Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN 1

Konsep Komunikasi Secara Umum

Oleh :

Kelompok D

1. Fitria Vanesa 1911313010


2. Nurul Irhamna 1911313013
3. Zelgi Mahardika Putra 1911313016
4. Gezi Maretha 1911313019
5. Ainul Fardiah Sumantika 1911313022
6. Hesty Amelia Mayora 1911313025
7. Fajar Audio 1911313028
8. Aida Adila 1911313031
9. Miftahur Rahmi 1911313034
10. M. Abdan Syakura 1911313037
11. Firstasya Andani 1911313040
12. Amanda Echa Putrie 1911313043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
“Komunikasi Dalam Keperawatan 1 ” yang telah banyak membimbing penulis sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Konsep Komunikasi Secara Umum”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan
makalah.Semoga makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Padang, 03 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan................................................................................. 1
1.4.Metode Penulisan ................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 2

2.1.Pengertian komunikasi ........................................................................ 2


2.2.Komponen/elemen komunikasi .......................................................... 2
2.3..Bentuk komunikasi ............................................................................ 3
2.4.Tujuan dan fungsi komunikasi ............................................................ 6
2.5.Proses komunikasi................................................................................7
2.6.Prinsip komunikasi...............................................................................8
2.7.Tingkatan Komunikasi.........................................................................9
2.8.Karakteristik komunikasi.....................................................................10
2.9.Jenis-jenis komunikasi.........................................................................11

2.10.Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.................................12

2.11. Hambatan dalam komunikasi.............................................................13

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 18

3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 18
3.2.Saran ................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Salah
satu unsur terpenting dalam hidup manusia adalah komunikasi. Menurut Dr. Everret Kleinjan dari
East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia
seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia hidup maka ia perlu berkomunikasi. Komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media atau
saluran. Tujuannya untuk mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk perlu berkomunikasi.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Pengertian Komunikasi
2. Mengetahui Komponen/Elemen Komunikasi
3. Mengetahui Bentuk Komunikasi
4. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Komunikasi
5. Mengetahui Proses Komunikasi
6. Mengetahui Prinsip Komunikasi
7. Mengetahui Tingkatan Komunikasi
8. Mengetahui Karakteristik Komunikasi
9. Mengetahui Jenis – Jenis Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
- Kata dan makna
- Pengaruh kata terhadap tindakan
b. Komunikasi Nonverbal
- Bektuk komunikasi nonverbal
- Menafsirkan pesan nonverbal
10. Mengetahui Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
11. Mengetahui Hambatan Dalam Komunikasi
1.3 Manfaat Penulisan

1. Dapat memahami Konsep Komunikasi


2. Memahami Komponen/Elemen Komunikasi
3. Memahami Bentuk Komunikasi
4. Memahami Tujuan dan Fungsi Komunikasi
5. Memahami Proses Komunikasi
6. Memahami Prinsip Komunikasi
7. Memahami Tingkatan Komunikasi
8. Memahami Karakteristik Komunikasi
9. Memahami Jenis – Jenis Komunikasi ( Verbal dan Nonverbal )
10. Memahami Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
11. Memahami Hambatan Dalam Komunikasi
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berartikita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

Defini komunikasi menurut para ahli

1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang


perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi(Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi
tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke
orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain
(Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang
lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
6. Komunikasi (communicare, latin) artinya berbicara atau menyampaikan pesan,
informasi, pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada yang lain dengan
mengharapkan jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg : 1978).

2.2 Komponen Atau Elemen Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi jika terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Komunikasi tersebut disampaikan melalui sebuah saluran
atau media, dan komunikasi akan dikatakan efektif jika komunikan memberikan feedback
positif. Selanjutnya akan dihasilkan efek misalnya perubahan prilaku pada komunikan, ketika
komunikasi berhasil dilakukan. Keberhasilan komunikasi bergantung pada banyak faktor,
salah satunya besarnya gangguan atau hambatan dalam komunikasi serta ada tidaknya
campur tangan orang luar dalam proses komunikasi tersebut.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki elemen – elemen
yang pasti akan selalu ada atau mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukan manusia.
Elemen tersebut antara lain, komunikator, pesan, komunikan, saluran atau media, hambatan
atau ganggguan, umban balik (feedback), efek, situasi, filter, dan pengatur. Berikut ini
penjelasan dari elemen – elemen komunikasi tersebut.

