Anda di halaman 1dari 3

PROTOKOL CASE STUDY

EFEK PIJAT TANGAN DAN KAKI UNTUK MENGURANGI NYERI DAN ANSIETAS
PADA PASIEN POST SC

A. Deskripsi
Case study dilakukan pada dua pasien post sectio caesar yang diberikan intervensi non
farmakologis untuk mengurangi nyeri dan ansietas. Kedua pasien sebelumnya mendapat terapi
farmakologis untuk mengurangi nyeri sesuai resep dokter. Pasien pertama diberikan intervensi
pijat tangan dan kaki, sedangkan pasien kedua (pembanding) diberikan intervensi relaksasi nafas
dalam. Pengukuran nyeri dan ansietas dilakukan pada kedua pasien sebelum dan sesudah
intervensi menggunakan Visual Analog Scale (VAS).

B. Kriteria pasien
Pasien post op sectio Caesar dengan kriteria :
1. Kehamilan cukup bulan
2. Kelahiran anak kedua atau ketiga
3. Bayi lahir sehat, APGAR score pertama > 7
4. Tidak ada lesi atau luka pada daerah yang akan dilakukan pemijatan
5. Kesadaran penuh setelah post operasi
6. Bersedia dilakukan pemijatan
7. Tidak ada riwayat ketergantungan obat
8. Tidak memiliki penyakit penyerta

C. Instrumen
Instrument pengukuran nyeri dan ansietas menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dengan skor
0-100 mm. Kriteria skor :
0-<10 mm = Tidak nyeri
≥10-30 mm = Nyeri ringan
≥30-70 mm = Nyeri sedang
≥70-90 mm = Nyeri berat
≥90-100 mm = Nyeri sangat berat
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan intervensi dilakukan pada waktu 4 jam setelah post op
2. Perawat memberikan penjelasan tentang intervensi (tujuan, manfaat, prosedur)
3. Penandatangan informed consent
4. Perawat melakukan pengukuran nyeri dan ansietas pada kedua pasien sebelum intervensi
5. Perawat memberikan intervensi pijat tangan dan kaki pada pasien pertama, sedangkan pada
pasien kedua (pembanding) dilakukan intervensi relaksasi nafas dalam.
6. Perawat mengukur nyeri dan ansietas setelah intervensi pada kedua pasien, waktu
pengukuran 60-90 menit setelah intervensi
7. Perawat membandingkan hasil pengukuran nyeri dan ansietas antara kedua pasien
8. Perawat menyusun laporan hasil case study

E. PROSEDUR INTERVENSI
1. Pijat tangan dan kaki
1) Membangun hubungan terapeutik dengan klien
2) Baringkan klien dengan posisi terlentang di tempat tidur, posisikan senyaman mungkin
3) Perawat mencuci tangan
4) Bersihkan tangan dan kaki klien menggunakan handuk/waslap basah
5) Lakukan pemijatan pada tangan dan kaki, masing-masing selama 5 menit (waktu
pemijatan 20 menit). Tehnik pemijatan dilakukan dengan gerakan memutar (rotasi),
peregangan, menggenggam, dan memfleksikan bagian-bagian tangan dan kaki.
Pemijatan dilakukan secara merata pada tangan dan kaki mulai dari pergelangan sampai
jari-jari tanpa berfokus pada titik tertentu.
6) rapihkan klien dan peralatan
7) perawat cuci tangan

2. Relaksasi nafas dalam


1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan klien tetap rileks dan tenang
3) Klien menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Biarkan hanya kaki dan
telapak tangan yang rileks. Perawat meminta klien mengkonsentrasikan pikiran pada
kakinya yang terasa ringan dan hangat.
7) Klien mengulangi langkah ke 6 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut,
punggung, dan kelompok otot lainnya.
8) Setelah seluruh tubuh klien merasa rileks, anjurkan untuk bernafas secara perlahan-
lahan. Bila nyeri bertambah berat, klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai