Struktrur Organ Pelayanan Gizi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

Makalah

STRUKRUR DAN ORGANISASI INSTALISASI


GIZI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

 Nur’Ain Yusuf (751341119017)


 Nurain Ningtias A. Daud (7513411190
 Sintyawati Djafar (7513411190
 Rahwati Mauge (7513411190
 Meisi Lomamay (7513411190
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul struktur organisasi instalasi
gizi ini tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
org.manajemen pelayanan gizi Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang struktur organisasi instalasi gizi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Sofyawati D.Talibo,M.Kes selaku dosen mata
kuliah Org.Manajemen Pelayanan Gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

Bab II Pembahasan
A. Manajemen pelayanan gizi rawat inap
B. Perencanaan pelayanan gizi
C. Pengorganisasian pelayanan gizi

Bab III penutup


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga
karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih
hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya.
Ketidakpuasan terjadi karena adanya kesenjangan yang dirasakan antara harapan pelanggan
dengan kinerja layanan seperti sikap perilaku petugas, keterlambatan pelayanan, kurang
komunikatif, informatif dan lain-lain.
Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu rumah sakit harus menciptakan dan mengelola
suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pasiennya.
Menurut Kotler (2009) kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya
setelah pemakaian. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan antara lain nilai, daya
saing dan persepsi pelanggan.
Pasien sebagai konsumen rumah sakit mengharapkan pelayanan medis, keperawatan,
kenyamanan, akomodasi dan hubungan yang baik antara staf rumah sakit dan pasien.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan perlu dilakukan untuk memenuhi harapan pasien,
Kualitas pelayanan itu sendiri meliputi kualitas struktur, kualitas proses dan kualitas hasil
(Donabedian, 2005).

B. Rumusan masalah

 Manajemen pelayanan gizi rawat inap


 Perencanaan pelayanan gizi
 Struktur dan Fungsi Instalasi Gizi dia Rumah Sakit

C. Tujuan

 Untuk mengetahui Manajemen pelayanan gizi rawat inap


 Untuk mengetahui Perencanaan pelayanan gizi
 Untuk mengetahui Struktur dan Fungsi Instalasi Gizi dia Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelayanan Gizi Rawat Inap

Pelayanan gizi merupakan salah satu faktor penting dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini terjadi kecenderungan peningkatan
kasus penyakit terkait gizi (nutrition-related disease) khususnya pada kelompok rentan yang
memerlukan penatalaksanaan secara khusus melalui pelayanan gizi terutama di rumah sakit,
pelayanan gizi dilakukan untuk mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan status gizi
melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan gizi adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Dimana pelayanan ini bertujuan untuk mencapai status gizi yang optimal dalam memenuhi
kebutuhan gizi untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan dalam upaya
penyembuhan baik dirawat maupun berobat jalan. Dalam peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit diantaranya peningkatan mutu pelayanan gizi dipandang perlu
adanya evaluasi terhadap pelayanan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pasien.
Makanan di rumah sakit memang bukan salah satu kriteria
Makanan di rumah sakit memang bukan salah satu kriteria yang paling penting dalam
mempengaruhi keputusan seseorang ketika pertama kali memilih tempat berobatnya. Namun,
pelayanan kesehatan yang baik 14
dan berkualitas, termasuk penyelenggaraan makanan bagi pasien akan dapat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap pelayanan yang diterimanya sehingga bisa saja orang tersebut
akan kembali memilih rumah sakit yang sama jika menderita sakit lagi dan
merekomendasikannya ke teman atau keluarganya. Oleh karena itu, rumah sakit harus jeli
terhadap peningkatan pelayanan kesehatannya, termasuk pelayanan makanan untuk pasien.
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan proses yang kompleks dan rumit di rumah sakit
yang melibatkan berbagai sektor yang saling berkaitan (Wilson M, 1997).
Kualitas pelayanan gizi dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap keseluruhan
pelayanan rumah sakit (Demir C, 2002).
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan proses yang kompleks dan rumit di rumah sakit
yang melibatkan berbagai sektor yang saling berkaitan (Wilson M, 1997).
Pelayanan gizi makanan di rumah sakit mempunyai gambaran yang buruk di
masyarakat, bahkan sebelum mencicipi makananpun, pasien sudah mempunyai persepsi yang
kurang bagus (Beck, 2001).
Asupan gizi yang adekuat menjadi bagian penting untuk penyembuhan penyakit pasien
di rumah sakit. Secara umum, gizi yang kurang berkaitan dengan hilangnya kekuatan massa
otot dan menurunkan fungsi system imunologi yang menyebabkan tingginya angka
komplikasi, angka infeksi dan angka kematian.
Pada pelaksanaannya Instalasi Gizi/Unit Gizi mengelola kegiatan gizi sesuai fungsi
manajemen yang dianut dan mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang
berlaku dan menerapkan Standar Prosedur yang ditetapkan.
Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan,
distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
Tujuannya yaitu menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya,
aman, dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. Sasaran
penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien rawat inap.Sesuai dengan kondisi
rumah sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan makanan bagi karyawan.
Ruang lingkup penyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi produksi dan distribusi
makanan.

