KERJA (K3L)
9.1 Lingkungan
1
3. Guna lahan publik maupun semi public. Guna lahan ini meliputi guna lahan
untuk pemadam kebakaran, tempat ibadah, sekolah, area rekreasi, kuburan,
rumah sakit, terminal dan lain-lain.
Pengelolaan air limpasan bertujuan untuk mengotrol air limpasan dari area
penambangan. PT. BBB mengalirkan semua air ke kolam pengendapan untuk
kemudian akan dinetralisirkan. Adapun system pengelolaan air limpasan PT. BBB
sebagai berikut:
2
penambangan, pengolahan, pemuatan maupun proses pengangkutan bentoite.
Pada lokasi tambang, penyiraman dilakukan dengan menggunakan mobil tangki
bekerjasama dengan kontraktor swasta di sekitar wilayah pertambangan. Adapun
perencanaan pengendalian penanganan debu pada PT. BBB adalah sebagai
berikut:
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan,
industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut
dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
3
Gambar 9.1 Pohon Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
PT. BBB mengolah limbah sisa-sisa atau bekas pemakain dari bengkel.
Maka sangat penting untuk melakukan penanganan agar tidak tercemar
kelingkunagan perusahaan. Limbah pada umumnya terbagi menjadi dua bagian
4
besar yaitu limbah padat dan limbah cair. Demikian juga pada PT. BBB limbah
dipisahkan dengan jenisnya masing-masing.
Limbah Padat
Limbah padat merupakan semua sisa-sisa barang yang sudah tidak dapat
digunakan lagi untuk saat ini sehingga harus dibuang. Jenis barang atau
limbah padat dari bengkel dan area perumahan perusahaan. Untuk
menangani limbah padat maka perlu menyiapkan suatu tempat untuk
menyimpan atau menapung barang atau jenis limbah padat tersebut, lokasi
tersebut bersifat sementara dan selajutnya akan di buang ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
Limbah Cair
Limbah cair merupakan semua bahan berupa minyak, oli, dan pelumas, dan
air yang digunakan dibengekel atau pencucuian alat. Limbah cair ini
merupakan sisa-sisa pemakaian dari kegiatan-kegiatan tersebut. Untuk
menangani limbah cair tesebut maka pelu membuat suatu kolam atau tempat
khusus untuk menyimpan semua campuran cairan tersebut (minyak dan oli)
penyimpanan ini besifat sementara dan selajutnya akan di buang ke tempat
yang akan di olah.
5
Sekertaris
Bendahara
Windy
Raharusun
S.T.,M.Eng
Pada gambar diagram diatas PT. BBB membuat empat bidang kegiatan
yang akan dilaksanakan satu kali, satu program dalam setahun yang meliputi Gren
Village (Perekonomian mandiri) meliputi, kampanye penghijauan melalui
tabungan pohon (konstribusi oksigen dunia), sosisalisasi pemanfaatan lahan tidak
terpakai, sosialisasi perilaku hemat dan kegiatan yang produktif. Kesehatan
kegiatan yang dilaksankan meliputi pengembangan makanan sehat dan organik
(pembagian makanan sehat, bubur kacang hijau), sosialisasi lingkungan dan
perilaku hidup sehat. Pendidikan meliputi peningktan modul-modul tematik dan
pelatihan, pengembangan media informasi lingkungan, lomba inovasi teknologi
6
hijau. Bidang wirausaha, pelatihan kewirausahaan (pelatihan pembuatan kue,
pelatihan kerajinan tangan dll).
7
seperti, kegiatan pengolahan di jaw crusher, proses pemuatan material tambang
dengan alat berat dan belt conveyor. Pengendalian khusus bagi para kerja tambang
adalah masker debu umumnya juga wajib diberikan dilokasi tambang, Pihak PT.
BBB akan menyiapkan beberapa unit truck tangki air (water truck) yang memiliki
jadwal rutin penyiraman jalan sesuai dengan perintah kerja atau jadwal yang
sudah di tetapkan oleh pengawas lapangan.
