Anda di halaman 1dari 10

Aircraft Maintenance Operation.

TUJUAN PENERBANGAN
Mewujudkan penyelenggaraan yang aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
berdayaguna dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan mengutamakan
dan melindungi penerbangan nasional, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas
nasional, sebagai pendorong, penggerak, dan menunjang pembangunan nasional serta
mempererat hubungan antar bangsa.
PENDAHULUAN
Penerbangan merupakan salah- satu moda transportasi yang memiliki andil besar dalam
memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta
mempererat hubungan antar bangsa.Kebutuhan transportasi udara kian hari semakin meningkat,
hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang dari dan ke seluruh pelosok
tanah air, serta dari dan ke luar negeri. Oleh karena itu penerbangan hendaknya mampu
menyediakan angkutan udara yang aman, seIamat, cepa:, teratur, lancar, tertib, nyaman dan
efisien serta.dengan biaya yang wajar.
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah memungkinkan
peningkatan pelayanan dalam Penerbangan baik dari segi kuantitas misalnya tempat duduk,
frekuensi dll serta segi kualitas antara lain keselamatan, keteraturan dan kenyamanan.
Pemanfaatan teknologi canggih dalam pesawat terbang memungkinkan pesawat tersebut dapat
beroperasi dengan daya tahan dan tingkat keandalan yang tinggi, pengontrolan dengan tingkat
akurasi yang lebih tinggi, control otomatis yang memberikan kemudahan baik bagi pilot maupun
ground engineer. Hal ini memberikan jaminan keselamatan terbang yang jauh lebih tinggi
dibandingkan pesawat konvensional pada masa lalu.
Kecanggihan system dari suatu pesawat terbang mampu memberikan jaminan kelancaran dalam
penyediaan transportasi udara, bila tidak disertai dengan sikap mental yang baik dari individu-
individu yang berkaitan dengan pengoperasian pesawat tersebut. Hal yang lebih penting lagi
adalah oemahaman tentang karakteristik dari pesawat itu sendiri, apa yang harus dilakukan untuk
menjamin agar tetap laik terbang, pekerjaan perawatan (maintenance work) apa yang harus
dilaksanakan dn bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan
Perawatan (maintenance) pada pesawat udara didefinisikan sebagai ; semua pekerjaan yang
dilakukan untuk mempertahankan pesawat udara, komponen-komponen dan perlengkapan
pesawat udara dalam keadaan laik udara.
AKTIVITAS AIRLINE
Tinjauan tentang aktivitas air lines hanya memberikan gambaran umum, agar nampak dimanakah
letak dari fungsi kegiatan perawatan dan kontrisbusinya dalam mendukung keseluruhan sistem
dari suatu airlines.
James L. Lynch, menulis buku “Airlines Organization In The 1980’s” yang didasarkan pada
hasil penenilitian dan pengamatan pada lebih dari 50 perusahaan didunia dari tahun 1963 – 1983.
James menyimpulkan bahwa, meskipun banyak airlines yang berbeda dalam struktur organisasi,
besarnya, latar belakang sejarah, lingukngan budayanya, namun aktivitas – aktivitas yang
dilakukannya boleh dikatakan sama.
Menurut James, suatu airlines terdiri dari fungsi-fungsi yang dapat dikelompokan dalam 3
sistem yang saling berkaitan. Ketiga sistem tersebut mencangkup ;