1. Source (sumber)

Source atau sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk berkomunikasi. Sering
disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator, pembicara (speaker).
2. The message (pesan)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan
seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan nilai komunikator.
Pesan mempunyai tiga komponen yaitu 1) makna, 2) simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan 3) bentuk atau organisasi pesan.

3. The channel (saluran)

Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya
kepada penerima

4. The receiver (penerima)

The receiver atau penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima sering juga disebut
sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau
khalayak (audience), pendengar (listener), atau penafsir (interpreter).

5. Barriers (hambatan)

Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pemaknaan pesan


yang komunikator sampaikan kepada penerima. Hambatan ini bisa berasal dari pesan,
saluran, dan pendengar. Beberapa buku menggunakan istilah noise untuk menyebut elemen
pengganggu, yang diartikan sebagai gangguan (disturbance/ interference) dalam proses
komunikasi. External noise meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan, dan teknis
saluran. Sedangkan internal noise meliputi aspek psikologi peserta komunikasi maupun aspek
semantik. Misalnya sebuah kata yang mengandung arti ambiguitas.

Hambatan komunikasi :

• Perbedaan Persepsi

• Permasalahan Bahasa

• Kurang mendengarkan

• Perbedaan Emosional

• Perbedaan latar belakang

6. Feedback

Feedback adalah reaksi dan respons pendengar atas komunikasi yang komunikator lakukan.
Feedback bisa dalam bentuk komentar langsung atau tertulis, surat, atau public opinin
polling. Feedback juga berperan sebagai pengatur (regulator). Feedback mengontrol atau
mengatur aksi komunikasi kita. Feedback negatif misalnya berupa kritikan, atau penolakan.
Contohnya, ”Bisakah Anda diam?”. Feedback positif misalnya berupa pujian.

7.The situation (situasi)

Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi pidato (speech
communication). Situasi atau keadaan selama komunikasi berlangsung berpengaruh terhadap
mood pembicara maupun pendengar, saluran/ media yang dipakai, dan feedback audience.

2.3 Bentuk Komunikasi

a. KOMUNIKASI VERBAL

Meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata-kata adalah media atau simbol
yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan., menimbulkan respons emosional,
atau menggambarkan objek atau observasi, kenangan atau kesimpulan. Kata-kata juga
digunakan untuk menyampaikan makna yang tersembunyi , menguji minat orang lain atau
tingkat kepedulian atau untuk mengekspresikan kecemasan atau rasa takut. Bahasa akan
menjadi efektif hanya jika setiap orang yang berkomunikasi memahami pesan tersebut
dengan jelas.

b. KOMUNIKASI NON-VERBAL

Tindakan sering kali dapat mengatakan lebih banyak daripada kata-kata. Komunikasi non
verbal adalah transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata.dan merupakan salah satu cara
yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pesan kepada oranglain. Kita secara terus
menerus berkomunikasi secara non verbal dalam pertemuan dimana kita saling
bertemu.gerakan tubuh memberikan makna yang jelas daripada kata-kata. Komunikasi non
verbal lebih kuat daripada komunikasi verbal. Perawat harus waspada akan adanya
komunikasi non verbal yang mengkuti pesan verbal yang disampaikan pada klien. Klien
mungkin merasakan adanya rsa ketidakpercayaan atau kecemasan ketika muncul
ketidaktepatan antara pesan verbal dan non verbal perawat. Ungkapan seperti, “Selamat pagi,
apa kabar?” dapat memberikan eberapa makna bagi klien jika nada bicara dan eksprsi wajah
perawat tidak sesuai dengan kata-kata yang diucapkannya. Pesan verbal harus menguatkan
atau diikuti oleh isyarat non-verbal yang tepat misalnya ketika perawat bertemu dengan klien,
pertahankan kontak mata dan bicara dengan suara yang tenang dan memberikan rasa aman
kepada klien.

