Anda di halaman 1dari 39

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KOSMOGRAFI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan
dengan agama hidup lebih terarah”.
“Jadikanlah kejujuran itu sebagai simbol kehidupan, karena dengan
kejujuran hidup lebih bermakna dan bermanfaat.”
“Tiada yang lebih bermanfaat selain ilmu, dengan ilmu hidup akan
senantiasa seimbang antar sesama manusia dan lingkungan, gunakanlah
hidup untuk selalu belajar insya allah akan memberi manfaat untuk orang
yang belajar.”

PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan makalah ini antara lain:
 Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
 Untuk Universitas PGRI Palembang, sebagai bahan atau sumber bacaan
untuk menambah pengetahuan tentang Pengartian dan Ruang Lingkup
Kosmografi
 Dosen pembimbing kami yaitu Bapak WASIS ROMADHANY,S.Si yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan serta pembuatan
makalah ini.
 Untuk kedua orang tua kami, yang telah membesarkan dan mendidik dengan
penuh kasih dan sayang serta senantiasa memberikan do’a dan dukungan
untuk selalu yakin dan optimis dalam menuntut ilmu.
 Untuk kakak / adik kami yang selalu memberikan dukungan, semangat dan
do’a nya untuk keberhasilan kami.
 Teman-teman kami yang selalu memberi masukan, dukungan, kritikan dan
do’a sehingga kami dapat menyusun dan menulis makalah ini sesuai dengan
materi yang di sajikan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah_Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang
ditentukan. Makalah ini disusun sesuai dengan materi yang ada yaitu Pengertian
dan Ruang lingkup kosmografi sehingga mudah untuk dipelajari oleh para
pembaca. Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut
membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
seoptimal mungkin.
Tak terlepas dari semua pihak yang turut membantu, kami ucapkan
terimakasih kepeda orang tua yang selalu memberikan nasehat dan saran yang
sangat berguna dalam penggarapan makalah ini, kami juga berterimakasih kepada
Bapak / Ibu dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini, tanpa arahan dan bimbingan nya makalah ini tidak
akan tersusun secara optimal. Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman
yang turut membantu sehingga makalah ini dapat tersusun dan tersaji sebagai
bahan atau sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu tim penyusun selalu
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan
terima kasih.

Palembang,
Februari 2013

Tim Penyusun
BABA I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alam semesta sangatlah luas, akan tetapi, saat kita mulai berpikir tentang
seberapa luas hal ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang jauh
berbeda dari apa yang bisaanya kita pahami. Garis tengah matahari adalah 103
kali lebih besar daripada garis tengah bumi. Mari kita perjelas hal ini dengan
menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan bumi sebagai kelereng,
matahari adalah bola yang dua kali lebih besar daripada sebuah bola sepak. Hal
yang menarik di sini adalah jarak di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan
yang mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh
kira-kira 280 meteri ( 920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan
Matahari berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata
surya kita perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
Dengan perbandingan ini, dapat membayangkan bahwa tata surya
merupakan tempat yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya dengan
galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada, tata surya kita akan tampak
sangat kecil. Karena, di dalam galaksi Bima Sakti, ada sekitar 250 miliar bintang
yang mirip dengan matahari kita, dan kebanyakan jauh lebih padat. Matahari kita
terletak pada salah satu lengan galaksi yang berbentuk spiral ini. Tetapi, yang
menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya adalah tempat yang sangat
“kecil” pula, bila kita memperhitungkan keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada
juga galaksi-galaksi lain di ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah
keseluruhan sekitar 300 miliar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Memahami kejadian – kejadian di langit?
2. Mengetahui benda – benda langit?
3. Menentukan titik koordinat benda – benda langit?
4. Menganalisis terjadinya gerhana bulan dan matahari?
5. Sebab dan akibat hubungan manusia dengan lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain yaitu, untuk mengetahui dan
memahami segala bentuk aktivitas yang ada di bumi dan di langit, agar manusia
secara sadar menciptakan lingkungan hidup yang dinamis supaya terbentuk
kehidupan yang seimbang antara manusia dengan lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOSMOGRAFI
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang
mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-
benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit
maupun bumi. Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari
dalam kosmografi dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan
oleh berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk
menunjukkan arah atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan
suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu
mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai
petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.
Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan
alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman
dimulai. Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan
dibuat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi
mendapat banyak kontribusi dari kosmografi.

B. PENGERTIAN JAGAT RAYA,


Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut
Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada,
termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang,
planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda -
benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.

C. TEORI PEMBENTUKAN JAGAT RAYA


Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
a. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi
kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi
dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-
materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid,
meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori ”Big Bang” ini didukung oleh
seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini
tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses
pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari
Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah
mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya.
b. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti
hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan
berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang
yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan
keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka
tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya
memampat lagi.
c. Teori Keadaan Tetap
Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat
raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen
senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini
memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu
atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli
astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Dalam teori ”keadaan
tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa
di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan
asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.

D. TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA


1) Teori Nebulae (Kant dan Leplace)
Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang filsuf ber-
kebangsaan Jerman yang bernama Immanuel Kant yang hidup antara tahun 1724–
1804. Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang
sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat
tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis
tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa
yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya.
Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka
berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam
keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.
2) Teori Awan Debu (van Weizsaecker)
Von Weizsaecker (1945) dan G.P. Kuiper (1950) mengemukakan
pendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri dari
debu dan gas (hidrogen dan helium). Adanya ketidakteraturan dalam awan
tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan
gerakan perputaran yang sangat cepat dan teratur sehingga terbentuklah piringan
seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung kemudian menjadi matahari,
sedangkan bagian pinggirnya berubah bentuk menjadi planet-planet. Ahli
astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain F.L Whippel
dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya tata surya
berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di
sekelilingnya yang kemudian membentuk planet- planet yang beredar
mengelilingi matahari.
3) Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Moulton dan Chamberlain (1900) mengemukakan pendapat bahwa tata
surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang
mengelilingi inti berwujud gas dan bersuhu tinggi. Gabungan dari bahan-bahan
padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang
bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
4) Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys (1917) mengemukakan pendapat bahwa tata
surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planet-
planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang
tertarik dan terlepas oleh adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke
dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian
tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi
matahari. Lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatan-bulatan yang
disebut planet.
5) Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari
mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak
menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-
planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.

E. ANGGOTA JAGAT RAYA


1. Galaksi
Galaksi adalah suatu system kumpulan bintang – bintang, gas, dan debu
yang amat luas dan anngotanya saling mempengaruhi secara gravitasional (
Siatupang, 2000 ). Matahari dan Sembilan planet yang mengitarinya adalah
anggota dari sebuah galaksi yang diberi nama galaksi Bima Sakti. Ada dua orang
astronom yang berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Mereka adalah
Harlow Shapley dan George Ellery Hale. Shapley inilah yang mengembangkan
metode untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima
Sakti. Sedangkan Hale sangat besar perannya dalam pengembangan teleskop –
teleskop besar yang digunakan untuk pengamatan bintang – bintang dan nebula.
Ciri-ciri Galaksi
 Galaksi adalah himpunan berbilion, malah bertrilion bintang-bintang
 Semua Galaksi memiliki inti dari system galaksi
 Seluruh system yang terdapat pada galaksi melakukan rotasi
 Galaksi memiliki cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan
 Galaksi memiliki bentuk tertentu
 Galaksi-galaksi hanya terlihat di luar jalur Galaksi BimaSakti
Klasifikasi Galaksi
Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe galaksi
spiral, galaksi elips, dan galaksi tidak beraturan ( Simatupang, 2000 ). Pembagian
ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi – galaksi tersebut. Galaksi yang
diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas 75 % galaksi
spiral, 20 % galaksi elips, dan 5 % galaksi tidak beraturan. Berikut klasifikasinya :
Galaksi Tidak Beraturan

Galaksi tidak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki
bentuk khusus.
Ciri – cirinya :
 Galaksi ini banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas gas dan
debu.
 Terdiri atas bintang – bintang tua dan muda.
 Bentuknya tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus.
Contohnya :
Awan Magellan Besar
Awan Magellan Kecil

Galaksi Elips
Sesuai dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi bentuk aslinya tidak
diketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah pandang kita, apakah dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut.
Ciri – cirinya :
 Tipe galaksi mulai dari yang berbentuk bundar sampai yang berbentuk bola pepat.
 Struktur dari galaksi ini tidak terlihat dengan jelas.
 Terlihat sangat redup.
 Sangat sedikit mengandung materi antarbintang.
 Anggotanya adalah bintang – bintang tua.
Contohnya :
Galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat dirasi virgo.