B. Perencanaan Pelayanan Gizi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen kesehatan yang berperan penting
dalam mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk mecapai
tujuan tertentu. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring dan evaluasi
yang memadai dan berfungsi umpan balik untuk tindakan pengendalian.
Perencanaan menu sangat diperlukan untuk menghasilkan susunan hidangan yang
serasi dan dapat memenuhi selera dan kebutuhan gizi pasien.Untuk menghasilkan menu
yang baik yang harus diperhatikan variasi menu dan kombinasi hidangan untuk menghindari
kebosanan karena pemakaian jenis bahan atau makanan yang berulang.
Perencanaan anggaran belanja dilakukan setiap satu tahun sekali dan disesuaikan
dengan jumlah pasiennya yang harus dilayani, disesuaikan dengan gizi pasiennya seperti
makanan minuman pasien dan extra fooding untuk petugas jaga.
Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi:
a. Sistem Swakelola
Pada penyelenggaraan makanan rumah sakit dengan sistem swakelola, instalasi
gizi/unit gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan penyelenggaraan
makanan. Dalam sistem swakelola ini, seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga,
dana, metoda, sarana dan prasarana) disediakan oleh pihak RS.
b. Sistem Diborongkan ke Jasa Boga (Out-sourcing)
Sistem diborongkan yaitu penyelengaraan makanan dengan memanfaatkan perusahaan
jasa boga atau catering untuk penyediaan makanan RS.Sistem diborongkan dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu diborongkan secara penuh (full out-sourching) dan
diborongkan hanya sebagian (semi out-sourcing).
Pada sistem diborongkan sebagian, pengusaha jasa boga selaku penyelenggara
makanan menggunakan sarana dan prasarana atau tenaga milik RS. Pada sistem
diborongkan penuh, makanan disediakan oleh pengusaha jasa boga yang ditunjuk tanpa
menggunakan sarana dan prasarana atau tenaga dari rumah sakit.
Dalam penyelenggaraan makanan dengan sistem diborongkan penuh atau sebagian,
fungsi dietisien rumah sakit adalah sebagai perencana menu, penentu standar porsi,
pemesanan makanan, penilai kualitas dan kuantitas makanan yang diterima sesuai dengan
spesifikasi hidangan yang ditetapkan dalam kontrak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/Menkes/SK/V/2003 tentang prasyarat kesehatan jasa boga disebutkan bahwa prasyarat
yang dimiliki jasa boga untuk golongan B termasuk rumah sakit yaitu :
1. Telah terdaftar pada Dinas Kesehatan Propinsi setempat
2. Telah mendapat ijin Penyehatan Makanan Golongan B dan memiliki tenaga ahli
gizi/dietisien
3. Pengusaha telah memiliki sertifikat kursus penyehatan makanan
4. Semua karyawan memiliki sertifikat kursus penyehatan makanan
5. Semua karyawan bebas penyakit menular dan bersih
c. Sistem kombinasi
Sistem kombinasi adalah bentuk sistem penyelenggaraan makanan yang merupakan
kombinasi dari sistem swakelola dan sistem diborongkan sebagai upaya memaksimalkan
sumber daya yang ada.
Pihak rumah sakit dapat menggunakan jasa boga/catering hanya untuk kelas VIP atau
makanan karyawan, sedangkan selebihnya dapat dilakukan dengan swakelola.
Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk konsumen rumah sakit, meliputi:
1. Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit
a) Pengertian:
Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) adalah suatu
pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan makanan pada pasien dan karyawan yang sekurang- kurangnya mencakup
1) Ketentuan macam konsumen yang dilayani
2) Kandungan gizi
3) Pola menu dan frekuensi makan sehari
4) Jenis menu.
b) Tujuan:
Tersedianya ketentuan tentang macam konsumen, standar pemberian
makanan, macam dan jumlah makanan konsumen sebagai acuan yang berlaku dalam
penyelenggaraan makanan RS.
Penyusunan penentuan pemberian makanan rumah sakit ini berdasarkan:
1) Kebijakan rumah sakit setempat.
2) Macam konsumen yang dilayani
3) Kebutuhan gizi untuk diet khusus, dan angka kecukupan gizi yang mutakhir sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Standar makanan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus.
5) Penentuan menu dan pola makan .
6) Penetapan kelas perawatan.
7) Pedoman pelayanan gizi rumah sakit yang berlaku.
2. Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit
a) Pengertian:
Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah bahan
makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien
yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
b) Tujuan:
Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan seorang sehari sebagai
alat untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dalam
penyelenggaraan makanan.
c) Langkah penyusunan standar bahan makanan seorang sehari
1) Menetapkan kecukupan gizi atau standar gizi pasien di rumah sakit dengan
memperhitungkan ketersediaan dana di rumah sakit.
2) Terjemahkan standar gizi (1) menjadi item bahan makanan dalam berat
kotor.
3. Perencanaan Menu
a) Pengertian:
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun dan memadukan
hidangan dalam variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan gizi, cita
rasa yang sesuai dengan selera konsumen/pasien, dan kebijakan institusi.
b) Tujuan :
Tersusunnya menu yang memenuhi kecukupan gizi, selera konsumen serta
untuk memenuhi kepentingan penyelenggaraan makanan di rumah sakit.
c) Prasyarat :
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan menu:
1) Peraturan pemberian makanan rumah sakit
Peraturan Pemberian Makanan Rumah sakit (PPMRS) sebagai salah satu
acuan dalam penyelenggaraan makanan untuk pasien dan karyawan.
2) Kecukupan gizi konsumen
Menu harus mempertimbangkan kecukupan gizi konsumen dengan menganut
pola gizi seimbang.Sebagai panduan dapat menggunakan buku penuntun diet atau
angka kecukupan gizi mutakhir.
3) Ketersediaan bahan makanan di pasar
Ketersediaan bahan makanan mentah di pasar akan berpengaruh pada macam
bahan makanan yang digunakan serta macam hidangan yang dipilih. Pada saat
musim bahan makanan tertentu, maka bahan makanan tersebut dapat digunakan
dalam menu yang telah disusun sebagai pengganti bahan makanan yang
frekuensi penggunaannya dalam 1 siklus lebih sering.
4) Dana/anggaran
Dana yang dialokasikan akan menentukan macam, jumlah dan
spesifikasi bahan makanan yang akan dipakai.
5) Karakteristik bahan makanan
Aspek yang berhubungan dengan karakteristik bahan makanan adalah warna,
konsistensi, rasa dan bentuk.Bahan makanan berwarna hijau dapat dikombinasi
dengan bahan makanan berwarna putih atau kuning. Variasi ukuran dan bentuk
bahan makanan perlu dipertimbangkan.
6) Food habit dan Preferences
Food preferences dapat diartikan sebagai pilihan makanan yang
disukai dari makanan yang ditawarkan, sedangkan food habit adalah cara seorang
memberikan respon terhadap cara memilih, mengonsumsi dan menggunakan
makanan sesuai dengan keadaan sosial dan budaya. Bahan makanan yang tidak
