Anda di halaman 1dari 8

GARIS KONTUR, SIFAT DAN INTERPOLASINYA

Azzahra RaudyaRamadhani
1604506

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Departemen Pendidikan


Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas
Pendidikan Indonesia

Jalan Setiabudi No.229

Bandung 40154

E-mail : azzahraraudya@student.upi.edu

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Garis kontur adalah haris khayal di lapangan yang menghubungkan
titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis
kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta
dengan ketinggian yang sama. Garis kontur dapat dibentuk dengan
membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar
dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan
informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang
atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan
perhitungan galian serta timbunan permukaan tanah asli terhadap
ketinggian vertikal garis atau bangunan.
Pembahasan dalam artikel ini akan difokuskan pada pengertian,
sifat, dan interpolasi dari garis kontur itu sendiri.

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 1


2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam artikel ini adalah
dapat memahami lebih detail mengenai pengertian, sifat, dan
interpolasi yang terdapat pada garis kontur.
Penulis juga berharap dengan adanya artikel ini dapat memberikan
manfaat mengenai sistem bilangan biner dan aplikasinya pada bidang
teknik sipil, khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk
pembaca.

3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah
metode kuantitatif dengan cara pengumpulan data. Data yang dikumpulan
berasal dari berbagai sumber, baik sumber fisik (buku-buku) maupun
sumber non-fisik (media elektronik/telekomunikasi).

B. PEMBAHASAN
1. Definisi Garis Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu.
Garis-garis kontur merupakan garis garis yang kontinu dan tidak dapat
bertemu atau memotong garis kontur lain, kecuali pada hal kritis seperti
jurang atau tebing.

Gambar 1. Garis kontur


Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang regular. semua
titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 2


permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur
digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah
jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan
skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan
di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian
bawah tengah di atas skala grafis.
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang
kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat
atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan
digambarkan dengan garis yang lebih tebal.

Tabel 1. Interval dan Indeks Kontur

Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur


dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian)
kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan
sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih
tinggi).

2. Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan
yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan
kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan
kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama
lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.

Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur


adalah bukit dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup
berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan
(hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 3


permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang
memadai di lapangan.

3. Karakteristik Garis Kontur Pada Peta


Daratan pada bumi ini terdiri dari berbagai bentuk, seluruh
bentukan daratan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan
garis kontur. Penggambaran bentukan bumi tersebut membuat pola-
pola khusus pada garis kontur.

Selanjutnya pola-pola tersebut menjadi suatu karakter yang baku


dalam penggambaran kontur terhadap bentukan alam ini.

Diantara karakteristik dari kontur adalah sebagai berikut:

a. Garis-garis kontur pada peta topografi menggambarkan tinggi-


rendahnya (relief) permukaan bumi

b. Garis kontur menggambarkan bentuk tiga dimensi (3D) yang


mempunyai unsur panjang, lebar dan tinggi

c. Kontur bulat yang terkecil dari kontur-kontur yang ada merupakan


puncakan dari suatu gunung atau bukit

d. Kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih


tinggi, kecuali untuk daerah khusus seperti depresi tanah

e. Kontur yang diberi garis-garis kecil (ticks) menyerupai buli mata


merupakan depresi tanah (cekungan) yang nilai ketinggian konturnya
berkurang, seperti kawah atau kaldera pada gunung api, dan danau.

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 4


Gambar 2. Proyeksi penggambaran kontur

4. Membuat Potongan Profil


Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A
dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara
titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang
terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200
meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan
tandai pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-
kontur memotong garis. Berilah label angka tinggi.

Gambar 3. Pemotongan Garis Kontur


Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas.
Sejajar dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel
dengan skala yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-
masing kontur yang dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200
meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis vertikal di mana itu memotong
skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan
tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan untuk
membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di lembah dan di

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 5


puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan memudahkan
penggambaran.

Gambar 4. Potongan yang menunjukkan intervisibilitas

5. Menentukan Gradien Jalan Pada Peta


Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai
suatu gradien. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam
16, artinya 2 unit vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama
kedua unit tersebut sama pada kedua arah, maka tidak ada bedanya apapun
satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis
sebagai 2/16.

Gambar 5. Kemiringan lereng atau slope


Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk
mengkonversinya adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan
100%, yaitu:
2/16 x 100% = 1,25%
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta,
ukur jarak horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan
nyatakan dalam unit yang sama seperti pada angka interval kontur.
Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta
antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien
rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau
8,5%.
Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum
sepanjang suatu jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10
meter, maka jarak antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 6


= 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada
skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada
titik mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian
halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.

Gambar 5. Garis kontur


Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-
titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi
tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-
garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang
mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka
bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 7


C. PENUTUP
1. Simpulan
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik
yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan
datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur
digambarkan dengan interval vertikal yang regular. semua titik yang
mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum
tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata.
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta,
ukur jarak horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan
nyatakan dalam unit yang sama seperti pada angka interval kontur.
Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta
antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien
rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau
8,5%.

2. Saran
Sebaiknya teori mengenai garis kontur, sifat dan interpolasinya ini
dipelajari dan dipahami lebih dalam lagi. Hal ini dikarenakan, pentingnya
pemahaman materi tersebut di bidang teknik sipil. Materi ini sangat
berguna dalam menentukan ketinggian suatu tempat yang akan digunakan
keperluan tertentu.

A. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Garis Kontur. [online]. Tersedia:
http://geoenviron.blogspot.com/. [7 November 2017]

Said, Mufti. 2009. Garis Kontur. [online]. Tersedia:


http://muftysaid.wordpress.com/. [7 November 2017]

Anonim. 2011. Garis kontur. [online]. Tersedia:


http://www.ilmusipil.com/garis-kontur-adalah. [7 November 2017]

Garis Kontur, sifat dan interpolasinya | 8

Anda mungkin juga menyukai