Area atau lokasi sumber kebisingan berada pada area pengolahan dimana
tempat berlangsungnya pengolahan bentonit pada jaw crusher . Untuk menangani
kebisingan tersebut PT. BBB meberikan penggunaan ear plug bagi pekerja di
sekitar tempat peremukan atau pengolahan.
Pemantauan flora dan fauna pada lokasi sumber dampak pengupasan dan
pengangkutan tanah pucuk, pengangkutan dan penggalian tanah penutup, dan
pembuatan jalan. Untuk luas wilayah yang habitatnya/ekosistemnya hilang maka
PT. BBB akan melakukan reklamasi dan vegetasi disetiap area tersebut.
Limbah adalah bahan keluaran berbentuk benda padat, cair dan gas yang
dihasilkan dari suatu sistem proses produksi. Menurut jenisnya limbah
digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu limbah organik, limbah anorganik,
limbah radioaktif. Pada umumnya limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menurunkan kualitas lingkungan. Jika kualitas lingkungan sudah sedemikian
buruk dapat mengancam kelangsungan hidup organisme. Oleh karena itu setiap
limbah yang akan di lepas ke alam bebas harus diolah terlebih dahulu. Untuk
menjaga kualitas lingkungan agar tetap berada dalam batas toleransi.
8
optimal baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai
unsur perlindungan alam dan lingkungannya.
9.2.3 Revegetasi
Pada umumnya lahan bekas tambang mengandung kadar unsur hara yang
rendah. Revegetasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
kondisi lahan pasca penambangan. Kegiatan ini meliputi penyamain atau
pembelian bibit dan penanaman. Persemain bertujuan untuk memproduksi benih/
bibit berkualitas yang siap ditanam. Dalam kegiatan revegetasi PT.BBB
menyiapkan bibit tanaman berupa kemiri, jenis ini merupakan tanaman yang
hidup ketika di tanam pada area bekas tambang. Selain itu kemiri pun memiliki
nilai ekonomis ketika sudah ada hasil/buah.
9.2.4 Pemeliharaan
9
Untuk menciptakan suatu tempat kerja yang aman dan sehat maka PT. BBB
patut memperhatikan setiap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan.
Mengingat bahwa kegiatan penambangan memiliki resiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi maka K3 juga merupakan salah satu aspek terpenting yang perlu di
perhitungkan dalam sebuah perusahaan pertambangan. Karena itu PT. BBB harus
menerapkan aspek K3 yang baik dan benar agar dengan melihat aspek K3
perusahaan yang baik, maka dapat di katakan resiko kecelakaan kerja kecil.
MISI karyawan
Mencegah kematian dengan menerapkan praktek K3
terbaik
Nol kecelakaan, kematian
TARGET Kurangi kecelakaan potensi kematian
Tempat kerja yang sehat
USAHA
1. Membuat suasana di
lingkungan kerja menjadi:
Aman
Nyaman
Bebas dari bahaya resiko
10 kecelakaan
2. Alat-alat produksi tidak
SEHINGGA1. Karyawan yang
TERCAPAI HASIL
RUSAK (peralatan)
bekerja tidak
TUJUAN MENCEGAH CELAKA (Manusia)
YANG MENGUNTUNGKAN
Gambar 9.3 Skema Tujuan Keselamatan Kerja
11
6. Untuk mendeskripsikan alur, tugas, dan wewenang masing-masing pihak
terhadap pekerjaan.
1. Pembinaan
2. Investigasi Kecelakaan
3. Pengelolaan Kesehatan Kerja
4. Prosedur Gawat Darurat
5. Pelaksanaan Gernas K3
PT. BBB memiliki 4 devisi yang terdiri dari devisi penambangan dan
pengolahan, divisi maintenance, divisi K3 dan lingkungan serta divisi humas.
Berikut merupakan sop divisi penambangan dan pengolahan serta divisi K3.
