan
makalah ini.
Untuk kedua orang tua kami, yang telah membesarkan dan mendidik dengan
penuh kasih dan sayang serta senantiasa memberikan do’a dan dukungan
untuk selalu yakin dan optimis dalam menuntut ilmu.
Untuk kakak / adik kami yang selalu memberikan dukungan, semangat dan
do’a nya untuk keberhasilan kami.
Teman-teman kami yang selalu memberi masukan, dukungan, kritikan dan
do’a sehingga kami dapat menyusun dan menulis makalah ini sesuai dengan
materi yang di sajikan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah_Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang
ditentukan. Makalah ini disusun sesuai dengan materi yang ada yaitu Pengertian
dan Ruang lingkup kosmografi sehingga mudah untuk dipelajari oleh para
pembaca. Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut
membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
seoptimal mungkin.
Tak terlepas dari semua pihak yang turut membantu, kami ucapkan
terimakasih kepeda orang tua yang selalu memberikan nasehat dan saran yang
sangat berguna dalam penggarapan makalah ini, kami juga berterimakasih kepada
Bapak / Ibu dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini, tanpa arahan dan bimbingan nya makalah ini tidak
akan tersusun secara optimal. Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman
yang turut membantu sehingga makalah ini dapat tersusun dan tersaji sebagai
bahan atau sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu tim penyusun selalu
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan
terima kasih.
Palembang,
Februari 2013
Tim Penyusun
BABA I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOSMOGRAFI
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang
mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-
benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit
maupun bumi. Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari
dalam kosmografi dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan
oleh berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk
menunjukkan arah atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan
suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu
mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai
petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.
Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan
alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman
dimulai. Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan
dibuat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi
mendapat banyak kontribusi dari kosmografi.
Galaksi tidak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki
bentuk khusus.
Ciri – cirinya :
Galaksi ini banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas gas dan
debu.
Terdiri atas bintang – bintang tua dan muda.
Bentuknya tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus.
Contohnya :
Awan Magellan Besar
Awan Magellan Kecil
Galaksi Elips
Sesuai dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi bentuk aslinya tidak
diketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah pandang kita, apakah dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut.
Ciri – cirinya :
Tipe galaksi mulai dari yang berbentuk bundar sampai yang berbentuk bola pepat.
Struktur dari galaksi ini tidak terlihat dengan jelas.
Terlihat sangat redup.
Sangat sedikit mengandung materi antarbintang.
Anggotanya adalah bintang – bintang tua.
Contohnya :
Galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat dirasi virgo.
Galaksi Spiral
Galaksi tipe ini adalah tipe yang paling uum dikenal orang. Keungkinan besar
dikarenakan bentuk spiralnya yang indah itu. Bagian – bagian utama galaksi spiral
adalah halo , bidang galaksi termasuk lengan spiral dan bulge , dan bagian pusat
galaksi yang menojol. Gugus Bola adalah kumpulan bintang – bintang yang
berjumlah puluhan ribu bintang yang lahir bersama – sama, dan mengumpul
berbentuk bola. Gugus bola inilah yang membentuk halo bersama bintang –
bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Ciri – Cirinya :
Berbentuk spiral yang indah.
Terdiri atas bintang – bintang tua dan bintang – bintang muda.
Bintang – bintang besar terdapat pada gugus bola yang tersebar menyelimuti
galaksi.
Galaksi ini berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari galaksi elips.
Dan karena kecepatan rotasinya ini menyebabkan galaksi ini memipih dan
membentuk bidang galaksi.
Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral tidak sama. Semakin kearah pusat
galaksi kecapatannya semakin besar.
Bintang – bintang muda terdapat dilengan spiral galaksi yang berada di bidang
galaksi.
2. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana
bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar
angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan
benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang baru
dapat dilihat pada abad ke-19, cara yang digunakan adalah cara paralaks
trigonometri. Kita tahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu
sekali keliling dalam waktu satu tahun.
Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat seolah-olah
menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan mencerminan
gerak bumi.Dan matahari adalah sebuah bintang dilihat dengan teropong bintang
hanya terlihat sebagai titik cahaya saja yang tidak ada bedanya dengan kalau kita
melihat dengan mata telanjng (tanpa alat). Penggunaan teropong atau teleskop
dapat membantu pengamatan bintang lebih teliti diantaranya:
1. Bintang yang lemah cahayanya dapat dilihat dan dimati dengan teleskop
bergaris
dengan 60 cm kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih lemah daripada
bintang terlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)
2. Bintang yang jarak sudutnya sangat kecil dapat dilihat secara terpisah.
a. Tata Nama Bintang
Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh beberapa macam cara ahli
astronom dalam memberikan nama bintang, dintaranya adalah:
1. Pemberian nama berdasarkan nama yang telah diberikan atau digunakan orang
sejak zaman kuno. Misal: Bintang Antares, Bintang Sirius, Bintang Betelgeuse,
dan Bintang Aideboran.
2. Pemberian nama berdasarkan/menurut rasi konstelasi tempat bintang itu
berada.Misal: α Centauri adalah bintang terterang dirasi centaurus, sedangkan
bintang β Centauri adalah bintang kedua dirasi centaurus, demikian seterusnya.
Untuk mengatakan urutan terangnya bintang pada suatu rasi digunakan abjad
yunani α β Y dan seterusnya. Bintang antares juga disebut bintang scorpii artinya
bintang terang dirasi scorpio.
3. Dalam astronomi modern, nama bintang dinyatakan menurut nomornya dalam
catalog. Missal bintang HD 226868 adalah bintang yang tercantum dalam
katalog.Henry Draper dengan nomor 226868, N31 adalah bintang yang terdapat
dalam katalog Nissier dengan nomor 31, dan bintang NGC 6205 adlah bintang
yang tercantum dalam New General Catalogue dengan nomor 6205. Bintang
terdekat dengan dengan bumi setelah matahari adalah centauri, jaraknya terhadap
bumi sekitar 4,5 tahun cahaya.
b. Peta Bintang
Bila kita menengadah kelangit tampak seolah olah bumi kita dinaungi
“atap” setengah bola yang disebut “bola langit”. Bintang bintang dan benda langit
lainnya seolah olah menempel pada bola langit itu. Orang yunani kuno membagi
bola langit dalam daerah daerah yang disebut rasi atau “konstelasi” nama nama
rasi dihubungkan dengan nama nama tokoh dan makhluk dalam
mitologi.Misal:rasi Centaurus diambil dari nama makhluk hidup setengah kuda
setengah manusia, Orion atu si pemburu, Scorpio atu kalajengking, Gemini atau
sinak kembar, Hercules atau si orang kuat, dalam dongeng yunani kuno (putra
zeus atau alemene).
c. Cahaya Bintang
Ada bintang yang tak tampak terang ada pula yang tidak terlihat kurang
terang. Energi bintang tiba di bumipada permukaan seluas 1 cm² dalam selang
waktu 1 detik disebut “fluks energi” bintang itu. Sebuah bintang tampak terang
bila fluks energinya besar. Namun kuat cahaya bintang bila fluks energinya besar,
namun kuat cahaya bintang yang tampak oleh kita tidak merupakan ukuran terang
sebenarnya bintang itu. Bisa saja suatu bintang sebenarnya memancarkan enegi
yang relatiftidak banyak, tetapi tampak terang berhubung letaknya yang dekat atau
sebaliknya sebuah bintang menghamburkan energi secara dahsyat. Namun dari
bumi tampak lemah berhubung letaknya jauh.
d. Terang dan Warna Bintang
Kita tak akan pernah dapat terbang secara langsung menuju bintang –
bintang walau Astronot sekalipun, demikian juga jika di lihat dari teropong yang
paling besar sekalipun, bintang–bintang hanya akan terlihat sebagai titik saja ,
Untuk itu Astronom memiliki tugas yang berat dalam menerangkan bintang–
bintang yang penuh dengan liku-liku.
e. Magnitudo Bintang
Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo.
Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun
teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara
tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1
hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling
redup, dengan demikian maka “makin terang suatu bintang , makin kecil
magnitudonya “sehingga beberapa bintang yang di ketahui tidak berubah-ubah
cahayanya di ukur magnitudonya dengan cermat dapat di gunakan sebagai standar
magnitudo.
Untuk lebih jelasnya kita lihat di bawah ini merupakan magnitudo beberapa
benda langit, di mana untuk planet Venus dan Jupiter di berikan pada saat
terangnya maksimum.
Dalam magnitudo juga terdapat kecerahan yang diukur secara mutlak, yang
menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai
magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo
adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui
persamaan, dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
f. Warna Bintang
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith
Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian
berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada
ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes
dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
• 0 Maha maha raksasa
• I Maharaksasa
• II Raksasa-raksasa terang
• III Raksasa
• IV Sub-raksasa
• V deret utama (katai)
• VI sub-katai
• VII katai putih
g. Spektrum Bintang
a. Spektrum atau uraian cahaya
Pada tahun 1989 Kirchoff mengemukakan 3 hukum yang merupakan dasar
spektoroskopi ( ilmu yang menelaah spectrum cahaya ) yakni :
1. Bila sutau gasa yang mampat di pijarkan maka gas itu memancarkan spectrum
kontinu, artinya radiasi pada semua panjang gelombang di pancarkan.
2. Bila suatu gas yang renggang di pijarkan maka hanya warna-warna tertentu atau
panjang gelombnag tertentu saja yang di pancarkan .
3. Bila berkas cahaya putih dengan spectrum kontinudi lewatkan melalui gas yang
dingin dan renggang , gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna-warna
atau panjang gelombang tertentu.
b. Klasifikasi Spektrum Bintang
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang
dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan
suhu, warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikembangkan oleh
Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an
dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard.
3. Planet
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya,
yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang
lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus.
Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari
lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang
terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-planet yang
mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga
jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
a) MERKURIUS
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling
kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer
waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu
rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah
57.910.000 km.
b) VENUS
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang
paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan
planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya
hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari
adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5
bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
c) BUMI DAN BULAN
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang
dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet
Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-
unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan
matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama
dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km).
d) MARS
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi
selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen
demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu
tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan
adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan
sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua
satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini
ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah
227.940.000 km.
e) YUPITER
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya
lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota
Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat,
yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya
unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak
berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini
sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain
85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4,
NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan
terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io,
Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak
Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f) SATURNUS
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali
berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir
sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai
keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri
atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas
(dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang
bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit. Jarak antara Saturnus dan
Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.
g) URANUS
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di
Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium
Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom
menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus.
Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan
waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet
ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak
sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah
2.863.840.000 kilometer.
h) NEPTUNUS
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis.
Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus,
terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang
lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya
terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua
satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.
4. Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran
beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki
eksentrisitas orbit tinggi. Secara umum, perihelionnya terletak di planet-planet
bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet
memasuki Tata Surya bagian dalam dan mendekati matahari menyebabkan
permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang menghasilkan koma, ekor
gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
5. Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet,
berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama
dengan planet, berputar mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan,
yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi
bersama planet mengelilingi matahari.
Satelit ada dua maoam yaitu :
a. Satelit alamiah
Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan batan manusia.
b. Satelit buatan
Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik
yang berawak maupun yang tidak berawak.
6. Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid,
yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
Ada dua teori asal mula asteroid :
a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak
karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-asteroid.
b. Asteroid terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya
terdapat gukup partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu
berkelompok.
7. Meteorid, Meteor, Dan Meteorit
Meteorid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang
berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tergeger, atau pecahan
benda langit lain. Meteor adalah benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang
pada saat menembus atmosfer terbakar sehingga timbul nyala yang terlihat dari
bumi. Meteorit adalah meteor yang jatuh ke permukaan bumi.
Berdasarkan materi yang terkandung di dalamnya, meteorit di bedakan menjadi
dua yaitu :
a. meteorit besi : terdiri 90% zat besi dan 10% nikel
b. meteorit batu : terdiri 10% besi dan nikel dan lainnya berupa silikon.
b. Revolusi bumi
Rovolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari.
Revolusi bumi mengakibatkan :
a) Gerak semu tahunan matahari
b) Perubahan lamanya siang dan malam
c) Pergantian musim sepanjang tahun
d) Terlihat rasi bintang yang berada dari bulan ke bulan
Gerak semu tahunan matahari berlangsung terus antara garis balik utara dan
garis balik selatan. Perubahan lamanya siang dan malam. Revolusi bumi tidak
dapat kita rasakan, tetapi adanya revolusi bumi ditunjukkan oleh terjadinya
pergeseran lintasan mental sepanjang tahu .Revolusi bulan mengakibatkan
terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim. Musim yang terjadi
di belahan bumi utara dan selatan selama 3 bulan.