Selama pengkajian, perawat harus mengamati pesan verbal dan non-verbal klien. Klien yang
mengatakan bahwa mereka merasa baik-baik saja namun menyeringai pada waktu bergerak
mengomunikasikan dua pesan yang berbeda. Menjadi pengamat tingkah laku non-verbal
membutuhkan waktu. Perawat yang merasakan pesan non-verbal memiliki kemampuan yang
lebih baik untuk memahami klien, mendeteksi peubahan kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
2.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan komunkasi secara utama komunikasi adalah untuk membangun atau menciptakan
pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengertibukan berarti harus
menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan ikap,
pendapat,perilaku, ataupun perubahan sacara sosial.

FUNGSI KOMUNIKASI SECARA UMUM ANTARA LAIN :

1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan.

2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan.

3. Dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.

4. Dapat mengetahui atau mempelajari oeristiwa dilingkungan.

5. Dapat mengenal dii sendiri

6. Dapat memperoleh hiburan atau menghiburkan orang lain.

7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang.

8. Dapat mengisi waktu luang.

9. Dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap, serta perilaku kebiasaan.

10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku
sebagaimana yang diharapkan.

2.5 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikabsi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk
juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa
latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan
menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya.
Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian
pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

a. komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses
komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang
yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak
hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan
respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh
penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

b. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang
dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi
yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal
adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya
oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis
pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat
dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau
ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan
sebagai penangkap stimuli yang timbul.

c. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus
yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan,
gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku
lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus
tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima
dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang
hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan
balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus
yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif
(berkelanjutan) kepada pengirim.

d. Feedback
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan
dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk
memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk
menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat
memperjelas persepsi.

2.6 Prinsip-prinsip Komunikasi

Beberapa pakar Komunikasi mempunyai cara sendiri untuk menguraikan Prinsip-prinsip


komunikasi merekamenggunakan berbagai istilah lain untuk merujuk pada prinsip prinsip
komunikasi ini. Willian B. Gudykunst dan Young Yun Kim, menyebutnya asumsi-asumsi
Komunikasi, Cassandra L.Book, Bert E. Bradley, Larry A. Samovar dan Richard E.Porter, Sarah
Trenholm, dan Arthur Jensen, menyebutnya karakteristik komunikasi. Secara lebih rinci,
prinsip-prinsip komunikasi itu di bagi menjadi 2, bagian kecil. Yang kemudian di
kelompokkan kembali secara umum menjadi 4 kelompok yaitu sebgai berikut:

1.Proses Simbolik

Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah
keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.Sedangkan Lambang atau symbol adalah
sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan
kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek
yang maknanya disepakati bersama. Hal ini kemudian berkaitan dengan bagaimana proses
bahasa itu berkembang dalam kehidupan manusia, seperti misalnya teori “bow wow’ dan
lain-lain, bagaimana manusia mendefenisikan simbol yang di sampaikan oleh alam untuk
kemudian mereka jadikan sebuah simbol dengan makna mereka sendiri.

Dan melahirkan kesepahaman makna bersama pula. Contoh lain misalnya, saat mausia
marah, mengapa suara mereka cenderung menjadi besar, menggeram dan tak jarang
menyerupai auman harimau. Hal tersebut bisa saja proses manusia meniu harimau ketika
menangkap mangsanya, bagaimana kemudian kemarahannya itu seperti kemarahan
harimau yang kelaparan. Begitu menakutkan. Kemudian di dalam symbol verbal, harimau
dan hewan-hewan buas lainnya sering sekali di gunakan untuk menambah aksen kemarahan
seseorang.

Lain lagi ketika orang sedang riang atau senang, biasanya manusia akan
mengindentikkannya dengan siul-siulan. Siulan yang menyerupai suara burung di pagi hari.
Dan ketik melihat seseorang bersiul dengan riangnya maka dalam persepsi kita tentulah
orang tersebut tengah senang hatinya.

Terkait dengan prinsip-prinsip simbolik iniada beberapa hal penting terkait dengan simbol
atau lambang ini.
a.Lambang bersifat sembarang, mana suka atau sewenang-wenang

Hal ini berarti juga, bahwa lambang yang di gunakan manusia itu bersifat sembarang, tidak
sama, karena lambang itu akan di gunakan sesuai denga kesepakatan antar pengguna
lambag itu. Hal inilah yag kemudian membedakan pemaknaan simbol-simbol pada proses
komunikasi pada beberapa jenis budaya yang berbeda (bahasan terkait dengan Komunikasi
Antar Budaya).

b.Lambang sesungguhnya tidak bermakna, kitalah (pengguna) yang memberikan makna.

Ketika, suara singa di tiru manusia untuk mengekpresikan kemarahannya, sesungguhnya itu
terbentuk karena manusia dan pelakunya mempersepsikn bahwa itu adalah kemarahan.
Padahal pada saat pelakunya mendengar suara singa belum tentu dia sedang marah, bisa
jadi dia sedang jatuh cinta. Akan tetapi karena kemudian di sepakati bahwa makna jika
seseorang menggeram menggunakan suara yang menyerupai suara singa adalah
kemarahan. Maka ketika itu kembali di gunakan pada lingkungan yang sama akan di maknai
sebagai kemarahan.

Alam tidak menjelaskan kepada manusia, akan makna simbol-simbol yang mereka tawarkan,
akan tetapi kembali lagi kebutuhan manusia akan simbol-simbollah yag kemudian membuat
manusia membuat sendiri makna simbol tersebut, yang kemudian di akui dan di gunakan
secara besama-sama.

c.Lambang itu bervariasi

Karena lambang itu sifatnya sewenang-wenang, dan makna juga di buat sendiri oleh
pelakunya, maka lambang itupun bervariasi, sesuai dengan kesepakatan yang berlaku di
dalam ruang suatu budaya tersebut. Sehingga pada kasusnya sering sekali kita temui
bentrok-bentrok antar budaya yang disebabkan oleh perbedaan makna akan suatu budaya.

Saya ingin menceritakan sedikit cerita mengenai hal tersebut, di lingkungan sekitar rumah
saya yang cenderung heterogen, hidup berdampingan beberapa etnis, suku dan agama yang
berbeda. Kehidupan kami cenderungan damai dan jauh dari konflik. Hingga suatu hari, dua
orang ibu-ibu berantem entah apa sebabnya mereka tiba-tiba berperang dengan sengitnya.

Hingga kemudian setelah pertengkaran mereka agak mereda, di ketahui seorang ibu
katakanlah A, yang etnis serawai merasa cemburu kepada B,seorang yang berasal dari
palembang karena si B menggunakan kata “KAMU” saat berbincang-bincang dengan suami
si A. Si B yang tidak terima di marah kemudian mencoba membela diri. Hingga akhirnya
terjadi pertengkaran yang lumayan menghebohkan.
Ternyata, ada perbedaan makna simbol yang tidak sama-sama di pahami oleh A dan B,
bahwa bagi masyarakat serawai, kata “Kamu” itu dipergunakan untuk pasangan suami Istri
atau pasangan kekasih, sedangkan bagi orang-orang palembang, kata “Kamu” adalah sebuah
sapaan saja, da itu adalah cara menyapa yang cukup sopan.

Nah dari narasi tersebut, mudah-mudah dapat membantu kita dalam memahami mengenai
pemaknaan simbol-simbol dalam prinsip-prinsip komunikasi tersebut. Sehingga kemudian
dalam proses perkembangan tekhnologi komunikasi juga di ciptakan tekhnologi-tekhologi
untuk mengatasi persoalan-persoalan dengan pemaknaan simbol ataupun bagaimana juga
dikembangkan upaya untuk mengurangi konflik-konflik terjadi dikarenakan sifat-sifat simbol
tersebut.

2.Satu kesatuan isyarat dalam komunikasi.

Pada prinsipnya, komunikasi adalah proses pertukaran pesan antara orang-orang yang
memiliki satu kesatuan isyarat. Hal ini dapat di defenisikan juga, bahwa setiap peserta
komunikasi memiliki pemahaman yang sama terhadap isyarat-isyarat yang di gunakan dalam
proses komunikasi.

