Dinamika Tanah - Drainase Surcharge
Dinamika Tanah - Drainase Surcharge
“DRAINAGE/SURCHARGE”
OLEH :
NUR MUTHI’AH
D111 16 005
Suatu struktur bangunan karena alasan teknis, ekonomi, sosial, atau strategis terpaksa
harus didirikan di atas tanah lunak, maka biasanya ada dua masalah geoteknik yang harus
diselesaikan yaitu daya dukung yang rendah dan penurunan serta beda penurunan yang relatif
besar. Walaupun pondasi dalam dapat mengatasi kedua masalah tersebut, penyelesaian ini
menjadi tidak ekonomis bila konstruksi berdiri di atas daerah yang luas,
misalnya: embankment jalan, landas pacu pesawat, kompleks perumahan, pabrik, tanki-tanki
di kilang minyak, dan proyek reklamasi.
Salah satu metode untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan
teknik prakompresi. Prakompresi adalah suatu proses pemampatan tanah pondasi dengan
jalan pemberian pembebanan sementara (prabeban/preloading)sebelum konstruksi yang
sesungguhnya didirikan. Proses konsolidasi akan semakin cepat terjadi dengan menggunakan
metode prakompresi yang dikombinasikan dengan pemasangan Prefabricated Vertical
Drain (PVD).
Perbaikan tanah lunak dengan drainase vertical pracetak (Prefabricated Vertical
Drain, PVD) merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan. Pemasangan PVD ke
dalam tanah mereduksi lintasan drainase, sehingga mempercepat konsolidasi. Masalahnya
adalah bila timbunan yang dibangun cukup tinggi, sehingga problem stabilitas lereng menjadi
hal yang paling menentukan.
Saluran vertikal digunakan untuk memperbaiki tanah halus jenuh. Teknik ini terdiri
dari menggerakkan saluran air prefabrikasi secara vertikal ke tanah, mengikuti grid biasa.
Ketika tanah dimuat, saluran pembuangan membantu evakuasi air pori ke permukaan,
memungkinkan konsolidasi tanah dengan cepat. Biaya tambahan disediakan dengan
pengisian pra-pemuatan, atau dengan metode lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Preloading dan vertical drain pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
geser pada tanah, mengurangi kompresibilitas/kemampumampatan tanah, dan mencegah
penurunan (settlement) yang besar serta kemungkinan kerusakan pada struktur bangunan.
Preloading dan vertical drain umumnya digunakan pada tanah dengan daya dukung yang
rendah seperti pada tanah lempung lembek dan tanah organik. Jenis tanah tersebut biasanya
memiliki ciri seperti berikut : kadar air yang ekstrim, kompresibilitas yang besar, dan
koefisien permeabilitas yang kecil. Pada prinsipnya teknik preloading menggunakan vertical
drains merupakan metode perkuatan tanah dengan cara mengurangi kadar air dalam tanah
(dewatering). Biasanya waktu konsolidasi yang dibutuhkan untuk jenis tanah seperti ini
memakan waktu yang lama meski dengan menggunakan beban tambahan yang besar,
sehingga teknik preloading mungkin kurang cocok untuk jadwal kontruksi yang singkat.
(preloading of subsoil)
Jika beban sementara melebihi beban akhir konstruksi maka kelebihan beban tersebut
mengacu kepada beban tambahan (surcharge), dimana dengan menggunakan beban tambahan
sementara (surcharge) yang melebihi beban kerja, tanah akan berada pada kondisi
overconsolidated dan secondary compression untuk tanah overconsolidated akan jauh lebih
kecil daripada tanah dengan normally consolidated. Hal ini akan menguntungkan
perencanaan tanah selanjutnya (Chu et all., 2004).
Dari grafik di atas, dapat dilihat settlement yang terjadi akibat adanya beban
tambahan (surcharge) lebih besar daripada beban rencana (design load) pada selang waktu
yang sama. Selain dengan menggunakan teknik preloading dan menggunakan beban
tambahan sementara (surcharge), peningkatan mutu tanah dapat juga dilakukan dengan
menggunakan vertical drains, selain itu waktu konsolidasi pun juga semakin singkat sebab
aliran drainase yang terjadi bukan hanya ke arah vertikal tapi juga ke arah horizontal. Drain-
drain vertikal tersebut dapat diisi dengan dengan pasir atau bahan lain yang memiliki
permeabilitas besar. Untuk saat ini pengembangannya pun sudah beragam, ada juga yang
menggunakan prefabricated vertical drain, berupa bahan geotekstil atau bahan sintetis
sejenisnya.
