Wa0009
Wa0009
Pada Bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan tentang pengaruh terapi
Darul ‘Ulum Jombang. Semua data yang terkumpul diolah dengan program
Statistic Product Service Solution (SPSS) menggunakan uji statistik Wilcoxon dan
Pesantren yang dirintis pertama kali oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun
1885 ini dengan upaya serta kerja keras sehingga terwujudlah salah satu
yang secara Bahasa Darul berarti Gudang sedangkan ‘Ulum, jamak dari
ilmu yang berarti ilmu-ilmu, sehingga secara garis besar Darul ‘Ulum
1
2
(RSNBI), SMA DU III, SMK I & II, SMK TELKOM, Sekolah Tahassus
pada malam hari serta bangun di pagi hari. Mereka dikondisikan untuk
tidur dari rentang waktu tertentu dan bangun sesuai jadwal yang ada
mengantuk saat pembelajaran di kelas, badan juga kurang fit, dan sering
3
perlu disadari bahwa kualitas tidur yang kurang baik ini berdampak pada
kesehatan mereka.
Dalam hal ini, peneliti ingin melengkapi suatu intervensi yang belum
‘Ulum Jombang.
responden didapat sesuai dengan data yang ada selama 1 bulan yaitu pada
6. Kategori
dikatakan
kualitas tidur
buruk
a. Kesulitan 3 42,9 4 57,1 0,396
memulai
tidur
5
dengan kata lain kedua kelompok homogen, kecuali domisili asrama dan
Kelompok Kontrol
subjektif, latensi tidur, durasi tidur dan gangguan tidur di malam hari.
latensi tidur (durasi waktu mulai dari berangkat tidur hingga tertidur)
Kelompok Kontrol
No Kualitas Kelompok
Tidur Perlakuan Kontrol
F % F %
1. Baik 6 85,7 1 14,3
2. Buruk 1 14,3 6 85,7
Total 100% 100%
9
rendah.
kontrol dapat terjadi bukan karena efek atau pengaruh dari terapi
tidur sangat baik dengan kategori durasi tidur yang dialami ≥ 7 jam
kategori baik yang artinya durasi yang dialami 6-7 jam, sedangkan
terjadi bukan karena efek atau pengaruh dari terapi akupresur akan
yang menjadi baik. Hasil post kontrol dan post perlakuan bisa
perlakuan.
kontrol diperoleh hasil uji statistik ρ = 0,317 ≥ α = 0,05 hal ini berarti nilai
kontrol secara signifikan atau tidak ada pengaruh terapi akupresur terhadap
pengaruh yang signifikan terhadap Post Perlakuan dan Post Kontrol pada
Jombang.
5.2 Pembahasan
sampai satu bulan ke depan selama 6 kali terapi dengan frekuensi 2 kali
(100%) masuk dalam kategori kualitas tidur buruk. Kualitas tidur pada
dengan pendapat (Asmadi, 2008) semakin tua usia, maka semakin sedikit
menjadi lebih lambat dalam hal keterlambatan waktu tidur dan omset
bangun, dan faktor ekstrinsik seperti masuk sekolah lebih awal, sibuk
dengan kegiatan diluar asrama dan keadaan ini akan memicu stress dan
baik. Menurut hasil penelitian Javaheri dan Cleveland (2008) salah satu
waktu untuk kegiatan seperti update status di situs-situs media sosial yang
mereka miliki.
Bila seseorang dapat tidur dalam waktu yang cukup, maka ia akan
(2012) bahwa setiap orang mempunyai rekening utang tidur. Setiap orang
perlu menyimpan cukup tidur dalam rekening tersebut agar dapat menjaga
kondisi homeostatis tidur tetap stabil, suatu hal yang akan membuatnya
mempertahankan tidur dapat berupa durasi tidur yang tidak tetap, periode
waktu untuk tertidur yang lama, sulit untuk tertidur, tidak ingin atau
enggan untuk tidur, cemas ketika ingin tidur, terbangun kembali ketika
Kesulitan memulai tidur berarti latensi tidur seseorang lebih besar sekitar
sering terjadi pada masa anak-anak atau remaja. Hal ini dikaitkan dengan
artinya santri yang tinggal di asrama memiliki durasi tidur yang singkat,
mengalami kurang tidur, atau mungkin tidur mereka tidak optimal. Pada
santriwati yang mengalami gangguan tidur jenis ini lebih sering dipicu
sampai satu bulan ke depan selama 6 kali terapi selama 6 kali terapi
dalam kategori baik, dan 6 responden (85,7%) jadi dapat disimpulkan ada
responden (14,3%).