1. Sistem operasi (The Operational System)


2. Sistem perencanaan strategi (Strategy Planning System)
3. Sistem sumber daya (Resourcing System)

FUNGSI DAN HUBUNGAN ANTAR SISTEM


Fungsi pokok dari dasar usaha dari suatu airline adalah ;
 Pemasaran (Marketing),
 Operasi Penerbangan (Flight Operation),
 Operasi Darat (Ground Operation), dan
 Pengelolahan atau Perawatan Pesawat Terbang (Maintenance).
Keempat fungsi tersebut, dicangkup dalam 1 sistem yang disebut Sistem Operasi (The
Operational System).Jika suatu airline mulai mengoperasikan, tentunya pihak managemen harus
dapat memastikan bahwa kapasitas yang disediakan, dapat dipakai secara maksimal, karena itu
butuh fungsi Pemasaran.Dan tentunya pesawat yang dipakai harus layak terbang dan aman
(Safe), maka ini tentunya perlu fungsi Perawatan atau Maintenance. Pemakai jasa atau muatan
cargo harus dimuat ke pesawat (must be boarded), tanpa gangguan sedikit pun, hal ini tentunya
membutuhkan fungsi operasi darat (ground operation). Selanjutnya pesawat diterbangkan secara
cepat sampai ketujuannya, hal ini membutuhkan fungsi operasi penerbangan (Flight Operation).
Semua termasuk dalam berbagai fungsi yang dapat dicakup 2 sistem, yaitu Sistem Perencanaan
Strategi (Strategy Planning System) dan Sistem Sumber – Sumber (Resoursing System).
Adapun sistem perencanaan strategi meliputi fungsi “corporate planning” dan fungsi
“information management”. Sedangkan resoursing system meliputi fungsi keuangan (Finance),
administrasi (Accounting), dan personil (Personel)
Fungsi Perawatan Dalam Sistem Operasi
Pelaksanaan perawatan memerlukan pula adanya ; perencanaan yang akurat, dukungan material
atau komponen, fasilitas ; tools dan equipment, sumber daya manusia yang memadai, sistem dan
prosedue serta pedoman kerja yang jelas bagi setiap personil dan element organisasi.

Kelaikan udara dan Sistem Peraturan


A. Pengertian Laik Udara
Pelaksanaan pekerjaan perawatan adlah untuk mempertahankan agar pesawat udara , komponen-
komponen dan perlengkapan pesawat udara dalam keadaan laik udara, berarti pesawat terbang
itu sendiri telah laik udara. Kapan dan pada kondisi bagaimana pesawat udara itu dikatakan laik
udara?Dalam kegiatan penerbangan baik dalam perawatan maupun pengoperasian pesawat udara
selalu ditemuai istilah AIRWORTHY (AIRWORTHINESS atau dalam Bahasa Indonesia disebut
Laik Udara/terbang.
Menurut UU penerbangan pengertian laik udara adalah :
Adalah terpenuhinya persyaratan minimum kondisi pesawat udara dan/ atau komponennya untuk
menjamin keselamatan penerbangan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
Sedangkan menurut FAA yang tertuang dalam FAA order No. 8300.9 section 15 terbitan 26 Juli
1985 pengertian laik udara adadlah Suatu pesawat udara dinyatakan dalam kondisi “LAIK
UDARA” apabila memenuhi dua kondisi yaitu :
– pesawat udara harus memenuhi atau sesuai dengan rancang bangun (type design) atau type
certificate
– pesawat harus dalam kondidi aman untuk dioperasikan .
Kesesuaian terhadap type design atau pesawat dikatakan sesuai dengan type design-nya bila
keadaannya atau komponen-komponen yang dipasang konsisten dengan blue print , spesifikasi
dan data lain yang menjadi bagian dari type certificate. Kesesuaian ini mencakup pula field
approve alteration dan supplemental type certificates yang berlaku .Sedangkan pesawat aman
dioperasikan menunjukkan kondisi pesawat udara yang berkaitan dengan wear and deterioration
seperti kondisi kebocoran fluid dsb.
Tangung Jawab Negara terhadap Kelaikan Udara
Menurut Konvensi pada Penerbangan Sipil International setiap pesawat udara milik Negara
anggota ICAo yang melakukan penerbangan international wajib membawa Certification of
Registration (C of R) dan Certificate of Airworthiness (C of A) (article 29),
C of A tersebut harus dikeluarkan oleh Negara dimana pesawat tersebut didaftarkan (article
31).Konvensi juga mensyaratkan bahwa setiap Negara anggota ICAO wajib mengakui C of A
yang dikeluarkan oleh Negara dimana pesawat itu didaftarkan selama memenuhi standard
minimal kelaikan udara yang ditetapkan oleh ICAO (article 33).
Standar minimal kelaikan udara ditetapkan pada Annex 8, standard ini harus dipergunakan
sebagai patokan bagi setiap Negara anggota ICAO dalam mengembangkan peraturan untuk
dinegaranya. Peraturan ditambah sesuai dengan kondisi negaranya dan dapat mengadopsi
peraturan-peraturan dari Negara anggota lain.
Negara dimana pesawat tersebut didaftarkan (state of registry) merupakan penanggungjawab
tunggal atas kesesuaian pesawat dengan prototype design dan disertifikasi sesuai dengan
kelas/kategorinya.State of registry juga menjamin bahwa semua pesawat udara yang terdaftar
dirawat dalam keadaan laik udara sepanjang masa pengoperasian pesawat tersebut.
Pelimpahan Kewenangan /Tanggung Jawab
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya keselamatan penerbangan setiap Negara hendaknya
menyusun peraturan yang disesuaikan dengan kepentingan negaranya serta memperhatikan
konvensi International.Dalam melaksanakan tugas-tugasnya pemegang otoritas (DGCA) dapat
menggunakan sistem active role, passive role atau active-passive role.
Pada active role authority melakukan supervise scera day to day, memberikan pengarahan dan
pengontrolan pada industry (manufacture).
Pada passive role authority berperan aktif hanya bila ada permasalahan atau melakukan
investigasi atau ada penyimpangan-penyimpangan .
Beberapa hal yang penting dan harus tercakup dalam sistem peraturan kelaikan udara setiap
Negara, yaitu :