disukai banyak konsumen seyogyanya tidak diulang penggunaannya.
7) Fasilitas fisik dan peralatan
Macam menu yang disusun mempengaruhi fasilitas fisik dan peralatan yang
dibutuhkan. Namun di lain pihak macam peralatan yang dimiliki dapat menjadi
dasar dalam menentukan item menu/macam hidangan yang akan diproduksi.
8) Macam dan jumlah tenaga
Jumlah, kualifikasi dan keterampilan tenaga pemasak makanan perlu
dipertimbangkan sesuai macam dan jumlah hidangan yang direncanakan.
d) Langkah–langkah perencanaan menu
1) Bentuk tim kerja
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien, kepala
masak (chef cook), pengawas makanan.
2) Menetapkan macam menu
Mengacu pada tujuan pelayanan makanan rumah sakit, maka perlu
ditetapkan macam menu, yaitu menu standar, menu pilihan, dan kombinasi
keduanya.
3) Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu
Perlu ditetapkan macam menu yang cocok dengan sistem
penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan.Siklus dapat dibuat untuk menu
5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan menu dapat diputar
selama 6 bulan-1 tahun.
4) Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam
hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran
menu. Dengan penetapan pola menu dapat dikendalikan penggunaan bahan
makanan sumber zat gizi dengan mengacu gizi seimbang.
5) Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan
setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar
makanan yang berlaku di rumah sakit.
6) Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu
putaran menu termasuk jenis makanan selingan.
7) Merancang format menu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang telah
ditetapkan.setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format menu sesuai
golongan bahan makanan.
8) Melakukan penilaian menu dan merevisi menu
Untuk melakukan penilaian menu diperlukan instrumen penilaian yang
selanjutnya instrumen tersebut disebarkan kepada setiap manajer.Misalnya
manajer produksi, distribusi dan marketing. Bila ada ketidak setujuan oleh salah
satu pihak manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-
benar disetujui oleh manajer.
9) Melakukan test awal menu
Bila menu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba menu. Hasil uji
coba, langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
4. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
a) Pengertian:
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan
yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan makanan rumah sakit.
b) Tujuan:
Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi
yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit.
c) Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan:
1) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan
makanan apakah termasuk dalam :
a. Bahan makanan segar
b. Bahan makanan kering
2) Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara:
a. Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu
(misalnya: 5, 7 atau 10 hari).
c. Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3 bulan, 6
bulan atau 1 tahun).
d. Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan
menggunakan kalender. Contoh: Bila menu yang digunakan adalah 10 hari,
maka dalam 1 bulan (30 hari) berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan adalah
31 hari, maka belaku 3 kali siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
e. Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu
yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
f. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah dilengkapi
dengan spesifikasinya. Secara umum dapat pula dihitung secara sederhana
dengan rumus sebagai berikut (contoh menu 10 hari): Rumus kebutuhan
Bahan Makanan untuk 1 tahun: (365 hari/10) x Σ konsumen rata-rata x
total macam dan Σ makanan 10 hari.
5. Perencanaan anggaran bahan makanan
1) Pengertian:
Perencanan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan
biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi pasien dan
karyawan yang dilayani.
2) Tujuan:
Tersedianya rancangan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang
dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3) Langkah perencanaan anggaran bahan makanan:
1) Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen/pasien tahun
sebelumnya.
2) Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien.
3) Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survei
pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan.
4) Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan
ke dalam berat kotor.
5) Hitung indeks harga makanan per orang per hari dengan caramengalikan berat
kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai
konsumen/pasien yang dilayani.
6) Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen/pasien yang
dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan).
7) Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan
(sesuai dengan struktur organisasi masing-masing) untuk meminta perbaikan.
8) Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administratif yang
berlaku.
6. Pengadaan bahan makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan,
perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan dan melakukan
survei pasar.
A. Spesifikasi bahan makanan
Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh
unit/ instalasi gizi sesuai dengan ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan
makanan.
Tipe spesifikasi:
1) Spesifikasi tehnik
Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dan
diukur dengan menggunakan instrumen tertentu.Secara khusus digunakan pada
bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang secara nasional sudah ada.
2) Spesifikasi penampilan
Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan haruslah sesederhana,
lengkap dan jelas. Secara garis besar berisi:
a. Nama bahan makanan/produk
b. Ukuran/tipe unit /kontainer/kemasan
c. Tingkat kualitas
d. Umur bahan makanan
e. Warna bahan makanan
f. Identifikasi pabrik
g. Masa pakai bahan makanan/masa kadaluarsa h) Data isi produk bila
dalam suatu kemasan
h. Satuan bahan makanan yang dimaksud
i. Keterangan khusus lain bila diperlukan Contoh: Spesifikasi Ikan
tongkol adalah tanpa tulang atau fillet, berat ½ kg / potong, daging
tidak berlendir, kenyal, bau segar tidak amis, dan tidak beku.
3) Spesifikasi pabrik
4) Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu
pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk makanan
kaleng.
B. Survei pasar
Survei pasar adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan
makanan yang ada dipasaran, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai
dasar perencanaan anggaran bahan makanan. Dari survei tersebut akan diperoleh
perkiraan harga bahan makanan yang meliputi harga terendah, harga tertinggi,
harga tertimbang dan harga perkiraan maksimal.
C. Struktur dan Fungsi Instalasi Gizi dia Rumah Sakit

