Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS LUKA BAKAR
A. TEORI SINGKAT
1. Pengertian
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus luka bakar adalah seluruh proses
fisioterapi yang meliputi anamnesis, menghimpun data sekunder (catatan medis dan
klinis), pengukuran tanda vital, inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak, pemeriksaan
fungsi, pengukuran, penentuan diagnosa fisioterapi, perumusan tujuan fisioterapi,
penentuan modalitas alternatif fisioterapi, penentuan modalitas terpilih,
pelaksanaan terapi, edukasi, evaluasi dan dokumentasi pada kasus luka bakar.
Luka bakar adalah suatu trauma panas yang disebabkan oleh air / uap panas,
arus listrik, bahan kimia, radiasi dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam kerusakan/ kehilangan kulit

2. Indikasi
Derajat ketiga

Luka derajat ketiga merusak lapisan epidermis dan dermis sepenuhnya.


Tampilan luka tidak lagi berwarna merah, namun akan tampak hitam, coklat, putih,
atau kuning.
Luka pada derajat ini tidak terasa sakit saat disentuh karena telah merusak
saraf bagian kulit yang terdampak.
Derajat keempat
Ini adalah derajat yang paling parah dan dalam. Luka derajat keempat
berpotensi membahayakan nyawa. Pada tingkatan ini, seluruh lapisan kulit telah
rusak dan mencapai tulang serta otot Anda.
Derajat luka terkadang dapat berubah apabila luka menyebar hingga ke
bagian terdalam kulit. Luka yang serius dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
infeksi tulang dan masalah pada sendi.

B. PRAKTIKUM
SINOPSIS KASUS 1:
Seorang pasien perempuan, umur 35 tahun sedang di rawat di Rumah Sakit Hikmah
Makassar karena mengalami luka bakar berupa derajat 3 akibat kebakaran rumah yang
menyebabkan terjadinya kelemahan otot, kontraktur otot, artropi otot dan kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (ADL). Oleh dokter yang merawatnya, pasien diminta untuk
difisioterapi sebelum dilakukan operasi.
1. Tujuan Praktikum :
a. Tujuan Umum :
Mahasiswa diharapkan mampu memahami penatalaksanaan Fisioterapi pada
kasus luka bakar.
b. Tujuan Khusus :
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian tentang kebutuhan
pasien akan fisioterapi kasus luka bakar.
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisioterapi pada
fisioterapi kasus luka bakar.
Mahasiswa diharapkan mampu menyusun rencana fisioterapi pada kasus
luka bakar.
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan tindakan fisioterapi pada
kasus luka bakar.
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan evaluasi hasil dari tindakan
fisioterapi terhadap kasus luka bakar.
Mahasiswa diharapkan mampu membuat dokumentasi tindakan fisioterapi
pada kasus luka bakar.
2. Alat dan Bahan yang digunakan
a) Tensimeter dan stetoskop
b) Gambar VAS
c) Goniometer
d) Meteran (pita ukur)
3. Teori Praktikum
Prinsip fisioterapi pada luka bakar :

a) Mencegah terjadinya traktur

b) Hilangkan oedema

c) Pertahankan ROM

d) Pertahankan kekuatan otot

e) Tenangkan pasien

4. Prosedur Pelaksanaan (pre-operatif)


a. PEMERIKSAAN
1) Anamnesis
a) Umum :
Ucapkan salam dan perkenalkan diri, kemudian lakukan :
Tanyakan data diri pasien
b) Anamnesis Khusus (menghimpun data primer)
Tanyakan keluhan pasien
Tanyakan letak keluhannya
Tanyakan sejak kapan keluhan tersebut dirasakan
Tanyakan penyebab keluhannya
Tanyakan faktor-faktor yang memperberat dan meringankan
keluhan
Tanyakan atau lihat catatan klinisnya
Tanyakan atau lihat hasil pemeriksaan laboratoriumnya
Tanyakan atau baca hasil pemeriksaan foto rongennya
Tanyakan riwayat terapi yang telah didapat serta hasilnya terapinya
Tanyakan obat-obatan yang telah diterima
Catat hasil pemeriksaan anamnesis tersebut
c) Anamnesis sistim
Tanyakan penyakit lain yang diderita
Tanyakan kemungkinan adanya keluhan pada sistim tubuh yang
lain
Catat hasil pemeriksaan anamnesis sistim tersebut
2) Pengukuran Vital sign
Sampaikan maksud/tujuan melakukan pengukuran tensi, frekuensi
denyut nadi dan frekuensi pernafasan kepada pasien.
a) Pengukuran tensi
Bebaskan lengan atas pasien dari pakaian
Pasang mancet pada lengan atas pasien dengan batas bawah setinggi
2 cm di atas fossa cubiti
Raba adanya denyut a.brachialis di sisi medial fossa cubiti
Pasang stetoskop di telinga, dan membran stetoskop di area yang
teraba denyut arteri brachialis
Kencangkan pengancing kemudian pompa mancet secara cepat hingga
hingga 180 s/d 200 mmHg
Kendorkan pengancing secara perlahan (kecepatan turun tidak
melebihi 3 mmHg/detik) sambil dengarkan systole dan diastolenya
Sampaikan hasil pengukuran kepada pasien
Catat hasil pengukuran tersebut
b) Pengukuran denyut nadi
Siapkan jam tangan/stopwatch
Raba dengan tiga jari adanya denyut a.radialis pada sisi radial
pergelangan tangan bagian ventral
Hitung jumlah denyut dalam satu menit
Sampaikan hasil pengukuran kepada pasien
Catat hasil pengukuran tersebut
c) Pengukuran frekuensi pernafasan
Siapkan jam tangan/stopwatch
Pegang tangan pasien seperti akan mengukur denyut nadi untuk
mengalihkan perhatian pasien
Sambil mengamati gerakan dada/perut, hitung jumlah pernafasan
dalam satu menit
Sampaikan hasil pengukuran kepada pasien
Catat hasil pengukuran tersebut
3) Inspeksi
a) Inspeksi statis
Amati keadaan umum pasien, apakah ekspresinya memerlihatkan
kecemasan atau tidak.
Amati posisi tungkai, bentuk deformitasnya.
Amati apakah ada perbedaan tropic dibanding tungkai sisi sehat
Catat hasil pemeriksaan
b) Inspeksi dinamis
Pasien diminta menggerakkan tungkainya (hip dan knee fleksi)
Amati gerakan yang terjadi dan
Amati ekspresi wajah pasien apakah pasien tampak menahan nyeri
atau tidak dan Catat hasil pemeriksaan
4) Palpasi
Raba daerah yang dikeluhkan dengan punggung tangan dan
bandingkan dengan sisi sehat apakah ada kenaikan temperature atau
tidak
Tekan daerah keluhan dengan tiga jari (tekanan menggunakan ujung
jari bagian palmar) untuk mengetahui adanya nyeri tekan
Tekan daerah pretibial dengan tiga jari (tekanan menggunakan ujung
jari bagian palmar) untuk mengetahui adanya pitting oedem
Catat hasil pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai