SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun oleh:
Mona Darmayanti
030.14.116
Penguji:
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. I
Tempat dan Tanggal Lahir : 25 Mei 1989
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Lajang
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jakarta
Dokter yang Merawat : dr. Moh. Riza Syah, Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 10 Januari 2020
Ruang Perawatan : R. Purinurani
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Dijemput petugas dan diantar
keluarga
2
Tanggal 25 Januari 2020, pukul 10.00, di Ruang Rawat Purinurani Rumah
Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
Alloanamnesis
Tanggal 25 Januari 2020, pukul 11.00, dilakukan kepada keluarga pasien
(kakak dari ibu pasien) yaitu Tn.J secara telepon melalui handphone.
A. KELUHAN UTAMA
Pasien suka mengamuk menggores-gores mobil orang sejak ± sejak
1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
3
tersebut, pasien juga berkata pasien sedang tawuran dengan orang-
orang yang menurut pasien besar, tinggi, dan hitam didekat terminal
grogol.
Pasien tidak merasa curiga atau tidak merasa ada orang lain yang
menyinggung dirinya, dan tidak merasa orang lain mengomentari
dirinya. Pasien tidak merasa memiliki kelebihan atau kekuatan yang
orang lain tidak miliki.
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah bercerita bahwa dirinya
tidak berharga lagi atau memiliki perasaan sedih, atau sebaliknya
pasien tidak pernah berkata merasa senang atau berperilaku lebih aktif
dari biasanya. Pasien tidak merasa energy menjadi banyak atau energy
menjadi sedikit, namun pasien terlihat kehilangan minat untuk
melakuan aktivitas sehingga pasien menjadi lebih banyak diam dan
menyendiri.
4
mandi, dan tidur, bahkan mengamuk dan sempat memukul ibunya,
serta mengatakan melihat jin. Sehingga pasien dibawa ke RSJSH
oleh keluarga dan dirawat inap selama ± 1 bulan setelah itu pasien
dibawa keluarga pulang karena keadaan pasien yang belum
membaik seperti sebelumnya sehingga pada tahun 2013 pasien
dibawa ke Tambun untuk dirawat diPanti Rehabilitasi Pasien
Gangguan Jiwa, pasien berada di tambun selama ±5 tahun sampai
tahun 2019 setelah itu pasien dijemput pulang karena pasien
mengeluh tidak betah tinggal disana, dan keluarga melihat pasien
menjadi lebih tidak terurus, pasien semakin kurus dan keluarga
pasien juga sudah tidak sanggup untuk membayar pasien ditempat
tersebut sehingga pasien dijemput untuk pulang ke Jakarta.
5
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
6
4. Grafik Perjalanan Penyakit
Pasien sempat memukul Pasien putus obat 1 Pasien mengeluh melihat jin
ibunya bulan pada bulan
Desember Pasien mengamuk dengan
menggores mobil orang dan
melempar ruko-ruko dengan
batu.
7
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0 - 3 tahun)
Proses tumbuh kembang sesuai dengan anak-anak seusianya,
dalam hal perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik
maupun sensorik. Pasien tidak pernah sakit kejang dan tidak ada
trauma kepala sampai menyebabkan penurunan kesadaran.
d. Masa Dewasa
Pasien merupakan seorang yang sedikit tertutup tetapi masih dapat
bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Namun pasien jarang
menceritakan keluhan dan kondisi yang dirasakan.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien mengawali kegiatan sekolah saat berusia 6 tahun dan tidak
memiliki permasalahan dalam pendidikan sampai dengan lulus SMA.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja sebelumnya.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Keluarga pasien mengatakan pasien cukup taat
dalam beribadah.
8
6. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat oleh tindak pidana.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayah dan ibu
pasien sudah bercerai sejak 7 tahun yang lalu, ayah pasien sudah menikah
lagi sedangkan ibu pasien tinggal satu rumah bersama pasien dan 5 tahun
yang lalu ibu pasien meinggal dunia. Di keluarga pasien tidak ada yang
memiliki keluhan hal yang sama seperti pasien. Di keluarga pasien tidak
ada riwayat kejang, riwayat penyakit hipertensi ataupun penyakit kronis
lainnya.
9
Genogram Keluarga:
Pihak Ayah Pihak Ibu
Keterangan
:
:Pasien : Laki-laki
10
III. STATUS MENTAL (12 April 2019)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, sesuai usia, rambut pendek. Pasien tampak
tenang dan tidak bersemangat.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Kompos mentis
b. Kesadaran psikiatri : Terganggu
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk di latar kamar
bangsal.
b. Selama wawancara : Pasien duduk tenang saat
wawancara mata pasien menatap pemeriksa. Pasien lebih banyak
diam dan menjawab pertanyaan dengan sedikit bingung dan
terkadang menjawab hal yang berbeda dari yang ditanyakan oleh
pemeriksa
c. Sesudah wawancara : Pasien menjabat tangan pemeriksa
saat diminta bersalaman untuk mengakhiri percakapan.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
5. Pembicaraan :
a. Cara berbicara: Spontan, volume cukup, artikulasi jelas, intonasi
cukup, ide cerita kurang.
b. Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara.
B. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipotim
2. Afek : Menyempit
3. Keserasian : Serasi
11
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) Auditorik, (+) Visual
2. Ilusi : (-) tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) tidak ada
4. Derealisasi : (-) tidak ada
D. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Kurang ide
b. Kontinuitas : Asosiasi longgar
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : (-) Tidak ada
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
E. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Cukup baik
3. Kecerdasan : Tidak terganggu
4. Konsentrasi : Baik (saat diajak berhitung selisih usia
pasien dan usia pemeriksa)
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih
perhatiannya.)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan
malam hari)
b. Tempat : Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada
di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol)
12
c. Orang : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai
oleh dokter muda)
7. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Tidak terganggu (pasien dapat mengingat
tempat sekolah pasien saat SD SMP dan SMA, tahu pasien anak
keberapa)
b. Jangka pendek : Tidak terganggu (pasien mengingat menu
makan pagi)
c. Segera : Tidak terganggu (saat di akhir wawancara
pasien masih ingat nama dokter muda yang mewawancarai
pasien)
F. PENGENDALIAN IMPULS
Terganggu
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Terganggu (menggores-gores mobil orang
dan menggores-gores mobil dan melempar-lempar ruko orang
dengan batu).
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. RTA : Terganggu
H. TILIKAN
Derajat I
13
I. RELIABILITAS
Dapat dipercaya Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan ia
yakini
14
o Perkusi: batas jantung dalam batas normal.
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+) 3 kali/menit
Ekstremitas: akral hangat, oedem (-), CRT < 2 detik
Status Neurologis
Saraf kranial : dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : dalam batas normal
Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Luhur : baik
Gangguan Khusus : tidak ada
Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
tonus otot dbn, resting tremor (-), distonia (-)
15
ada yang mengatakannya gila, sehingga ia memukulnya dengan kayu,
pasien menjadi malas mandi, tidak mau mengganti pakaian bahkan pasien
pernah tidak memakai baju dan berkeliling kompleks rumahnya, pasien juga
menjadi sulit tidur terkadang tidak tidur seharian. Keluarga juga mengatakan
sejak keluhan-keluhan ini ada pasien menjadi suka menyendiri dan tidak
mau bersosialisasi dengan orang-orang sekitar.
Saat di lakukan autoanamnesis dengan pasien, pasien mengatakan
pasien dalam keadaan baik-baik saja dan tidak tahu kenapa dibawa kesini.
Pasien mengatakan dibawa kesini saat sedang tidur dan pasien segera ingin
pulang. Pasien mengeluhkan mendengar bisikan ditelinga pasien dengan
suara perempuan tetapi pasien tidak tau apa isi bisikan tersebut, pasien
juga berkata pasien sedang demo dengan orang-orang yang menurut
pasien besar, tinggi, dan hitam didekat terminal grogol.
Dari pemeriksaan status mental, mood hipotim, afek menyempit dan
skala diferensiasi sempit, afek serasi. Terdapat halusinasi auditorik dan
visual. Kognitif dan sensorium baik. Pemeriksaan status internus dalam
batas normal.
16
- Gangguan bukan merupakan gangguan mental organik karena:
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit
metabolik, infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma, dan trauma
kepala)
Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif
Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita
yang dibuktikan dengan adanya:
Halusinasi auditorik : pasien sering didapati oleh
keluarganya berbicara sendiri tanpa ada orangnya saat
ditanya berbicara pasien mengatakan dengan
perempuan, dan pasien mengaku ada perempuan yang
berbisik ditelinganya.
Halusinasi visual : pasien mengatakan melihat orang
yang berbadan besar, tinggi dan hitam dan keluarga
mengatakan pasien pernah mengeluh melihat jin.
17
besar, tinggi dan hitam dan keluarga mengatakan, pasien pernah
mengeluh melihat jin.
Gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu
sudah timbul lebih dari 1 bulan
18
Aksis V :GAF current : 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus
diri)
GAF HLPY : 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
X. TERAPI
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Untuk mengatasi gejala psikotik pasien dikhawatirkan dapat
membahayakan diri sendiri
Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2 mg
19
meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala
serupa di kemudian hari.
Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
4. Psikoterapi
Sugesti
Menanamkan kepada pasien bahwa gejala gangguannya akan
hilang dan dapat dikendalikan
Ventilasi
Memberikan pasien kesempatan untuk meluapkan isi hatinya
Reassurance
Memberikan informasi kepada pasien pentingnya meminum obat
secara rutin dan teratur untuk perbaikan dirinya
20
b. Faktor Yang Memperingan
- Adanya dukungan keluarga yang masih merawat pasien
- Jika pasien meminum obat dan memiliki respon terapi yang baik
XII. PROGNOSIS
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam (selama pasien meminum obat
dengan rutin dan dosis tepat, gejalanya akan terkontrol)
- Ad sanationam : dubia ad malam
21
XIII. FOLLOW UP
Sabtu, 25 Januari 2020
22