1. Divisi Penambangan
a. Wajib menggunakan APD
b. Merancang desain pit
c. Merancang desain bench
d. Merancang target produksi pertahun,bulan dan hari
e. Merancang desain akhir tambang
f. Merancangkan desaian saluran terbuka,dan kolam pengendapan
g. Menentukan jumlah tenaga kerja berdasarkan divisi-divisi
padaperusahaan
h. Menentukan jumlah alat berdasarkan target produksi
i. Pengambilan dat-data harus sesuai dengan data yang dibutuhkan
j. Kemajuan tambang harus sesuai dengan peta kemajuan yang dibuat
k. faktor lereng harus selalu diperhatikan.
l. Merencanakan curah hujan maksimum
Divisi Pengolahan
12
c. Pada saat bekerja operator dan karyawan wajib menggunakan
APD yang disediakan leh perusahaan.
d. Pada saat alat bekerja operator harus memantau alat jika ada
kerusakan pada alat segera melaporkan kepada teknisi mesin.
e. Pemuatan bentonite menggunakan backhoe
f. Pengangkutan bentonite menggunakan dump truck
g. Setiap karyawan wajib mengembalikan APD pada tempatnya saat
selesai bekerja
h. Penggunaan alat harus sesuai dengan fungsinya
i. Pastikan pada saat selesai pengolahan alat-alat sudah dimatikan
j. Tidak diperkenankan karyawan sakit unuk bekerja
k. Ukuran pengolahan harus sesuai dengan ukuran yang ditetapkan
perusahaan
2. Divisi K3 dan Lingkungan
a. Setiap karyawan wajib menggunkan APD yang disediakan oleh
perusahaan
b. Setiap karyawan yang dalam kondisi sakit tidak di perkenankan
untuk bekerja.
Kepala Teknik
Tambang
Pengawas Pengawas
Teknis Operasiona
l
Manegger K3
Program K3
No Yes
Zero Accident
13
Gambar 9.4 Managemen Keselamatan Pertambangan
Penambangan
Safety induction
Memeberikan perkenanalan kepada setiap karyawan yang baru.
Tenatang penyebab kecelakan pada kegeiatan penambangan.
Pembongkaran/ penggalian, pemuatan dan pengangkutan.
Merupakan kegaitan yang di lakukan setiap hari kerja, maka efisiensi
alat/kerja alat perlu di lihat/perbaiki. Begtu pula dengan para operator
pada setiap alat berat.
14
Kebakaran
Kebakaran pada area tambang perlu di cegah dengan menyiapkan alat
pemadam kebakaran pada setiap alat dan area khusus di tambang.
Kebakarn ini terjadi akibat panas dan kurangnya pengontrolan para
petuagas k3.
Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan
yang terjadi didalam tambang, serta kondisi tanah yang rentan
mengalami longsor. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tidak adanya
pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
Pengolahan
Safety induction
Memeberikan perkenanalan kepada setiap karyawan yang baru.
Tentang penyebab kecelakan pada kegeiatan pengolahan.
Kebakaran pada tempat pengolahaan
Kebakaran pada area pengolahan perlu di cegah dengan menyiapkan
alat pemadam kebakaran pada setiap alat dan area khusus di tambang.
Kebakarn ini terjadi akibat panas dan kurangnya pengontrolan para
petuagas k3.
Aktifitas alat pengolahaan
Perlu ada tanda-tanda larangan/ sebagai pengingat bagi semua pekerja
di tempat pengolahan. Pengendalian resiko diperlukan untuk
mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di tempat kerja sesuai
dengan persyaratan kerja Peran penilaian resiko dalam kegiatan
pengelolaan diterima dengan baik di banyak industri. Pendekatan ini
ditandai dengan empat tahap proses pengelolaan resiko manajemen
resiko adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi resiko adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi
yang berpotensi menimbulkan bahaya atau kerugian (kadang-
kadang disebut ‘kejadian yang tidak diinginkan’)
2. Analisis resiko adalah menganalisis besarnya resiko yang mungkin
timbul dari peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Pengendalian resiko ialah memutuskan langkah yang tepat untuk
mengurangi atau mengendalikan resiko yang tidak dapat diterima.
4. Menerapkan dan memelihara kontrol tindakan adalah menerapkan
kontrol dan memastikan mereka efektif.