Prinsip inilah yang kemudian perlu diperhatikan bagi kita untuk merencanakan sebuah proses
komunikasi. Bagaimana pesan akan kita sampaikan, dan seperti apa respon yang kita
butuhkan. Sehingga kemudian pesan tersebut akan benar-benar di pahami oleh
komunikannya dan proses komunikasi dapat berjalan secara efektif.

3.Timbal balik

Meskipun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi
manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat
sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank Dance, Kincaid, dan Schramm yang
mereka sebut model komunikasi antarmanusia yang membulat, dan Tubbs. Komunikasi
sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut :

1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara


2. Proses Komunikasi berjalan timbal balik (dua arah)
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit

Pada dasarnya komunikasi tidak berada pada satu pola yang bersifat kaku, karena unsur-
unsur komunikasi tersebut tidak berada pada tatanan linear , sirkuler ataupun helical serta
tatatanan lainnya. dalam beberapa proses komunikasi boleh jadi unsur tersebut i beroperasi
dalam tatanan tersebut di atas secara acak. Akan tetapi apapun modelnya, sesungguhnya
proses komunikasi menuntut adanya feedback atau hanya sekedar respon dari peserta
komunikasi.
4.Omni present (komunikasi terjadi dimana-mana)

Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pun
pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun nonverbal. Pernyataan bahwa
komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba
menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk
menganalisis kerumitan peristiwa tersebut, dengan menonjolkan komponen-komponen atau
aspek-aspek yang penting. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan
transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekeedar berubah
pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya). Implosot dalam proses
komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian balik
(decoding).

Para peserta komunikasi merupakan sumber informasi, dan masing-masing memberi serta
menerima pesan secara serentak. Keduanya pada saat yang sama saling mempengaruhi.
Pandangan yang dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa anda mengalami
perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. Perspektif transaksional memberi penekanan
pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya
menjadi saling bergantung dan komunikan mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan
konteks peristiwanya.

Dengan demikian proses komunikasi berlangsung secara terus menerus dan terjadi dimana-
mana, sehingga akan sulit untuk mengendalikan pengaruh dari pesan yang di sampaikan.
Apalagi untuk menghilangkan efek dari pesan tersebut. Hal ini juga sebagai implikasi dari
proses komunikasi yang selalu berubah. Sedangkan proses penyampaian pesan senantiasa
berlangsung dari komunikator ke komunikator lainnya, hingga kemudian seluruh peserta
komunikasi adalah juga merupakan komunikatornya.

2.7 Karakteristik Komunikasi


Untuk melihat betapa kompleksnya komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
menjelaskan beberapa karakteristik komunikasi, yaitu :
1. Komunikasi adalah Suatu Proses
Serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu.Proses komunikasi melibatkan banyak faktor dan
unsur, antara lain: komunikator, pesan, saluran, atau alat yang dipergunakan,
komunikan, dan dampak dari komunikasi. (Sendjaja, 2004).
2. Komunikasi adalah Upaya yang Disengaja serta Mempunyai Tujuan
Suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai komunikator.Sadar artinya kegiatan komunikasi dilakukan
dalam keadaan mental psikologis yang terkendalikan.Disengaja maksudnya
komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kehendak komunikator.(Sendjaja, 2004).
3. Komunikasi Menuntut Adanya Partisipasi dan Kerjasama dari Para Pelaku yang
Terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang
sama terhadap pesan yang dikomunikasikan. (Sendjaja, 2004).Misalnya seorang
mahasiswa yang duduk di barisan belakang tertidur merupakan feed back ketika
seorang dosen sedang menerangkan materisaat itu.
4. Komunikasi Bersifat Simbolis
Pada dasarnya, komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan
mengguakan lambang-lambang seperti; bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-
kalimat, angka-angka, atau tanda-tanda lainnya. Misalnya rambu-rambu lalu-lintas di
jalan raya menunjukkan arah, adanya pom bensin, masjid atau rumah makan di depan,
atau kondisi jalan.
5. Komunikasi Bersifat Transaksional
Pengertian transaksional menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan
komunikasi tidak hanya ditentukan oleh satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang
saling bekerjasama.(Sendjaja, 2004).
6. Komunikasi Menembus Ruang dan Waktu
Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya, komunikator dan
komunikan yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat
yang sama. Hal itu bisa dilakukan dengan bantuan teknologi komunikasi seperti
telepon, video text, teleconference dan lain-lain. (Sendjaja, 2004)

