Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Kondisi Umum


1. Keadaan Organisasi
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Kabupaten Minahasa Selatan, sebagai bagian integral dari pembangunan
kesehatan, maka di butuhkan sarana dan prasarana Kesehatan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dengan mudah. Sarana dan Prasarana
Kesehatan yang ada saat ini, yang dapat dijangkau dengan mudah oleh
masyarakat antara lain : keberadaan Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Pondok Bersalin Desa yang sudah ada di setiap kecamatan.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang
lebih paripurna, mudah di jangkau oleh masyarakat, dan dengan biaya
pengobatan yang tidak terlalu tinggi, maka di setiap Kabupaten di seluruh
Indonesia oleh Pemerintah di bangun Sarana Kesehatan yang lebih layak
untuk itu salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa
Selatan yang sudah dibangun dan sementara dikembangkan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Nomor
05 Tahun 2008, Rumah Sakit Umum Daerah, selanjutnya disebut RSUD
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
Dasar pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Minahasa Selatan adalah RSUD Tipe C adalah untuk melaksanakan tugas-
tugas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Minahasa
Selatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa Selatan berdiri
sejak tahun 2005. Melaksanakan pelayanan bagi masyarakat pada Tahun
2009 dengan membuka pelayanan Unit Gawat Darurat Dan Poliklinik
Umum, Tahun 2010 melebarkan sayap dengan membuka 4 pelayanan

1
spesialis dasar (Anak, Bedah, Kandungan/Kebidanan, Penyakit Dalam,
Radiologi, Anastesi,) serta spesialis Mata dan pada tahun 2016 ini
ditambah spesialis Jantung Pembuluh Darah serta dalam persiapan
pembukaan Kamar Bedah/Operasi.
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan sampai saat ini proses
pembangunan dan pengembangannya masih tetap dilaksanakan baik secara
fisik maupun non fisik. Sarana – Sarana penunjang lainnya, perlengkapan,
peralatan medis, non medis, bahkan tenaga medis, paramedis dan tenaga
lainnya masih terus diadakan, dilengkapi dan dikembangkan. Sehingga
dapat dikatakan RSUD Kabupaten Minahasa Selatan saat ini belum layak
beroperasi normal sebagaimana layaknya suatu Rumah Sakit yang ideal
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, dengan kata lain belum
dapat melaksanakan standar pelayanan RSUD tipe C.
Sekalipun demikian RSUD Kabupaten Minahasa Selatan dengan
segala keterbatasan dan kekurangan baik dari segi tenaga maupun
peralatan, RSUD Amurang sejak tahun 2009 sampai saat ini sudah dapat
menjalankan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang datang berobat sesuai kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada,
bahkan awal tahun 2009 telah beberapa kali memberikan pelayanan
pengobatan gratis kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Minahasa
Selatan.

2. Visi dan Misi


a. Visi
Visi adalah suatu kemampuan memandang kedepan. Dalam
kepemerintahan, visi berarti suatu kemampuan penyelenggara
pemerintahan dalam melihat kebutuhan ataupun tuntutan masa depan
wilayah yang dipimpinnya. Visi yang dicanangkan adalah merupakan
cita – cita, aspirasi, sumber motivasi dan inspirasi, arah dan road map
bagi seluruh pemangku kepentingan (Stakeholders) yang menyatukan
gerak langkah menuju suatu daerah yang lebih baik dan maju.

2
Berdasarkan gambaran umum dan isu strategis saat ini di
Kabupaten Minahasa Selatan, dengan memperhitungkan kondisi masa
dating, dan bertitik tolak dari Visi Nasional, maka telah ditetapkan visi
Kabupaten Minahasa Selatan adalah sebagai berikut :
“Kabupaten Minahasa Selatan yang BERdaya Saing, beriman,
berKuAlitas, dan mandiRI melalui perCepatan dan keTepatan sasaran
pembangunan di segala bidang”
Untuk memudahkan dalam mengingat Visi ini, maka dapat
diakronimkan dengan kalimat utamanya yaitu Minahasa Selatan yang
BERdaya saing, berIman, berkuAlitas dan mandIRI melalui
perCepatan dan keTepatan sasaran pembangunan sebagai “MINSEL
BERDIKARI CEPAT”.
Ada 5 (Lima) kata – kata kunci yang ada di dalam visi tersebut. 4
(Empat) kata kunci pertama pada kata BERDIKARI adalah
merupakan landasan untuk melaksanakan misi. Kedudukan kata yang
terdahulu dalam akronim BERDIKARI ini tidak berarti kata yang
memiliki makna lebih tinggi dari urutan selanjutnya. Masing – masing
kata memiliki arti dan makna penting sendiri sebagai suatu sasaran
tujuan jangka panjang kedepan. Sedangkan akronim CEPAT adalah
merupakan kata sifat yang berarti bahawa pelaksanaan upaya
pencapaian visi BERDIKARI harus dilaksanakan secara lebih cepat,
terarah dan tepat sasaran.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa Selatan yang
selanjutnya disingkat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan merupakan
salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan haruslah mempunyai Visi
dan Misi yang searah, selaras, serasi atau dengan kata lain berpatokan
pada Visi dan Misi Kabupaten Minahasa Selatan. Atas dasar itulah
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai Visi sebagai berikut :
“RSUD Kabupaten Minahasa Selatan yang berdaya saing,
beriman, berkualitas dan mandiri melalui percepatan dan ketepatan

3
pelayanan kesehatan di Minahasa Selatan” yang di akronimkan
“RSUD Kabupaten Minahasa Selatan Berdikari Cepat”
Berdikari dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Berdaya Saing
Potensi Sumber Daya Alam mapun Sumber Daya Manusia
yang ada di Minahasa Selatan begitu banyak sehingga perlu
ada pengelolaan yang sesuai dan terarah pada tujuan demi
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat minahasa selatan.
Dalam hal ini, dalam mendukung Minahasa Selatan berdaya
saing dengan Dunia luar maka Pelayanan Kesehatan pula harus
mampu bersaing terutama dalam bidang Kesehatan demi
Kemakmuran dan Kesejahteraan Masayarakat.
2. Beriman
Hal keimanan dan keTuhanan merupakan dasar dari segala
aspek kehidupan manusia. Hal ini pula yang kiranya selalu dan
selalu menjadi dasar dari pelayanan yang lebih baik. Pelayanan
khususnya dibidang kesehatan dapat berhasil hanya dengan
mengandalkan Tuhan. Keimanan juga tidak bisa dipisahkan
dengan Berbudaya karena masyarakat yang beriman
merupakan masyarakat yang berbudaya.
3. Berkualitas
Kualitas merupakan suatu standar ukuran bagi kita semua
hal fisik maupun non fisik. Pelayanan kesehatan juga menuntut
kualitas yang terbaik. Dalam bidang kesehatan yang
berkualitas artinya pelayanan yang benar – benar memiliki
hasil yang optimal sehat. Kualitas kesehatan di Kabupaten
Minahasa Selatan adalah suatu yang penting guna pelaksanaan
pemerintahan yang lebih baik lagi.
4. Mandiri
Kemampuan melaksanakan sesuatu hal adalah mandiri.
Kemandirian kepemerintahan artinya tidak selalu bergantung

4
pada pihak – pihak luar. Kemampuan melaksanakan
pemerintahan secara mandiri ditunjukan dengan keberhasilan
mensejahterahkan rakyat. Kemandirian dibidang pelayanan
kesehatan diperlukan guna mencapai sasaran kesejahteraan
masyarakat minahasa selatan. Pelayanan kesehatan yang
mandiri juga bisa diartikan dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan tanpa tergantung dengan pihak luar.
5. Cepat dan Tepat (Percepatan dan Ketepatan)
Kata “Pasti” juga dapat disingkat dari dua kata tersebut.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sudah menjadi itika
dari dulu bahwa pelayanan yang dilakukan harus cepat
ditangani. Disamping cepat yang harus sejalan dengannya
yaitu tepat. Cepat dan tepat tidak bisa dipisahkan dalam hal
pelayanan kesehatan.
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan Berdikari Cepat dapat
dilaksanakan hanya dengan dukungan setiap pihak, baik pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan maupun Masyarakat Minahasa Selatan.
5 (Lima) pokok tersebut kiranya bisa menjabarkan dasar dari
pembangunan terlebih khusus Pelayanan Kesehatan di Minahasa
Selatan demi menuju Minahasa Selatan Yang Lebih Baik, Minahasa
Selatan Yang Lebih Sehat.
b. Misi
Misi adalah sarana untuk mewujudkan Visi yang telah
dirumuskan. Misi dirancang sebagai target yang mungkin dapat
dicapai supaya tidak menjadi suatu mission impossible. Oleh sebab
itu, dalam rangka mewujudkan rencana visi tersebut, maka ditetapkan
5 (Lima) misi utama Panca RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Berdikari Cepat yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang beretika berdasar
keimanan dan berbudaya,

5
2. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
professional menuju sumber daya manusia yang sehat,
3. Tercapainya siknifikansi pembangunan berkualitas melalui
peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
4. Tercapainya kualitas birokrasi yang reformatif dan anti korupsi
untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan baik,
5. Terciptanya lingkungan hidup dan pariwisata yang berkualitas
melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
secara berkelanjutan.

6
3. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Nomor 05
Tahun 2008, berikut struktur organisasi RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan:

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kabupaten Minahasa Selatan

Plt.DIREKT
Dr. Erwin R.R. S
NIP. 19790227 20

Nip.19760424 20

BIDANG PELAYANAN MEDIK PENUNJANG BIDANG PELAYANAN MEDIK DASAR BIDANG


Anita A. Tumangken, Amd.Keb Dr. Erwin R.R. Scouten Sy
Nip.19710807 199203 1 008 Nip.19790227 200101 1 007 Nip

SEKSI RADIOLOGI SEKSI ANASTESI SEKSI KEPERAWATAN SEKSI POLIKLINIK SEKSI FAR
Betie O. Alow Augustinus S.Turangan,S.Kep Ners Pinkan V.Leleh,AMK Margaretha Kaya,S.Kep Rita S.V.Situmo
Nip. 197110121992032005 Nip. 197308161993031004 Nip.197202111996022001 Nip. 197008271991032005 Nip. 197702122

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

7
4. Tugas dan Fungsi
4.1. Tugas dan Fungs RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber
daya organisasi, Rumah Sakit Umum Daerah dapat melaksanakan
penelitian, pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Rumah Sakit Umum Daerah
mempunyai fungsi :
a. melaksanakan usaha pelayanan medis;
b. melaksanakan usaha rehabilitasi medis ;
c. melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan
peningkatan pemulihan kesehatan;
d. melaksanakan usaha pelayanan perawatan;
e. melaksanakan usaha pendidikan dan pelatihan medis dan
paramedis;
f. melaksanakan sistem rujuk (several);
g. sebagai tempat penelitian;
h. lain-lain usaha di bidang kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Ketentuan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi hak dari
Departemen Kesehatan atau Dinas Kesehatan atas pengurusan, pengaturan
dan penyelenggaraan tugas-tugas tersebut di bidang pelayanan
kesehatan/medis yang oleh Menteri Kesehatan telah ditetapkan sebagai
kewajiban Departeman Kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah menjalankan sistem rujuk (reveral),
sehingga dengan demikian kepada Puskesmas-puskesmas/Balai Kesehatan
se Kabupaten Minahasa Selatan merujuk penderita/pasien ke Rumah Sakit
Umum Daerah.

8
Mengingat luasnya wilayah, maka Rumah Sakit Umum Daerah
bersama dengan Dinas Kesehatan dapat merujuk ke Rumah Sakit lainnya
sebagai rujukan dari Puskesmas untuk kemudahan penderita.