Galaksi Spiral
Galaksi tipe ini adalah tipe yang paling uum dikenal orang. Keungkinan besar
dikarenakan bentuk spiralnya yang indah itu. Bagian – bagian utama galaksi spiral
adalah halo , bidang galaksi termasuk lengan spiral dan bulge , dan bagian pusat
galaksi yang menojol. Gugus Bola adalah kumpulan bintang – bintang yang
berjumlah puluhan ribu bintang yang lahir bersama – sama, dan mengumpul
berbentuk bola. Gugus bola inilah yang membentuk halo bersama bintang –
bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Ciri – Cirinya :
 Berbentuk spiral yang indah.
 Terdiri atas bintang – bintang tua dan bintang – bintang muda.
 Bintang – bintang besar terdapat pada gugus bola yang tersebar menyelimuti
galaksi.
 Galaksi ini berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari galaksi elips.
Dan karena kecepatan rotasinya ini menyebabkan galaksi ini memipih dan
membentuk bidang galaksi.
 Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral tidak sama. Semakin kearah pusat
galaksi kecapatannya semakin besar.
 Bintang – bintang muda terdapat dilengan spiral galaksi yang berada di bidang
galaksi.
2. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana
bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar
angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan
benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang baru
dapat dilihat pada abad ke-19, cara yang digunakan adalah cara paralaks
trigonometri. Kita tahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu
sekali keliling dalam waktu satu tahun.
Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat seolah-olah
menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan mencerminan
gerak bumi.Dan matahari adalah sebuah bintang dilihat dengan teropong bintang
hanya terlihat sebagai titik cahaya saja yang tidak ada bedanya dengan kalau kita
melihat dengan mata telanjng (tanpa alat). Penggunaan teropong atau teleskop
dapat membantu pengamatan bintang lebih teliti diantaranya:
1. Bintang yang lemah cahayanya dapat dilihat dan dimati dengan teleskop
bergaris
dengan 60 cm kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih lemah daripada
bintang terlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)
2. Bintang yang jarak sudutnya sangat kecil dapat dilihat secara terpisah.
a. Tata Nama Bintang
Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh beberapa macam cara ahli
astronom dalam memberikan nama bintang, dintaranya adalah:
1. Pemberian nama berdasarkan nama yang telah diberikan atau digunakan orang
sejak zaman kuno. Misal: Bintang Antares, Bintang Sirius, Bintang Betelgeuse,
dan Bintang Aideboran.
2. Pemberian nama berdasarkan/menurut rasi konstelasi tempat bintang itu
berada.Misal: α Centauri adalah bintang terterang dirasi centaurus, sedangkan
bintang β Centauri adalah bintang kedua dirasi centaurus, demikian seterusnya.
Untuk mengatakan urutan terangnya bintang pada suatu rasi digunakan abjad
yunani α β Y dan seterusnya. Bintang antares juga disebut bintang scorpii artinya
bintang terang dirasi scorpio.
3. Dalam astronomi modern, nama bintang dinyatakan menurut nomornya dalam
catalog. Missal bintang HD 226868 adalah bintang yang tercantum dalam
katalog.Henry Draper dengan nomor 226868, N31 adalah bintang yang terdapat
dalam katalog Nissier dengan nomor 31, dan bintang NGC 6205 adlah bintang
yang tercantum dalam New General Catalogue dengan nomor 6205. Bintang
terdekat dengan dengan bumi setelah matahari adalah centauri, jaraknya terhadap
bumi sekitar 4,5 tahun cahaya.
b. Peta Bintang
Bila kita menengadah kelangit tampak seolah olah bumi kita dinaungi
“atap” setengah bola yang disebut “bola langit”. Bintang bintang dan benda langit
lainnya seolah olah menempel pada bola langit itu. Orang yunani kuno membagi
bola langit dalam daerah daerah yang disebut rasi atau “konstelasi” nama nama
rasi dihubungkan dengan nama nama tokoh dan makhluk dalam
mitologi.Misal:rasi Centaurus diambil dari nama makhluk hidup setengah kuda
setengah manusia, Orion atu si pemburu, Scorpio atu kalajengking, Gemini atau
sinak kembar, Hercules atau si orang kuat, dalam dongeng yunani kuno (putra
zeus atau alemene).
c. Cahaya Bintang
Ada bintang yang tak tampak terang ada pula yang tidak terlihat kurang
terang. Energi bintang tiba di bumipada permukaan seluas 1 cm² dalam selang
waktu 1 detik disebut “fluks energi” bintang itu. Sebuah bintang tampak terang
bila fluks energinya besar. Namun kuat cahaya bintang bila fluks energinya besar,
namun kuat cahaya bintang yang tampak oleh kita tidak merupakan ukuran terang
sebenarnya bintang itu. Bisa saja suatu bintang sebenarnya memancarkan enegi
yang relatiftidak banyak, tetapi tampak terang berhubung letaknya yang dekat atau
sebaliknya sebuah bintang menghamburkan energi secara dahsyat. Namun dari
bumi tampak lemah berhubung letaknya jauh.
d. Terang dan Warna Bintang
Kita tak akan pernah dapat terbang secara langsung menuju bintang –
bintang walau Astronot sekalipun, demikian juga jika di lihat dari teropong yang
paling besar sekalipun, bintang–bintang hanya akan terlihat sebagai titik saja ,
Untuk itu Astronom memiliki tugas yang berat dalam menerangkan bintang–
bintang yang penuh dengan liku-liku.
e. Magnitudo Bintang
Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo.
Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun
teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara
tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1
hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling
redup, dengan demikian maka “makin terang suatu bintang , makin kecil
magnitudonya “sehingga beberapa bintang yang di ketahui tidak berubah-ubah
cahayanya di ukur magnitudonya dengan cermat dapat di gunakan sebagai standar
magnitudo.
Untuk lebih jelasnya kita lihat di bawah ini merupakan magnitudo beberapa
benda langit, di mana untuk planet Venus dan Jupiter di berikan pada saat
terangnya maksimum.
Dalam magnitudo juga terdapat kecerahan yang diukur secara mutlak, yang
menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai
magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo
adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui
persamaan, dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
f. Warna Bintang
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith
Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian
berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada
ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes
dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
• 0 Maha maha raksasa
• I Maharaksasa
• II Raksasa-raksasa terang
• III Raksasa
• IV Sub-raksasa
• V deret utama (katai)
• VI sub-katai
• VII katai putih
g. Spektrum Bintang
a. Spektrum atau uraian cahaya
Pada tahun 1989 Kirchoff mengemukakan 3 hukum yang merupakan dasar
spektoroskopi ( ilmu yang menelaah spectrum cahaya ) yakni :
1. Bila sutau gasa yang mampat di pijarkan maka gas itu memancarkan spectrum
kontinu, artinya radiasi pada semua panjang gelombang di pancarkan.
2. Bila suatu gas yang renggang di pijarkan maka hanya warna-warna tertentu atau
panjang gelombnag tertentu saja yang di pancarkan .
3. Bila berkas cahaya putih dengan spectrum kontinudi lewatkan melalui gas yang
dingin dan renggang , gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna-warna
atau panjang gelombang tertentu.
b. Klasifikasi Spektrum Bintang
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang
dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan
suhu, warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikembangkan oleh
Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an
dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard.
3. Planet
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya,
yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang
lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus.
Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari
lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang
terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-planet yang
mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga
jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
a) MERKURIUS
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling
kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer
waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu
rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah
57.910.000 km.
b) VENUS
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang
paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan
planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya
hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari
adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5
bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
c) BUMI DAN BULAN
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang
dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet
Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-
unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan
matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama
dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km).
d) MARS
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi
selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen
demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu
tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan
adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan
sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua
satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini
ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah
227.940.000 km.
e) YUPITER
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya
lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota
Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat,
yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya
unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak
berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini
sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain
85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4,
NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan
terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io,
Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak
Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f) SATURNUS
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali
berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir
sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai
keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri
atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas
(dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang
bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit. Jarak antara Saturnus dan
Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.
g) URANUS
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di
Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium
Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom
menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus.
Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan
waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet
ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak
sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah
2.863.840.000 kilometer.
h) NEPTUNUS
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis.
Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus,
terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang
lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya
terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua
satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.
4. Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran
beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki
eksentrisitas orbit tinggi. Secara umum, perihelionnya terletak di planet-planet
bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet
memasuki Tata Surya bagian dalam dan mendekati matahari menyebabkan
permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang menghasilkan koma, ekor
gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
5. Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet,
berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama
dengan planet, berputar mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan,
yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi
bersama planet mengelilingi matahari.
Satelit ada dua maoam yaitu :
a. Satelit alamiah
Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan batan manusia.
b. Satelit buatan
Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik
yang berawak maupun yang tidak berawak.
6. Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid,
yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
Ada dua teori asal mula asteroid :
a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak
karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-asteroid.
b. Asteroid terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya
terdapat gukup partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu
berkelompok.
7. Meteorid, Meteor, Dan Meteorit
Meteorid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang
berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tergeger, atau pecahan
benda langit lain. Meteor adalah benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang
pada saat menembus atmosfer terbakar sehingga timbul nyala yang terlihat dari
bumi. Meteorit adalah meteor yang jatuh ke permukaan bumi.
Berdasarkan materi yang terkandung di dalamnya, meteorit di bedakan menjadi
dua yaitu :
a. meteorit besi : terdiri 90% zat besi dan 10% nikel
b. meteorit batu : terdiri 10% besi dan nikel dan lainnya berupa silikon.

