Anda di halaman 1dari 8

Teknik-Teknik yang Dipakai Koruptor

Adi Syahnan P/ 182111070 / HES-1B

Abstrak

Indonesia dan kata korupsi memang tidak bisa dipisahkan saat ini bagaimana tidak karena
banyaknya survey yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan termasuk kedalam negara yang
memiliki tingkat korupsi yang tinggi. Bisa dibilang bahwa korupsi ini telah menjadi budaya ,
bagaimana tidak, korupsi sudah dilakukan pada masa masa kerajaan kuno dengan dalih mengambil
upeti dari para penduduk yang disetorkan kepada penguasa. Semakin berkembangnya situasi,
kondisi dan waktu yang kian berubah maka tak ayal teknik-teknik yang digunakan untuk korupsi
itu juga berkembang dari mulai proses perencanaan korupsi itu sendiri hingga hingga proses
pelaksanaan nya pun juga banyak berubah. Lantas dengan berkembangnya teknik yang digunakan
para koruptor apakah pemerintah juga hanya diam saja tanpa melakukan seatu untuk
mencegahnya?

1. Pendahuluan:

Korupsi yang terjadi di Indonesia pada saat sekarang bukanlah suatu korupsi yang terjadi
secara kebetulan dalam pengelolaan uang-uang Negara oleh oknum-oknum penyelenggara
Negara/instansi Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) tetapi merupakan suatu korupsi yang sudah terencana atau direncanakan dengan
matang jauh-jauh hari pada tahap proses perencanaan maupun awal pelaksanaan anggaran. dan
juga tindak korupsi ini juga tidak dilakukan semata-mata sendiri tetapi banyak pihak yang terlibat
mulai dari yang menandatangani persetujuan, yang merencanakan dan bahkan yang menjalankan.
Contoh saja kasus yang kemarin hangat diperbincangkan oleh media massa yaitu kasus korupsi
Elektronik KTP (E-KTP) yang menyeret nama para petinggi negara bahkan ketua DPR pun ikut
menikmati uang haram tersebut. Serta membuat Negara merugi hingga 1,3 T. Padahal uang
sebanyak itu jika disalurkan dengan tepat sasaran misalnya dibidang pendidikan, kesehatan, sosial,
dan masih banyak lagi. Terdapat juga kasus korupsi berjamaah di Malang yang dilakukan oleh
para anggota DPRD Malang yang menyeret 15 nama anggota , dan masih banyak lagi kasus-kasus
korupsi.

Dengan begitu meratanya perbuatan korupsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini
apabila tidak dicegah dan diberantas secara revolusioner dalam koridor peraturan perundang-
undangan, maka kesulitan kita bernegara dalam proses menyejahterakan rakyat betul-betul
menjadi sangat sulit. Banyak masyarakat yang semakin sengsara, pungli semakin meraja lela,
penerimaan siswa baru yang diselingi penambahan uang dengan alasan untuk biaya akomodasi
sekolah. Akibat hanya memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, kesejahteraan rakyat mejadi
terabaikan , busung lapar masih terdapat di seantero Nusantara . melihat kondisi kehidupan rakyat
kebanyakan semakin susah, sudah sepantasnya kita semua meningkatkan peran serta masyarakat
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana sudah dijelaskan
dalam UU No 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi, misalnya dengan cara edukasi tentang
korupsi, melapor kepada pihak berwenang ketika mendapati kegiatan yang terdapat unsur korupsi
, dan lain-lain.

Setelahnya dengan masyarakat mengetahui teknik-teknik korupsi, maka diharapkan


masyarakat dapat mengerti , memahami , megetahui tentang pencegahan korupsi , sehingga
masyarakat dapat andil dalam usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi agar Indonesia
menjadi negara yang bebas korupsi.
Kerangka / Peta Konsep

Teknik Para
Koruptor

Perencanaan Bentuk-Bentuk
Teknik Korupsi
Korupsi Korupsi

Perencanaan Secara Dari Sisi Barang dan


Umum Jasa

Perencanaan Lintas Dari sisi Pendapatan


Unit kerja & Instansi dan Penerimaan

perencanaan untuk
Gaji dan Honor Fiktif
Masa Pensiun

Lingkungan BUMN
& BUMD

Lingkungan Penegak
Hukum
2. Pembahasan

Mungkin masyarakat kita banyak yang belum paham mengenai apa itu yang dimaksud dengan
korupsi dan apa saja yang dimaksud dengan perbuatan korupsi, sehingga tak ayal banyak
masyarakat yang justru melakukan tindak korupsi karena pengetahuan yang minim. Walaupun
begitu ketidaktahuan itu tidak dapat dijadikan alasan masyarakat sebagai tameng. Bagaimana pun
korupsi itu merupakan perbuatan yang keji.