4.2. Tugas dan Fungsi Dokter Pertama

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara nomor 139 tahun 2013, tugas dokter pertama ialah :
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan medik P3K sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada psien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi/balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit
20. Melakukan penyuluhan medic
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap

9
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggil/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
sederhana

B. Tujuan Aktualisasi

Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu


mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas masing-
masing serta mampu menganalisa dampak apabila kelima nilai dasar tersebut
tidak di implementasikan.

10
BAB II
RASIONAL PENETAPAN AKTIVITAS AKTUALISASI

Penerapan beberapa nilai dasar tersebut diatas yang terkait dengan


kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Rasional Penetapan Aktivitas Aktualisasi berdasarkan 5 Nilai Dasar
No Kegiatan Nilai Dasar Uraian Keterkaitan Kegiatan
(Indikator) dengan Nilai Dasar
1 Melakukan Akuntabilitas Melakukan anamnesa atau tanya
Anamnesa dan (Tanggung jawab dan pemeriksaan fisik pada
Pemeriksaan Jawab) pasien berdasarkan tugas dan
Fisik pada fungsi dokter pertama untuk
Pasien melakukan pelayanan kesehatan
di poliklinik, unit gawat darurat
(UGD) dan ruangan rawat inap
dengan penuh tanggung jawab

Nasionalisme Melakukan anamnesa dan


(Kerja Keras) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan sunguh-sungguh, tanpa
mengenal lelah dan penuh
semangat

Etika Publik Melakukan anamnesa dan


(Sopan) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan sopan, tetap menjaga tutur
kata dan tingkah laku yang baik
serta penuh rasa hormat, sehingga
pasien merasa nyaman dan
menciptakan komunikasi yang

11
baik antara dokter dan pasien

Komitmen Mutu Melakukan anamnesa dan


(Efisiensi dan pemeriksaan fisik pada pasien
Efektivitas) dengan prinsip efisien dan efektif
dalam mengajukan pertanyaan
yang mengarah pada diagnosa
yang tepat serta pemeriksaan fisik
yang lebih terarah pada diagnosa
yang tepat sehingga waktu yang
digunakan untuk menentukan
diagnosa tidak lama

Anti Korupsi Melakukan anamnesa dan


(Peduli) pemeriksaan fisik pada pasien
dengan penuh kepedulian akan
keadaan fisik dan emosional
pasien dimana saat keadaan
darurat pasien telah teratasi

2 Membuat Akuntabilitas Membuat formulir permintaan


Formulir (Kejelasan pemeriksaan penunjang dilakukan
Permintaan Target) dengan tujuan yang jelas yaitu
Pemeriksaan membantu menentukan
Penunjang kemungkinan diagnosa dan
menyingkirkan kemungkinan
diagnosa lainnya

Nasionalisme Membuat permintaan


(Tidak pemeriksaan penunjang dilakukan
memaksakan dengan menjelaskan manfaat dan

12
kehendak) efek samping pemeriksaan
penunjang tersebut, tanpa
memaksakan kehendak kepada
pasien

Etika Publik Membuat permintaan


(Sopan) pemeriksaan penunjang dilakukan
dengan menjelaskan maksud dan
tujuan pemeriksaan serta meminta
persetujuan dari pasien maupun
keluarga dari pasien

Komitmen Mutu Membuat formulir permintaan


(Inovasi) pemeriksaan penunjang yang
seharusnya tersedia di semua
Rumah Sakit untuk memperlancar
pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit itu sendiri, tetapi di RSUD
Kabupaten Minahasa Selatan
formulir tersebut belum tersedia

Anti Korupsi Membuat permintaan


(Jujur) pemeriksaan penunjang dengan
jujur, sesuai gejala yang
ditunjukkan pasien dengan
indikasi pemeriksaan penunjang
bukan karena maksud lain dengan
pihak laboratorium.

3 Menegakkan Akuntabilitas Menegakkan diagnosa penyakit


Diagnosa (Tanggung dengan penuh tanggung jawab

13
Penyakit Jawab) sehingga diagnosa yang
ditegakkan sesuai dengan gejala
yang ditunjukkan pasien

Nasionalisme Dalam menegakkan diagnosa


(Kerja Sama) penyakit dilakukan dengan kerja
sama antara dokter, perawat,
petugas laboratorium dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga
diagnosa yang tepat dapat tercapai

Etika Publik Menegakkan diagnosa penyakit


(Cermat) dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil
anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang dengan
cermat sehingga didapatkan
diagnosa yang tepat

Komitmen Mutu Menegakkan diagnosa penyakit


(Berorientasi dengan berorientasi pada
Mutu) pengetahuan terbaru yang
didapatkan dengan mengikuti
seminar dan pelatihan-pelatihan

Anti Korupsi Menegakkan diagnosa penyakit


(Peduli) dengan tepat dan penuh
kepedulian serta mampu
mengurangi kekhawatiran pasien
dan keluarganya

14
4 Pembuatan Akuntabilitas Pembuatan resep dengan penuh
Resep (Tanggung tanggung jawab agar obat yang
Jawab) diresepkan sesuai dengan
kompetensi dari dokter
pembuatnya sehingga
pertanggungjawabannya menjadi
jelas

Nasionalisme Pembuatan resep dilakukan tanpa


(Non membeda-bedakan jenis
Diskriminatif) pembayaran pasien sehingga
pasien dengan JKN ataupun non
JKN mendapat resep yang sesuai
dengan penyakitnya

Etika Publik Pembuatan resep sesuai dengan


(Taat Peraturan) aturan penulisan resep yang baku
sehingga dapat dimengerti oleh
pihak farmasi

Komitmen Mutu Pembuatan resep dengan


(Berorientasi berorientasi obat-obat terbaru
Mutu) yang telah diuji dan disetujui
WHO sehingga pasien
mendapatkan resep dengan mutu
baik

Anti Korupsi Pembuatan resep secara adil


(Adil) berdasar prinsip obat rasional,
yaitu tepat indikasi atau tepat
pasien, tepat jenis atau tepat obat

