Anda di halaman 1dari 9

Bab IV

MENYELAMI KEJAYAAN MASA LALU BERSAMA HIKAYAT

Identitas sekolah : ....


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : X/1
Materi pokok : Mengidentifikasi dan menceritakan teks hidayat
Alokasi waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik
lisan maupun tulis.
4.1 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan memperhatikan model-model hikayat, siswa dapat menunjukkan nilai-nilai
tertentu di dalam hikayat.
2. Dengan membaca contoh suatu hiayat, siswa dapat menceritakannya kembali dan
memberikan komentar secara lisan dan tulis..

C. Indikator Ketercapaian Kompetensi


1. Menjelaskan pengertian hikayat sebagai karya sastra Melayu klasik.
2. Memerinci ciri-ciri sastra klasik
3. Menunjukkan keberadaan nilai-nilai dalam cerita.
4. Mengidentifikasi kata-kata sulit dalam karya sastra klasik
5. Menceritakan kembali karya sastra klasik secara ringkas

D. Materi Pelajaran
1. Fakta
(Contoh teks cuplikan hikayat)

2. Konsep
Hikayat merupakan karangan yang berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran,
putri kerajaan, serta raja-raja; juga banyak dikisahkan kekuatan gaib, kesaktian, dan
kekuatan luar biasa yang dimiliki tokohnya. Kisah-kisah itu tentu saja tidak masuk akal.
Hikayat juga banyak mengambil tokoh-tokoh sejarah.

3. Prinsip
Hikayat atau sastra kasik pada umumnya, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus baku.
1) Bentuk prosanya sering mengunakan kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut
empunya cerita, konon, dan sejenisnya.
2) Bentuk puisinya terikat oleh aturan-aturan seperti banyaknya larik pada setiap
baitnya, banyaknya suku kata pada setiap lariknya, dan pola rima akhirnya.
Aturan-aturan itu dapat kamu lihat pada pantun atau syair.
b. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika
umum.

1
c. Yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau
tokoh-tokoh mulia lainnya.
d. Disampikan secara lisan, dari mulut ke mulut. Karenanya, tidak mengherankan
apabila karya sastra klasik memiliki banyak versi. Setiap orang yang menyampaikan
cerita itu dengan berbagai penambahan dan perubahan di sana sini sesuai dengan
pemahaman orang yang bersangkutan terhadap cerita itu.
e. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim). Hal tersebut disebabkan oleh sifat
karya sastra klasik yang merupakan milik bersama dari kelompok masyarakat itu
sendiri.

4. Prosedur
Tahap-tahap menceritakan kembali suatu cerita klasik:
a. Menyimak atau membaca suatu cerita klasik dengan seksama.
b. Mencatat dan mengartikan kata-kata dan ungkapan-ungkapan sulit yang ditemukan
di dalamnya.
c. Mencatat bagian-bagian penting dari cerita klasik itu, baik itu berkenaan dengan
latar, penokohan, dan pokok-pokok peristiwanya.
d. Menceritakan kembali cerita itu dengan menggunakan kata-kata sendiri.

E. Metode, Media, dan Sumber Belajar


1. Metode : Observasi, tanya jawab, diskusi, presentasi.
2. Media : bagan tentang jenis-jenis dan ciri-ciri hikayat
3. Sumber : a. Buku Cerdas Berbahasa Indonesia X, h. ….
b. Buku/cerita hikayat.

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan Pertama
a. Siswa menjelaskan pengertian dan contoh-contoh beberapa jenis sastra kelasik.
b. Siswa membaca sebuah karya sastra klasik, baik itu dari perpustakaan, e-book, atau
dari laman-laman intenet.
c. Siswa mencatat identitas karya itu bak tu judul, jenis, maupun sumbernya!
d. SSiswa menjelaskan isi cerita itu secara ringkas!
Judul : ....
Sumber : ....
Penjelasan isi cerita
....

e. Siswa menyapaikan hasil catatannya di depan teman-teman untuk mereka tanggapi


berdasarkan daya tariknya.
Nama Penanggap Isi Tanggapan

f. Siswa membaca contoh sastra kelasik lainnya dan mengidentifikasi iri-cirinya.


g. Siswa berlatih menentukan suatu karya sastra klasik dari cuplikan-cuplikan yang
tersedia.
h. Siswa membaca cerita “Si Jampang” dengan baik!
i. Siswa mencatat hal-hal menarik di dalam cerita itu!
j. Siswa memuktikan ciri-ciri sastra klasik yang terdapat di dalamnya!