2.8 Tingkatan Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana (2011:78), indikator paling umum untuk


mengklasifikasikan karakteristik komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya
adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Istilah ini dikenal dengan
tingkatan komunikasi, yaitu :
a. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan
diri sendiri.Contohnya berpikir.
b. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonalcommunication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang
melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-
murid, dan sebagainya.
c. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan)
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut,
meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda.
d. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar
orang (khalayak), yang tidak bisa dikenal satu per satu.Komunikasiini seperti pidato, ceramah
atau kuliah umum.Karakteristik dari komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal.
e. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal
dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
f. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat
kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.

2.9 Bentuk/JenisKomunikasi Chitty (1997)

Menjelaskanbahwasecaraumumadaduabentukkomunikasi, yaitukomunikasi verbal


dankomunikasi nonverbal.Berikutakandijelaskanperbedaanantarakomunikasi verbal
dankomunikasinonverbal.Selanjutnya,lakukanlatihanuntukmemperjelaspemahamanAndaterha
dapperbedaankeduanya.

a. Komunikasi verbal
Chitty (1997) mendefinisikanbahwakomunikasi verbal dalah pertukaran informasi
menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan.
Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secaralisan, baik langsung dengan cara
tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui telepon atau telekonferensi.

Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan informasi secara cepat atau untuk
memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga informas ilebih akurat . Jenis komunikasi ini
tergantung dari irama,kecepatan,intonasi, penguasaan materi oleh komunikator, penekanan,
dan nada suara serta bahasa yang digunakan.

Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat sebagai berikut. Saat menjelaskan
rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur tindakan, melakukan
konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien dan sebagainya.

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan, baik secara
manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar
sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan,
surat kabar, atau e-mail.

Contoh penerapan jenis komunikasi tertulis dalam keperawatan sebagai berikut:

Dokumentasi asuhan keperawatan, mencatat intruksi dokter, menulis hasil kolaborasi,


mencatat perkembangan klien, pelaporan, dan sebagainya.

b. Komunikasi nonverbal
Setelah Anda memahami komunikasi verbal, selanjutnya Anda harus
mengenali dan mampu mengidentifikasi komunikasi non verbal yang selalu
mengiringi komunikasi verbal.Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi nonverbal
adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata- kata. Komunikasi ini tidak
disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan
yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-macam komunikasi nonverbal
adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan,
gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap
diam, atau symbol symbol lain, misalnya model pakaian dan cara menggunakan.
2.10 Faktor-faktor Komunikasi

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potte dan Perry, 1993) :

1. Perkembangan

Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh
perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Jika berkomunikasi dengan
remaja, mungkin kita harus sedikit banyak mempelajari bahasa “gaul” sehingga remaja akan
merasa kita dapat mengerti mereka dan komunikasi dapat berjalan lancar.

B. Persepsi

Persepsi ini sendiri merupakan pandangan pribadi seseorang mengenai suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi.

Nilai

Nilai merupakan standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk
menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
profesional, bidan tidak diharapkan untuk terpengaruh akan nilai pribadinya.

Latar belakang sosial budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Apalagi di Indonesia sendiri terdiri dari
beragam bahasa, gaya berkomunikasi, dan kebudayaan.

Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, senang,
atau sedih dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan klien. Bidan perlu
mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada
pada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarrnya.

Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai pebedaan gaya komunikasi. Dari usia
tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup kecil menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki-laki di lain pihak dalam grup yang lebih besai, dan jika ingin
berteman mereka melakukannya dengan bermain.

Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya


rendah akan merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan pelu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga
dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya daoat memberi asuhan kebidanan yang tepat
kepada klien.

Peran dan hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara
komunikasi seorang bidan dengan koleganya dibandingkan dengan cara bidan berkomunikasi
dengan kliennya akan berbeda, tergantung perannya. Demikian juga dengan orangtua dan
anaknya.