15
dan tepat dosis

5 Melakukan Akuntabilitas Melakukan pencatatan rekam


Pencatatan (Tanggung medik dengan penuh tanggung
Rekam Medik Jawab) jawab agar rekam medik tepat dan
jelas untuk mempermudah dalam
penegakkan diagnosa dan
pemberian terapi

Nasionalisme Melakukan pencatatan rekam


(Non medik dilakukan bagi semua
Diskriminatif) pasien yang dilayani tanpa
memandang jenis penyakit pasien
sehingga tidak dibedakan antara
penyakit akut atau penyakit kronis

Etika Publik Melakukan pencatatan rekam


(Menjaga medik dengan prinsip kerahasiaan
Rahasia) sebab isi dari rekam medik
merupakan rahasia antara dokter
dan pasien

Komitmen Mutu Melakukan pencatatan rekam


(Efisiensi dan medik secara sistematis dan
Efektivitas) lengkap agar mempermudah
evaluasi perjalanan penyakit serta
terapi yang diberikan

Anti Korupsi Melakukan pencatatan rekam


(Jujur) medik dengan jujur sesuai dengan
diperoleh dalam anamnesa,

16
pemeriksaan fisik dan penunjang
agar tidak mempersulit proses
observasi serta evaluasi pasien

6 Pemberian Akuntabilitas Pemberian terapi dilakukan


Terapi (Transparansi) dengan menginformasikan jenis-
jenis, langkah-langkah serta efek
samping terapi kepada pasien
maupun keluarga pasien untuk
meminimalisir segala
kemungkinan yang akan terjadi

Nasionalisme Pemberian terapi didasari dengan


(Mencintai rasa mencintai sesama manusia
sesama manusia) agar hasil yang diharapkan dapat
maksimal

Etika Publik Pemberian terapi dengan rasa


(Menghormati) menghormati hak pasien dalam
mengambil keputusan pilihan
terapi yang akan pasien jalani

Komitmen Mutu Pemberian terapi dengan


(Berorientasi berorientasi pada kemajuan
Mutu) pengetahuan yang selalu
diperbarui melalui jurnal-jurnal,
seminar-seminar dan pelatihan-
pelatihan yang diadakan

Anti Korupsi Pemberian terapi dilakukan


(Adil) dengan adil berdasar pada indikasi

17
terapi sehingga penyakit pasien
diberi terapi yang tepat

7 Visite Pasien Akuntabilitas Visite pasien rawat inap didasari


Rawat Inap (Kepentingan dengan mendahulukan
Publik) kepentingan publik diatas
kepentingan pribadi maupun
golongan agar perkembangan
pasien dapat diobservasi serta
terevaluasi dengan baik

Nasionalisme Visite pasien rawat inap dilakukan


(Kerja Sama) dengan kerja sama antara dokter
dan tenaga kesehatan lainnya
yang bertugas di ruangan rawat
inap sehingga pelayanan kepada
pasien lebih optimal

Etika Publik Dalam visite pasien rawat inap,


(Jujur) dokter berlaku jujur saat
menginformasikan keadaan pasien
kepada pasien dan keluarga
terdekatnya

Komitmen Mutu Visite pasien rawat inap dilakukan


(Efektivitas) sesuai dengan prosedur yang
berlaku agar perkembangan
pasien terlihat jelas

Anti Korupsi Saat visite pasien rawat inap harus


(Disiplin) tepat waktu agar pelayanan

18
terhadap pasien rawat inap
menjadi lebih baik

8 Pemeriksaan Akuntabilitas Pemeriksaan kesehatan untuk


Kesehatan untuk (Tanggung kepentingan pembuatan SKBS
Kepentingan Jawab) dilakukan dengan penuh tanggung
Pembuatan jawab sesuai dengan keilmuan
SKBS yang sudah dipelajari

Nasionalisme Pemeriksaan kesehatan untuk


(Non kepentingan pembuatan SKBS
Diskriminatif) tidak melihat status atau dari
kalangan mana pihak yang
meminta surat keterangan dokter

Etika Pemeriksaan kesehatan untuk


(Cermat) kepentingan pembuatan SKBS
dilakukan sesuai prosedur
berdasarkan indikator-indikator
yang tercantum di surat
keterangan dokter

Komitmen Mutu Pemeriksaan kesehatan untuk


(Berorientasi kepentingan pembuatan SKBS
Mutu) dilakukan secara seksama sesuai
proses pemeriksaan pasien secara
bertahap dari
anamnesa/wawancara,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

19
Anti Korupsi Pemeriksaan kesehatan untuk
(Jujur) kepentingan pembuatan SKBS
diawali dengan pemeriksaan dan
mengisi formulir SKBS
berdasarkan hasil pemeriksaan
yang diperoleh

9 Memberikan Akuntabilitas Dalam memberikan rujukan,


Rujukan (Jujur) penyakit pasien diinformasikan
dengan jelas kepada pasien
maupun keluarganya

Nasionalisme Dalam memberikan rujukan,


(Tanggung harus didasari rasa tanggung
Jawab) jawab terhadap isi dari surat
rujukan yang telah dibuat

Etika Publik Saat memberikan rujukan, dokter


(Sopan) harus berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga pasien secara
sopan dalam bertutur kata maupun
tingkah laku

Komitmen Mutu Dalam memberikan rujukan,


(Efisiensi) harus dilakukan dengan cepat dan
tepat berdasarkan hasil
anamnesa/wawancara,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan terapi yang telah
diberikan

20
Anti Korupsi Rujukan diberikan kepada pasien
(Adil) yang tidak bisa ditangani lebih
lanjut di Rumah Sakit

21
BAB III
AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR DAN
ANALISIS DAMPAK

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik pada Pasien
Kegiatan 1 Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik pada
Pasien
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator Nilai
Dasar) Nasionalisme (Kerja Keras)

Etika Publik (Sopan)

Komitmen Mutu (Efisiensi dan Efektivitas)

Anti Korupsi (Peduli)


Tanggal 15 Februari 2016
Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik, Foto

Pelaksanaan kegiatan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien


dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Februari 2016 pukul 13.40 s/d
pukul 13.50 WITA di Unit Gawat Darurat RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
anamnesa dan pemeriksaan fisik ialah bimbingan dari mentor, bimbingan
dari coach dan kooperasi pasien. Output dari kegiatan ini ialah tercatatnya
data anamnesa dan pemeriksaan fisik di rekam medik.