A. Registration of aircraft
B. Aircraft type certification
C. Issue of certification of airworthiness
D. Approval of aircraft maintenance organization
E. Certification of operator
F. Licencing of personnel

Melalui proses pendaftaran pesawat udara, pengeluaran sertifikat, pemberian approval


(pengesahan) serta penerbitan lisensi, authority /negara dapat mengontrol tanggung jawab
manufacturer, operator/airlines dan maintenance facilities dalam keselamatan penerbangan guna
melindungi kepentingan umum.
SASARAN DAN TANGGUNG JAWAB MAINTENANCE
Tiga sasaran dasar dari perawatan pesawat udara adalah :
1. Mengupayakan keselamatan penerbangan semaksimal mungkin artinya perawatan mamapu
menjamin bahwa setiap bagian atau perlengkapan memiliki tingkat performansi yang tinggi
dengan demikian keselamatan penerbangan akan terjamin
2. Mengoptimalkan ketersediaan pesawat udara artinya keberadaan maintenance mampu
memenuhi persyaratan keselamatan dan mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan. Dengan
demikian akan semakin banyak pesawat yang siap untuk diterbangkan .Pesawat dapat
dioperasikan secara optimal (efisiensi jam terbang) sehingga memberikan keuntungan.
3. Mengupayakan biaya perawatan (maintenance cost) serendah mungkin. Biaya perawatan
antara lain meliputi pengadaan fasilitas, material, komponen-komponen dan sumber daya
manusia diupayakan seefisien mungkin.
Catatan :
Setiap orang yang berhubungan dengan maintenance baik sebagai supervisor, manager, engineer,
mechanic dan lain-lain hendaknya peduli mengupayakan ketercapaian ketiga sasaran tersebut.
Responsibility for Maintenance
– Setiap organisasi yang mengoperasikan pesawat udara untukpengangkutan penumpang atau
kargo memiliki tanggung jawab utama untuk merawat pesawatnya dalam keadaan aman dan laik
udara (safe and airworthy).
– Terlepas apakah maintenance itu dilakukan oleh organisasi itu sendiri atau dikontrakkan ke
organisasi lain maka penanggung jawab utama dari kelaikan udara adalah OPERATOR yang
mengoperasikannya.
– Semua pekerjaan maintenance dan modification pada pesawat udara, komponen-komponen
dan perlengkapan pesawat udara hendaknya dilaksanakan, disahkan (disertifikasi) dan dicatat
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam CASR.
– Operator hendaknya memiliki buku pedoman perawatan (maintenance manual yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman/guide bagi setiap personil yang berkaitan dengan pelaksanaan
perawatan pesawat udara.
Manual harus memuat informasi sebagai berikut :