2
k. Siswa mencocokan ciri-cirinya dengan yang telah mereka pelajari sebelumnya
dengan menggunakan format berikut dalam kegiatan tersebut.
Ciri-ciri Kesesuaian Penjelasan
Ya Tidak
a. Menggunakan
kata-kata klise
b. Pralogis
c. Berlatar
keistanaan
d. Sarat nilai
l. Siswa melaporkan hasil kegiatannya dalam diskusi kelas.

2. Pertemuan Kedua
a. Siswa berlatih mengidentifikasi nilai yang yang tergambar pada perilaku seorang
tokoh.
b. Siswa menentukan suatu nilai yang terkandung di dalam cuplikan-cuplikan hikayat.
c. Siswa menyimak cerita “Minakjingga” yang akan disampaikan oleh teman atau guru.
d. Siswa menIdentifikasi dan membahas tema, amanat, serta nilai-nilai yang terkandung
di dalam cerita itu!
e. Siswa menjelaskan nilai kehidupan yang ada pada cerita itu dalam relevansinya
dengan kehidupan masyakarakatnya sekarang.
f. Siswa menyajika laporannyadalam format berikut.
Judul cerita: ….
Ringkasan
….
Analisis Unsur-unsur Cerita
No. Unsur Pembahasan
1. Tema

2. Amanat

3. Nilai

g. Siswa mempresentasikan pendapat kelompoknya itu di dalam diskusi kelas.


h. Siswa lainnya memberikan penilaian atas presentasi itu.

3. Pertemuan Ketiga
a. Siswa membaca cuplikan hikayat dan mengidentifikasi kata-kata yang menurutnya
asing. Kemudian, carilah makna kata-kata itu dalam kamus. Mereka pun mencatat
pula kata-kata yang menurutnya sudah langka digunakan dalam kehidupan sekarang!
.Kata-kata
Asing/Langka Arti
Digunakan

b. Setelah diketahui artinya, siswa mnenggunakan kata-kata itu dalam kalimat dan
mengaitkannya pula dengan kegiatannya sehari-hari.
Kata dalam Penggunaannya dalam Kalimat

3
Cerita

c. Siswa mengidentifikasi kata-kata sulit yang ada dalam cuplikan Hikayat Muhammad
Hanafiyyah; siswa menuliskan pula ringkasannya. Mereka menggunakan catatan
sebelumnya ssebagai pedoman!
Judul : ....
No. Kata-kata Kunci Ringkasan
1.
2.
Dst.
d. Siswa membacakan ringkasan yang mereka buat di depan kelas. Siswa lainnya
memberikan tanggapan berdasarkan aspek-aspek berikut.
Nama Aspek yang Ditanggapi
Penangga
1 2 3
p

Keterangan:
1. keefektifan kalimat,
2. keruntutan cerita,
3. ketepatan pilihan katanya.

G. Penilaian
1. Penilaian pengetahuan
a. Jenis : tes lisan/tertulis
b. Bentuk instrumen : lembar soal uraian
c. Pedoman penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan ketepatan jawaban siswa tentang isi suatu hikayat
beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Penilaian keterampilan
a. Jenis : penilaian kinerja/praktik
b. Bentuk instrumen : format observasi terhadap kecakapan siswa di dalam
mengomentari dan mempresentasikan pendatpat-pendapatnyaa.
c. Pedoman penilaian
Rubrik Penilaian Presentasi Unsur-unsur Cerita
No. Aspek Penilaian Ya Tidak Penjelasan
Apakah unsur-unsur
a. cerita itu sudah dianalisis
dengan lengkap?
Apakah penjelasan pada
b. setiap unsur cerita itu
sudah benar?
Apakah penjelasan
unsur-unsur cerita itu
c.
disampaikan dengan
urutan yang sistematis?

4
Apakah penjelasan itu
d. disampaikan dengan
kalimat yang efektif?
Apakah penjelasan itu
e. disampaikan dengan lafal
dan intonasi yang jelas?

Identitas sekolah : ....


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : X/1
Materi pokok : Membandingkan dan mengembangkan cerita rakyat.
Alokasi waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
3.1 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.
3.2 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati beberapa model teks hikayat, siswa dapat membandingkan nilai-
nilai dan ciri kebahasanya.
2. Dengan memperhatikan contoh suatu hikayat dan cerpen, siswa dapat
mengembangkannya ke dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai
yang ada di dalamnya.