Pelaksanaan kegiatan anamnesa atau tanya jawab dan pemeriksaan fisik

22
pada pasien dilakukan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan tugas dan
fungsi dokter pertama untuk melakukan pelayanan kesehatan yang salah
satunya di unit gawat darurat (UGD) karena proses ini mempunyai resiko
yang besar apabila terjadi kesalahan sedikit saja.

Dalam proses anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien didasarkan


prinsip kerja keras yaitu dilakukan dengan sunguh-sungguh, tanpa mengenal
lelah serta penuh semangat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
selanjutnya.

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan secara


sopan seperti sebelum memulai proses anamnesa didahului dengan
memperkenalkan diri pada pasien agar tercipta kepercayaan antara dokter
dan pasien serta dalam melakukan pemeriksaan fisik dimulai dengan
meminta ijin kepada pasien dan menjelaskan kepada pasien bagaimana
proses dan maksud dari pemeriksaan tersebut.

Proses anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien dengan prinsip efisiensi
dan efektivitas dalam mengajukan pertanyaan yang mengarah pada diagnosa
yang tepat serta pemeriksaan fisik yang lebih terarah pada diagnosa yang
tepat sehingga mempercepat proses penegakkan diagnosa dan pemberian
terapi.

Dalam proses anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien didasari rasa
peduli dengan selalu mempertimbangkan keadaan fisik dan mental pasien
sehingga tidak memperburuk keadaan pasien.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar ANEKA tidak diaktualisasikan dalam melakukan

23
anamnesa dan pemeriksaan fisik maka hasil tanya jawab dan pemeriksaan
fisik tidak dapat dipergunakan sehingga proses pelayanan kesehatan pada
pasien akan terganggu.

24
Tabel 3. Kegiatan Aktualisasi Membuat Formulir Permintaan Pemeriksaan Penunjang
Kegiatan 2 Membuat Formulir Permintaan Pemeriksaan Penunjang
Nilai Dasar Akuntabilitas (Kejelasan Target)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Tidak memaksakan kehendak)

Etika Publik (Sopan)

Komitmen Mutu (Inovasi)

Anti Korupsi (Jujur)

Tanggal 23 Februari 2016

Lampiran Surat Keterangan, Formulir Permintaan Pemeriksaan


Penunjang, Foto

Pelaksanaan kegiatan membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang


dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 Februari 2016 pukul 11.30 s/d
pukul 12.50 WITA di Sub Bagian Umum RSUD Kabupaten Minahasa
Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi
membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang ialah bimbingan dari
mentor, bimbingan dari coach dan kooperasi rekan kerja. Output dari
kegiatan ini ialah formulir permintaan pemeriksaan penunjang.

Dalam kegiatan membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang


sesuai dengan kejelasan target, pemeriksaan penunjang yang diminta ialah
pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan gejala yang ditunjukkan
pasien. Permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium dibuat dengan
tujuan mengetahui penyebab penyakit pasien serta menyingkirkan
kemungkinan penyebab lainnya yang memiliki gejala yang sama.

25
Sebelum permintaan pemeriksaan penunjang dibuat, pasien selalu diberitahu
jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab, jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan dan tujuan dari seluruh pemeriksaan
tersebut. Setelah penjelasan tersebut, pasien berhak memilih jenis
pemeriksaan yang dilakukan dan dokter tidak berhak memaksakan jenis
pemeriksaan yang lain.

Membuat permintaan pemeriksaan penunjang dilakukan secara sopan dengan


menjaga tutur kata dan tingkah laku dalam menjelaskan maksud dan tujuan
pemeriksaan serta meminta persetujuan dari pasien maupun keluarga dari
pasien.

Dalam pembuatan permintaan pemeriksaan penunjang dilakukan inovasi


dengan membuat formulir permintaan pemeriksaan penunjang yang
seharusnya tersedia di semua Rumah Sakit untuk memperlancar pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit itu sendiri yang belum tersedia di RSUD
Kabupaten Minahasa Selatan.

Permintaan pemeriksaan penunjang dilakukan dengan jujur yang ditujukan


kepada laboratorium rumah sakit, dengan jenis pemeriksaan yang tepat,
tanpa menambahkan pemeriksaan yang tidak perlu.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan membuat formulir
permintaan pemeriksaan penunjang maka akan menghambat pelayanan
kesehatan di RSUD Kabupaten Minahasa Selatan.

26
Tabel 4. Kegiatan Aktualisasi Menegakkan Diagnosa Penyakit
Kegiatan 3 Menegakkan Diagnosa Penyakit
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Kerja Sama)

Etika Publik (Cermat)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Peduli)

Tanggal 16 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik, Foto

Pelaksanaan kegiatan menegakkan diagnosa penyakit dilaksanakan pada hari


selasa tanggal 16 Februari 2016 pukul 10.00 s/d pukul 10.40 WITA di Unit
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang
terlibat dalam proses pelaksanaan aktualisasi menegakkan diagnosa ialah
bimbingan dari mentor, bimbingan dari coach dan konfirmasi serta
bimbingan dokter spesialis. Output dari kegiatan ini ialah tercatatnya data
diagnosa di rekam medik.

Pelaksanaan kegiatan menegakkan diagnosa dilakukan dengan cermat serta


penuh tanggung jawab berdasarkan data yang dikumpulkan dari kegiatan
tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala pasien serta
dilakukan secara teliti dan penuh kehati-hatian, tanpa menganggap remeh
hasil yang didapatkan. Apabila gejala yang ditunjukkan pasien melebihi
kompetensi maka hasil pemeriksaan dikonsultasikan dengan dokter spesialis
untuk menemukan diagnosa dan perencanaan proses selanjutnya yang tepat.