Lingkungan

Lingkungan interaksi juga akan berpengaruh pada komunikasi yang efektif. Suasana yang
bising dan tidaka adanya privasi akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan
ketidaknyamanan.

Begitu pula dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat dengan
tempat yang lainnya. Misalnya komunikasi antara karyawan dengan sesamanya akan berbeda
dengan komunikasi dengan atasannya.

Lingkungan sosial, tingkah laku, dan cara berkomunikasi akan mempengaruhi suasan sosial.
Misalnya, seseorang yang berpenampilan lembut namun mengeluarkan perkataan kasar
karena cara bergaulnya.

L. Jarak

Jarak tertentu akan memberikan kita rasa nyaman, aman dan terkontrol. Hal ini juga yang
akan dialami oleh klien pada saat pertama kali berinteraksi dengan bidan. Untuk itu, bidan
perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien
pertama kalinya.
Citra diri

Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan, dan
keluarganya. Citra diri terungkap dalam komunikasi. Pihak lain, yakni orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Pada saat berkomunikasi, akan
dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.

Kondisi fisik

Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhdap komunikasi. Artinya, indra pembicara


mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi. Misalnya seorang tuna wicara
akan merasa kesulitan berkomunikasi dengan orang normal

2.11 Hambatan dalam Komunikasi

Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, berikut model-model
hambatan dalam berkomunikasi:

a. Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang
teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media
komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

b. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea
secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya
transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.

contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.

Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

Adanya pengertian konotatif


Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki
empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang
piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-
kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang
digunakannya.

c. Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Ada beberapa
hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

1. Mendengar

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di
sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik
bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2. Menilai sumber

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

3. Persepsi yang berbeda

Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si
penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim
dan penerima pesan.

4. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda

Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang
menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.

5. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses
komunikasi yang berlangsung.

6. Pengaruh emosi

Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau
informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
7. Gangguan

Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh,
dan lain sebagainya.

D . Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:


perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Selain itu faktor prasangka merupakan penilaian yang sejak awal sudah tertanam dalam diri
komunikan terhadap komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu besar dan negatif, sehingga
menjadi hambaan paling berat dalam komunikasi dalam keadaan membutuhkan akan bantuan
baik berupa tenda, obat-obatan dan lain sebagainya. Korban gempa terkadang mempunyai
prasangka yang negatif terhadap pihak-pihak yang akan membantu karena adanya orang-
orang yang tidak mereka untuk berhati-hati terlebih dahulu terhadap orang-orang asing atau
dari luar daerahnya.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang
lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjad
imiliknya.Adapunkomunikasimenurutparaahli, yaitu;
Komunikasiadalahkegiatanpengoperanlambang yang mengandungarti/makna yang
perludipahamibersamaolehpihak yang
terlibatdalamkegiatankomunikasi(Astrid).Komunikasiadalahkegiatanperilakuataukegi
atanpenyampaianpesanatauinformasitentangpikiranatauperasaan
(Roben.J.G).Komunikasiadalahsebagaipemindahaninformasidanpengertiandarisatu
orang ke orang lain (Davis,
1981).Komunikasiadalahberusahauntukmengadakanpersamaandengan orang lain
(Schram,W). Komunikasiadalahpenyampaiandanmemahamipesandarisatu orang
kepada orang lain, komunikasimerupakan proses sosial (Modul PRT,
LembagaAdministrasi).Komunikasi (communicare, latin)
artinyaberbicaraataumenyampaikanpesan, informasi, pikiran, perasaan yang
dilakukanseseorangkepada yang lain denganmengharapkanjawaban, tanggapan, dari
orang lain (Hohenberg : 1978).
Komunikasidapatterjadijikaterdapatpesan yang
ingindisampaikanolehkomunikatorkepadakomunikan.Komunikasitersebutdisampaika
nmelaluisebuahsaluranatau media,
dankomunikasiakandikatakanefektifjikakomunikanmemberikan feedback
positif.Dapatdiketahuibahwakomunikasimemilikielemen – elemen yang
pastiakanselaluadaataumempengaruhi proses komunikasi yang dilakukanmanusia.
Elementersebutantaralain, komunikator, pesan, komunikan, saluranatau media,
hambatanatauganggguan, umbanbalik (feedback), efek, situasi, filter, danpengatur.
Bentukkomunikasiterbagiduayaitukomunikasi verbal dankomunikasinon
verbal.Komunikasi verbal meliputi kata kata yang di
ucapkanmaupunyngditulis.Sedangankomunikasinon
verbaladalahtransmisipesantanpamenggunakan kata-kata.
Tujuankomunkasisecarautamakomunikasiadalahuntukmembangunataumenciptakanpe
mahamanataupengertianbersama.Fungsikomuniksisecaraumumantara
lain:Dapatmenyampaikanpikiranatauperasaan,
Tidakterasingatauterisolasidarilingkungan,
Dapatmengajarkanataumemberitahukansesuatu,
Dapatmengetahuiataumempelajariperistiwadilingkungan, Dapatmengenaldirisendiri,
Dapatmemperolehhiburanataumenghiburkan orang lain,
Dapatmengurangiataumenghilangkanperasaantegang, Dapatmengisiwaktuluang,
Dapatmenambahpengetahuandanmengubahsikap, sertaperilakukebiasaan,
Dapatmembujukataumemaksa orang lain agar
berpendapatbersikapatauberperilakusebagaimana yang diharapkan.