F. GERAKAN BUMI, BULAN, DAN MATAHARI


1. BUMI
Bentuk bumi kita seolah-olah datar. Dalam keadaan yang sebenarnya bumi
itu bentuknya bulat . Hal-hal yang membuktikan bahwa bumi bulat antara lain :
a. Jika seseorang berlayar ke arah barat, maka orang itu akan kembali ke tempat
semula dari arah yang berlawanan.
b. Pada saat terjadi gerhana bulan, bagian bulan yang tertutup bayangan bumi berupa
lengkungan.
c. Jika kita berada di pelabuhan melihat kapal dari kejauhan yang tampak terlebih
dahulu ujung dan akhirnya baru semua badan kapal.
d. Ketika menjelang matahari terbit atau terbenam, diufuk timur atau barat tampak
kemerah-merahan.
e. Hasil pemotretan bumi.
Bumi melakukan 2 gerakan yaitu :
a. Rotasi bumi
Rotasi bumi yaitu gerakan bumi berputar pada porosnya.
Rotasi bumi mengakibatkan peristiwa-peristiwa :
a) Terjadinya siang dan malam
b) Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat.Terbit dan tenggelamnya
matahari disebut gerak semu harian matahari.
c) Terjadinya perbedaan dan pembagian waktu. Kala rotasi bumi memerlukan waktu
24 jam. Satu kali rotasi semua tempat di permukaan bumi putarannya 360° bujur.
Bumi kita dibagi menjadi 24 daerah waktu, sehingga setiap daerah waktu meliputi
15° bujur. Garis bujur 0° melewati kota Greenwich, sehingga waktu pangkal
ditetapkan di Greenwich. Jika waktu standar di sebelah barat bujur 0° waktunya
dikurangi sebaliknya di sebelah timur 0° waktunya ditambah.