27
Proses menegakkan diagnosa memerlukan kerja sama yaitu kontribusi dari
setiap elemen di rumah sakit. Proses menegakkan diagnosa memerlukan
ketrampilan dokter, perawat, petugas laboratorium serta tenaga kesehatan
lainnya sehingga tercapai hasil yang maksimal.

Penegakkan diagnosa selalu berorientasi mutu dengan berdasar ilmu


pengetahuan yang terbaru sebab ilmu kesehatan merupakan ilmu yang
dinamis sehingga setiap hari selalu didapatkan hal baru yang dapat
menyokong pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, saya selalu mengupdate
dengan membaca jurnal-jurnal dan mengikuti seminar-seminar demi
ketepatan menegakkan diagnosa.

Menegakkan diagnosa penyakit dengan cepat, tepat dan penuh kepedulian


terhadap keadaan fisik dan mental pasien serta keluarganya terutama mampu
mengurangi kekhawatiran mereka.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan menegakkan


diagnosa penyakit maka dapat menyebabkan ketidaktepatan diagnosa yang
didapatkan serta ketidakpuasan yang dirasakan oleh pasien sebagai stake
holder.

28
Tabel 5. Kegiatan Aktualisasi Pembuatan Resep
Kegiatan 4 Pembuatan Resep
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Non Diskriminatif)

Etika Publik (Taat Peraturan)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Adil)

Tanggal 16 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Resep

Pelaksanaan kegiatan pembuatan resep dilaksanakan pada hari selasa tanggal


16 Februari 2016 pukul 12.15 s/d pukul 12.20 WITA di Unit Gawat Darurat
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses
pelaksanaan aktualisasi pembuatan resep ialah bimbingan dari mentor dan
bimbingan dari coach. Output dari kegiatan ini ialah resep yang diberikan
kepada pasien

Proses pembuatan resep dilakukan oleh dokter yang telah memiliki ijin untuk
melakukan praktek kedokteran dan mengetahui indikasi obat yang akan
digunakannya. Hal ini mempermudah pertanggung jawaban resep tersebut di
kemudian hari.

Pembuatan resep berorientasi mutu dengan menggunakan obat-obat yang


telah diuji oleh WHO dan memiliki manfaat lebih besar dari pada efek
sampingnya serta sesuai dengan indikasi penyakitnya
.

29
Resep dibuat sesuai prinsip non diskriminatif yaiu berdasar indikasi masing-
masing penyakit bukan karena cara pembayaran pasien, obat-obat tersebut
diberikan secara adil berdasar prinsip obat rasional yaitu tepat indikasi atau
tepat pasien, tepat jenis atau tepat obat dan tepat dosis.

Pembuatan resep harus taat terhadap peraturan yaitu disesuaikan dengan


standar baku resep yang telah ada, agar tidak terjadi kesalah pahaman antara
dokter pembuat resep dan apoteker.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pembuatan resep
dapat menyebabkan apoteker tidak mengerti resep yang dibuat dokter dan
memberikan obat yang salah atau dokter membuat resep yang tidak sesuai
indikasi pasien atau tidak tepat dalam dosis dan jenis sehingga penyakit
pasien lama penyembuhannya.

30
Tabel 6. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pencatatan Rekam Medik
Kegiatan 5 Melakukan Pencatatan Rekam Medik
Nilai Dasar Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Non Diskriminatif)

Etika Publik (Menjaga Rahasia)

Komitmen Mutu (Efisiensi dan Efektivitas)

Anti Korupsi (Jujur)

Tanggal 15 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Rekam Medik Manual, Foto

Pelaksanaan kegiatan pencatatan rekam medik dilaksanakan pada hari senin


tanggal 15 Februari 2016 pukul 15.40 s/d pukul 16.15 WITA di Unit Gawat
Darurat RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan aktualisasi pencatatan rekam medik ialah
bimbingan dari mentor, bimbingan dari coach dan masukan dari rekan kerja.
Output dari kegiatan ini ialah rekam medik yang tertulis secara manual.

Pelaksanaan pencatatan rekam medik dilakukan dengan penuh tanggung


jawab dan mencatat secara jelas sehingga mempermudah menegakkan
diagnosa dan pemberian terapi pada pasien.

Pelaksanaan pencatatan rekam medik berdasarkan prinsip non diskriminatif


yaitu dilakukan tanpa memandang jenis penyakit yang diderita pasien, di
dalam rekam medik tidak dibedakan penyakit akut, penyakit kronik, penyakit
menular maupun penyakit tidak menular.

31
Isi dari rekam medik yang dokter tulis merupakan dokumen rahasia antara
pasien dan dokter sehingga harus dijaga kerahasiaannya, yang hanya bisa
dibuka dengan ijin dari pasien sehingga isi rekam medik tidak boleh
diberitahu kepada keluarga dekat pasien sekalipun.

Pelaksanaan pencatatan rekam medik berdasarkan prinsip efisiensi dan


efektivitas yang dilakukan secara lengkap dan sistematis untuk
mempermudah evaluasi perjalanan penyakit pasien dalam perawatannya
serta terapi yang diberikan.

Rekam medik dicatat dengan jujur sesuai dengan hasil yang didapatkan dari
kegiatan tanya jawab, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa
serta terapi yang diberikan oleh dokter, tanpa menambah atau mengurangi
untuk keperluan di luar medis.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pencatatan rekam
medik menyebabkan kesulitan rekan kerja yang lain dalam membaca isi
rekam medik serta mengevaluasi perjalanan penyakit pasien sehingga
menghambat pelayanan yang akan diberikan. Hal itu juga menyebabkan
hilangnya kepercayaan pasien terhadap dokter yang merawatnya.