C. Indikator Ketercapaian Kompetensi


1. Membandingkan unsur-unsur hikayat dengan cerpen
2. Menjelaskan struktur dan kaidah Hikayat
3. Memerinci langkah-langkah penulisan
4. Menulis teks naratif berupa cerpen berdasrkan suatu hikayat.
5. Melakukan penyuntingan cerpen

D. Materi Pelajaran
1. Fakta
Contoh cerpen yang merupakan hasil adaptasi dari teks hikayat.
2. Konsep
a. Nilai adalah sebagai sesuatu yang berharga yang ada pada suatu cerita klasik. Nilai
itulah yang menjadi pesan atau inspirasi bagi pembaca untuk bisa berbuat lebih baik.
Nilai kehidupan banyak dijumpai dalam cerita klasik, namun penyampaiannya sangat
halus sehingga pendengar atau pembacanya tidak sadar bahwa ia sedang mendapat
wejangan atau nasihat-nasihat. Itulah kelebihan dari cerita klasik, sepertinya hanya
sebuah hiburan (tontonan), tetapi sebenarnya sarat dengan tuntunan.
b. Secara umum, wujud dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yakni nilai agama, nilai
budaya, dan nilai moral.
1) Nilai agama adalah nilai yang mendasari pada ajaran-ajaran keagamaan, baik itu
berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya, atau dengan
makhluk yang lain.

5
2) Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan baik atau buruknya suatu perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat.
3) Nilai budaya adalah nilai yang berdasarkan adat dan kebiasaan yang berlaku
dalam kelompok masyarakat tertentu.

3. Prinsip
5. Secara umum, hikayat dan cerpen memiliki banyak kesamaan. Keduanya tergolong ke dalam
bentuk teks narasi, yakni teks yang dibangun oleh alur (rangkaian kejadian), tokoh, dan latar.
Hikayat dibentuk oleh orientasi, rangkaian kejadian, dan reorientasi.
a. Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa
yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar/pembaca. Informasi yang
dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
b. Rangkaian kejadian (important event, record of events), berisi rangkaian peristiwa yag
disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama
yang dialami tokoh. Dalam bagian ini mungkin pula disertakan komentar-komentar
pencerita pada beberapa bagiannya
c. Reorietasi, berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian
peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin
ada atau tidak ada di dalam suatu cerita ulang.
6. Hikayat dan teks sastra klasik lainnya ditandai oleh kaidah-kaidah kebahasaan berikut.
a. Selalu mengunakan menggunakan kata ganti orang pertama tunggal atau jamak, sebagai
konsekuensi dari penggunaan sudut pandang orang ketiga.
b. Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau
perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh. Contoh: membela, berjuang, membagi-
bagikan, menyerang, menikah.
c. Banyak menggunakan kata deskriptif untuk memberikan informasi secara rinci tentang
sifat-sifat tokoh. Contoh: muda, berani, kebal, darah mendidih, miskin, pengecut.
d. Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan peristiwa yang dialami
tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contoh: dianugerahkan, diberi, dikenang,
dihormati.
e. Banyak menggunakan kata kerja mental dalam rangka penggambaran peran tokoh.
Contoh dipercaya, geram, insyaf, menyukai, diilhami.
f. Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, ataupun nomina yang berkenaan urutan
dengan waktu. Contoh: tiba-tiba, sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya,
sampai, hingga, nantinya, selama, saat itu. Hal ini terkait dengan pola pengembangan
teks cerita ulang yang pada umumnya bersifat kronologis.

E. Metode, Media, dan Sumber Belajar


1. Metode : observasi, diskusi, silang baca, praktikum, pameran
2. Media : bagan alur tentang langkah-langkah menulis cerpen
3. Sumber : a. Buku Cerdas Berbahasa Indonesia X, h. ….
b. Berbagai referensi terkait teknik penulisan cerita.

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan pertama
a. Siswa melakukan kuis, yakni dengan memasangkan unsur-unsur cerita dengan
penjelasannya.
b. Siswa memasangkan macam-macam alur dengan penjelasannya.
c. Siswa menjelaskanj dalam bentuk contoh untuk jenis-jenis alur. Kemudian,
membacakan hasilnya untuk mendaatkan tanggapan dari teman-teman yang lainnya.

