Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA(AGING PROCCES)

A. Definisi Menua
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan)
secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan pada
saraf dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and
Patricia, 2006).
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh,
seperti dalam undang-undang no.13 tahun 1998.

B. Etiologi Menua
Banyak factor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses
penuaan. Pada dasarnya berbagai factor tersebut dapat dikelompokan
menjadi factor internal adalah radikal bebas, hormone yang menurun
kadarnya, proses glikosilasi, system kekebalan tubuh yang menurun dan
juga factor genetic. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor gaya hidup
yang tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah, paparan polusi lingkungan
dan sinar ultraviolet, stress dan penyebab social lain seperti kemiskinan.
Kedua faktor ini saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam
penyebab proses penuaan.

1
Tubuh kita membuat suatu reaksi kimia kompleks yang membentuk suatu
molekul kimia yang tidak stabil yang disebut radikal bebas. Molekul
radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel yang sehat
melalui suatu proses yang disebut dengan oksidasi. Proses ini sama seperti
proses yang kita lihat pada apel hijau yang berubah warna menjadi warna
coklat atau logam tembaga yang berubah warna dari emas kemerahan
menjadi biru kehijauan. Produksi radikal bebas ini dapat meningkat
jumlahnya apabila kita sering terpapar oleh sinar matahari, merokok,
polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah nilai gizinya.Proses
radikal bebas yang semakin meningkat dalam tubuh kita memberi
kontribusi yang besar terhadap terjadinya proses penuaan berbagai organ
tubuh.
Stress juga berperan besar pada semakin cepatnya proses penuaan
terjadi.Stress dalam hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi
juga jasmani. Apabila tubuh kita mengalami kerusakan, maka tubuh akan
mencoba untuk memulihkan diri sendiri. Pada batas tertentu tubuh dapat
pulih namun tidak seratus persen dan tentu tidak semua pada kasus.
Semakin sering tubuh kita sering mengalami stress maka makin kecil
kemungkinan tubuh untuk pulih akibatnya tubuh menua dan menjadi
rentan terhadap penyakit. Apa yang menyebabkan tubuh kita tidakbisa
sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi belum diketahui.
C. Batasan Lansia
Menurut WHO dalam Psychologymania(2013), menjelaskan lansia sebagai
berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun
2) Usia tua (old) : 75-90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) : >90 tahun

2
D. Tanda dan Gejala Menua
Tanda dan Gejala menurutPatricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:
1. Perubahan Organik
a) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.
b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya
menghilang.
c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.
d) Jumlah lemak meningkat.
e) Penggunaan oksigen menurun.
f) Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.
g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.
h) Ekskresi hormon menurun.
i) Aktivitas sensorik dan persepsi menurun
j) Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.
k) Lumen arteri menebal

2. Sistem Persarafan
Tanda:
a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel
neuroglial.
b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf.
c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim
d) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.
Gejala:
a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler,
parkinsonisme
b) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan
menekukke depan
e) Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala

3
3. Sistem Pendengaran.
Tanda :
a) Hilangnya neuron auditorius
b) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah
c) Peningkatan serumen
d) Angiosklerosis telinga
Gejala :
a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya,
penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)
b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang
mengganggu, atau bila percakapan cepat.
c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

4. Sistem Penglihatan
Tanda :
a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b) Penumpukan pigmen.
c) Penurunan kecepatan gerakan mata.
d) Atrofi otot silier.
e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f) Penurunan sekresi air mata.
Gejala :
a) Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi
terhadap terang/gelap
b) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan
c) Peningkatan insiden glaucoma
d) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh
e) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet
f) Peningkatan kekeringandan iritasi mata.

4
5. Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
a) Atrofi serat otot yang melapisi endocardium
b) Aterosklerosis pembuluh darah
c) Peningkatan tekanan darah sistolik.
d)Penurunan komplian ventrikel kiri.
e) Penurunan jumlah sel pacemaker
f) Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.
Gejala :
a) Peningkatan tekanan darah
b) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar
c) Peningkatan aritmia
d) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi
e) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
f) Penurunan toleransi.

