DI MEDAN MARELAN
(ARSITEKTUR MONUMENTAL)
Nama :
Nim :
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTS TEKNIK
2019
ABSTRAK
Salah satu hal yang dapat dikembangkan dalam bidang pariwisata adalah keberagaman
budaya. Kawasan situs kota cina salah satu warisan budaya yang ada di kota medan yang
sangat berpotensi menjadi pariwisata budaya. Namun terdapat permasalahan dikawasan situs
Kota Cina terkait dengan keterlibatan masyarakat dan kerjasama bersama stakeholder dan
aksebilitas maupun sarana dan prasarana pengunjung. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi
yang terkait dengan potensi daya tarik, amenitas, dan fasilitas pendukung dan pengembangan
destinasi situs budaya di kawasan kota cina. Hasil dari penulisan ini adalah tersusunnya
strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan destinasi pariwisata budaya di kawasan
situs Kota Cina yaitu Pengembangan Destination Image. Pengembangan promosi melalui
media cetak maupun elektronik dan mengikuti event-event nasional. Pengembangan
aksesibilitas jalan, transportasi, petunjuk arah. Pengembangan amenitas berupa pusat
informasi pariwisata dan pusat seni kerajinan. 6). Penambahan fasilitas pendukung berupa
pos keamanan pariwisata, ATM. Pembentukan badan pengelola kawasan situs Kota Cina dan
Pengembangan SDM di bidang pariwisata.
BAB 1 PENDAHULUAN
Kondisi daerah yang memiliki potensi arkeologis tersebut saat ini relatif
terabaikan dan terancam rusak akibat perkembangan pembangunan. Banyak
bagian dari lokasi yang mengandung tinggalan masa lalu dijadikan lahan
pertanian, perikanan, dan permukiman penduduk. Situasi ini tidak lepas dari
pertumbuhan penduduk dan pemanfaatan ruang hunian di Kota Medan. Berdasarkan
uraian di atas dapat diketahui bahwasannya Kawasan Kota Cina berpotensi
menjadi medan konflik kepentingan. Konflik kepentingan yang paling jelas
tampak adalah kepentingan penggunaan lahan untuk permukiman, serta
kepentingan pelestarian dan penyelamatan kawasan itu sendiri. Secara umum,
masyarakat yang sekarang tinggal di dalam kawasan tersebut, dapat dikatakan
telah terlepas dari konteks sejarah dan sosio-kultural Kota Cina masa lalu. Relasi
masyarakat dengan Kawasan Kota Cina saat ini berupa aktivitas yang cenderung
merusak konteks masa lalunya. Sebagai contoh adalah kegiatan pencarian barang-
barang kuno atau tinggalan arkeologis di kawasan tersebut oleh masyarakat
sekitar, yang kemudian dijual kepada penadah barang-barang antik. Aktivitas
seperti itu sempat marak sebelum adanya sosialisasi tentang pentingnya Kawasan
Kota Cina ini oleh instansi-instansi pemerintah terkait dan terutama tentang
konsekuensi hukum dari aktivitas tersebut. Terlepas dari hal seperti ini situs kota cina
memiliki potensi yang besar untuk dijadikan objek wisata budaya dan sejarah. Dalam
konteks lain, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dapat diberlakukan
juga, karena pada prinsipnya menyadari pentingnya kawasan tempat mereka
tinggal. Secara garis besar, masyarakat dari berbagai kelompok di kawasan ini
tidak memiliki ikatan sejarah dengan fungsi kawasan ini di masa lalu. Keinginan
untuk terlibat dalam pengelolaan kawasan ini karena sebagian besar memandang
kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan ekonomi
mereka. Dasar pengelolaan lahan di sana terkait erat dengan status
kepemilikannya. Sudah jelas status kepemilikan lahan di Kota Cina ada pada mereka.
Dengan segala potensinya kawasan kota Cina bisa sangat ikonik bila diterapkan
sesuatu hal yang monumental.
2. Bagaimana agar masyarakat tertarik untuk datang ke museum situs kota cina?
3. Bagaimana mensiasati kawasan kota cina yang panas dari paparan sinar matahari?
1. Menjadikan situs kota Cina di Medan Marelan sebagai wisata budaya bersejarah.
2. Menciptakan gedung museum yang ikonik dan berciri khas sebagai landmark di
lingkungannya.
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, Permasalahan Perancangan, Tujuan Perancangan, dan
Sistematika Pembahasan.
BAB 3 METODOLOGI
Beris Metode Pemilihan Lokasi, dan Metode Pendekatan Penyelesaian Masalah
Perancangan/Tahapan Perancangan
BAB 2 STUDI PUSTAKA
Monumental dalam arsitektur ada dua pengertian yang dapat dihubungkan dengan
monumen, yaitu Relik Sejarah danBangunan Peringatan.Monumen sebagai relik sejarah
dapat berupa benda-benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki nilai sejarah bagi umat
manusia. Dalam pengertian ini situs sering pula disebut sebagai monumen. Adapun monumen
sebagai bangunan peringatan ialah bangunan-bangunan baru yang dibuat untuk memperingati
suatu peristiwa sejarah. Bangunan tersebut bisa berupa tugu, batu berukuran besar, tembok,
atau bentuk-bentuk lainnya. Jadi, pengertian dasar monumen harus dikaitkan dengan nilai
kesejarahannya. Monumen jenis bangunan dibuat untuk memperingati seseorang atau
peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan
kejadian pada masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk
memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. Monumen juga seringkali dirancang
untuk memuat informasi politik bersejarah, sebagai bangunan untuk memperkuat citra
keunggulan kekuatan politik.
Arsitektur monumental mengadopsi berbagai perkembangan arsitektur dari zaman
yunani sampai dengan sekarang. Dengan demikian arsitektur monumental memiliki ruang
lingkup yang cukup luas, sehingga perkembangannya selalu mengikuti perkembangan zaman.
Arsitektur monumental memberikan suatu citra atau identitas yang mencerminkan suatu
keadaan atau suatu gagasan dari keinginan si perancang dalam menuangkan gagasan atau
ide.
Arsitektur monumental memiliki bentukan yang khas. Ada yang berupa sculpture, dan ada
juga berupa bangunan yang unik. T.W.A. Kennedy Airport adalah salah satu bangunan yang
mengadopsi bentukan sculpture yang diaplikasikan kebentuk bangunan.
Dalam arsitektur monumental, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan.Unsur-unsur
tersebut tidak hanya berupa unsur fungsi, tetapi ada unsur pendukung lainnya seperti aspek
arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya), sehingga
didapatkan sebuah hasil yang tidak hanya sebuah massa, tetapi juga memiliki pilosofi tertentu
yang ingin disampaikan perancang. Perancangan desain arsitektur monumental tidak terlepas
dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang kelak mendukung berhasilnya suatu karya
arsitektur .untuk itu perlu pembelajaran baik otodidak maupun formil. selain itu juga teknik
pembelajaran preseden dari berbagai sampel bisa dijadikan salah satu proses pembelajaran
yang cukup epektif.
BAB 3 METODOLOGI
Tahapan kajian dalam pemilihan lokasi dan gagasan ide pada proyek Perancangan
Kawasan Situs Kota Cina Sebagai Wisata Budaya di Medan Marelan dapat diuraikan ke
beberapa tahap, yaitu :
Pemilihan lokasi mengacu pada situs sejarah kota medan yang tidak terlalu dikenal
oleh masyarakat untuk mengembangkan nya menjadi salah satu objek wisata
Pemantapan gagasan perancangan dengan menggali informasi dan data-data yang
mendukung secara arsitektural maupun non arsitektural melalui berbagai media
sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah perancangan
Menganalisa dan sintesis gagasan agar dapat terus di kembangkan menjadi
perencanaan yang matang dan menghasilkan perancangan yang tepat.
Data Primer
Merupakan data yang didapat secara langsung mengenai objek yang akan
dituju
Melakukan dokumentasi yang bertujuan untuk memperjelas data-data yang
digunakan dalam menganalisa,dan data ini bersifat nyata sebagai bukti
pendukung metode tersebut.
Data Sekunder
Merupakan data dari studi literature yang berhubungan dengan perancangan
baik secara arsitektural maupun non- arsitektural yang diperoleh melalui buku-
buku dan literature pendukung yang berkaitan dengan perancangan.
Refrensi yang diperoleh melalui pengumpulan data, peta dan peraturan-
peraturan dari instansti yang terkait.
Selanjutnya analisa data dilakukan secara kulaitatif yaitu dengan menganalisa aspek kegiata,
kebutuhan ruang, sirkulasi, dll, kemudian akan dianalisa secara kuantitatif dengan
menganailisa kapasitas ruang dan besaran ruang serta pendekatan mengenai lokasi.