6
d. Siswa membacakan cerita berjudul “Si Pitung”
e. Soswa lainnya menyimak cerita itu dengan baik dan mencatat pula bagian-bagian
yang dianggap penting, seperti rangkaian peristiwa, serta sikap, perilaku, ataupun
perkataan tokoh-tokohnya.
f. Secara berkelompok, sisa mendiskusikan unsur-unsur cerita itu.
Judul cerita: ....
Unsur-unsur Cerita Penjelasan
a. Tema
b. Amanat
a. Alur
b. Latar
c. Penokohan
g. Siswa mempresentasikan hasil membaca kelompoknya depan kelompok yang lain.
h. Siswa mengomentari presentasinya berdasarkan aspek (a) kelengkapan isi, (b)
ketepatan jawaban, dan (c) kejelasan penyampaiannya.
Aspek Ya/Tidak Penjelasan
a. Apakah laporan kelompok
teman Anda itu lengkap?
b. Apakah isi jawaban
kelompok teman Anda itu
semuanya sudah tepat atau
benar?
c. Apakah penyampaiannya
jelas dan lancar: mudah
dipahami?
i. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut!
Kata Kalimat
1. kenangan
2. terkenang
3. terkenang-kenang
4. mengenang
5. dikenang
j. Siswa membuat pula kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut!
Kata Kalimat
1. kisah
2. kisahan
3. pengisah
4. alkisah
5. mengisahkan
j. Siswa berlatih memasangkan contoh kalimat dengan jenis majas yang tepat dan
membuat contoh-contoh majas lainnya.
k. Siswa membaca kembali kisah “Si Pitung” ataupun kisah-kisah klasik lainnya.
l. Bersama 3-4 orang temannya, siswa menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan itu.
m. Siswa menyajikan hasil diskusi kelompoknyadalam bentuk laporan seperti berikut.
Judul Cerita : ....
Struktur Cerita Kutipan/Penjelasan
a. Orientasi
b. Rangkaian
kejadian
c. Reorientasi

7
Kaidah-kaidah Kebahasaan
a. ....
b. ....
c. ....
n. Siswa mempresentasikan laporannya di depan kelompok lain dengan menggunakan
media tayang yang menarik.

2. Pertemuan kedua
a. Siswa membaca sebuah hikayat ataupun cerita klasik lainnya.
b. Siswa menentukan salah satu konflik ataupun subcerita dari karya satra klasik itu
yang paling menarik dan kandungan nilai yang menggugah pembaca.
c. Siswa menyusun kerangka untuk cerita itu dengan memperhatikan struktur yang
berlaku pada cerpen. Kerangka tersebut bisa disusun secara berurutan ataupun dalam
bentuk peta pikiran.
d. Siswa mengembangkan kerangka itu menjadi sebuah cerpen dengan memperhatikan
kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku.
Sumber cerita klasik: ....
Topik : ....
Kerangka Cerita
Peta Pikiran
Struktur Cerita-cerita Penting (Bisa dibuat dalam halaman
terpisah)
1) Abstraksi
2) Orientasi
3) Konflikasi
4) Evaluasi
5) Resolusi
6) Koda
Pengembangan Cerita
(Judul)...............

(Pengembangan)
....

3. Pertemuan ketiga
a. Siswa melakukan silang baca dengan salah seorang teman untuk melakukan
penyuntingan terhadap cerpen yang telah mereka buat.
b. Siswa menermati cerpen temannya berkenaan dengan isi, struktur, kebahasaan, dan
ejaan/tanda bacanya.
c. Siwa mengemukakan saran/perbaikan untuk kekurangan-kekurangan yang ditemukan
dari cerpen itu.
d. Siswa memperbaikilah cerpennya itu dengan mempertimbangkan saran-saran dari
teman.
e. Bersama karya teman-teman lainnya, para siswa melakukan pameran kelas untuk
cerpen-cerpen yang telah meeka buat. Dapat pula cerpen itu mereka pajang di dalam

8
mading kelas/sekolah atau blog pribadi; akan lebih baik lagi apabila dikirimkan ke
media massa.

G. Penilaian
1. Penilaian pengetahuan
a. Jenis : tes lisan/tertulis
b. Bentuk instrumen : lembar soal uraian tentang kemampuan analisis siswa terhadap
suatu teks hikayat.
c. Pedoman penilaian
Penilaian brdasarkan pemahaman siswa dalam menguraikan isi hikayat, memerinci
struktur dan kaidah teks teks hikayat.
2. Penilaian keterampilan
a. Jenis : penilaian portofolio
b. Bentuk instrumen : format observasi tentang kemampuan siswa dalam menulis dan
melakukan penyuntingan terhadap teks hikayat.
c. Pedoman penilaian
Bagaimana penilaian Prsentasi Kelompok
Skor
Aspek yang Ditanggapi Bobot Nilai Penjelasan
(1-10)
a. Kelengkapan 3
b. Ketepatan 3
c. Kejelasan 2
d. Daya tarik penyamian 2
Jumlah 10

Anda mungkin juga menyukai