URAIAN TUGAS
KEPALA INSTALASI GIZI

A. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Gizi


B. Persyaratan/ Kualifikasi :
a. Profesi, Pendidikan dan pengalaman :
1) Ahli Gizi (Dietisien/Nutrisionis)
2) Berpendidikan S2 Gizi/S1 Gizi/D4 Gizi dengan pendidikan dasar Diploma III
Gizi/Akzi
3) Pengalaman kerja di Instalasi Gizi Rumah Sakit lebih dari 3 tahun
4) Memiliki Sertifikat Pelatihan Manajemen & Teknis Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS)
b. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan pengalaman organisasi
c. Sehat Jasmani dan Rohani
d. Setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
C. Tanggung jawab
Secara Struktural dan Fungsional bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan
Medik dan Keperawatan melalui Bidang Pelayanan Farmasi dan Gizi berkoordinasi
dengan Kepala Seksi Pelayanan Gizi.
D. Tugas pokok
Melaksanakan kegiatan Pelayanan Gizi secara Ibadah dan Profesional yang terdiri dari :
Asuhan Gizi, Penyelenggaraan Makanan, Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan Gizi yang dilakukan oleh Pegawai/Tenaga dalam Jabatan Fungsional
Nutrisionis.
E. Fungsi
Pelaksanaan Pelayanan Gizi :
a. Pelaksanaan Asuhan Gizi Rawat Jalan (Penyuluhan dan Konsultasi)
b. Pelaksanaan Asuhan Gizi Rawat Inap (Nutritional Care Process/NCP)
c. Pelaksanaan Pelaksanaan Penyelenggaraan Makanan (Produksi dan Distribusi)
d. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Gizi
e. Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Gizi
f. Pelaksanaan Pembinaan Mental dan Spiritual/Keagamaan bagi seluruh Tenaga
Instalasi Gizi
F. Uraian Tugas
1. Menyusun dan merencanakan pelayanan gizi dalam tugasnya
2. Mengumpulkan mengolah data dan menyajikan laporan dalam bidang tugasnya
3. Mengawasi pengadaan, pengolahan dan penyaluran makanan pasien dan pegawai
sesuai dengan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPM-RS) dan
Kebijaksanaan Direktur
4. Mengawasi kegiatan asuhan gizi/nutrisi baik rawat jalan dalam bentuk penyuluhan
dan konsultasi di poliklinik gizi maupun rawat inap dalam bentuk Nutritional Care
Process (NCP) yang dilakukan oleh pegawai/tenaga dalam jabatan fungsional
nutrisionis.
5. Mengawasi kegiatan diklat gizi baik untuk pegawai instalasi gizi maupun
siswa/mahasiswa/pegawai gizi dari rumah sakit lain serta penelitian dan
pengembangan gizi terapan
6. Melaksanakan hubungan kerja sama sebaik-baiknya dengan semua satuan organisasi
di lingkungan rumah sakit
7. Melakukan koordinasi dengan seksi pelayanan gizi dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan gizi
8. Membina dan memlihara terus–menerus kemampuan berprestasi para pegawai di
lingkungannya.
9. Menilai kinerja Ka.Ur dan Staf melalui penilaian Pra DP3 tiap tahun dan penilaian
performance kinerja tiap 6 bulan.
10. Membina mental dan spiritual/keagamaan diri sendiri dan seluruh staf Instalasi Gizi,
baik melalui kegiatan rutin bulanan sesuai surat edaran Gubernur dan Direktur
maupun kegiatan yang dikelola sendiri.