b. Revolusi bumi
Rovolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari.
Revolusi bumi mengakibatkan :
a) Gerak semu tahunan matahari
b) Perubahan lamanya siang dan malam
c) Pergantian musim sepanjang tahun
d) Terlihat rasi bintang yang berada dari bulan ke bulan
Gerak semu tahunan matahari berlangsung terus antara garis balik utara dan
garis balik selatan. Perubahan lamanya siang dan malam. Revolusi bumi tidak
dapat kita rasakan, tetapi adanya revolusi bumi ditunjukkan oleh terjadinya
pergeseran lintasan mental sepanjang tahu .Revolusi bulan mengakibatkan
terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim. Musim yang terjadi
di belahan bumi utara dan selatan selama 3 bulan.
Revolusi bumi juga mengakibatkan terlihatnya rasi bintang yang membedakan
dari bulan ke bulan. Rasi bintang adalah kumpuan beberapa bintang yang
membentuk planet tertentu misalnya rasi bintang scorpio, dan rasi gemini, jaman
dahulu digunakan oleh para petani sebagai permulaan musim.Revolusi bumi
digunakan dasar untuk dasar perhitungan kalender Masehi atau kalender
syamsiah. Jumlah hari dalam satu tahun masehi 365 hari. Kala revolusi bumi
365,25 hari, sehingga sisanya 0,25 hari dikumpulkan menjadi 1 hari. Sehingga
setiap 4 tahun jumlah hari dalam 1 tahun masehi 366 hari disebut tahun kabisat
yang artinya tahun yang bisa dibagi 4.
2. BULAN
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.
Bentuk bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari. Tapi sebenarnya
bentuk bulan tidak berubah. Hal ini bisa demikian karena bulan dalam
peredarannya melakukan 3 gerakan, yaitu :
Bulan beredar berputar pada porosnya (berotasi)
Bulan berotasi membutuhkan waktu kira-kira 1 bulan, sama dengan waktu
revolusinya maka wajah bulan yang tampak dari bumi selalu sama.
Bulan mengelilingi bumi (berevolusi)
Dalam sekali bulan berevolusi, yang berarti pula berotasi, revolusi bulan
mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan. Kejadian fase-fase bulan adalah proses
perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi yaitu bulan baru, bulan mati,
bulan sabit, bulan purnama. Waktu yang di perlukan oleh bulan dari bulan mati ke
bulan baru adalah 29,5 hari.

Bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari.


Selain beredar mengelilingi bumi, bulan juga melakukan gerakan bersama
bumi mengelilingi matahari.Akibat gerakan ini bulan dan bumi kadang berada
dalam satu garis lurus / sejajar. Peristiwa ini disebut juga dengan gerhana.
Gerakan bulan pada porosnya di gunakan untuk dasar kalender hijriah. Kalender
hijriah sering disebut juga dengan kalender komariah. Jumlah hari dalam kalender
hijriah 354 hari. Berarti dengan tahun masehi selisih 11 hari atau 12 hari.
3. MATAHARI
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata
149,680,000 kilometer (93,026,724 mil). Matahari dan delapan buah planet
membentuk tata surya. Matahari memiliki diameter 1,391,980 kilometer dengan
suhu permukaan 5.500 ° C dan suhu inti 15 juta ° C. Matahari dikategorikan
sebagai bintang kerdil jenis G. Cahaya dari matahari memakan waktu 8 menit
untuk sampai ke Bumi dan cahaya yang terang ini dapat mengakibatkan siapapun
yang memandang terus kepada matahari, menjadi buta.
Matahari merupakan salah satu bola plasma dengan massa sekitar 2 x 1030
kg. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar unsur
hidrogen ke helium melalui reaksi fusi nuklir pada tingkat 600 juta ton, dengan itu
kehilangan empat juta ton massa setiap saat. Matahari dipercayai terbentuk pada
5.000 juta tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1.41 dibandingkan massa
air. Jumlah energi matahari yang sampai ke permukaan bumi disebut konstan
surya menyamai 1.37 kilowatt semeter persegi setiap saat.
4. GERHANA
Kata ‘eclipse’ (gerhana) berhasal dari bahasa Yunani yaitu ekleipsis yang
berarti peninggalan atau pelalaian. Gerhana merupakan kejadian astronomi yang
berlaku apabila satu objek astronomi bergerak kedalam baying-bayang objek
astronomi yang lain. Kemungkinan gerhana terjadi, yaitu pada bulan baru (new
moon) dan bulan purnama (full moon). Pada bulan baru, bulan terletak diantara
matahari dan bumi, sedangkan pada bulan purnama, bumi terletak diantara bulan
dan matahari. Kejadian gerhana disebabkan oleh bayangan bumi dan bulan yang
besar sekali. Kedua benda langit itu gelap. Oleh karena itu, ketika kedua benda ini
diterangi oleh matahari, masing-masing mempunyai bayangan yang menjulur
kedalam ruang angkasa jauh dari matahari. Bayangan yang terbentuk oleh bumi
atau bulan mempunyai beberapa bagian.
Terdapat suatu daerah bayangan sempurna yang dikenal sebagai umbra
(dari bahasa latin ayang artinya bayangan). Karena bumi maupun bulan lebih
kecil dari matahari, umbra masing-masing berbentuk kerucut. Umbra ini
berkurang diameternya semakin bayangan ini menjulur lebih jauh kedalam ruang
angkasa sampai akhirnya bayangan ini tiba pada suatu titik.
Sekeliling kerucut bayangan sempurna terdapat suatu daerah bayangan
sebagian yang disebut penumbra (bahasa latin untuk ‘hampir suatu bayangan’).
Setiap objek dalam penumbra ini menerima cahaya dari suatu bagian sisi
matahari. Jika garis-garis yang membatasi daerah kerucut bayangan sempurna
diperpanjang kea rah luar, akan terbentuk suatu kerucut terbalik. Kerucut terbalik
ini disebut umbra negative.
Gerhana ada 2 macam yaitu :
GERHANA MATAHARI
Gerhana matahari terjadi apabila bulan diantara bumi dan matahari. Bila hal ini
terjadi maka sebagian sinar matahari ke permukaan bumi tertutupi oleh bulan.
Walaupun bulan lebih kecil, bayangan bulan mampu melindungi cahaya matahari
sepenuhnya karena bulan dengan jarak 384.400 km adalah lebih dekat kepada
bumi daripada matahari yang mempunyai jarak 149.680.000 km

Gerhana matahari hanya dapat terjadi ketika bulan berada pada bulan
baru dan ketika bulan berada di dekat salah satu simpul orbitnya. Adapun jenis-
jenis gerhana matahari adalah:
a. Gerhana Matahari Total
Pada gerhana matahari ini, matahari ditutup sepenuhnya oleh bulan
disebabkan bulan berada dekat ke bumi dalam orbit bujurnya. Gerhana total hanya
dapat dilihat dari daerah permukaan bumi yang terkena bayangan umbra. Gerhana
total sangat jarang terjadi. Mungkin seseorang hanya dapat menyaksikan sekali
dalam seumur hidupnya. Gerhana matahari total merupakan sebuah pemandangan
indah tetapi juga membahayakan mata. Ketika sinar matahari sudah tertutupi
seluruhnya oleh bulan dan hany ‘corona’ (lingkaran sinar yang mengelilingi
matahari) maka aman bagi kita untuk melihat tanpa adanaya pelindung pada mata
kita. Ada beberapa cara untuk melihat gerhana matahari total dengan aman,
diantaranya dengan menggunakan kacamata khusus atau lebih aman lagi dengan
melihat gerhana melalui siaran TV

b. Gerhana Matahari Sebagian


Terjadi apabila bulan hanya menutup sebagian dari matahari. Pada saat
gerhana matahari sebagian kita dapat langsung melihat ke atas tanpa takut
merusak retina mata kita

c. Gerhana Matahari Cincin


Pada gerhana ini, bulan hanya menutup sebagian daripada matahari dan
cahaya matahari selbihnya membentuk cincin bercahaya sekeliling bayangan
bulan yang dikenali sebagai ‘cincin’.
Disekeliling daerah tempat terjadinya suatu gerhana matahari total ataupun suatu
gerhana matahari cincin, selalu terdapat suatu daerah yang jauh lebih luas jika
terjadi suatu gerhana matahari cincin selalu terdapat suatu dalam penumbra bulan.
Kadang-kadang daerha gerhana matahari sebagian memanjang hamper 5.000 km
pada setiap sisi jalur keseluruhan
GERHANA BULAN

Gerhana terjadi karena terhalangnya cahaya Matahari. Jika cahaya Matahari


tidak bisa mencapai Bulan -- keseluruhan atau sebagian -- karena terhalang oleh
Bumi (dengan kata lain Bulan berada dalam bayangan Bumi), maka peristiwa itu
dinamakan gerhana bulan. Sedangkan jika bayangan Bulan jatuh ke permukaan
Bumi (Bulan menghalangi sebagian cahaya Matahari yang menuju Bumi), maka
peristiwa ini dinamakan gerhana matahari.

Ada dua macam bayangan: umbra (bayangan inti) dan penumbra


(bayangan tambahan). Jika kita berada dalam umbra sebuah benda (misalnya
umbra Bulan), maka sumber cahaya (dalam hal ini Matahari) akan tertutup
keseluruhannya oleh benda tersebut. Sedangkan jika kita berada dalam penumbra,
sebagian sumber cahaya masih akan terlihat
Namun demikian, saat gerhana bulan total, meski Bulan berada dalam umbra
Bumi, Bulan tidak sepenuhnya gelap total karena sebagian cahaya masih bisa
sampai ke permukaan Bulan oleh efek refraksi atmosfer bumi. Adapun jenis –
jenis gerhana bulan adalah:
· Gerhana Bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke
dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana
bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari
1 jam 47 menit.
· Gerhana Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan
sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase
maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.
· Gerhana Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra
pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke
umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana
bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.

· Gerhana Bulan Penumbral Sebagian


Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan
yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut dinamakan gerhana bulan
penumbral sebagian. Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik
bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana
hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.

G. PENANGGALAN
Penanggalan berasal dari kata tanggal. Tanggal berarti kalender (takwim),
yang juga berarti proses, cara, pembuatan penanggalan. Penanggalan memiliki arti
pembuatan, pembubuhan, perangkaian, penyusunan tanggal yang di dalamnya
terdapat jumlah tanggal, hari dan bulan. Jadi penanggalan secara umum sama
seperti kalender maupun perhitungan atau kumpulan tanggal-tanggal, hari-hari,
serta bulan yang berada di dalamnya.
Secara istilah penanggalan memiliki arti:
1. Hari dalam bulan: bilangan yang menyatakan hari yang ke berapa dalam
bulan
2. Perhitungan hari dalam bulan (Tarikh)
3. Daftar hari dalam bulan serta pembubuhan tanggal.
Dalam pengertian yang lain penanggalan adalah kalender yang memuat
nama-nama bulan, nama-nama tanggal, nama-nama hari keagamaan. Seperti yang
terdapat dalam kalender Masehi. Dalam penanggalan terdapat daftar hari dalam
bulan, almanak dan takwim. Jadi penanggalan juga berarti kalender, yang
dipergunakan untuk perhitungan dalam menentukan hari-hari tertentu yang
berkaitan dengan ibadah.