32
Tabel 7. Kegiatan Aktualisasi Pemberian Terapi
Kegiatan 6 Pemberian Terapi
Nilai Dasar Akuntabilitas (Transparansi)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Mencintai sesama manusia)

Etika Publik (Menghormati)

Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)

Anti Korupsi (Adil)


Tanggal 16 Februari 2016
Lampiran Surat Keterangan, Data Rekam Medik

Pelaksanaan kegiatan pemberian terapi dilaksanakan pada hari selasa tanggal


16 Februari 2016 pukul 12.55 s/d pukul 13.15 WITA di Unit Gawat Darurat
RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat dalam proses
pelaksanaan aktualisasi pemberian terapi ialah bimbingan dari mentor,
bimbingan dari coach, bantuan rekan kerja dan kooperasi pasien. Output dari
kegiatan ini ialah tercatatnya data terapi di rekam medik.

Dalam pelaksanaan pemberian terapi, pasien diberi penjelasan tentang jenis-


jenis terapi, langkah-langkah yang harus ditempuh serta efek samping dari
terapi yang dijalani secara transparan agar pasien memahami terapi yang
akan dijalani.

Pelaksanaan pemberian terapi memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil yang


maksimal yaitu kesembuhan pasien, tiap dokter memiliki harapan yang sama
untuk pasien karena rasa cinta yang besar kepada sesama manusia.

Dalam memberikan terapi, dokter harus mengormati hak pasien dalam

33
pengambilan keputusan terapi yang akan diberikan kepada pasien. Terapi
yang diberikan kepada pasien harus sesuai indikasi dan sesuai dengan
keinginan pasien, dokter sebaiknya tidak memaksakan terapi yang akan
diberikan kecuali pasien dalam keadaan gawat darurat.

Pemberian terapi yang dilakukan oleh dokter berorientasi mutu yaitu


berdasarkan kemajuan-kemajuan bidang kedokteran yang selalu diberikan
dalam bentuk jurnal, seminar dan pelatihan yang diikuti oleh setiap dokter.

Pemberian terapi dilakukan secara adil, sesuai dengan indikasi terapi dan
keadaan pasien sehingga walaupun penyakit yang diderita sama, tiap pasien
diberikan terapi sesuai keadaan pasien.

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan pemberian terapi
menyebabkan pasien mendapatkan terapi yang tidak diinginkan atau yang
tidak sesuai keadaannya sehingga proses penyembuhan pasien dapat
terhambat.

34
Tabel 8. Kegiatan Aktualisasi Visite Pasien Rawat Inap
Kegiatan 7 Visite Pasien Rawat Inap
Nilai Dasar Akuntabilitas (Kepentingan Publik)
(Indikator
Nilai Dasar) Nasionalisme (Kerja Sama)

Etika Publik (Jujur)

Komitmen Mutu (Efektivitas)

Anti Korupsi (Disiplin)

Tanggal 17 Februari 2016


Lampiran Surat Keterangan, Data observasi perkembangan pasien di
rekam medik, Foto

Pelaksanaan kegiatan visite pasien rawat inap dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 17 Februari 2016 pukul 10.50 s/d pukul 11.10 WITA di Ruangan
Rawat Inap RSUD Kabupaten Minahasa Selatan. Stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan aktualisasi visite pasien rawat inap ialah
bimbingan dari mentor, bimbingan dari coach, kooperasi rekan kerja dan
pasien. Output dari kegiatan ini ialah tersedianya data observasi
perkembangan pasien di rekam medik.

Materi penyuluhan disusun secara cermat, teliti dan penuh tanggung jawab
sehingga peserta penyuluhan dapat mengetahui, memahami dan menerapkan
cara mencuci tangan yang baik di kegiatan sehari-hari serta berintegritas
dalam pelaksanaan (mengaplikasikan nilai akuntabilitas, etika publik dan
anti korupsi)
Pelaksanaan penyuluhan cara mencuci tangan berdasarkan rasa mencintai
sesama manusia dengan menyampaikan informasi penting sehingga dapat

35
terwujud masyarakat yang sehat (mengaplikasikan nilai nasionalisme)

Pelaksanaan penyuluhan cara mencuci tangan di sekolah dasar menerapkan


inovasi untuk tugas dan fungsi rumah sakit dimana rumah sakit biasanya
berpusat pada kesehatan perorangan pasien, tidak pada kesehatan masyarakat
(mengaplikasikan nilai komitmen mutu)

Dampak bila Nilai-nilai dasar tidak diaktualisasikan

Jika ke-5 nilai dasar tidak diaktualisasikan dalam kegiatan penyuluhan cara
mencuci tangan menyebabkan tujuan dari kegiatan ini tak tercapai, sehingga
menghambat masyarakat yang sehat.

36
B. Capaian Agenda Aktualisasi
Capaian Agenda Aktualisasi pada setiap Kegiatan dijealskan pada table
dibawah ini.
Tabel 9. Capaian Agenda Aktualisasi pada Setiap Kegiatan

No Kegiatan Kriteria Keberhasilan Faktor Penentu


1 Melakukan Tercatatnya data anamnesa 1. Dukungan mentor
anamnesa dan dan pemeriksaan fisik di dan coach.
pemeriksaan fisik rekam medik 2. Motivasi yang
kepada pasien tinggi.
3. Bantuan dari
rekan kerja
4. Kooperasi pasien
2 Membuat Lembar permintaan 1. Dukungan mentor
permintaan pemeriksaan penunjang dan coach.
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan 2. Motivasi yang
penunjang penunjang tinggi
3. Bantuan dari
rekan kerja
4. Kooperasi pasien
3 Menegakkan Tercatatnya data diagnosa 1. Dukungan mentor
diagnosa di rekam medik dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Bantuan dari
rekan kerja
4. Dukungan
spesialis
4 Pembuatan Resep Resep yang diberikan pada 1. Dukungan mentor
pasien dan coach
2. Motivasi yang

37
tinggi
5 Melakukan Tersedianya rekam medik 1. Dukungan mentor
Pencatatan secara manual dan coach
Rekam Medik 2. Motivasi yang
tinggi
3. Bantuan dari
rekan kerja
6 Pemberian Terapi Tercatatnya terapi di 1. Dukungan mentor
rekam medik dan coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Kooperasi pasien
4. Bantuan dari
rekan kerja
7 Melakukan Tersedianya materi 1. Dukungan mentor
Penyuluhan cara penyuluhan berupa dan coach
Mencuci Tangan PowerPoint dan leaflet 2. Motivasi yang
di Sekolah Dasar tinggi
3. Dukungan
Kepala Sekolah
dan guru-guru SD
Negeri I
Kotamobagu
4. Adanya
partisipasi siswa-
siswi SD Negeri I
Kotamobagu