Revolusi bumi juga mengakibatkan terlihatnya rasi bintang yang membedakan
dari bulan ke bulan. Rasi bintang adalah kumpuan beberapa bintang yang
membentuk planet tertentu misalnya rasi bintang scorpio, dan rasi gemini, jaman
dahulu digunakan oleh para petani sebagai permulaan musim.Revolusi bumi
digunakan dasar untuk dasar perhitungan kalender Masehi atau kalender
syamsiah. Jumlah hari dalam satu tahun masehi 365 hari. Kala revolusi bumi
365,25 hari, sehingga sisanya 0,25 hari dikumpulkan menjadi 1 hari. Sehingga
setiap 4 tahun jumlah hari dalam 1 tahun masehi 366 hari disebut tahun kabisat
yang artinya tahun yang bisa dibagi 4.
2. BULAN
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.
Bentuk bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari. Tapi sebenarnya
bentuk bulan tidak berubah. Hal ini bisa demikian karena bulan dalam
peredarannya melakukan 3 gerakan, yaitu :
Bulan beredar berputar pada porosnya (berotasi)
Bulan berotasi membutuhkan waktu kira-kira 1 bulan, sama dengan waktu
revolusinya maka wajah bulan yang tampak dari bumi selalu sama.
Bulan mengelilingi bumi (berevolusi)
Dalam sekali bulan berevolusi, yang berarti pula berotasi, revolusi bulan
mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan. Kejadian fase-fase bulan adalah proses
perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi yaitu bulan baru, bulan mati,
bulan sabit, bulan purnama. Waktu yang di perlukan oleh bulan dari bulan mati ke
bulan baru adalah 29,5 hari.
Gerhana matahari hanya dapat terjadi ketika bulan berada pada bulan
baru dan ketika bulan berada di dekat salah satu simpul orbitnya. Adapun jenis-
jenis gerhana matahari adalah:
a. Gerhana Matahari Total
Pada gerhana matahari ini, matahari ditutup sepenuhnya oleh bulan
disebabkan bulan berada dekat ke bumi dalam orbit bujurnya. Gerhana total hanya
dapat dilihat dari daerah permukaan bumi yang terkena bayangan umbra. Gerhana
total sangat jarang terjadi. Mungkin seseorang hanya dapat menyaksikan sekali
dalam seumur hidupnya. Gerhana matahari total merupakan sebuah pemandangan
indah tetapi juga membahayakan mata. Ketika sinar matahari sudah tertutupi
seluruhnya oleh bulan dan hany ‘corona’ (lingkaran sinar yang mengelilingi
matahari) maka aman bagi kita untuk melihat tanpa adanaya pelindung pada mata
kita. Ada beberapa cara untuk melihat gerhana matahari total dengan aman,
diantaranya dengan menggunakan kacamata khusus atau lebih aman lagi dengan
melihat gerhana melalui siaran TV
G. PENANGGALAN
Penanggalan berasal dari kata tanggal. Tanggal berarti kalender (takwim),
yang juga berarti proses, cara, pembuatan penanggalan. Penanggalan memiliki arti
pembuatan, pembubuhan, perangkaian, penyusunan tanggal yang di dalamnya
terdapat jumlah tanggal, hari dan bulan. Jadi penanggalan secara umum sama
seperti kalender maupun perhitungan atau kumpulan tanggal-tanggal, hari-hari,
serta bulan yang berada di dalamnya.
Secara istilah penanggalan memiliki arti:
1. Hari dalam bulan: bilangan yang menyatakan hari yang ke berapa dalam
bulan
2. Perhitungan hari dalam bulan (Tarikh)
3. Daftar hari dalam bulan serta pembubuhan tanggal.
Dalam pengertian yang lain penanggalan adalah kalender yang memuat
nama-nama bulan, nama-nama tanggal, nama-nama hari keagamaan. Seperti yang
terdapat dalam kalender Masehi. Dalam penanggalan terdapat daftar hari dalam
bulan, almanak dan takwim. Jadi penanggalan juga berarti kalender, yang
dipergunakan untuk perhitungan dalam menentukan hari-hari tertentu yang
berkaitan dengan ibadah.
H. BOLA LANGIT
Dalam ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun
khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-
benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut. Bola
langit memiliki beberapa istilah menurut titik pengamat seorang manusia di bumi.
Zenit merupakan titik langit yang berada tepat di atas kepala pengamat.
