Anda di halaman 1dari 38

BAB III

TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

3.1 Sistem Akuntansi Persediaan

Setiap sistem aka lebih dapat dipahami sebagai suatu keseluruhan yang

terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait. Dengan adanya system maka

kegiatan operasional diharapkan berjalan lancar dan terkoordinir sehingga

mencapai hasil yang diharapkan.

3.1.1 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)

adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai

suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set

entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang

berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum

misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen

kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk

suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang

berada dinegara tersebut.

Menurut Harijono Djojodiharjo (2014:84) Sistem merupakan gabungan

obyek yang memiliki hubungan secara fungsi dan hubungan antara setiap ciri

obyek, secara keseluruhan menjadi suatu kesatuan yang berfungsi.


Sedangkan menurut Lani Sidharta (2012:12) Sistem merupakan

sekumpulan unsur – unsur yang saling berkaitan yang secara bersama beroperasi

untuk meraih tujuan yang sama.

Jadi bisa diartikan bahwa definisi sistem adalah suatu kumpulan objek atau

unsur-unsur atau bagian-bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling

memiliki hubungan, saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain

serta memiliki keterikatan pada rencana yang sama dalam mencapai suatu tujuan

tertentu pada lingkungan yang kompleks.

3.1.2 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah seni untuk mencatat, meringkas, menganalisis, dan

melaporkan data yang berkaitan dengan transaksi keuangan dalam bisnis atau

perusahaan. Untuk praktisi dalam bidang ini disebut dengan akuntan. Akuntansi

sendiri juga telah disebut “bahasa bisnis”untuk mengukur hasil kegiatan ekonomi

dalam organisasi dan menyampaikan informasi ini kepada berbagai pihak,

termasuk investor, kreditor, manajemen, dan regulator.

Menurut Mulyadi (2012:20) menyatakan bahwa akuntansi ialah sebuah

kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian

dipakai untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Akuntansi merupakan disiplin ilmu dasar yang dapat diterapkan di

berbagai pekerjaan. Setiap kegiatan kita memerlukan ilmu akuntansi baik dalam

berkegiatan perorangan maupun dalam korporasi. Pada dasarnya, Akuntansi

mempelajari tentang pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai


informasi keuangan yang akan diberikan kepada pihak terkait baik pribadi,

investor atau pemilik usaha.

3.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah sebuah ikhtisar yang terdiri dari catatan manual

atau komputerisasi transaksi keuangan untuk tujuan rekaman, mengkategorikan,

menganalisis dan melaporkan informasi manajemen keuangan yang tepat waktu.

Sistem akuntansi memiliki berbagai fungsi seperti mengumpulkan dan

menyimpan data transaksi, memproses data menjadi informasi untuk pengambilan

keputusan, dan sebagai kontrol terhadap organisasi. Sistem akuntansi adalah

formulir, catatan, dan prosedur yang digunakna untuk mengolah data mengenai

usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan menghasilkan umpan ballik dalam

bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untukmengatur

usahanya (Baridwan 2001:14) sedangkan menurut Mulyadi (2016:3) Sistem

akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan hasil laporan yang di koordinasi

sedemikian rupa guna menyediakan informasi keuangan yang memudahkan

manajemen dalam pengelolaan perusahaan.

3.1.4 Persediaan

3.1.4.1 Definisi Persediaan

Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan yang

akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang

melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Keberadaannya tidak


saja dianggap sebagai beban (liability) karena merupakan pemborosan (waste),

tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera

dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash).

Sistem pengelolaan persediaan merupakan serangkaian kebijakan

pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga. Apabila

jumlah persediaan terlalu besar (overstock) mengakibatkan timbulnya dana

menganggur yang besar, juga menimbulkan resiko kerusakan barang yang lebih

besar dan biaya penyimpanan yang tinggi. Namun jika persediaan terlalu sedikit

mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena

seringkali barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang

dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya

penjualan, bahkan hilangnya pelanggan. Alexandri (2009) menyatakan bahwa :

“Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu

periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih

dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan

baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.”

Sedangkan menurut Menurut Ristono (2009), persediaan adalah barang-

barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang

akan datang.
3.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005), terdapat empat fungsi persediaan, yaitu

sebagai berikut:

1. Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai

contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin

diperlukan persediaan tambahan untuk mendecouple proses produksi dari

para pemasok.

2. Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan

persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.

Persediaan semacam ini umumnya terjadi pada pedagang eceran.

3. Mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah

lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.

4. Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Persediaan mempunyai peran besar dalam rangka mempermudah atau

memperlancar operasi perusahaan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan adalah

sebagai berikut:

1. Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba.

2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.

3. Menjaga keberlangsungan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak

mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses

produksi.
4. Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan

tersedianya barang yang diperlukan.

3.1.4.3 Jenis-jenis Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya persediaan

dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Persediaan bahan baku (raw material inventory).

Persediaan yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat

digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok dari proses

produksi.

2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory).

Bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan

tetapi belum selesai. Adanya work in process disebabkan oleh waktu yang

dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut siklus waktu).

Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.

3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance,

repair, operating, MRO).

Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan untuk menjaga agar

permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena
kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan perbaikan beberapa peralatan

tidak diketahui.

4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory).

produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa

saja disimpan karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak diketahui.

3.1.5 Sistem Akuntansi Persediaan

3.1.5.1 Definisi Sistem Akuntansi Persediaan

Menurut Mulyadi (2014:553), “Sistem akuntansi persediaan bertujuan

untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem ini

berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian,

sistem retur pembelian, dan sistem akuntansibiaya produksi. Dalam perusahaan

manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan produk

dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan

bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang,

persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan,

yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.”

3.1.5.2 Prosedur yang Bersangkutan dengan Sistem Akuntansi Persediaan

Menurut Mulyadi (2014:559), sistem dan prosedur yang bersangkutan

dengan sistem akuntansi persediaan adalah


1. Prosedur Pencatatan Produk Jadia.

a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga

pokok produk jadi yang diterbitkan ke dalam rekening

Barang Dalam Proses.

b. Dokumen

Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur

pencatatan produk jadi adalah laporan produk selesai dan

bukti memorial

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur

pencatatan produk jadi adalah kartu persediaan dan jurnal

umum.

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan produk jadi

adalah fungsi gudangyang berfungsi untuk menyediakan

barang yang diperlukan oleh bagian produksi, fungsikartu

persediaanyang digunakan untuk mencatat harga pokok

persediaan, dan fungsijurnaluntuk mencatat jurnal


2. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual

a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

penjualan disamping prosedur lainnya seperti: prosedur

order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur

pengiriman barang, prosedur penagihan dan prosedur

pencatatan piutang.

b. Dokumen

Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi

penjualan produk jadi adalah surat order pengiriman dan

faktur penjualan.

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur

pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah:

kartu gudang, kartu persediaan, danjurnal umum

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatanharga

pokokproduk jadi yang dijual adalah fungsikartu

persediaanyang berfungsi untuk membuat rekapitulasi

harga pokok penjualan dan membuat bukti memorial, dan

fungsijurnaluntuk mencatat jurnal berdasarkan rekapitulasi

harga pokok penjualan dan bukti memorial


3. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Jadi yang Diterima Kembali dari

Pembelia.

a. Deskripsi prosedur

Jika produk jadi yang telah dijual kembali oleh pembeli,

maka transaksi retur penjualan ini mempengaruhi

persediaan produk jadi yaitu menambah kuantitas produk

jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian

gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk

jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu

persediaan produk jadi

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli adalah:

laporan penerimaan barang dan memo kredit.

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur

pencatatan produk jadi adalah: kartu gudang, kartu

persediaan, jurnal umum, dan retur penjualan.

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan harga

produk jadi yang diterima kembali dari pembeli adalah

fungsi gudangberfungsi untuk mencatat pengembalian

barang dari pembeli, fungsi kartu persediaanyang berfungsi


untuk mencatat harga pokok persediaan yang dikembalikan

dari pembeli, dan fungsi jurnalmencatat jurnal berdasarkan

laporan penerimaan barang dan memo kredit

5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Produk dalam

Prosesa.

a. Deskripsi Prosedur

Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya

dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat

dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan

tahunaan.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan

persediaan produk dalam proses adalah bukti memorial

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur

pencatatan persediaan produk dalam proses adalah jurnal

umum

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan persediaan

produk dalam proses adalah fungsi produksi untuk

membuat laporan produk dalam proses, fungsi kartu

persediaan untuk membuat bukti memorial dan mencatat


harga pokok produkn dalam proses, dan fungsi jurnal untuk

mencatat jurnal umum berdasarkan bukti memorial

6. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibelia.

a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang

membentuk sistem pembelian. Dalam sistem ini dicatat

harga pokok persediaan yang dibeli.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah:

laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar.

c. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan harga pokok

persediaan yang dibeli adalah fungsi penerimaanyang

berfungsi untuk menerima barang yang telah dibeli, serta

membuat laporan penerimaan barang, fungsi

utangdigunakan untuk membuat bukti kas keluar, fungsi

kartu persediaanuntuk mencatat persediaan berdasarkan

bukti kas keluar, dan fungsi gudanguntuk mencatat mutasi

persediaan berdasarkan laporan penerimaan barang.\

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan kepada

Pemasok
a. Deskripsi Prosedur

Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada

pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan

mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu

mengurangi kuantitas perseidaan dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh bagian gudang dan mengurangi

kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat bagian

kartu persediaan dalam kartu persediaan yang

bersangkutan.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah:

laporam pengiriman barang dan memo debit.

c. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan harga pokok

persediaan yang dikembalikan kepada pemasok adalah

fungsi gudangberfungsi mencatat mutasi persediaan

berdasarkan memo debit, fungsi pengirimanberfungsi untuk

mengirimkan barangkembali ke pemasok dan membuat

laporan pengiriman barang, fungsi utanguntuk

membandingkan kuantitas dan jenis barang yang akan

dikembalikan, fungsi kartu persediaanuntuk mencatat harga

pokok satuan pada kartu persediaan, dan fungsi jurnaluntuk

mencatat jurnal retur pembelian


8. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudanga.

a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang

membentuk sistem akuntansi biaya produksi.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah: buku

permintaan dan pengeluaran barang.

c. Fungsi yang Terkait’

Fungsi yang terkait dalam prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudangadalah fungsi produksiuntuk

membuat bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang,

fungsi gudanguntuk mengisikuantitas barang yang

diserahkan pada bukti permintaan dan pengeluaran barang

gudang, fungsi kartu persediaanuntuk mengisi harga pokok

pada bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang dan

kartu persediaan, fungsi kartu biaya untuk mencatat harga

pokok produk dan fungsi jurnaluntuk mencatat jurnal

pemakaian bahan baku berdasarkan bukti permintaan dan

pengeluaran barang gudang

9. Prosedur Pencatatan Tambahan Harga Pokok Persediaan karena

Pengembalian Barang Gudang.


a. Deskripsi Prosedur

Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya

dan menambah barang di gudang.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah: buku

pengembalian barang gudang.

c. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur pencatatan

tambahanharga pokok persediaan karena pengembalian

barang gudang adalah fungsi produksiuntuk membuat bukti

pengembalian barang gudang, fungsi gudanguntuk

mengotoriasi bukti pengembalian barang dagang, fungsi

kartu persediaanuntuk mengisi harga pokok pada bukti

pengembalian barang gudang, fungsi kartu biaya untuk

mencatat harga pokok produk dan fungsi jurnaluntuk

mencatat jurnal berdasarkan bukti pengembalian barang

gudang

10. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan

a. Deskripsi Prosedur

Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan

oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan

yang disimpan digudang. Bagian kartu persediaan

bertanggung jawab atas terselenggaranya catatan akuntansi


yang dapat diandalkan (reliable) mengenai persediaan yang

disimpan di Bagian Gudang, sedangkan bagian gudang

bertanggung jawab atas penyimpanan fisik persediaan

digudang.

b. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah: kartu

perhitungan fisik (inventory tag), daftar hasil perhitungan

fisik (inventory summary sheet) dan bukti memorial.

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur ini

adalah: kartu persediaan, kartu gudang, dan jurnal umum.

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem perhitungan fisik

persediaan adalah: panitia penghitungan fisik

persediaanuntuk melakukan penghitungan fisik persediaan

yang terdiri dari pemegang kartu penghitungan fisik,

penghitung dan pengecek, fungsi akuntansiuntuk

mencantumkan harga pokok satuan persediaan, mengalikan

kuantitas dan harga pokok per satuan, mencantumkan harga

pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik,

melakukan adjustment, serta membuat bukti memorial, dan

fungsi gudanguntuk melakukan adjustmentdata kuantitas

persediaan.
Dalam sistem akuntansi terdapat beberapa prosedur yang berkaitan antara

satu dengan yang lain. Prosedur yang berkaitan dengan sistem akuntansi

persediaan antara lain prosedur pencatatan produk jadi, prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi yang dijual, prosedur harga pokok produk yang diterima

kembali oleh pembeli, prosedur pencatatan harga pokok produk yang dibeli,

prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok,

prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, prosedur pencatatan harga

pokok persediaan karena pengembalian barang gudang yang, dan sistem

perhitungan fisik persediaan.

3.1.6 Unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2014:164), Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Menurut Ikantan Akuntan Indonesia (2011) ada lima unsur (komponen)

pengendalian yang saling terkait berikut ini:


a. Lingkungan pengendalian

Menetapkan corak organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian

orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua

komponen pengendalian inter, menyediakan disiplin dan struktur.

b. Penaksiran resiko

Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisi terhadap resiko

yang relevan unutk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk

menentukan bagaimana resiko harus dikelola.

c. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengindentifikasian, penangkapan, dan

pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan

orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

e. Pemantauan Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa unsur-unsur dari suatu

sistem pengendalian intern antara lain struktur organisasi yang memisahkan

tanggungjawab fungsional secara tegas, penaksiran resiko, mutu karyawan

sesuai dengan tanggung jawabnya, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta praktik yang sehat.


3.1.7 Sistem Pengendalian Internal atas Sistem Akuntansi Persediaan

Suatu pengendalian intern yang baik memerlukan adanya unsur-unsur

yang berhubungan langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari

pengendalian intern dapat tercapai. Menurut Mulyadi (2014:581), unsur

pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistemakuntansi persediaan ialah

sebagai berikut:

a. Organisasi

1. Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang

terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi

penghitung, dan fungsi pengecek.

2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan

fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di

kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas

persediaan.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua

Panitia Penghitungan Fisik Persediaan.

2. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu

penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang

kartu penghitungan fisik.

3. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik

berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.


4. Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi

(kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang

tercantum dalam daftar penghitungan fisik.

c. Praktik yang Sehat

1. Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan

fisik.

2. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara

independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh

pengecek.

3. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian

ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi

pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum

dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil

penghitungan fisik.

4. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan

menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

Menurut Henry Simamora (2000:288), tujuan pengendalian internal atas

persediaan adalah untuk memastikan bahwa persediaan diamankan dan dilaporkan

secara benar dalam laporan keuangan.Pengendalian internal ini dapat bersifat

preventif maupun detektif, Pengendalian preventif dirancang untuk mencegah

terjadi kesalahan sedang pengendalian detektif dirancang untuk mendeteksi setiap

kesalahan setelah terjadi.


Dari beberapa teori diatas dapat dikatakan bahwa unsur pengendalian

intern atas persediaan antara lain berkaitan dengan organisasi, sistem otorisasi dan

prosedur pencatatan serta praktik yang sehat yang bertujuan untuk memastikan

bahwa persediaan diamankan dan dilaporkan secara benar.

3.1.7 Bagan Alir Sistem Akuntansi Persediaan

Sistem akuntansi dari persediaan barang dagangdapat dijelaskan dengan

menggunakan bagan alir sistem akuntansi dari persediaan barang dagang. Dengan

menggunakan bagan alir tersebut, gambaran dari suatu sistem akuntansipersediaan

barang dagangsecara menyeluruh mudah dipahami.Menurut Mulyadi (2014:564)

bagan alir sistem akuntansi persediaan berdasarkan prosedur-prosedurnya adalah

sebagai berikut:

Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal

Mulai 1

Kartu
Persediaan Rekap HPP

Bukti Memorial
Membuat
rekapitulasi
harga porduk

Rekapitulasi harga
pokok penjualan

Membuat N
rekapitulasi
harga porduk

Jurnal
Rekap HPP Selesai
Umum
Bukti Memorial
3.1.8 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli

Bagian Penerimaan

Mulai Dari Pemasok

Menerima Surat
SOP barang dari Pengantar
Dari bagian
pembelian pemasok

Memeriksa
barang yang
diterima

Membuat laporan
penerimaan
barang

SP
SOP
3
2
Laporan 1
penerimaan
barang

Dikirim ke bagian
gudang bersamaan
2 dengan barang
1
Bagian Utang

Dari Bagian Pembelian Dari pemasok ke bagian


pembelian 1

SOP LPB Faktur

Membandingkan
faktur dari
pemasok SOP &
LPB

Membuat
bukti kas
keluar

Faktur
LPB
SOP
3
2

Bukti Kas 1
keluar

3 T Arsip Bukti Kas keluar yang


belum dibayar
Register
Bukti Kas
Keluar
Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan

2 3

Laporan Bukti Kas Keluar


Penerimaan
Barang

Kartu Kartu
Gudang N Persediaan

Selesai

Sedangkan Menurut Mulyadi (2014:577) dokumen yang digunakan dalam system


akuntansi persediaan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bukti Memorial

Gambar 2.2 Laporan Penerimaan Barang


Gambar 3.4 Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Menurut Mulyadi (2014:218) catatan akuntansi yang digunakan dalam system

akuntansi persediaan adalah sebagai berikut :


Gambar 3.5 Kartu Gudang

Gambar 3.6 Kartu persediaan


Gambar 2.7 Jurnal Umum

3.3 Analisa Teori-Praktek dan Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini dapat diketahui perbedaan antara teori dan praktek

system akuntansi persediaan untuk penerimaan dan penyaluran gas elpiji pada

SPPBE Linggajati Al Mushowa.

Perbedaan sistem akuntansi persediaan dalam penerimaan dan penyaluran

menurut teori dan praktek adalah sebagai berikut :

1. Deskripsi Prosedur

Menurut teori dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

ialah :
a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem

akuntansi biaya produksi.

Sedangkan berdasarkan praktek yang ada pada SPPBE Linggajati Al Mushowa

ialah :

a. Penerimaan Tabung

Jenis tabung yang diterima di SPPBE/SPPEK/SPBE meliputi :

 Tabung Kapasitas 3 kg, 6 kg, dan 12 kg digunakan untuk

melayani kebutuhan konsumen rumah tangga & usaha mikro

 Tabung kapasitas LPG 50 KG digunakan untuk keperluan

komersial

 Skid tank dengan kapasitas minimal 1000 Kg digunakan untuk

keperluan industry

b. Penyaluran Tabung

 Penyerahan fisik LPG kepada Dealer dalam bentuk tabung

atau skid tank LPG, Berasal dari Depot LPGM Filling Plant

atau SPPBE

 Dealer menjual LPG ke konsumen dapat secara langsung atau

melalui pengecer atau system home to home service

 Harga LPG yang dijual ke konsumen sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk daerah di luar


radius 60 km, harga LPG tersebut ditambah dengan biaya

transport yang besarnya ditetapkan oleh perusahaan.

2. Dokumen

Menurut teori dalam dokumen permintaan dan pengeluaran barang

gudang ialah :

a. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah: buku permintaan

dan pengeluaran barang.

Sedangkan berdasarkan praktek yang ada pada SPPBE Linggajati Al

Mushowa ialah :

a. Penerimaan Tabung

 Petugas Agen pada saat mengambil LO di SPPBE harus

menyerahkan bukti aplikasi setoran Bank yang sudah tertera nomor

SO dan menunjukan surat kuasa/surat pengantar untuk

pengambilan yang dikeluarkan oleh Agen (berlaku setiap

pengambilan)

 Bagian Administrasi SPPBE mencocokan kesesuaian nomor SO

Dengan LO dalam sistem aplikasi MySAP

 Bagian administrasi SPPBE menerbitkan surat perintah pengisian

 Petugas gate keeper menerima surat perintah pengisian

 Pertugas gate keeper memeriksa kesesuaian jumlah fisik tabung

dengan dokumen yang tertera dalam aplikasi setoran Bank yang

sudah tertera nomor SO


 Bila jumlah fisik tabung kosong yang dibawa agen sesuai dengan

jumlah yang tertera dalam bukti aplikasi setoran Bank maka Agen

diijinkan untuk proses pengisian lebih lanjut. Bila tidak sesuai

maka dilakukan koreksi terhadap LO tersebut.

b. Penyaluran Tabung

 Berita acara penyerahan tabung (Kuantitas dan Kualitas)

Tabung yang telah dipasang Seal Cap dan Plastic Wrap atau Safety

Plug dimuat kedalam Truck Agen sambil diawasi oleh petugas

SPPBE untuk memastikan kesesuaian kuantitas tabung yang

dimuat dengan LO setelah Truck Agen selesai dimuat tabung Agen

menerima dan menandatangani berita acara penyerahan tabung

sebagai pernyataan bahwa tabung yang diterima telah baik cukup

baik secara kualitas dan kuantitas.

 Surat Jalan

Bagian Administrasi atau Gate Keeper melakukan Good Issue &

membuat Surat Jalan kepada Agen yang dapat digunakan sebagai

Tanda bukti pembelian LPG dari Pertamina. Saat penyerahan LPG,

surat jalan harus dilengkapi stempel dan tanda tangan Agen

(Direktur atau yang diberi surat kuasa) selaku penerima.

3. Fungsi yang Terkait

Menurut teori dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

ialah :
a. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur permintaan dan pengeluaran

barang gudangadalah fungsi produksi untuk membuat bukti

permintaan dan pengeluaran barang gudang, fungsi gudanguntuk

mengisikuantitas barang yang diserahkan pada bukti permintaan dan

pengeluaran barang gudang, fungsi kartu persediaanuntuk mengisi

harga pokok pada bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang

dan kartu persediaan, fungsi kartu biayauntuk mencatat harga

pokokprodukdan fungsi jurnaluntuk mencatat jurnal pemakaian bahan

baku berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Sedangkan berdasarkan praktek yang ada pada SPPBE Linggajati Al

Mushowa ialah :

a. Penerimaan Tabung

b. Penyaluran Tabung

4. Unsur Pengendalian Internal

Menurut teori,unsur pengendalian internal dalam sistem akuntansi

persediaan sebagai berikut :

a. Organisasi

 Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia

yang terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi

penghitung, dan fungsi pengecek.

 Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan

fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan


di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya

atas persediaan

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

 Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh

Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan.

 Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas

kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh

pemegang kartu penghitungan fisik.

 Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil

penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang

bersangkutan.

 Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada

informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis

persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik

c. Praktik yang Sehat

 Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan

penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang

kartu penghitungan fisik.

 Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali

secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua

kali oleh pengecek.

 Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam

bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik


dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik

sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu

penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan

fisik

 Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan

menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

Sedangkan menurut praktek, unsur pengendalian Internal dalam sistem akuntansi

persediaan sebagai berikut :

a. Organisasi

Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas

merupakan salah satu imsur penting untuk mencapai tujuan pengendalian intem.

Stmktur organisasi menggambarkan pembagian tugas dan tanggungjawab masing-

masing bagian dalam melaksanakan kegiatannya

Pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan suatu kegiatan

mempunyai tujuan untuk meminimalkan fungsi yang saling bertentangan.

Pemisahan tugas dan tanggungjawab secara jelas sangat penting, karena apabila

terjadi perangkapan tugas akan memberikan peluang timbulnya kesalahan maupun

kecurangan yang dapat menimbulkan kemgian pada perusahaan.

Struktur organisasi merupakan rerangka {framework) pembagian

tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pada SPPBE Linggajati Al Mushowa ,


kendalanya yaitu ditemukannya perangkapan tugas dimana karyawan bagian

pengiriman barang merangkap sebagai bagian penerimaan uang dalam penjuaian

tunai. Selain itu bagian gudang juga merangkap sebagai bagian penyetoran uang

hasil penjuaian ke bank. Perangkapan tugas ini menunjukkan bahwa pada SPPBE

Linggajati Al Mushowa sistem pengendalian internal pada belum memadai

dikarenakan dalam struktur organisasi berbeda dengan apa yang dilihat

dilapangan.

Sistem pengendalian internal yang memadai apabila tidak adanya perangkapan

tugas sehingga pemisahan tugas dan tanggungjawab fungsional dapat dilakukan

secara jelas. Perangkapan tugas yang terjadi pada SPPBE Linggajati Al Mushowa

dapat menimbulkan terjadinya kecurangan {fraud) yaitu penyelewangan aktiva

perusahaan yang dapat merugikan perusahaan.

Hasil analisis terhadap struktur organisasi yang menunjukkan tanggungjawab

fungsional yang jelas pada SPPBE Linggajati Al Mushowa belum memenuhi

sistem pengendalian intem yang baik dan memadai.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Setiap transaksi dalam organisasi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh

karena itu, dalam organisasi hams dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang untuk otoritas atas terlaksananya setiap transaksi.