Proses
komunikasiadalahbagaimanakomunikatormenyampaikanpesankepadakomunikannya,
sehinggadapatmenciptakansuatupersamaanmaknaantarakomunikandengankomunikato
rnya. Proses komunikabsiinibertujuanuntukmenciptakankomunikasi yang efektif
(sesuaidengantujuankomunikasipadaumumnya). Proses komunikasitermasukjugasuatu
proses penyampaianinformasidarisatupihakkepihak lain dimanaseseorangataubeberapa
orang, kelompok, organisasidanmasyarakatmenciptakandanmenggunakaninformasi
agar terhubungdenganlingkungandan orang lain. Proses komunikasiterdiridari:
komunikator, pesan, penerima, dan feedback.
Menurutparaahli, prinsipkomunikasidibagimenjadiempatkelompokyaitu:
peosessimbolik, Satukesatuanisyaratdalamkomunikasi, timbalbalik,
danomnipresent.
MenurutDeddyMulyana (2011:78), indikator paling
umumuntukmengklasifikasikankarakteristikkomunikasiberdasarkankonteksnyaatautin
gkatnyaadalahjumlahpeserta yang terlibatdalamkomunikasi.
Istilahinidikenaldengantingkatankomunikasi, yaitu :komunikasiintrapribadi,
komunikasiantarpribadi, komunikasikelompok, komunikasipublik,
komunikasiorganisasi,
dankomunikasimasa.Untukmelihatbetapakompleksnyakomunikasi,
SasaDjuarsaSendjajamenjelaskanbeberapakarakteristikkomunikasi, yaitu
:komunikasiadalahsuatu proses, komunikasiadalahupaya yang
disengajadanmempunyaitujuan,
komunikasimenuntutadanyapartisipasidankerjasamadariparapelaku yang terlibat,
komunikasibersifatsimbolis, komuniksibersifattradisional,
dankomunikasimenembusruangdanwaktu.
Proses komunikasidipengaruhiolehbeberapafaktor (Pottedan Perry, 1993)
:perkembangan, persepsi, nilai, latarbelakang social budaya, emosi, jeniskelamin,
pengetahuan, perandanhubungan,danlingkungn.
Hambatandalamkomunikasiterbagiduayaitu: hambatanteknisdanhambatansemantik.

B. Saran
Dari makalah yang telah kami buat, diharapkan semua mahasiswa mampu menyerap
informasi dan isi makalah ini. Baik itu sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan
untuk mengerjakan tugas selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.2011.Bandung: Rosda.

West, Richard., Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi.


2008. Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyadi, Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2004. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lia Uripni, Christina dkk.,2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC

Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal, Drs. Agus M.Hardjana, M.Sc., Ed,


Kanisius

Anda mungkin juga menyukai