Perkembangan vertical drains sendiri sudah dimulai sejak tahun 1925, dimana
D.J.Moran seorang insinyur berkebangsaan Amerika memperkenalkan pemakaian drainase
dari kolom-kolom pasir untuk stabilitas tanah pada kedalaman yang besar. Kemudian untuk
pertama kalinya instalasi drainase ini digunakan di California dan seiring dengan berjalannya
waktu, tipe drainase ini dikenal dengan istilah drainase vertikal (vertical drain). Pada tahun
1936, diperkenalkan sistem drainase menggunakan bahan sintetis oleh Kjellman di Swedia.
Setelah di tes di beberapa tempat pada tahun 1937 dengan bahan cardboard, lantas mendapat
sambutan yang hangat oleh para ilmuwan. Sejak saat itu, pengembangan vertical drain
dilanjutkan dengan berbagai macam bahan.
Dengan digunakannya prefabricated vertical drains, waktu yang dibutuhkan untuk
konsolidasi melalui teknik preloading pun menjadi semakin singkat dan penurunan/settlement
yang terjadi juga dapat direduksi. Bahkan proses installasi nya pun saat ini sudah semakin
berkembang dimana prefabricated vertical drain dapat mencapai kedalaman 60 m dengan laju
1 m/dt.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tanah lempung lunak memiliki
permeabilitas yang rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan
konsolidasi. Untuk mempersingkat waktu konsolidasi tersebut, drainase vertikal (vertical
drains) dikombinasikan dengan teknik preloading. Vertical drain tersebut sebenarnya
merupakan jalur drainase buatan yang dimasukkan kedalam lapisan lempung. Dengan
kombinasi preloading, air pori diperas keluar selama konsolidasi dan mengalir lebih cepat
pada arah horizontal daripada arah vertikal. Selanjutnya, air pori tersebut mengalir sepanjang
jalur drainase vertikal yang telah diinstalasi. Oleh karena itu, vertical drain berfungsi untuk
memperpendek jalur drainase dan sekaligus mempercepat proses konsolidasi.
Metode tradisional yang digunakan dalam pemasangan vertical drains ini yaitu
dengan membut lobang bor pada lapisan lempung dan mengisi kembali dengan pasir yang
bergradasi sesuai titik. Ukuran diameternya sekitar 200 - 600 mm dengan panjang saluran
sedalam lebih dari 5 meter. Karena tujuannya untuk memperpendek panjang lintasan
pengaliran, maka jarak antar drainase merupakan hal yang terpenting.
Berikut adalah berbagai tipe vertical drains dengan masing-masing metode instalasinya :
2. Sand drain, metode penginstalan dengan cara hollow stem continious-flight auger
(low displacement)
Pembuatan drainase pasir dengan metode ini memakai auger melayang menerus
dengan diameter 30 - 50 cm berjarak 2-5 m. Gangguan yang dihadapi biasanya lebih
ke arah rancangan drainase itu sendiri, bagaimana caranya agar drainase yang dibuat
memiliki kapasitas penyaluran air yang baik. Untuk itu, gradasi pasir harus sesuai
dengan keperluan.
5. Prefabricated band shaped drains, metode penginstalan dengan driven atau vibratory
closed-end mandrel
Istilah lain yang biasanya digunakan untuk tipe ini yaitu prefabricated vertical drain
(PVD), umumnya berbentuk pita (band-shaped) dengan sebuah inti plastik beralur
yang dibungkus dengan selubung filterterbuat dari kertas atau atau susunan platik tak
beranyam (non woven plastic fabric). Ukuran yang biasa digunakan yaitu lebar 10 cm
dan tebal 0.4 cm. Biasanya gangguan yang disebabkan oleh penggunaan sistem
drainase dengan PVD ini lebih kecil dibanding dengan sistem drainase pasir
konvensional.