1. Approved Aircraft Specification


2. Prosedur inspeksi dan perawatan yang berlaku untuk pesawat yang dioperasikan
3.Tanggung jawab personil inspeksi dan perawatan
4. Daftar organisasi /kontraktor yang di kontrak untuk melakukan pekerjaan tertentu yang tidak
diizinkan dikerjakan sendiri oleh operator

Filosofi dan konsep perawatan


• Airline/operator memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan maintennace pd pesawat udara
yang dioperasionalkannya sesuai dengan persyaratan kelaikan udara.
• Agar pelaksanaan maintenance teratur, maka operator harus memiliki AIRCRAFT
MAINTENANCE SPECIFICATION dan menyusun maintenance program
Maintenance program berbeda antara airline yang satu dengan yang lainnya. Airline
mengembangkan maintenance program disesuaikan dengan sifat operasi, komersial dan
persyaratan teknis, peraturan pemerintah, struktur route, man power dan fasilitas.
Maintenance pesawat udara diklasifikasikan :
1. Menurut tempat pelaksanaan :
a. Line maintenance
b. Base maintenance
2. Menurut jumlah waktu untuk perawatan
a. minor maintenance
b. major maintenance
3. Menurut Konsep/proses maintenance
a. Hard Time
b. On condition
c. Condition maintenance

Menurut tempat pelaksanaan


1. Line Maintenance
Line maintenance dilaksanakan di line station atau flight line of an airlines base station, jenis
pekerjaannya terdiri dari routine task dengan low interval dan non routine task.
 Routine task meliputi servicing, cleaning, refueling dan inspeksi-inspeksi ringan
 Non Routine seperti penggantian komponen sampai penggantian engine
Sifat pekerjaannya DEPARTURE ORIENTED artinya mengutamakan keberangkatan
pesawat terutama menuju base dengan mengingat keterbatasan waktu, man power dan
fasilitas pada line station
2. Base Maintenance
Base maintenance dilaksanakan di airline’s base maintenance. Sifatnya adalah Fixed Oriented
karena memiliki manpower dan fasilitas yang memadai sehingga mampu melaksanakan semua
macam pekerjaan perawatan
Menurut Jumlah Waktu untuk maintenance
a. Minor Maintenance
merupakan pekerjaan perawatan yang memerlukan aircraft down time kurang dari 24 jam.
Pekerjaan yang dilakukan mencakup pekerjaan rutin seperti pre flight check sampai “B” check
work packages serta pekerjaan tidak rutin lainnya seperti perbaikan ringan.
Pelaksanaan pekerjaan di line station atau maintenance base
b. Major or Heavy Maintenance
adalah semua pekerjaan yang memerlukan aircraft down time lebih dari 24 jam . Pekerjaan ini
meliputi structural inspection and repair, overhaul, cabin refurbishment, paint removal dll.
Pelaksanaannya di maintenance base
Catatan
– Struktur atau sistem pesawat terdiri dari sejumlah part, component atau assembly
– Setiap partmemiliki kemampuan untuk menahan beban berbeda, begitu juga dengan material
dan proses pembuatannya juga bervariasi.
– Ketahanan suatu part untuk menanggung beban atau stress yang terjadi sangat berkaitan erat
dengan waktu atau umur
– Contoh part yg menerima beban berulang-ulang akan mengalami fatique atau dua part yang
bergerak dan saling bergesekan lama kelamaan akan menjadi aus (wearout)
– Part yang telah digunakan sekian lama akan mengalami kerusakan. Kemungkinan kerusakan
semakin tinggi setelah mencapai umur tertentu, meski tidak semua part akan mengalami
kerusakan pada umur yang sama.
– Ketahanan terhadap failure perlu diting\katkan /dikembalikan pada umur/waktu tertentu.