URAIAN TUGAS
KEPALA URUSAN SEKRETARIAT INSTALASI GIZI
A. Nama Jabatan : Ka.Ur. Sekretariat
B. Persyaratan/Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III Gizi/AKZI dengan pendidikan
tambahan D4/S1 Gizi/Kesehatan
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Instalasi Gizi
1. Membuat pesanan bahan makanan basah harian ke rekanan
2. Melakukan koordinasi dengan kaur di lingkungan instalasi gizi
3. Membantu Ka. Instalasi dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
- Pelayanan penyelenggaraan makanan agar sesuai dengan standar
- Disiplin staf
- Pra DP 3 dan penilaian kinerja ( performance) Pj yang di bawah tanggung
jawabnya.

URAIAN TUGAS
KEPALA URUSAN PRODUKSI MAKANAN INSTALASI GIZI
A. Nama Jabatan : Ka.Ur. Produksi Makanan
B. Persyaratan/ Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III Gizi / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Instalasi Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir dalam bidang produksi makanan, mulai dari
perencanaan, persiapan, pengolahan bahan makanan sampai dengan penyediaan
makanan yang siap untuk didistribusikan ke pasien.
E. Uraian tugas :
1. Membantu Ka. Instalasi dalam merencanakan kegiatan produksi makanan
2. Menyelenggaraan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan produksi makanan
baik yang sudah dilaksanakan maupun yang belum untuk hari berikutnya.
3. Membuat perincian jumlah pasien yang harus diberi makan sesuai dengan
Peraturan Pemberian Makan Rumah Sakit (PPM-RS)
4. Mengkoordinir kegiatan inventaris alat–alat pengolahan yang dipakai, dan
mengawasi hygine dan sanitasi di ruang pengolahan
5. Menindak lanjuti keluhan tentang kegiatan produksi makanan yang berkaitan
dengan instalasi lain, seperti Instalasi Kesling, IPSRS, Gudang Barang dengan
berkoordinasi dengan Ka.Ur. lainnya.
6. Menindak lanjuti laporan dari PJ-PJ yang menjadi tanggung jawabnya tentang
keluhan/masalah yang berhubungan dengan produksi makanan
7. Melakukan perencanaan menu bersama Ahli Boga, Ka.Ur. lainnya, Kelompok
Jafung Nutrisinis untuk diusulkan ke Ka. Instalasi
8. Melakukan perhitungan kebutuhan bahan makanan harian termasuk hari libur
9. Melakukan permintaan bahan makanan basah dan kering ke Ka.Ur. Sekretariat
untuk selanjutnya ditindak lanjuti oleh PJ Logistik

URAIAN TUGAS
KAUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
A. Nama Jabatan : Kaur Pelayanan Gizi Rawat Inap
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelayanan gizi sesuai dengan pelayanan Asuhan Gizi
Terstandar ( PAGT/ NCP)
E. Uraian Tugas :
1. Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan pelayanan gizi Rawat
Inap
2. Mengkoordinir pemesanan makanan pasien dari ruang rawat ke Instalasi Gizi
3. Kerjasama dengan tim kesehatan lain di ruangan dalam penentuan diet pasien
4. Melakukan perencanaan, pelaporan dan penilaian kegiatan pelayanan gizi rawat inap
dan melaporkan ke kepala Instalasi Gizi
5. Mengkoordinir penanggung jawab ruangan dan petugas gizi ruangan dan membuat
jadwal piket PGR
6. Mengawasi inventaris alat makan pasien, dan menindak lanjuti jika terjadi kerusakan
7. Merekapitulasi permintaan makanan pasien harian untuk dijadikan laporan bulanan
8. Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi sesuai pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (
PAGT/ NCP)
9. Membantu Ka. Instalasi dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
- Pelayanan penyelenggaraan Makanan agar sesuai dengan standar
- Disiplin Staf
- PRA DP 3 dan penilain kinerja (performance) Pj yang dibawah tanggung
jawabnya.

URAIAN TUGAS
KAUR ASUHAN GIZI
A. Nama Jabatan : Kaur Asuhan Gizi
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir Asuhan Gizi pada pasien rawat jalan dan rawat inap.
E. Uraian Tugas :
1. Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan asuhan gizi
2. Melaksanakan konsultasi/ penyuluhan dan rujukan gizi pada pasien rawat jalan dan
rawat inap
3. Mengatur jadwal ahli gizi di poliklinik gizi rawat jalan dan dirawat inap dan jadwal
penyuluhan materi gizi untuk Instalasi PKRS
4. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan dan pelaporan pelayanan gizi secara
berkala ( Bulanan & tahunan)
5. Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
- Pelayanan asuhan gizi agar sesuai dengan standar asuhan gizi
- Disiplin staf
- PRA DP 3 dan penilaian kerja ( performance) Pj yang dibawah tanggung
jawabnya.
6. Membantu tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Instalasi Gizi
7. Menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga gizi di Instalasi Gizi
URAIAN TUGAS
KAUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI
A. Nama Jabatan : Kaur Litbang dan Diklat Gizi
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan penelitian dan pengembangan Pelayanan
Gizi Rumah Sakit.
E. Uraian Tugas :
1. Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan pelayanan gizi rumah sakit.
2. Melaksanakan pengamatan masalah gizi yang meliputi makanan dan diet pasien.
3. Menyiapkan rencana penanggulangan masalah gizi yang meliputi, makanan dan diet
pasien
4. Menyiapkan perangkat lunak/protap2/standar2 pelayanan gizi, makanan dan diet
pasien
5. Menghimpun SDM untuk penanggulangan masalah gizi melaui pertemuan
6. Merencanakan pengembangan pengetahuan dan keterampilan petugas gizi
7. Merencanakan rencana pengembangan profesi ahli gizi / Dietesien melaui seminar,
kursus, pelatihan dan pendidikan formal.
8. Mengkoordinir bimbingan dan pengarahan siswa / mahasiswa yang melaksanakan
Praktek Kerja lapangan di Instalasi Gizi.
9. Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam mengawasi, mengendalikan dan Menilai :
- Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi agar sesuai dengan standar
- Disiplin staf
- PRA DP 3 dan penilaian Kerja (performance) Pj yang dibawah tanggung
jawabnya.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB ( PJ) ASUHAN GIZI RAWAT JALAN
A. Nama Jabatan : Pj Asuhan Gizi Rawat Jalan
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Asuhan Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan Asuhan Gizi pada pasien rawat jalan.
E. Uraian Tugas :
1. Membantu kaur asuhan gizi dalam merencanakan kegiatan asuhan gizi di poliklinik
Gizi
2. Membuat konsep jadwal ahli gizi di poliklinik gizi rawat jalan jadwal penyuluhan
materi Gizi untuk instalasi PKRS.
3. Melaksanakan konsultasi / penyuluhan dan rujukan gizi pada pasien rawat jalan.
4. Menghubungi ahli gizi yang bertugas sesuai jadwal tugasnya.
5. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi rawat jalan secara
berkala ( Bulanan & Tahunan)
6. Membantu kaur dan mengawasi, mengendalikan dan menilai :
- Pelayanan asuhan Gizi di poliklinik rawat jalan agar sesuai dengan standar
asuhan gizi.
7. Menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga gizi dan tim kesehatan lain di instalasi
Gizi.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB ( PJ) ASUHAN GIZI RAWAT INAP
A. Nama Jabatan : Pj Asuhan Gizi Rawat Inap
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Asuhan Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan Asuhan Gizi pada pasien rawat inap.
E. Uraian Tugas :
1. Membantu kaur dalam merencanakan kegiatan asuhan gizi rawat inap
2. Membuat konsep jadwal ahli gizi di rawat inap
3. Melaksanakan konsultasi / penyuluhan dan rujukan gizi pada pasien rawat inap.
4. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi secara tepat dan benar
5. Membantu tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Instalasi Gizi
6. Membantu kaur dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
- Pelayanan asuhan Gizi rawat inap agar sesuai dengan standar asuhan gizi
- PRA DP 3 dan penilaian kinerja ( performance) ahli gizi ruangan
7. Menjalin kerjasama yang baik dengan ahli gizi ruangan dan tenaga kesehatan lain.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB ( PJ) SEKRETARIAT
A. Nama Jabatan : Pj Sekretariat
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Penyelenggaraan Makanan
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan pengolahan dan penyaluran makanan pasien
E. Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir persiapan bahan makanan yang dikeluarkan oleh logistik dan
merencanakan bahan makanan sesuai dengan siklus menu yang ditetapkan.
2. Mengecek bahan makanan yang akan digunakan di tiap-tiap unit pengolahan
sesuai dengan menu yang ditetapkan.
3. Menyalurkan/mendistribusikan makanan ke masing-masing ruangan melaui
petugas gizi ruangan
4. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap mutu masakan yang diolah
oleh masing-masing Pj pengolahan.
5. Menerima dan melaporkan keluhan/masalah yang berhubungan dengan pelayanan
gizi dari petugas dinas sore/malam kepada kaur penyelenggaraan makanan
6. Membuat daftar piket petugas pengolahan
7. Memonitor sarana fisik dan peralatan yang digunakan di ruang pengolahan
8. Melakukan koordinasi dengan unit lain sesuai dengan tugasnya
9. Mengawasi dan mengarahkan tugas Cleaning Service
10. Melakukan kegiatan administrasi tentang pelayanan gizi dan kepegawaian
lingkungan gizi
11. Membantu kaur penyelenggaraan makanan dalam mengawasi, mengendalikan
dan menilai kegiatan penyelenggaraan makanan agar sesuai dengan standar.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB ( PJ) LOGISTIK
A. Nama Jabatan : Pj Logistik
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan minimal SMK Gizi
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Penyelenggaraan Makanan
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan dalam hal penyimpanan, penyaluran bahan makanan basah dan
kering serta menginventaris peralatan yang ada di instalasi Gizi
E. Uraian Tugas :
1. Merencanakan, mendistribusikan dan mengawasi pengguanaan peralatan
pengolahan dan peralatan makan pasien
2. Menyalurkan bahan makanan basah dan kering ke setiap masing – masing unit
pengolahan.
3. Mempersiapkan bahan makanan kering di lemari persiapan
4. Menerima dan menindak lanjuti kerusakan alat dari masing – masing unit
5. Mengawasi mencatat dan mengevaluasi pengeluaran bahan makanan kering harian
6. Membuat surat pesanan bahan makanan kering setiap bulan
7. Melakukan koordinasi dengan unit lain sesuai dengan tugasnya
8. Membuat laporan harian, bulanan penggunaan dan stok bahan makanan kering.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB ( PJ) LAUK PAUK
A. Nama Jabatan : Pj Lauk Pauk
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan minimal SMK Gizi
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Penyelenggaraan Makanan
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan pengolahan lauk hewani dan nabati
E. Uraian Tugas :
1. Memonitor dan melaksanakan pengolahan lauk hewani dan nabati
2. Membuat standar bumbu untuk setiap jenis lauk yang akan di olah
3. Mengolah lauk hewani dan nabati untuk siang dan sore
4. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap mutu masakan yang meliputi
rasa, besar porsi, hygiene dan sanitasi dan ketepatan waktu dll.
5. Distribusi hasil pengolahan untuk pasien ke petugas gizi ruangan
6. Membersihkan dan merapikan peralatan yang dipakai di unit pengolahannya.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB (PJ) LITBANG GIZI
A. Nama Jabatan : Pj Litbang Gizi
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III Gizi / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Diklat & Litbang Gizi
D. Tugas Pokok :
Membantu Kaur Litbang Gizi dalam kegiatan pengembangan Gizi
E. Uraian Tugas :
1. Mengamati / memantau permasalahan gizi, makanan dan diet pasien
2. Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan diet pasien
3. Menyiapkan perangkat lunak/standar/protap pelayanan gizi makanan dan diet
pasien.