Alat yang biasanya digunakan untuk membuat lubang drainase dengan PVD ini
bernama 'stitcher', seperti yang dapat dilihat dibawah ini.
Adapun beberapa langkah pengerjaan yang dilakukan untuk perbaikan tanah menggunakan
vertical drains, sebagai berikut:
- Uji laboratorium terhadap sampel tanah yang diambil dari titik pengamatan di lapangan
menggunakan alat sondir
- Perencanaan vertical drains dengan menggunakan data yang diperoleh dari uji
laboratorium, seperti Indeks pemampatan (Cc) dan Koefisien konsolidasi (Ch). Lalu
ditentukan diameter drainase, jarak, dan kedalamannya.
- Analisa stabilitas tanah dan settlement/penurunan
Aplikasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) pada Lempung Lunak
Teori konsolidasi akibat aliran air pori dalam arah horizontal menuju vertical
drain didasarkan kepada asumsi bahwa setiap vertical drain mempunyai daerah pengaruh
yang berbentuk silinder dengan panjang yang sama dengan panjang yang sama dengan
panjang vertical drain itu sendiri sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. Dalam proses
pemasangan, PVD dapat dipasang dengan konfigurasi bentuk pemasangan segitiga ataupun
segiempat tergantung kondisi dan kebutuhan di lapangan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Metode Prefabricated Vertical Drain sudah banyak digunakan untuk perbaikan tanah
pada lempung lunak. Anspar dan Fitriani (2016) melakukan perhitungan mengenai optimasi
penggunaan PVD terhadap jarak dan konvigurasi PVD. Jika dibandingkan antara proses
konsolidasi dengan menggunakan PVD dan tanpa menggunakan PVD, maka proses
konsolidasi tanah lempung lunak terjadi lebih cepat jika dipasang PVD. Hal tersebut
menunjukkan bahwa proses pengaliran benar-benar terjadi baik kea/ rah vertikal maupun
horizontal. Tanpa menggunakan PVD proses konsolidasi terjadi sangat lambat bahkan tidak
terjadi penurunan konsolidasi sebesar yang diharapakan seperti yang terjadi pada pemasangan
PVD.
Vertical drain pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan geser pada
tanah, mengurangi kompresibilitas/kemampumampatan tanah, dan mencegah penurunan
(settlement) yang besar serta kemungkinan kerusakan pada struktur bangunan.
Vertical drains dapat digunakan pada tanah lempung lembek dan tanah organik. Jenis
tanah tersebut biasanya memiliki ciri seperti berikut : kadar air yang ekstrim, kompresibilitas
yang besar, dan koefisien permeabilitas yang kecil. Pada prinsipnya teknik preloading
menggunakan vertical drains merupakan metode perkuatan tanah dengan cara mengurangi
kadar air dalam tanah (dewatering). Biasanya waktu konsolidasi yang dibutuhkan untuk jenis
tanah seperti ini memakan waktu yang lama meski dengan menggunakan beban tambahan
yang besar, sehingga teknik preloading mungkin kurang cocok untuk jadwal kontruksi yang
singkat.
Vertical Drains dipasang di bawah beban surcharge untuk mempercepat saluran dari
tanah tahan air dan mempercepat terjadinya konsolidasi.
Saluran ini menyediakan jalur yang lebih pendek sehingga air dapat mengalir keluar
dari dalam tanah.
Waktu yang digunakan untuk saluran lapisan lempung dapat dikurangi dari beberapa
tahun hingga beberapa bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Aspar, W. A. N., & Fitriani, E. N. (2016). Pengaruh Jarak dan Pola Prefabricated Vertical
drain (PVD) Pada Tanah Lunak. Majalah Ilmiah Pengkajian Industri, 10 Nomer 1,
41–50
Hardiyatmo, Hary Christiady. 2017. “Metode Vacuum Preloading Sebagai Salah Satu
Alternatif Solusi Pembangunan Timbunan Di Atas Tanah Lunak”.
http://rachmadony.blogspot.com/2012/09/teknik-preloading-dan-penggunaan.html (Diakses
tanggal 9 November 2019, Pukul 20.31)