Sistem otorisasi dalam suatu perusahaan mempakan alat yang penting bagi

manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan operasional


pemsahaan. Begitu pula dengan prosedur pencatatan hams diterapkan secara

konsisten agar mudah dilakukan pengendalian dan pengawasan. Prosedur

pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat

dipercaya.

Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan

wewenang pelaksanaan otorisasi. Formulir merupakan dokumen yang dipakai

sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.

Penerimaan tabung gas harus memenuhi beberapa ketentuan dalam

kelengkapan administrasinya yaitu Petugas Agen pada saat mengambil LO di

SPPBE/SPPEK/SPBE harus menyerahkan bukti aplikasi setoran Bank yang sudah

tertera nomor SO dan menunjukkan surat kuasa/surat pengantar untuk

pengambilan yang dikeluarkan oleh Agen (berlaku untuk setiap pengambilan).

Selanjutnya Bagian administrasi SPPBE/SPPEK/SPBE/ mencocokkan kesesuaian

nomor SO dengan LO dalam sistem aplikasi MySAP lalu Bagian administrasi

SPPBE/SPPEK/SPBE menerbitkan surat perintah pengisian setelah itu Petugas

gate keeper menerima surat perintah pengisian dan memeriksa kesesuaian jumlah

fisik tabung dengan dokumen yang tertera dalam aplikasi setoran Bank yang

sudah tertera nomor SO. Bila jumlah fisik tabung kosong yang dibawa Agen

sesuai dengan jumlah yang tertera dalam bukti aplikasi setoran Bank maka Agen

diijinkan untuk proses pengisian lebih lanjut. Bila tidak sesuai maka dilakukan

koreksi terhadap LO tersebut.

Sedangkan dalam proses penyaluran tabung ialah Berita acara penyerahan

tabung (Kuantitas dan Kualitas) Tabung yang telah dipasang Seal Cap dan Plastic
Wrap atau Safety Plug dimuat kedalam Truck Agen sambil diawasi oleh petugas

SPPBE untuk memastikan kesesuaian kuantitas tabung yang dimuat dengan LO

setelah Truck Agen selesai dimuat tabung Agen menerima dan menandatangani

berita acara penyerahan tabung sebagai pernyataan bahwa tabung yang diterima

telah baik cukup baik secara kualitas dan kuantitas. Setelah diterbikannya Surat

Jalan Bagian Administrasi atau Gate Keeper melakukan Good Issue & membuat

Surat Jalan kepada Agen yang dapat digunakan sebagai Tanda bukti pembelian

LPG dari Pertamina. Saat penyerahan LPG, surat jalan harus dilengkapi stempel

dan tanda tangan Agen (Direktur atau yang diberi surat kuasa) selaku penerima.

Pencatatan berdasarkan sumber dokumen yang dapat dipercaya ini berguna

untuk menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai

pendapatan organisasi yang sesuai dengan unsur pengendalian intenal. Prosedur

penerimaan tabung pada SPPBE Linggajati Al Mushowa oleh bagian administrasi

sudah cukup memadai.

c. Analisis Praktik Yang Sehat

Pembagian tanggungjawab dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan

yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-

cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Cara umum yang

ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat yaitu dengan

cara menggunakan dokumen yang bemomor urut tercetak yang pemakaiannya

bias dipertanggungjawabkan. Pada SPPBE Linggajati Al Mushowa, praktek yang

sehat belum berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari belum adanya
dokumen yang bemomor urut tercetak secara permanen yang dapat menyebabkan

kelalaian dalam pencatatan, terjadinya kecurangan maupun tindakan

penyelewengan lairmya.

Pihak perusahaan harus menerapkan dokumen yang memiliki nomor umt

tercetak untuk mengatasi masalah yang terjadi secara permanen sehingga dalam

penggunaannya, dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Apabila

terdapat kekeliman maka dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Hasil analisis praktik yang sehat pada SPPBE Linggajati Al Mushowa dalam

persediaan masih belum memenuhi unsur pengendalian internal yang memadai.

Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan penerimaan dan penyaluran tabung terjadi

perangkapan tugas. Bagian penerimaan tabung seringkali tidak membuat

dokumen bukti penerimaan tabung.

Anda mungkin juga menyukai