Menurut Poerwadarminta yang dimaksud dalam tindak pidana korupsi adalah seseorang yang
melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan negara seperti menggelapkan uang , menerima
uang hasil dari sogokan atau yang lebih familiar dengan istilah suap-menyuap dan sebagaimana
lainnya.1 .

Sedangkan menurut UU No.20 Tahun 2001 disebutkan bahwa korupsi merupakan “ Tindakan
melanggar hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau koorporasi yang
berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat sembilan tindakan
yang dikatakan masuk dalam tindak pidana korupsi antara lain : suap, illegal profit, secret
transacion, hadiah, hibah, penggelapan, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan jabatan dan
wewenang, serta fasilitas negara.2

Dari kata untuk memperkaya diri sendiri, orang lain dan koorporasi ini memnunjukan bahwa
korupsi itu tidak dilakukan dengan secara tiba-tiba ataupun secara spontan melainkan korupsi itu
dilakukan dengan proses yang panjang hingga membutuhkan tidak hanya satu orang, dapat juga
dilakukan olah banyak orang tergantung bagaimana keimanan mereka, jika keimanan nya kuat
mungkin tidak akan mudah dalam menerima, memberi uang dengan tujuan tertentu. Tentu dalam
hal ini masyarakat umum banyak yang tidak tahu bahwa korupsi itu dilakukan secara beramai-
ramai atau berjamaah. Dan bisa saja tindak korupsi itu dilakukan oleh para penegak hukum, para
pembuat hukum, dan juga yang mengadili tindak korupsi tersebut.

Misal dalam lingkungan Kepolisian, mungkin dalam hal ini masyarakat umum banyak yang
sudah tahu bahwa disini rentan terjadi tindak korupsi yang berbentuk suap-menyuap yang

1
A. Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional Dan Internasional (Jakarta: Rajawali Pers,
2008).
2
Abdul Aziz, PARADIGMA BARU PENDIDIKAN DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT MADANI
(Surakarta: DEKAMedia IAIN Surakarta, 2014).
dilakukan oknum polisi saat melakukan razia. Sehingga tak ayal banyak bermunculan polisi
gadungan yang menyamar sebagai polisi, dalam melakukan razia kendaraan bermotor mungkin
ada oknum yang melakukan kompromi dengan pelanggar lalu lintas. Uang denda pelanggar yang
dilakukan oleh pelanggar yang seharus nya masuk kas negara melalui jalur persidangan. Tetapi
dari pihak pelanggar yang beralasan sibuk karena ada pekerjaan maupun karena tidak mau ke
pengadilan dikarenakan harus mengurus sana sini yang merepotkan sehingga banyak pelanggar
yang membayar polisi atau menyuap polisi. Dan akhirnya jika polisi itu menerima uang tersebut
maka terjadilah tindak pidana korupsi dalam lingkungan kepolisian,

Dalam lingkungan Kejaksaan dapat juga terjadi tindakan korupsi, misal pada saat kejaksaan
menindak lanjuti perkara yang bisa menjerat yang terlapor dan menjadi tersangka . maka bisa saja
yang menjadi tersangka dan kuasa hukumnya mengajak damai dengan balasan akan mendapat
uang yang banyak ataupun jabatan. Dan jika pihak kejaksaan menerima uang itu, bisa saja
kejaksaan mengubah pasal yang menjerat tersangka tersebut menjadi lebih ringan dari pada yang
semestinya diterima nya, atau pun pihak kejaksaan dapat menghilangkan bukti sehingga hilanglah
barang bukti dan pada akhirnya tersangka menjadi bebas dari hukuman.

Dalam kasus lain pihak kejaksaan juga dapat mengesampingkan perkara tersebut dan tidak
menindak lanjuti perkara dengan alasan bahwa perkara ini tidak lengkap barang bukti dan tidak
memenuhi syarat jika dilanjutkan. Dengan alasan-alasan diatas pihak tersangka akan membayar
berapapun agar terlepas dari jeratan hukum.

Kalaupun dalam Instasi Kepolisian dan kejaksaan tidak berhasil dalam memberi suap , para
koruptor juga biasanya langsung melakukan suap kepada hakim yang mengadili perkara tersebut.
Biasanya yang terjadi adalah pihak tergugat maupun pihak yang menggugat , kuasa hukum dan
hakim melakukan kolusi, siapa yang memberi suap atau imbalan yang paling banyak maka pihak
itulah yang akan dimenangkan oleh hakim, dalam kasus ini para pemberi suap dapat melakukan
kerjasama secara langsung dari pihak tergugat/ pihak yang menggugat dengan hakim dalam suatu
interaksi , bisa juga ini dilakukan oleh pihak yang ketiga yang memfasilitasi keduanya yang disebut
dengan makelar kasus.3

3
Surachman Surachman and Suhandi Cahaya, Strategi & Teknik Korupsi (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).
Dari sini kelihatan betapa banyaknya cara yang bermacam-macam yang dilakukan oleh
para koruptor dalam menggerogoti uang negara. Itu pun yang baru terendus oleh KPK dan
mungkin masih banyak lagi instasi yang terlibat dalam tindakan yang keji ini. Dan biasanya modus
yang dipakai dalam batu loncatan dalam melakukan tindakan korupsi menurut data KPK adalah
Penggelapan, Penggelapan pembuatan aturan proyek tertentu yang menguntungkan pihak tertentu,
mark- up proyek besar, Ketiga kasus tersebut yang paling banyak terjadi diikuti kasus- kasus lain
yaitu :penyuapan, manipulasi data/ dokumen, pelanggaran prose- dur, penunjukkan langsung tanpa
melalui tender atau lelang, lain-lain bentuk termasuk kolusi antara eksekutif dan legislatif, serta
mengubah spesifikasi barang.4

Dan paling banyak terjadi saat ini adalah Pengadaan aturan proyek-proyek yang dilakukan
oleh banyak dilakukan para anggota DPRD. Dalam hal ini mereka biasanya bekerja sama antara
banyak orang atau yang dikenal sebagai kolusi, serta melibatkan banyak pihak baik dari dalam
lingkungan pemerintah maupun diluar lingkungan pemerintah. Dan modus yang sering dipakai
mereka antara lain : Pertama, penggelembungan dana yang didasarkan banyak nya dana yang
harus dipakai dalam proyek tersebut. Kedua, Pengadaan barang atau jasa yang seharusnya sudah
terdapat pada proyek tersebut misalnya: asuransi kesehatan dan keselamatan kerja dan lain-lain.
Ketiga, penambahan anggaran yang digunakan sebagai tanda bahwa proyek tersebut sudah selesai.
Contohnya seperti dana anggaran yang digunakan untuk Purnabakti.

Penggelapan dana dengan Modus korupsi dikalangan DPRD terhadap Dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini adalah modus korupsi yang dilegalisasi. Disebut
dilegalisasi karena penilepan uang negara tersebut disahkan melalui mekanisme pengambilan
keputusan di DPRD yang seharusnya menjadi lembaga pengawas penggunaan dana APBD.5

4
Sri Suwitri, “PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA :” 4, no. 1 (2007): 23–41.
5
Ibid.
3. Penutup

Pengenalan tentang teknik-teknik atau macam-macam modus yang dipakai koruptor dalam
korupsi ini bertujuan agar masyarakat umum dapat menghindari perbuatan korupsi. Dan
masyarakat umum dapat menghindari tindakan-tindakan yang berbau masuk dalam sembilan
tindakan korupsi. Dan dengan pengetahuan tentang teknik dalam melakukan korupsi supaya tidak
digunakan sebagai acuan dalam tindakan korupsi. Bagaimanapun tindakan korupsi tidak
dibenarkan oleh Agama maupun UU. Jika para koruptor ini lolosdari hukuman dunia maka itupun
hanya sementara karena dia akan mendapatkan balasan yang sebenarnya diakherat.
Daftar Pustaka

Aziz, Abdul. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN
MASYARAKAT MADANI. Surakarta: DEKAMedia IAIN Surakarta, 2014.

Hamzah, A. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional Dan Internasional.


Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Surachman, Surachman, and Suhandi Cahaya. Strategi & Teknik Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika,
2010.

Suwitri, Sri. “PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA :” 4, no. 1 (2007): 23–41.

Anda mungkin juga menyukai