38
BAB IV

STRATEGI PEMBIMBINGAN

A. Pembimbingan dengan Coach


Pembimbingan yang dilakukan bersama dengan coach pada setiap kegiatan
aktualisasi dijelaskan pada table dibawah ini.
Tabel 10. Pembimbingan dengan Coach
Nama Peserta : dr. Claudia C. Loho
Instansi : UPTD RSUD Kota Kotamobagu
Tempat Aktualisasi : UPTD RSUD Kota Kotamobagu
No Tanggal Kegiatan Output Media Komunikasi
yang digunakan
(telepon/sms/email/
fax/dll)
1 18 – 08 – Melakukan Tercatatnya data SMS
2015 anamnesa anamnesa dan
dan pemeriksaan fisik
penmeriksaan di rekam medik
fisik kepada
pasien
2 18 – 08 – Membuat Lembar permintaan SMS
2015 permintaan pemeriksaan
pemeriksaan penunjang dan
penunjang hasil pemeriksaan
penunjang
3 19 – 08 – Menegakkan Tercatatnya data Tatap Muka
2015 diagnosa diagnosa di rekam
medik

39
4 24 – 08 - Pembuatan Resep yang Tatap Muka
2015 resep diberikan pada
pasien
5 19 – 08 – Melakukan Tersedianya rekam Tatap Muka
2015 pencatatan medik secara
rekam medik manual
6 19 – 08 – Pemberian Tercatatnya terapi Tatap Muka
2015 terapi di rekam medik
7 21 – 08 - Melakukan Tersedianya materi Tatap Muka
2015 penyuluhan penyuluhan berupa
cara mencuci PowerPoint dan
tangan di leaflet
sekolah dasar

40
B. Pembimbingan dengan Mentor
Pembimbingan yang dilakukan bersama dengan mentor pada setiap
kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Pembimbingan dengan Mentor
Nama Peserta : dr. Grace Mariani Repi
Instansi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
Tempat Aktualisasi : RSUD Kabupaten Minahasa Selatan
No Tanggal Kegiatan Output Paraf Mentor
1 15 – 02 – Melakukan Foto, tercatatnya
2016 anamnesa data anamnesa dan
dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan di rekam medik
fisik pada
pasien
2 23 – 02 – Membuat Foto, formulir
2016 formulir permintaan
permintaan pemeriksaan
pemeriksaan penunjang
penunjang
3 16 – 02 – Menegakkan Foto, tercatatnya
2016 diagnosa data diagnosa di
rekam medik
4 16 – 02 - Pembuatan Resep yang
2016 resep diberikan pada
pasien
5 15 – 02 – Melakukan Foto, tersedianya
2016 pencatatan rekam medik
rekam medik secara manual
6 16 – 02 – Pemberian Tercatatnya terapi
2016 terapi di rekam medik

41
7 17 – 02 - Visite pasien Foto, tercatatnya
2016 rawat inap data observasi
perkembangan
pasien di rekam
medik
8 15 – 02 - Pemeriksaan Foto, rekam medis,
2016 kesehatan surat keterangan
untuk berbadan sehat
kepentingan
pembuatan
SKBS
9 17 – 02 - Memberikan Foto, rekam medis,
2016 Rujukan surat rujukan

C. Kendala dan Strategi mengatasinya

42
Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan aktualisasi serta strategi
untuk mengatasi kendala tersebut dijelaskan pada table dibawah ini.
Tabel 12. Kendala dan Strategi mengatasinya

No Kendala yang terjadi Strategi mengatasi kendala


1 Waktu pelaksanaan yang kurang Melakukan beberapa jenis
karena banyaknya hari libur kegiatan dalam sehari untuk
mengejar waktu yang hilang,
mencari bahan penyuluhan
sedini mungkin agar persiapan
dapat maksimal
2 Koordinasi dengan pihak sekolah Melakukan komunikasi dengan
penyelenggara kurang pihak sekolah penyelenggara
sejak 3 hari sebelumnya, untuk
masalah teknis.
3 Kurangnya partisipasi siswa saat Membuat PowerPoint yang
penyuluhan menarik dan melakukan demo
mencuci tangan

43
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktualisasi nilai-nilai dasar ialah suatu proses membentuk ASN untuk
menerapkan nilai dasar profesi PNS sebagai prinsip dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing-masing jabatan. Aktualisasi nilai dasar profesi PNS
meningkatkan mutu pelayanan publik yang professional.

B. Rekomendasi
Nilai-nilai dasar profesi PNS harus selalu diingatkan kepada seluruh Pegawai
Negeri Sipil, sehingga bukan hanya yang baru selesai mengikuti Diklat
Prajabatan yang menerapkan di lingkungan kerja. Peningkatan
profesionalisme kerja meningkatkan efektifitas pelayanan publik.

44
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

a. DeskripsiKondisiUmum
b. TujuanAktualisasi

BAB II RASIONALITAS PENETAPAN AKTIVITAS BERDASARKAN


AKTUALISASI

BAB III AGENDA AKTUALISASI  power point (kegiatan, nilai dasar,


tanggal, proses jelaskan, keterkaitan nda usah penguji baca sendiri, dampak)

a. PelaksanaanKegiatan
b. Capaian Agenda AKtualisasidanAnalisis Dampak

BAB IV STRATEGI PEMBIMBINGAN

a. PembimbinganDengan Coach
b. PembimbinganDengan Mentor
c. KendaladanStrategiMengatasinya  power point

BAB V PENUTUP  wajib !!!

a. Kesimpulan
b. Rekomendasi

DaftarPustaka

Lampiran

45
1. pembimbingan dengan coach

2. pembimbingan dengan mentor

3. lampiran bukti kegiatan

46

Anda mungkin juga menyukai