15
Manajemen resiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi
bahaya untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti
sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan
membuat Standart Operational Procedure (SOP). Kemudian sebagai langkah
analisa dilakukanlah observasi dan inspeksi. Setelah dianalisa, tindakan
selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi resiko untuk menilai seberapa
besar tingkat resikonya yang selanjutnya untuk dilakukan kontrol atau
pengendalian resiko. Kegiatan pengendalian resiko ini ditandai dengan
menyediakan alat deteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan
penunjukan personel yang bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelah
dilakukan pengendalian resiko untuk tindakan pengawasan adalah dengan
melakukan monitoring dan peninjauan ulang bahaya atau resiko. Secara umum
manfaat manajemen resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai berikut:
16
9.4 Peralatan
1.
Pelindubg
2. Ear plug
Kebisingan
ear muff
Pelindung mata,
pelindung Muka
3. Kaca mata,
Kaca las
17
Sarung tangan Pelindung tangan
4.
Pelindung kaki
5. Sepatu safety
7. Masker
Penyaring udara
ketika dihirup
No Rambu Fungsi
18
1. Dilarang melintas
3. Dilarang memperbaiki
mesin saat masih
menyala
4. Jangan disentuh
5. Dilarang Merokok
20
4. Kampanye a. Implementasi pengutamaan keselamatan
kerja pada setiap tingkat pekerjaan yang
Keselamatan
dilakukan dengan sistem pendekatan
pribadi, pemberian pelajaran dan slogan
yang diedarkan
b. Evaluasi kontes keselamatan
5. Pelindung a. Inventarisasi alat pencegahan sendiri
b. Melengkapi kekurangan
Keamanan
c. Memonitor pemakaian
d. Cek dan lengkapi pelindungan keselamatan
pada alat-alat
e. Cek dan lengkapi rambu-rambu
6 Pemilihan Cek jenis peralatan
Operator
7. Laporan a. Laporan kecelakaan
b. Laporan bulanan
Keselamatan Kerja
c. Laporan pelatihan
21
Memilih pekerjaan yang akan dianalisa
Membagi pekerjaa, yaitu menguraikan urutan prosedur kerja
Mengidentifikasi berbagai bahaya yang ada ditiap- tiap langkah pekerjaan,
serta mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang berpotensi untuk
terjadinya kecelakaan
Memberikan rekomendasi pengendalian untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan yang telah diidentifikasi pada masing- masing langkah, atau
mengembangkan Solusi
22
Langkah awal dalam pelaksanaan manjemen resiko adalah Perencanaan
Program yang dinginkan, maka pelaksanaan program lingkungan kerja dan
keselamatan kerja di industri terdiri dari :
1. Pengenalan bahaya beresiko (Hazard regenition )
a. Idenfikasi bahaya (Hazard identification), dan
b. Menaksir resiko (Risk assessment)
2. Monitoring Resiko
a. Evaluasi bahaya (Hazard evaluation ) yaitu untuk , mengetahui besarya
tingkat pemaparan (exposure) yang diperkenankan
b. Mentukan tingkat keseringan, tingkat keparahan , dan Probabilitas dari
suatu resiko
3. Menetapkan kebijakan
4. Pengendalian Resiko (Risk control)
23
pendek pinggiran
3. Sedang Rp.1jt- Luka s/d Polutan Masalah Dilaporkan di
Rp10jt permanen yang social lebih Koran lokal
dikeluark panjang (bukan halaman
an cukup gangguan 1 utama dan atau
signifikan minggu penyelidikan
regional
4. Berat Rp10jt- Luka Meiliki Gangguan Dilaporkan di
RP100jt menyebabka dampak dan dampak TV lokasi dan
n cacat atau penting social sangat atau
fasilitas jangka serius penyelidikan
tunggal panjang deparetemen
5. Bencan >Rp100jt Multyple Bencana Kerusakan Dilaporkan di
a Fatality dampak tidak Tv
penting dapat,ditangg nasional(berita
pada ungi, utama)
lingkunga gangguan
n jangka operasi
panjang beberapa
bulan
24