H. BOLA LANGIT
Dalam ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun
khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-
benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut. Bola
langit memiliki beberapa istilah menurut titik pengamat seorang manusia di bumi.
Zenit merupakan titik langit yang berada tepat di atas kepala pengamat.
Sedangkan nadir adalah titik yang berada tepat di bawah kaki pengamat.
Bola langit dapat digunakan secara geosentrik maupun toposentrik.
Geosentrik berarti bola tersebut berpusat pada pengamat khayal yang berada di
pusat bumi dan efek paralaks tidak diperhitungkan. Sementara toposentrik berarti
bola tersebut berpusat pada pengamat di permukaan Bumi dan paralaks horizontal
tidak dapat selalu diabaikan.
Dalam mempelajari bola langit, manusia menggunakan patokan kutub utara
dan kutub selatan bumi. Sehingga dalam hal ini muncul dua istilah Kutub Langit
Utara dan Kutub Langit Selatan. Kutub Langit Utara adalah pertemuan antara bola
langit dengan perpanjangan garis kutub selatan dan kutub utara. Sedangkan Kutub
Langit Selatan adalah pertemuan antara bola langit dengan perpanjangan garis
kutub utara dan kutub selatan.
Saat belajar astronomi bola langit, para ahli perbintangan menggunakan titik
O dengan koordinat (0,0) yaitu pusat bumi sebagai titik acuan atau pusat
koordinat. Sedangkan koordinat titik-titik lain, misalnya benda-benda langit
ditentukan berdasarkan posisinya terhadap titik asal.
a. Lukisan Bola Langit
Cara menggambar bola langit, adalah sebagai berikut:
a. Buatlah sebuah lingkaran dengan radius 5cm atau lebih besar.
b. Tarik diameter yang horizontal dan yang vertikal.
c. Buatlah lingkaran horizontal berpusat di titik pusat lingkaran. Inilah horizon bola
langit pada bola langit itu.
d. Buatlah 4 mata angin pada horizon yaitu S, B, U, dan T.
e. Lihat contoh gambar di bawah ini.
f. Kita lihat beberapa tanda yaitu, Z = zenith, N = nadir, S = selatan, B = barat, U =
utara, T = timur.
g. Garis TB tegak lurus terhadap SU. (pada elips).
Istilah-istilah yang berhubungan dengan lukisan bola langit, yaitu sebgai berikut:
1. Lingkaran besar pada bola langit ialah lingkaran yang mempergunakan garis
tengah bola langit itu sebagai garis tengahnya, seperti horizon yang telah kita
buat.
2. Lingkaran vertikal ialah lingkaran besar pada bola langit yang bergaris tengah
garis vertikal.
3. Meridian langit ialah lingkaran vertikal yang melalui titik-titik Utara dan Selatan.
4. Lingkaran tinggi ialah lingkaran vertikal yang melalui bintang dan yang
dipergunakan untuk mengukur tinggi bintang itu.
5. Lingkaran almukantarat ialah lingkaran kecil yang sejajar dengan horizon.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon, meliputi:
a. Tinggi bintang yaitu busur pada lingkaran tinggi yang melalui bintang itu, antara
bintang itu dengan proyeksinya di horizon.
 Besar busur tinggi 0o sampai 90o, jika bintang itu di atas horizon, atau dari 0o
sampai -90o, jika di bawah horizon.
 Bintang yang terletak di bawah horizon tidak dapat dilihat, akan tetapi dapat
dilukis pada bola langit.
b. Azimuth sebuah bintang ialah busur pada horizon diukur dari titik Selatan
menuju/melalui titik Barat sampai proyeksi bintang itu pada horizon, dihitung dari
0o sampai 360o.
b. Sikap-Sikap Bola Langit
Dari berbagai tempat yang berbeda lintangnya, sikap bola langit akan
berbeda pula. Misalnya jika kita berdiri di Pontianak. Pada tengah hari tanggal 21
maret, matahari akan lewat tepat di zenith kota itu. Akan tetapi, di Jakarta (6oLS)
atau pulau Rote (11oLS), tengah hari pada hari yang sama matahari akan lewat
miring ke Utara. Sebaliknya, tengah hari da sabang (6oLU) atau Singapura
1o40’LU, matahari miring ke Selatan. Di Tokyo (36oLU) sepanjang tahun tidak
akan pernah matahari lewat di zenith kota itu. Demikian juga di new York
(41oLU), Moskwa (56oLU), Buenos Aires (35oLS), Sydney (34oLS), dan kota-
kota lain yang letaknya di sebelah utara garis balik Utara (GBU) atau di sebelah
selatan Garis Balik Selatan (GBS).
Pada umumnya bola langit dibedakan 3 sikap, yaitu sebagai berikut.
1. Sikap bola langit tegak, jika khatulistiwa serta garis edar benda langit yang lain
tegak lurus terhadap horizon. Bola langit yang tegak yaitu bola langit untuk
lintang tempat tinjauan khatulistiwa atau β = 0o. Semua tempat yang terletak
digaris khatulistiwa mempunyai bola langit yang tegak, seperti Pontianak dan
Bonjol di Negara kita, dan danau Victoria di Afrika.
2. Sikap bola langit miring, jika khatulistiwa dan garis edar benda langit yang lain
miring terhadap horizon. Tempat-tempat di bumi dengan lintang geografik bukan
0o, akan tetapi lebih kecil dari 90oLU maupun LS mempunyai bola langit yang
miring.
3. Sikap bola langit sejajar, jika β = 90o LU atau 90oLS yaitu untuk tempat tinjauan
kutub utara atau kutub selatan.
Tata Koordinat Bola Langit
Tata koordinat bola langit ada dua jenis yaitu, Tata koordinat horizon dan
ekuator. Kedua tata koordinat tersebut sangat penting karena sangat sering
digunakan untuk menyatakan letak benda langit.
Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:


1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur
dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti
pada gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur
dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan
tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke
bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,
lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang
yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).