pemijatan pada Titik EX-HN16 yang terletak diantara garis datar antara
titik fengchi (GB20) dan Yingfeng (TE17) atau terletak di sisi leher di
belakang daun telinga tepat tepi tengkorak bertemu dengan otot leher.
pada titik PC6 yang terletak dua cun proksimal lipat pergelangan tangan,
Cara kerja kedua titik ini yaitu meningkatkan stimulasi sel saraf sensorik
terhadap kualitas tidur pada penelitian dinilai berdasar atas total skor
18
tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur yang sering dialami pada malam hari,
latensi tidur, durasi tidur, dan gangguan tidur di malam hari. Pada
tidak diberikan terapi akupresur dan hasil analisis statistik hasil uji
≥ α = 0,05 hal ini berarti nilai ρ ≥ α yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak
19
jumlah subjek yang memiliki kualitas tidur baik pada kelompok kontrol
untuk mengetahui uji beda post perlakuan dan post kontrol yaitu dengan
dapat disebabkan rasa tidak enak pada lambung dimana terjadi gangguan
dan limpa akan menimbulkan tidur-tidur ayam dan lethargy dan gangguan
et al. 2010).
pengaturan waktu tidur meliputi waktu tidur yang tidak teratur, terlambat
tidur siang, dan waktu tidur malam yang tidak sesuai. Seseorang yang
mengalami gangguan kebutuhan tidur pada malam hari akan merasa lelah
dan merasa mengantuk pada saat siang hari sehingga tidak konsentrasi
pemberian akupresur pada titik Anmian merupakan titik ekstra titik-titik ini
terapi akupresur efek penekanan pada titik ini yaitu menentramkan jiwa
(Hartono, 2012).
memiliki kualitas tidur buruk. Hal ini dapat disebabkan pelajar mengalami
waktu belajar lebih lama, belajar sesaat sebelum tidur, dan kecemasan
berkaitan dengan ujian dan hasilnya. Selain itu pelajar memiliki beban
21
akademik meliputi banyak tugas yang harus dikerjakan, tugas yang tidak
mencakup masalah sosial, masalah keuangan, dan harapan orang tua yang
tinggi.
menjadi santai, kondisi nyaman, tenang dan rileks dalam tubuh dan
Pada Bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
6.1 Kesimpulan
1
2
6.2 Saran
1. Bagi Responden
dialami terkait dengan kualitas tidur. Perlu mengatur kembali pola tidur
2. Bagi Peneliti
Awwal, Hafidh. (2015). Prevalensi Gangguan Tidur Pada Remaja Usia 12-15
Tahun : Studi Pada Siswa SMPN 5 Semarang. Medika muda,Vol.4, No.4
Fakulltas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Buysse, DJ. (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for
Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Res;28(2):193-213.
Chen J.H, Chao Y.H., et al. (2010). The Effevtiveness of Valerian Acupressur on
the Sleep of ICU patients : A Randomized Clinical Trial. Internasional
Journal of Nursing Studies Vol 49 (8) : 913-920.
Dahlan. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba
Medika.
1
2
Fatimah, Sari., Majid, Yudi. (2015). Pengaruh Akupresur terhadap Kualitas Tidur
Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Bandung:
Naskah Publikasi.
Guyton & Hall. (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Revisi Berwarna
ke-12. Jakarta: EGC .
Haryono, Adelina. (2009). Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15
Tahun di Sekolah Lanjutan Pertama. Sari Pediatri. Vol.11, No.3.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia
Mawarti, Herin. (2011). Bahan Ajar KDM II. Jombang: Tim Keperawatan Dasar
Reza, Kian dkk. (2010). The Effect of Acupressure on Quality of Sleep in Iranian
Elderly Nursing Home Resident. Journal Homepage.16:81-85. Diakses
tanggal 05-11-2017 pukul 17:05
Sarwono, Sarlito .(2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sukanta, P.O. (2008). Pijat Akupresur Untuk Kesehatan. Jakarta : Penebar Plus.
Yekti S, & Ari W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kesulitan Tidur Jakarta: Salemba
Medika.
Yudianto, A., Rajin, M., Khusniyah, Z., & Mukhoirotin. (2017). Buku Panduan
Penyusunan Proposal & Skripsi Edisi 6. Jombang: Program Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren
Tinggi Darul Ulum Jombang.