Sedangkan nadir adalah titik yang berada tepat di bawah kaki pengamat.
Bola langit dapat digunakan secara geosentrik maupun toposentrik.
Geosentrik berarti bola tersebut berpusat pada pengamat khayal yang berada di
pusat bumi dan efek paralaks tidak diperhitungkan. Sementara toposentrik berarti
bola tersebut berpusat pada pengamat di permukaan Bumi dan paralaks horizontal
tidak dapat selalu diabaikan.
Dalam mempelajari bola langit, manusia menggunakan patokan kutub utara
dan kutub selatan bumi. Sehingga dalam hal ini muncul dua istilah Kutub Langit
Utara dan Kutub Langit Selatan. Kutub Langit Utara adalah pertemuan antara bola
langit dengan perpanjangan garis kutub selatan dan kutub utara. Sedangkan Kutub
Langit Selatan adalah pertemuan antara bola langit dengan perpanjangan garis
kutub utara dan kutub selatan.
Saat belajar astronomi bola langit, para ahli perbintangan menggunakan titik
O dengan koordinat (0,0) yaitu pusat bumi sebagai titik acuan atau pusat
koordinat. Sedangkan koordinat titik-titik lain, misalnya benda-benda langit
ditentukan berdasarkan posisinya terhadap titik asal.
a. Lukisan Bola Langit
Cara menggambar bola langit, adalah sebagai berikut:
a. Buatlah sebuah lingkaran dengan radius 5cm atau lebih besar.
b. Tarik diameter yang horizontal dan yang vertikal.
c. Buatlah lingkaran horizontal berpusat di titik pusat lingkaran. Inilah horizon bola
langit pada bola langit itu.
d. Buatlah 4 mata angin pada horizon yaitu S, B, U, dan T.
e. Lihat contoh gambar di bawah ini.
f. Kita lihat beberapa tanda yaitu, Z = zenith, N = nadir, S = selatan, B = barat, U =
utara, T = timur.
g. Garis TB tegak lurus terhadap SU. (pada elips).
Istilah-istilah yang berhubungan dengan lukisan bola langit, yaitu sebgai berikut:
1. Lingkaran besar pada bola langit ialah lingkaran yang mempergunakan garis
tengah bola langit itu sebagai garis tengahnya, seperti horizon yang telah kita
buat.
2. Lingkaran vertikal ialah lingkaran besar pada bola langit yang bergaris tengah
garis vertikal.
3. Meridian langit ialah lingkaran vertikal yang melalui titik-titik Utara dan Selatan.
4. Lingkaran tinggi ialah lingkaran vertikal yang melalui bintang dan yang
dipergunakan untuk mengukur tinggi bintang itu.
5. Lingkaran almukantarat ialah lingkaran kecil yang sejajar dengan horizon.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon, meliputi:
a. Tinggi bintang yaitu busur pada lingkaran tinggi yang melalui bintang itu, antara
bintang itu dengan proyeksinya di horizon.
Besar busur tinggi 0o sampai 90o, jika bintang itu di atas horizon, atau dari 0o
sampai -90o, jika di bawah horizon.
Bintang yang terletak di bawah horizon tidak dapat dilihat, akan tetapi dapat
dilukis pada bola langit.
b. Azimuth sebuah bintang ialah busur pada horizon diukur dari titik Selatan
menuju/melalui titik Barat sampai proyeksi bintang itu pada horizon, dihitung dari
0o sampai 360o.
b. Sikap-Sikap Bola Langit
Dari berbagai tempat yang berbeda lintangnya, sikap bola langit akan
berbeda pula. Misalnya jika kita berdiri di Pontianak. Pada tengah hari tanggal 21
maret, matahari akan lewat tepat di zenith kota itu. Akan tetapi, di Jakarta (6oLS)
atau pulau Rote (11oLS), tengah hari pada hari yang sama matahari akan lewat
miring ke Utara. Sebaliknya, tengah hari da sabang (6oLU) atau Singapura
1o40’LU, matahari miring ke Selatan. Di Tokyo (36oLU) sepanjang tahun tidak
akan pernah matahari lewat di zenith kota itu. Demikian juga di new York
(41oLU), Moskwa (56oLU), Buenos Aires (35oLS), Sydney (34oLS), dan kota-
kota lain yang letaknya di sebelah utara garis balik Utara (GBU) atau di sebelah
selatan Garis Balik Selatan (GBS).