URAIAN TUGAS
PENANGGUNG JAWAB (PJ) DIKLAT GIZI
A. Nama Jabatan : Pj Litbang Gizi
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III Gizi / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Diklat & Litbang Gizi
D. Tugas Pokok :
Membantu Kaur Litbang Gizi dalam kegiatan bimbingan, pendidikan dan pelatihan
E. Uraian Tugas :
1. Merencanakan pertemuan dalam hal menghimpun sumber daya untuk
penanggulangan gizi, pengembangan pengetahuan dan keterampilan petugas
2. Membuat daftar usulan pengembangan profesi Ahli Gizi / Dietisien melalui
Seminar, kursus/ pelatihan dan pendidikan formal
3. Membuat jadwal bimbingan dan pengarahan kepada siswa/ mahasiswa yang
melaksanakan magang / praktek kerja lapangan di instalasi gizi
URAIAN TUGAS
AHLI GIZI RUANGAN
A. Nama Jabatan : Ahli Gizi Ruangan
B. Persyaratan / Kualifikasi : Berpendidikan Diploma III Gizi / AKZI
C. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
kaur Asuhan Gizi
D. Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT/NCP) dan
memberikan konsultasi gizi di ruang rawat inap.
E. Uraian Tugas :
1. Melaksanakan ronde / visite dengan tim kesehatan lain di ruangan
2. Mengawasi penyajian dan distribusi makan pasien sesuai dengan diet dan kondisi
pasien
3. Melaksanakan pencatatan Asuhan Gizi dalam catatan medis pasien sesuai dengan
PAGT / NCP
4. Mencatat dan melaporkan kegiatan NCP dalam buku konsultasi Gizi di instalasi
Gizi
5. Mendiskusikan permasalahan NCP pasien dengan Konsultasi Gizi Klinik
6. Menjalin Kerja sama yang bersangkutan dengan tenaga kesehatan lainnya