Menurut Konsep / Proses maintenance


1. Hard Time maintenance
yaitu proses preventive maintenance agar suatu part, component, assembly tidak mengalami
failure dan mengganggu keselamatan dengan cara diganti atau di overhaul pada interval
waktu tertentu
2. On Condition Maintenance
adalah proses preventive maintenance yang dilakukan pada unit-unit, sistem-sistem atau
bagian dari struktur yang kondisinya dapat ditentukan melalui pemeriksaan (inspection) atau
mengetesan secara berulang-ulang pada interval waktu tertentu. Interval waktu pemeriksaan
mula-mula pendek dan kemudian semakin bertambah bila telah ada service experience
3. Condition Monitoring Maintenance
Condition monitoring digunakan pada parts atau sistem yang tidak memerlukan preventive
maintenance, dalam proses ini kerusakan / malfunction diizinkan terjadi. Bila terjadi kelainan-
kelainan dalm operasi atau penurunan performance yang diketahui dari hasil monitoring maka
akan dilakukan pekerjaan tertentu. Dari hasil monitoring ini akan dianalisis untuk menentukan
langkah-langkah timdakan yang tetap misalnya penyetelan, perbaikan atau pergantian.
Maintenance Program
Dalam penyusunan maintenance program perlu dipertimbangkan factor-faktor berikut seperti
maintenance requirement, komersial, operasional, geografis, ekonomis, man power dan peraturan
pemerintah.
Kerangka kerja dari suatu operator manitenace program yang disusun oleh airline umumnya
memiliki pola yang sama, seperti uraian berikut ini :
A. Service Checks
Pada akhir setiap penerbangan dan pada akhir setiap pengoparasian pesawat, beberapa pekerjaan
perawatan harus dilaksanakan pesawat transport. Pekerjaan ini biasanya disebut walk around
check, preflight check, lay over check, over night check atau service check.
B. A-, B- dan C-Check
Dalam maintenance check tidak ada hirarki bahwa pekerjaan yang satu lebih penting dari
pekerjaan yang lainnya. Semua pekerjaan (task) adalah penting untuk dikerjakan pada setiap
interval waktunya. Tetapi ada hirarki untuk frekuensi pemeriksaan dan ground time. Dimulai dari
A-check, B-check dan seterusnya, dimana semakin tinggi levelnya diperlukan ground time yang
lebih tinggi dan frekuensi pelaksanaannya semakin menurun.

Maintenance check interval ground time :


A-check after 50 to 200 flight hours in 2 to 6 hours
B-check after 300 to 800 flight hours in 6 to 12 hours
C-check after 1000 to 3000 flight hours in 24 to 48 hour
Interval waktu dan ground time berubah-ubah /berbeda tergantung pada tipe pesawat dan tipe
operasinya.
C. D-check atau heavy maintenance visit
Setelah pesawat dioperasikan selama tiga sampai lima tahun beberapa pekerjaan besar perlu
dilakukan pada pesawat transport. Selama aircraft down time antara satu sampai empat minggu
pekerjaan-pekerjaan besar dapat dilaksanakan seperti paint removal, cabin refurbishment, control
surface removal dan internal structure inspection. Paket total disebut D-check atau jika isi paket
berubah-ubah disebut heavy maintenance.
Non Routine Maintenance
Non routine maintenance adalah pekerjaan-pekerjaan yang timbul karena adanya malfunction,
keluhan-keluhan pilot atau temuan-temuan (finding item) pada pelaksanaan routine maintenance.
Untuk memperkirakan jumlah waktu perawatan diasumsikan bahwa setiap satu jam routine
maintenance akan menimbulkan satu jam non routine maintenance. Meskipun anggapan ini tidak
selalu benar, tetapi dapat dipergunakan sebagai pendekatan yang baik untuk menghitung jumlah
jam perawatan.
Modifikasi-modifikasi pada pesawat atau komponen-komponenya merupakan sumber lain dari
non routine maintenance. Apakah modifikasi ini akan dilaksanakan bersamaan dengan scheduled
check atau pada waktu khusus tergantung dari volume pekerjaan dan urgencinya.
memungkinkan pesawat tersebut dapat beroperasi dengan daya tahan dan tingkat keandalan yang
tinggi, penaontrolan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, kontrol otomatis yang memberikan
kemudahan, baik bagi pilot maupun ground teknisi.

Anda mungkin juga menyukai