Pada umumnya bola langit dibedakan 3 sikap, yaitu sebagai berikut.
1. Sikap bola langit tegak, jika khatulistiwa serta garis edar benda langit yang lain
tegak lurus terhadap horizon. Bola langit yang tegak yaitu bola langit untuk
lintang tempat tinjauan khatulistiwa atau β = 0o. Semua tempat yang terletak
digaris khatulistiwa mempunyai bola langit yang tegak, seperti Pontianak dan
Bonjol di Negara kita, dan danau Victoria di Afrika.
2. Sikap bola langit miring, jika khatulistiwa dan garis edar benda langit yang lain
miring terhadap horizon. Tempat-tempat di bumi dengan lintang geografik bukan
0o, akan tetapi lebih kecil dari 90oLU maupun LS mempunyai bola langit yang
miring.
3. Sikap bola langit sejajar, jika β = 90o LU atau 90oLS yaitu untuk tempat tinjauan
kutub utara atau kutub selatan.
Tata Koordinat Bola Langit
Tata koordinat bola langit ada dua jenis yaitu, Tata koordinat horizon dan
ekuator. Kedua tata koordinat tersebut sangat penting karena sangat sering
digunakan untuk menyatakan letak benda langit.
Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi
kutub (φ) . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur
dari Selatan ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari
Utara ke KLU jika pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ
= 90° LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub
lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS lingkaran
ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan
berimpit dengan zenit
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut
jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan
satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A)
ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan
berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi
bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju
KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam
kurun waktu yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat
presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam
akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu,
ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur
suatu bintang pada tanggal 23 tepat berkulminasiSeptember pukul 00.00, yaitu
ketika titik Aries atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat
inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang
umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang dikoreksi
terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu tahunan bintang dikoreksi terhadap
Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang, yaitu letak titik Aries pada hari itu.
Pada tanggal 23 September LST-nya adalah pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h
pada 23 September berikutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, dan 22
Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h. Jadi LST dapat dicari
dengan rumus :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasar uraian uraian diatas, maka isi makalah yang kami susun dapat di
simpulkan sebagai berikut.
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang
mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-
benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit
maupun bumi.
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut
Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada,
termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang,
planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda -
benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori Keadaan Tetap
Teori Pembentukan Tata Surya
Teori Nebulae (Kant dan Leplace)
Teori Awan Debu (van Weizsaecker)
Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)
Teori Bintang Kembar
ANGGOTA JAGAT RAYA
Galaksi
Galaksi adalah suatu system kumpulan bintang – bintang , gas , dan debu
yang amat luas dan anngotanya saling mempengaruhi secara gravitasional (
Siatupang, 2000 ).
Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana
bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata.
Planet
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya,
yaitu planet dalam dan planet luar.
Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran
beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil.
Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet,
berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama
dengan planet, berputar mengelilingi matahari.
Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid,
yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
Meteorid, Meteor, Dan Meteorit
Meteorid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang
berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tergeger, atau pecahan
benda langit lain. Meteor adalah benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang
pada saat menembus atmosfer terbakar sehingga timbul nyala yang terlihat dari
bumi. Meteorit adalah meteor yang jatuh ke permukaan bumi.
GERAKAN BUMI, BULAN, DAN MATAHARI
BUMI
Bentuk bumi kita seolah-olah datar. Dalam keadaan yang sebenarnya bumi
itu bentuknya bulat .
Bumi melakukan 2 gerakan yaitu :
Rotasi bumi
Rotasi bumi yaitu gerakan bumi berputar pada porosnya.
Revolusi bumi
Rovolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari.
BULAN
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.
Bentuk bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari.
MATAHARI
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata
149,680,000 kilometer (93,026,724 mil). Matahari dan delapan buah planet
membentuk tata surya.
BOLA LANGIT
Dalam ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun
khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-
benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut.
Tata Koordinat Bola Langit
Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu.
SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing
secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah
dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional, tak terlepas dari
kesemua itu perlunya mempelajari kosmografi dan ilmu yang lain agar setiap
peserta didik mampu menumbuhkan rasa kesadaran akan hubungannya dengan
lingkungan sekitar sehingga tercipta suasana kehidupan yang dinamis dan
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Pramana, Arif Budi, dkk. Diktat Kosmografi. Universitas PGRI Palembang
Diposkan oleh agus lestiawan di 17.17