URAIAN TUGAS
AHLI GIZI RUANGAN (PGR)
A. Nama Jabatan : Ahli Gizi Ruangan (PGR)
B. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui
Kaur Pelayanan Gizi Rawat Inap
C. Uraian Tugas :
1. Mencatat nama pasien, mengecek makanan pasien sesuai dengan diet pasien
2. Membuat bon makanan pasien
3. Membuat etika diet
4. Menerima distribusi makanan pasien dari petugas pengolahan, disusun di dalam
kereta makan
5. Mendorong kereta makan ke ruangan yang bersangkutan
6. Mendistribusikan makanan ke masing – masing pasien sesuai dietnya
7. Bagi petugas Gizi Ruangan VIP, makanan disiapkan dengan cara Desentralisasi
lalu di didistribusikan ke pasien
8. Mengambil alat makan dari pasien yang sudah selesai, atau menggantikan makan
ke piring makan milik pasien bila pasein tersebut belum makan dan alat makan
dibawa kembali Instalasi Gizi
9. Membersihkan dan mencuci alat makan pasien dan menyusunnya di rak
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan pelayanan gizi di ruang rawat inap
Belum semua pasien dilakukan skrining gizi dan proses asuhan gizi terstandar,
hanya pada pasien dengan diagnose tertentu atau sesuai dengan adanya permintaan
dokter penanggung jawab pasien, kurangnya komitmen petugas untuk mengisi daftar
formulir diet pasien, dan daftar formulir lainnya, sehingga pencatatan dan pelaporan
rekam medis pasien tidak lengkap.
2. Perencanaan pelayanan gizi
Perencanaan pelayanan gizi baik berupa perencanaan anggaran , maupun
perencanaan menu belum diperhitungkan dalam satu tim.Perencanaan bahan makanan
secara keseluruhan tidak mengikuti survey pasar dan tidak memakai perhitungan
indeks harga makanan secara terinci. Belum ada perubahan siklus menu, ketersediaan
bahan makanan yang mengikuti musim tertentu mempengaruhi variasi menu.
3. Pengorganisasian
Belum semua petugas gizi yang bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Struktur organisasi instalasi gizi perlu dievaluasi ulang untuk unit
penanggung jawab penelitian dan pengembangan. Tugas pokok dan fungsi
penanggung jawab unit pelayanan asuhan gizi rawat inap belum terlaksana dengan
optimal karena sarana prasarana belum terpenuhi. Belum adanya Registered Dietisien
dan Dokter Spesialis Gizi yang bertugas di instalasi gizi RSUD Kudungga yang
merupakan ketentuan untuk klasifikasi rumah sakit kelas B. Pelatihan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan petugas jarang dilaksanakan.

B. SARAN
1. Perencanaan bahan makanan sebaiknya mengikuti survei pasar dan memakai
perhitungan indeks harga makanan secara terinci.
2. Perlu adanya perubahan siklus menu agar menu lebih bervariasi.
3. Perlunya evaluasi struktur organisasi instalasi gizi dan difasilitasinya sarana prasarana
untuk penanggung jawab unit pelayanan asuhan gizi rawat jalan.
Daftar Pustaka
Beck, A. e. (2001). Food and nutritional care in hospitals: how to prevent
undernutrition-report and guidelines from the Council of Europe. Clinical
Nutrition , 20:455-60.

Bender, A. (1984). Institutional Malnutrition. British Medical Journal, 288:92-


93.
Doucette, L. (1999). Healthcare foodservice gets down to business.
Foodservice Equipment and Supplies , 52:38-44.

Europe, C. o. (2003). Resolution on Food an Nutritional Care in Hospital.


www.bda.uk.com.

Giner, M. L. (1996). a correlation between malnutrition and poor outcome in


critically ill patients still exists. Nutrition, 12 , 23-29

Bond, P. S. (1994). Eating Matters. UK: University of Newcastle-upon-


Tyon.Compan, d. C.-B. (1999).
Harnoto. (2002).Manajemen Sumber Daya Manusia 2nd ed.). PT.
Prenhallindo: Jakarta.

PMK78, t. 2. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes.


Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa cetakan ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Anda mungkin juga menyukai