A. Latar Belakang
Sasaran keselamatan pasien yang lainnya yaitu penurunan resiko infeksi. Tangan
merupakan sumber penularan infeksi yang utama. Mencuci tangan merupakan teknik
dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi, terutama
infeksi nosokomial (Potter & Perry, 2010). Infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai
infeksi yang diperoleh seseorang selama di rawat di rumah sakit. Tidak hanya petugas
kesehatan, pasien dan keluarga juga harus melakukan cuci tangan 6 langkah untuk
mengurangi resiko penularan infeksi nosokomial.
RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan nasional, banyak pasien
yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit. Bangsal bedah
mnerupakan salah satu bagian dari rumah sakit ini, yang terbagi dari beberapa bagian
salah satunya adalah bangsal bedah pria (CP). Bangsal bedah pria memiliki kapasitas
pasien ± 30 orang. Semua pasien harus menggunakan gelang identitas, namun masih
ada pasien yang tidak menggunakannya dengan berbagai alasan, seperti melepas
gelang identitas. Keluarga dan pasien masih banyak yang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta belum mengetahui cara cuci tangan 6
langkah.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan klien mampu
mengetahui bagaimana meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x40 menit tentang keselamatan pasien
dengan baik dan benar diharapkan pasien dan keluarga mampu:
- Pengidentifikasian pasien
D. Pelaksanaan
a. Topik
Keselamatan pasien di rumah sakit
b. Sasaran
b. Sasaran Khusus : Pasien dan keluarga pasien yang dirawat di Flamboyan RSUD.
ABDUL WAHAB SJAHRANIE yang berjumlah minimal 15 orang.
c. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi
1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop
4. PPT
5. Gelang identitas pasien
6. Handrub
f. Pengorganisasian
Moderator :
Pemateri :
Observer :
Fasilitator :
g. Setting Tempat
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
d. Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
e. Menjelaskan tata tertib penyuluhan
b. Kegiatan Inti
2. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
i. Kegiatan Penyuluhan
j. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
E. REFERENSI
Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta.
EGC
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta:
EGC
Materi
1. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)
Menurut Kohn (2000) Patient safety berarti tidak adanya kesalahan atau bebas dari
cedera karena kecelakaan .
The Canadian Patient Safety Dictionary (2003), Keselamatan pasien ialah reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa
mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwasanya patient safety merupakan
suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman, serta
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
4. Kepastian ketepatan penandaan lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
1) Biru Muda
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis kelamin
laki-laki.
2) Merah Muda/Pink
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis kelamin
perempuan.
3) Kuning
Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai resiko jatuh tinggi. Artinya
pasien tersebut perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi, pasien dengan
penurunan kesadaran, atau pasien dengan alat bantu.
4) Merah
Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat. “Gunanya agar
dokter atau perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat alergi terhadap obat
tertentu”.
5) Putih
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien (biasanya bayi
yang baru lair) yang tidak/belum jelas jenis kelaminnya.
6) Ungu
Gelang warna ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah atau
dikenal dengan istilah “Do Not Resuscitation” (DNR).
1) Pemberian obat
4) Transfusi darah
6) Transfer pasien
7) Konfirmasi kematian
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang menunjukkan suatu gejala
selama seseorang dirawat atau setelah dirawat. Pasien yang masuk rumah sakit dan
menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam, berarti masa inkubasi penyakit telah
terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang menunjukkan gejala
setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit, maka disebut infeksi nosokomial
(Harrison, 2009).
Infeksi nosokomial merupakan Infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan (rumah
sakit). Infeksi ini berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh penderita yang dapat
berpindah ke siapa saja yang berada di RS (Soeparman, 2008). Salah satu cara
mengurangi penularan infeksi nosokomial adalah dengan cuci tangan 6 langkah.
b. Pengertian cuci tangan
Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu mencuci
tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas dibawah air yang
mengalir (Potter, 2005).
Menurut Depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat :
Menurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah :
2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan
lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan kiri,
dengan hitungan 4 kali.
3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait
dengan hitungan 4 kali.
4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu
gosok antara keduanya dengan hitungan 4 kali.
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya
sebanyak 4 kali.
6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan
kiri, kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama pada
tangan kiri.
Kelompok K
Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak ada sisa-sisa
sabun, dan keringkan dengan tissue.