6. Sistem Respirasi
Tanda :
a) Penurunan elastisitas jaringan paru.
b) Kalsifikasi dinding dada.
c) Atrofi silia.
d) Penurunan kekuatan otot pernafasan.
e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2).
Gejala :
a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi
b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis
c) Peningkatan resiko aspirasi
d) Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia
e) Peningkatan kepekaan terhadap narkotik

5
7. Sistem Gastrointestinal
Tanda:
a) Penurunan ukuran hati.
b) Penurunan tonus otot pada usus.
c) Pengosongan esophagus makin lambat
d) Penurunan sekresi asam lambung.
e) Atrofi lapisan mukosa
Gejala :
a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan
b) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat
c) Penurunan penyerapan kalsium dan besi
d) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit
divertikuler

8. Sistem Reproduksi
Tanda:
a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus
b) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi
c) Penurunan hormone dan oosit.
d) Involusi jaringan kelenjar mamae.
e) Poliferasi jaringan stroma dan glandular
Gejala :
a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus
b) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi
c) penurunan elevasi testis
d) hipertrofi prostat
e) jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga
pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan

6
9. Sistem Perkemihan
Tanda:
a) Penurunan masa ginjal
b) Tidak ada glomerulus
c) Penurunan jumlah nefron yang berfungsi
d) Perubahan dinding pembuluh darah kecil
e) Penurunan tonus otot kandung kemih
Gejala:
a) Penurunan GFR
b) Penurunan kemampuan penghematan natrium
c) Peningkatan BUN
d) Penurunan aliran darah ginjal
e) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual
f) Peningkatan urgensi

10. Sistem Endokrin


Tanda :
a) Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen,
aldosteron, hormone tiroid
b) Penurunan termoregulasi
c) Penurunan respons demam
d) Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid
e) Penurunan laju metabolic basal
Gejala:
a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti
pembedahan
b) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu
c) Penurunan respons insulin, toleransi glukosa
d) Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretic
e) Penambahan berat badan
f) Peningkatan insiden penyakit tiroid

7
11. Sistem Kulit Integumen
Tanda :
a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis
b) Pendataran papilla
c) Atrofi kelenjar keringat
d) Penurunan vaskularisasi
e) Cross-link kolagen
f) Tidak adanya lemak sub kutan
g) Penurunan melanosit
h) Penurunan poliferasi dan fibroblas
Gejala:
a) Penipisan kulit dan rentan sekali robek
b) Kekeringan dan pruritus
c) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh
d) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit
e) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan
menyebabkan timbulnya nyeri
f) Penyembuhan luka makin lama

12. Sistem Muskuloskletal


Tanda:
a) Penurunan massa otot
b) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat
c) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi
d) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast
Gejala:
a) Penurunan kekuatan otot
b) Penurunan densitas tulang
c) Penurunan tinggi badan
d) Nyeri dan kekakuan pada sendi
e) Peningkatan risiko fraktur

8
E. Teori-Teori Proses Penuaan
A. Teori Biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan,
termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia
dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan
tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Teori
biologis juga mencoba untuk menjelaskan mengapa orang mengalami
penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu dan faktor apa yang
memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif
biologi dapat memberikan pengetahuan kepada perawat tentang faktor
resiko spesifik dihubungkan dengan penuaan dan bagaimana orang
dapat dibantu untuk meminimalkan atau menghindari resiko dan
memaksimalkan kesehatan.
1) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan
bagian molekul yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan
ekstraseluler kuat yang dapat menciptakan reaksi dengan protein,
mengibah bentuk dan sifatnya, molekul ini juga dapat bereaksi
dengan lipid yang berada dalam membran sel, mempengaruhi
permeabilitasnya atau dapat berikatan dengan organel sel. Teori ini
menyatakan bahwa penuaan disebabkan karena terjadinya akumulasi
kerusakan irreversibel akibat senyawa pengoksidasi. Dimana radikal
bebas dapat terbentuk dialam, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi bahan-bahan organik seperti karbohidrat
dan protein.
2) Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan
oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan
kode genetik. Menurut teori genetike, penuaan adalah suatu proses
yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke

9
waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain,
perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan
sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori krtepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori
glikogen. Teori-teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada
tingkatan seluler menjadi tidak terartur karena adanya informasi
tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul DNA menjadi
bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga mengubah
informasi genetik. Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan
pada tingkat seluler yang akhirnya mengakibatkan sistem dan organ
tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang mendukung teori-teori ini
termasuk perkembangan radikal bebas, kolagen, dan lipofusin.
Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan penyakit autoimun yang
dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi
atau kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular.
3) Teori Cross Link
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul
kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa
yang lama meningkatkan rigiditas sel, crosslink diperkirakan akibat
reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa antara molekul-molekul
yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua atau
usang, reaksi kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya
fungsi. Contoh crosslink jaringan ikat terkait usia meliputi
penurunan kekuatan daya rentang dinding arteri, tanggalnya gigi,
tendon kering dan berserat.
4) Teori Wear and Tear
Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi
molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini
percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu
jadwal. Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah

10
metabolisme yang menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi.
Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim
pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil
lolos dari proses perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur
biologis yang penting, saat itu kerusakan organ terjadi.
5) Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah
tua, pertahanan mereka terhadap organisme asing mengalami
penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai
penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya
fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun
tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka mungkin
mengalami penyakit autoimun seperti artritis reumaoid dan alergi
terhadap makanan dan faktor lingkungan yang lain. Penganjur teori
ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus. Berat dan ukuran
kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya umur, seperti
halnya kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya
diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yang tua dan tidak
beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Pentingnya
pendekatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
promosi kesehatan terhadap npelayanan kesehatan, terutama pada
saat penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang
memerlukan pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan
perawatan seawal mungkin, tetapi pada orang lanjut usia kegagalan
melindungi sistem imun yang telah mengalami penuaan melalui
pemeriksaan kesehatan ini dapat mendorong ke arah kematian awal
dan tidak terduga. Selain itu, program imunisasi secara nasional
untuk mencegah kejadian dan penyebaran epidemi penyaki, seperti
pneumonia dan influenza diantara orang lanjut usia juga mendukung
dasar teoritis praktik keperawatan.

11
6) Teori Neuroendokrin
Diskusi sebelumnya tentang kelenjar timus dan sistem imun serta
interaksi antara sistem saraf dan sistem endokrin menghasilkan
persamaan yang luar biasa. Pada kasus selanjutnya para ahli telah
memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh karena adanya suatu
perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu
dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas
ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara
universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk
menerima, memproses, dan bereaksi terhadap perintah. Dikenal
sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini kadang-kadang
diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau
kurangnya pengetahuan. Pada umumnya, sebenarnya yang terjadi
bukan satupun dari hal-hal tersebut, tetapi orang lanjut usia sering
dibuat untuk merasa seolah-olah mereka tidak kooperatif atau tidak
patuh. Perawat dapat memfasilitasi proses pemberian perawatan
dengan cara memperlambat instruksi dan menunggu respon mereka.
7) Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya
karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat
membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor
ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan
lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor
utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang
mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan
cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara
faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat. Ilmu pengetahuan
baru mulai untuk mengungkap berbagai faktor lingkungan yang
dapat memengaruhi penuaan.

12
B. Teori Psikososial
1) Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran
masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia
apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab telah
diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan
kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk
mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk
menghadapi harapan yang belum dicapai.
2) Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang
sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut
berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang
yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan
yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup,
dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan
memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.
3) Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan
kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia
dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat
berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan
kualitas hidup.

F. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg
yaitu:
a) Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa
umurnya.

13
b) Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan
pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.
c) Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait
dengan status kesehatan dan ekonomi
d) Menyiapkan pendapatan yang memadai
e) Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
f) Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
g) Memelihara kebersihan diri
h) Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan
teman
i) Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
j) Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan
status
k) Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
l) Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit
diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang
disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi

G. Perubahan-perubahan Mental.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.
a. Perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
f. Kenangan (Memory).

14
H. Perubahan-perubahan Psikososial.
1. Kehilangan finansial (income berkurang).
2. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya).
3. Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4. Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
5. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
6. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
7. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
8. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biaya pengobatan.
9. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
10. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
11. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
12. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan family.
13. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri

I. Perkembangan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan.
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
c. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada
orang lain.
d. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk
melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
e. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status
ekonomi dan kondisi fisik

15
J. Pemeriksaan Fisik
1. Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan
perilaku sosial pada lansia
a) Perubahan fisiologis
b) Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem Temuan Normal
Integumen Warna kulit Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang
terpajan sinar matahari, pucat meskipun
tidak anemia
Kelembaban Kering, kondisi bersisik
Suhu Ekstremitas lebih dingin, penurunan
perspirasi
Tekstur Penurunan elastisitas, kerutan, kondisi
berlipat, kendur
Distribusi Penurunan jumlah lemak pada ekstremitas,
lemak peningkatan jumlah diabdomen
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju pertumbuhan
Kepala dan Kepala Tulang nasal, wajah menajam, & angular
leher
Mata Penurunan ketajaman penglihatan,
akomodasi, adaptasi dalam gelap,
sensivitas terhadpa cahaya
Telinga Penurunan menbedakan nada,
berkurangnya reflek ringan, pendengaran
kurang
Mulut, faring Penurunan pengecapan, aropi papilla ujung
lateral lidah
Leher Kelenjar tiroid nodular
Thoraxs & Peningkatan diameter antero-posterior,

16
paru-paru peningkatan rigitas dada, peningkatan RR
dengan penurunan ekspansi paru,
peningkatan resistensi jalan nafas
Sist jantung & Peningkatan sistolik, perubahan DJJ saat
vascular istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi,
ekstremitas bawah dingin
Payudara Berkurangnnya jaringan payudara, kondisi
menggantung dan mengendur
Sist Penurunan sekresi keljar saliva, peristatik,
pencernaan enzim digestif, konstppasi
Sist reproduksi Wanita Penurunan estrogen, ukuran uterus, atropi
vagina
Pria Penurunan testosteron, jumlah sperma,
testis
Sist Penurunan filtrasi renal, nokturia,
perkemihan penurunan kapasitas kandung kemih,
inkontenensia
Wanita Inkontenensia urgensi & stress, penurunan
tonus otot perineal
Pria Sering berkemih & retensi urine.
Sist. Penurunan masa & kekuatan otot,
muskoloskelet demineralisasi tulang, pemendekan fosa
al karena penyempitan rongga intravertebral,
penurunan mobilitas sendi, rentang gerak
Sist neorologi Penurunan laju reflek, penurunan
kemampuan berespon terhadap stimulus
ganda, insomia, periode tidur singkat

2. Pengkajian status fungsional :


Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara

17
mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit
kronis.Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan
mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi.
Indeks ini merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi,
berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan.
3. Tingkat Kemandirian Lansia :
a) kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
mandi, berpakaian dan mandi
b) kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu
dari fungsi tambahan
c) kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
d) kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
e) kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
f) kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil
g) Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
4. Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul
akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif.
Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak
selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi
secara nyata (ebersole &hess, 2011)
a) Pengkajian status kognitif
b) SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan
intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam

18
hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan
kemam[uan matematis.
c) MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi,
registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.
Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau
kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
d) Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang
behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan
menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala.
5. Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada
penuaan.Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa
perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia.
6. Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada
seluruh tingkatkesehatan dan kesejahteraan lansia.Alat skrining singkat
yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah
APGAR Keluarga.Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien
yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya
atau dengan keluarga.Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat
tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.

K. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang
perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan
kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui
adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
a. Pemerikasaan hematologi rutin

19
b. Urin rutin
c. Glukosa
d. Profil lipid
e. Alkalin pospat
f. Fungsi hati
g. Fungsi ginjal
h. Fungsi tiroid
i. Pemeriksaan feses rutin
L. Penatalaksanaan
a. Peran perawat pada klien sesuai dengan proses penuaan
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang
membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga
diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai
proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang
lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi para
lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas
dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk
merawat lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu
1) Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).
Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang
memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami oleh lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya. Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya
masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga
kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi sendiri.

20
b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang
keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan
sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan
kebutuhannya sendiri. Disinilah peran perawat teroptimalkan,
terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu
perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien
lansia.Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan
sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan,
mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang
mendapat perhatian. Selain itu kemunduran kondisi fisik akibat
proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap
gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif,
peran perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut
dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan
kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan,
cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat
tidur atau sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan
sangat penting dipertahankan pada lansia dengan melihat.
Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi
otot dan penurunan fungsi.
2) Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.
Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial
sebagai salat satu upayanya adalah memberikan kesempatan
berkumpul dengan sesama usila. Mereka dapat bertukar cerita atau
bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan karena masih ada
orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan
semangat sosialisasi. Hasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan
bahwa para lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang
membutuhkan kehadiran orang lain.
3) Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.

21
Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi,
memerlukan bantuan orang lain, memerlukan sebagai suporter,
interprester terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahsia
pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini melakukan
suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat
yang memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas.Pada
dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus
menciptakan suasana aman, tenang dan membiarkan klien lansia
melakukan atau kegiatan lain yang disenangi sebatas
kemampuannya.Peran perawat disini juga sebagai motivator atau
membangkitkan kreasi pasien yang dirawatnya untuk mengurangi
rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas akibat ketidak
mampuannya.

M. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Agen Injury NyeriKronis
klien mengatakan nyeri (Biologis)
Pada kedua kakinya mulai dari lipatan
kaki sampai tumit.
P: klien mengatakan nyeri
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Pada kedua lipatan kaki sampai
dengan tumit
S: Skalanyerisedang (3)
(1-5)
T:Nyeri hilang timbul dengan durasi ±
5menit

22
DO:
1. Pada saat pengkajian tampak wajah
2. klien menahan sakit & meringis
Tampak memegangi daerah yang sakit
3. Vital Sign:
TD: 130/70 mmHg
RR: 21x/m
HR: 80x/m
T: 36,2 0C

2 DS: Penurunan Hambatan


Klien mengatakan susah untuk Kekuatan Mobilitas
melakukan aktivitas sehari-hari seperti Otot Fisik
yang kebanyakan orang normal
lakukan, dikarenakan kondisi yang
sekarang tidak mampu lagi untuk
berjalan.
DO:
1. Klien tampak lemah
2. ADL sebagian dibantu (oleh
orang/perawat)
3. Pergerakan terbatas
4. Kekuatan skala otot:
3 3
2 2
3 DS: Ansietas Gangguan
Pasien mengatakan tidak biasa tidur PolaTidur
karena nyeri yang dirasakan muncul
dan menggangu tidurnya.
DO:

23
1. Klien tampak lemas
2. Klien tampak lesu dan tidak
bersemangat
3. Klien tampak berbaring saja diatas
tempat tidur

 Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)


a. Nyeri Kronis berhubungan dengan Agen Injury (Biologis).
b. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Kekuatan
Otot.
c. Gannguan Pola Tidur berhubungan dengan Ansietas

N. Intervensi Keperawatan
NIC
Dx NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification )
1. Nyeri Kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan PAIN MANAGEMENT:
dengan keperawatan selama 1xshif jam1. Lakukan pengkajian nyeri
Agen Injury (Biologis) diharapkanNyeri Kronis pasien secara komprehensif
Dapat berkurang. termasuk Lokasi,
Kriteria Hasil : Karakteristik, Durasi,
Indikator IR ER Frekuensi, Kualitas, dan
1. Melaporkan adanya 3 4 Faktor Presipitasi.
nyeri. 2. Observasi reaksi non
2. Luas bagian tubuh 3 4 verbal dari
yang terpengaruhi. ketidaknyamanan.
3. Frekuensi nyeri. 3 4 3. Gunakan teknik
4. Pernyataan nyeri. 3 4 komunikasi terapeutik
5. Perubahan tekanan 3 4 untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.

24
darah. 4. Ajarkan tentang teknik
6. Posisi tubuh protektif. 3 4 non farmakologi (teknik
Keterangan: relaksasi:nafasdalam)
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

2. Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan EXERCISE THERAPY:


Berhubungan dengan keperawatan selama 1xshif jam1. Memonitoring vital sign
Penurunan Kekuatan Otot hambatan mobiltas fisik sebelum/sesudah latihan
Dapat berkurang. dan lihat respon pasien
KriteriaHasil : saat latihan.
Indikator IR ER 2. Kaji kemampuan pasien
1. Pasien 3 4 dalam mobilisasi.
meningkat 3. Latih pasien dalam
dalam 3 4 pemenuhan kebutuhan
aktivitas. ADL (Activity Daily
2. Mengerti Living)secara mandiri.
tujuan dari 3 4 4. Dampingi dan bantu
penigkatan pasien saat mobilisasi dan
mobilitas. bantu penuhi kebutuhan
3. ADL (Activity Daily
Memverbalisas Living)pasien.
ikan perasaan
dalam 3 4
meningkatkan
kekuatan dan

25
kemampuan
berpindah.
4.
Memperagakan
penggunaan
alat bantu
untuk
mobilisasi.
Keterangan:
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan tindakan1. Pantau pola tidur pasien
berhubungan dengan keperawatan selama 1xship jam dan catat hubungan
Ansietas diharapkan kebutuhan tidur klien faktor-faktor fisik
tercukupi. (misalnya apnea saattidur,
sumbatan jalan nafas,
KriteriaHasil : nyeri atau
Indikator IR ER ketidaknyamanan,dan
1. Pola tidur 3 4 sering berkemih) atau
2. Kualitas tidur 3 4 faktor-faktor psikologis
3. Efesiensi tidur 3 4 yang dapat membantu
4. Tidur hanya sebentar 3 4 pola tidur pasien.
5. TTV dalam rentang 2. Jelaskan pola tidur yang
normal 3 4 adekuat selama sakit.
Keterangan: 3. Ajarkan pasien dan orang
1. Keluahan ekstrim lain tentang factor-faktor

26
2. Keluhan berat yang dapat berpengaruh
3. Keluhan sedang pada gangguan polatidur.
4. Keluhan ringan 4. Bantu pasien untuk
5. Tidak ada keluhan mengidentifikasi faktor-
faktor yang mungkin
menyebabkan kurang
tidur.
5. Anjurkan untuk tidur
siang jika diperlukan
untuk memenuhi
kebutuhan polatidur.

27
DAFTAR PUSTAKA

Patricia gonee mortou et.al.(2011) Keperawatan kritis : pendekatan asuhan holistic


ed.8 alih bahasa Jakarta.
Psychologymania (2012). Pengertian Lansia-lanjut usia. Diakses pada hari senin
01 april 2013.
Stanley, Miekey dn patricia gaun left beare (2006). Buku ajar Keperawatan
gerontik.Jakarta
Wilkinson, Judit (2011), Buku saku diagnosa keperawatan, diagnosa nanda,
Intervensi nic, kriteria hasil noc,ed.9. dwi widiarti. Jakarta.egc.

28

Anda mungkin juga menyukai