Tata Koordinat Ekuator


Tata koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting
dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya
dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan
bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat karena faktor lintang geografis
pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang di langit
(ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum menentukan letak
bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu
sikap bola langit, yaitu posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.

Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi
kutub (φ) . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur
dari Selatan ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari
Utara ke KLU jika pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ
= 90° LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub
lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS lingkaran
ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan
berimpit dengan zenit
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut
jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan
satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A)
ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan
berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi
bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju
KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam
kurun waktu yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat
presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam
akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu,
ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur
suatu bintang pada tanggal 23 tepat berkulminasiSeptember pukul 00.00, yaitu
ketika titik Aries atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat
inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang
umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang dikoreksi
terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu tahunan bintang dikoreksi terhadap
Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang, yaitu letak titik Aries pada hari itu.
Pada tanggal 23 September LST-nya adalah pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h
pada 23 September berikutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, dan 22
Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h. Jadi LST dapat dicari
dengan rumus :

Adapun hubungan LST, HA00 dan asensiorekta (α)


LST = α + HA00
Dengan t adalah waktu lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam
bintang pada pukul 03.00 adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas
maka HA = 00h. Dengan demikian didapatkan hubungan komplit bujur pada tata
koordinat ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 ialah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu
lokal, sehingga posisi bintang pada sembarang waktu ialah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST koreksi tahunan, dan t
koreksi waktu harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret,
LST-nya adalah 12h. Jadi letak bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-
50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00 waktu lokal. Perhatikan bahwa LST
diukur dari titik A . Tampak bintang R berada pada bujur (kearah barat sampai
pada titik Aries HA00) -60° atau -4 jam. Jadi, bintang R akan berkulminasi atas di
titik Ka pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00.
Asensiorekta diukur dari titik Aries berlawanan pengukuran LST sampai pada
proyeksi bintang di ekuator. Jadi telah jelas bahwa.
HA = LST – α
Dengan -xh = 24h - xh

Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang, yang sifatnya


nyaris tetap. Untuk bintang R, yang diamati dari ϕ = 40° LS akan lebih sering
berada pada di atas horizon daripada di bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut
pada bagian bintang sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude, yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari
horizon dapat dicari dengan aturan cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° - ζ
Dimana jarak zenit (ζ) dirumuskan dengan
cos ζ = cos(90° – δ) cos(90° – ϕ) + sin(90° – δ) sin(90° – ϕ) cosHA

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasar uraian uraian diatas, maka isi makalah yang kami susun dapat di
simpulkan sebagai berikut.
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang
mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-
benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit
maupun bumi.
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut
Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada,
termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang,
planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda -
benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
 Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
 Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
 Teori Keadaan Tetap
Teori Pembentukan Tata Surya
 Teori Nebulae (Kant dan Leplace)
 Teori Awan Debu (van Weizsaecker)
 Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
 Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)
 Teori Bintang Kembar
ANGGOTA JAGAT RAYA
 Galaksi
Galaksi adalah suatu system kumpulan bintang – bintang , gas , dan debu
yang amat luas dan anngotanya saling mempengaruhi secara gravitasional (
Siatupang, 2000 ).
 Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana
bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata.
 Planet
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya,
yaitu planet dalam dan planet luar.
 Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran
beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil.
 Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet,
berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama
dengan planet, berputar mengelilingi matahari.
 Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid,
yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
 Meteorid, Meteor, Dan Meteorit
Meteorid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang
berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tergeger, atau pecahan
benda langit lain. Meteor adalah benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang
pada saat menembus atmosfer terbakar sehingga timbul nyala yang terlihat dari
bumi. Meteorit adalah meteor yang jatuh ke permukaan bumi.
GERAKAN BUMI, BULAN, DAN MATAHARI
BUMI
Bentuk bumi kita seolah-olah datar. Dalam keadaan yang sebenarnya bumi
itu bentuknya bulat .
Bumi melakukan 2 gerakan yaitu :
Rotasi bumi
Rotasi bumi yaitu gerakan bumi berputar pada porosnya.
Revolusi bumi
Rovolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari.
BULAN
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.
Bentuk bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari.
MATAHARI
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata
149,680,000 kilometer (93,026,724 mil). Matahari dan delapan buah planet
membentuk tata surya.

BOLA LANGIT
Dalam ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun
khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-
benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut.
Tata Koordinat Bola Langit
Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu.

Tata Koordinat Ekuator


Tata koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting
dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya
dinyatakan dalam tata koordinat ekuator.

SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing
secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah
dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional, tak terlepas dari
kesemua itu perlunya mempelajari kosmografi dan ilmu yang lain agar setiap
peserta didik mampu menumbuhkan rasa kesadaran akan hubungannya dengan
lingkungan sekitar sehingga tercipta suasana kehidupan yang dinamis dan
seimbang.

DAFTAR PUSTAKA
Pramana, Arif Budi, dkk. Diktat Kosmografi. Universitas PGRI Palembang
Diposkan oleh agus lestiawan di 17.17

Anda mungkin juga menyukai