Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien rawatan di Flamboyan RSUD. ABDUL


WAHAB SJAHRANIE

Tempat : Ruang Flamboyan RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Hari / Tanggal : Kamis, 19 Desember 2019

Waktu : 10.00 – 10.40 WIB

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien. Keselamatan


(safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan
isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900, institusi rumah sakit selalu
meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur, proses, dan outcome dengan
berbagai macam program regulasi yang berwenang misalnya antara lain penerapan
Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain sebagainya. Namun
harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian Tidak Diduga
(KTD) (Dep Kes R.I 2006).

Program keselamatan pasien disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan


pasien, mengurangi risiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan cedera
terhadap pasien. Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi
pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan penggunaan obat
Higth – Alert, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, penurunan
resiko infeksi, penurunan resiko jatuh.

Dalam peningkatan keselamatan pasien tenaga kesehatan kuhusnya perawat harus


bekerja sama dengan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga pasien harus
mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sasaran keselatan
pasien yang pertama yaitu ketepatan identifikasi pasien. Salah satu cara
pengidentifikasian pasien yaitu penggunaan gelang identitas. Perawat harus
menjelaskan kepada pasien dan / atau keluarga tentang tujuan dari semua gelang dan
alasan penggunaannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengidentifikasi kesalahan dan mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi
dalam upaya mencegah kesalahan.

Sasaran keselamatan pasien yang lainnya yaitu penurunan resiko infeksi. Tangan
merupakan sumber penularan infeksi yang utama. Mencuci tangan merupakan teknik
dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi, terutama
infeksi nosokomial (Potter & Perry, 2010). Infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai
infeksi yang diperoleh seseorang selama di rawat di rumah sakit. Tidak hanya petugas
kesehatan, pasien dan keluarga juga harus melakukan cuci tangan 6 langkah untuk
mengurangi resiko penularan infeksi nosokomial.

RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan nasional, banyak pasien
yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit. Bangsal bedah
mnerupakan salah satu bagian dari rumah sakit ini, yang terbagi dari beberapa bagian
salah satunya adalah bangsal bedah pria (CP). Bangsal bedah pria memiliki kapasitas
pasien ± 30 orang. Semua pasien harus menggunakan gelang identitas, namun masih
ada pasien yang tidak menggunakannya dengan berbagai alasan, seperti melepas
gelang identitas. Keluarga dan pasien masih banyak yang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta belum mengetahui cara cuci tangan 6
langkah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan tentang


keselamatan pasien khususnya ketepatan identifikasi pasien (penggunaan gelang
identitas) dan penurunan resiko infeksi nosokomial (hand hygien/mencuci tangan 6
langkah) di ruang rawat inap Flamboyan RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE
B. TUJUAN PENYULUHAN

1. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan klien mampu
mengetahui bagaimana meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x40 menit tentang keselamatan pasien
dengan baik dan benar diharapkan pasien dan keluarga mampu:

a) Mengetahui dan menjelaskan pengertian keselamatan pasien

b) Mengetahui peran keluarga terhadap keselamatan pasien yaitu:

- Pengidentifikasian pasien

1. Mengetahui jenis – jenis gelang identitas pasien


2. Mengetahui tujuan penggunaan gelang identitas
3. Mengetahui bahaya penolakan dan pelepasan gelang identitas pasien.

- Penurunan resiko infeksi nosokomial

1. Mengetahui pengertian cuci tangan 6 langkah


2. Mengetahui tujuan cuci tangan 6 langkah
3. Mengetahui manfaat cuci tangan 6 langkah
4. Mengetahui 5 momen cuci tangan
5. Mengetahui cara cuci tangan 6 langkah
6. Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah

C. Materi Penyuluhan (terlampir)

D. Pelaksanaan

a. Topik
Keselamatan pasien di rumah sakit

b. Sasaran

a. Sasaran Umum : Pasien dan keluarga pasien yang di rawat di Flamboyan

b. Sasaran Khusus : Pasien dan keluarga pasien yang dirawat di Flamboyan RSUD.
ABDUL WAHAB SJAHRANIE yang berjumlah minimal 15 orang.

c. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi

d. Media dan alat

1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop
4. PPT
5. Gelang identitas pasien
6. Handrub

e. Waktu dan tempat

1. Hari: Selasa / 29 Desember 2015


2. Jam: 10.00 – 10.40 WIB
3. Tempat: Ruang Flamboyan RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE

f. Pengorganisasian

Moderator :
Pemateri :

Observer :

Fasilitator :

g. Setting Tempat

1) Pada acara pembukaan

a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
d. Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
e. Menjelaskan tata tertib penyuluhan

b. Kegiatan Inti

1. Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami.


2. Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang diajukan
peserta.

c. Pada acara penutup

1. Menyimpulkan dan menutup diskusi


2. Mengucapkan salam

2. Pemateri

a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan

3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

4. Observer

a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir


b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

i. Kegiatan Penyuluhan

dilakukan keluarga tentang

1. Mendengarkan dan memperhatikan keselamatan pasien


2. Menjelaskan
3. Mendengarkan dan memperhatikan pengidentifikasian pasien, jenis- jenis
gelang identitas.
4. Menjelaskan tujuan penggunaan gelang identitas pasien
5. Menjelaskan bahaya penolakan penggunaan dan pelepasan- Mendengarkan dan
memperhatikan gelang identitas
6. Menggali pengetahuan keluarga tentang cuci tangan 6
7. Mendengarkan dan memperhatikan langkah
8. Menjelaskan pengertian cuci tangan 6 langkah
9. Menjelaskan tujuan cuci
10. Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah tangan 6 langkah
11. Menjelaskan manfaat cuci tangan 6 langkah
12. Menjelaskan 5 moment cuci tangan 6 langkah
13. Menjelaskan cara cuci tangan 6 langkah
14. Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah
15. Meminta salah satu peserta untuk menyebutkan tujuan penggunaan gelang
identitas pasien
16. Meminta salah satu peserta untuk menyebutkan dan mendemonstrasikan cara
cuci tangan

j. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a) 75 % atau lebih peserta menghadiri acara

b) Alat dan media sesuai dengan rencana

c) Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi proses

a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

3. Evaluasi hasil

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :

a) Menyebutkan pengertian keselamatan pasien

b) Mengetahui pentingnya peran keluarga dalam identifikasi pasien

c) Mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah

E. REFERENSI

Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta.
EGC
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta:

EGC

Materi

KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

1. Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)

Menurut WHO “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical


component of quality management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO, 2004) Patient safety sendiri merupakan proses pelayanan rumah
sakit secara lebih aman, termasuk assessment risiko, identifikasi dan manajemen risiko
terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden serta penerapkan solusi untuk meminimalisasi risiko.

Menurut Kohn (2000) Patient safety berarti tidak adanya kesalahan atau bebas dari
cedera karena kecelakaan .

The Canadian Patient Safety Dictionary (2003), Keselamatan pasien ialah reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa
mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimu.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwasanya patient safety merupakan
suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman, serta
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Sasaran keselamatan pasien (patient safety):

1. Ketepatan identifikasi pasien

2. Peningkatan komunikasi efektif

3. Peningkatan Kewaspadaan penggunaan obat Higth – Alert

4. Kepastian ketepatan penandaan lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi

5. Penurunan Resiko infeksi nosokomial

6. Penurunan resiko jatuh

2. Ketepatan Identifikasi Pasien

a. Jenis – jenis gelang identitas

1) Biru Muda

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis kelamin
laki-laki.
2) Merah Muda/Pink

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis kelamin
perempuan.

3) Kuning

Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai resiko jatuh tinggi. Artinya
pasien tersebut perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi, pasien dengan
penurunan kesadaran, atau pasien dengan alat bantu.

4) Merah

Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat. “Gunanya agar
dokter atau perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat alergi terhadap obat
tertentu”.

5) Putih

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien (biasanya bayi
yang baru lair) yang tidak/belum jelas jenis kelaminnya.

6) Ungu

Gelang warna ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah atau
dikenal dengan istilah “Do Not Resuscitation” (DNR).

b. Tujuan penggunaan gelang identitas

1) Untuk memudahkan identifikasi pasien dan mencocokkan layanan dan


perawatan kesehatan untuk pasien tersebut.

2) Untuk mencegah terjainya kesalahan identifikasi pasien, kesalahan prosedur,


kesalahan medikasi, kesalahan transfuse, dan kesalahan pemeriksaaan diagnostic.

c. Bahaya penolakan penggunaan dan pelepasan gelang identitas


1) Kesalahan dalam pemberian obat

2) Kesalahan dalam melakukan tindakan

d. Prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien

1) Pemberian obat

2) Prosedur pemeriksaan radiologi

3) Intervensi pembedahan (prosedur infasif)

4) Transfusi darah

5) Pengambilan sampel (darah, urin)

6) Transfer pasien

7) Konfirmasi kematian

3. Penurunan resiko infeksi nosokomial

a. Pengertian infeksi nosokomial

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang menunjukkan suatu gejala
selama seseorang dirawat atau setelah dirawat. Pasien yang masuk rumah sakit dan
menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam, berarti masa inkubasi penyakit telah
terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang menunjukkan gejala
setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit, maka disebut infeksi nosokomial
(Harrison, 2009).

Infeksi nosokomial merupakan Infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan (rumah
sakit). Infeksi ini berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh penderita yang dapat
berpindah ke siapa saja yang berada di RS (Soeparman, 2008). Salah satu cara
mengurangi penularan infeksi nosokomial adalah dengan cuci tangan 6 langkah.
b. Pengertian cuci tangan

Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu mencuci
tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas dibawah air yang
mengalir (Potter, 2005).

Menurut Depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.

c. Tujuan cuci tangan

Menurut Hidayat (2009) mencuci tangan pakai sabun bertujuan untuk:

1. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan


2. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan

d. Manfaat cuci tangan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat :

1. Mencegah terinfeksi dari penyakit berbahaya


2. Supaya tangan bersih
3. Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme
4. Mencegah penularan penyakit

e. Waktu yang tepat untuk cuci tangan

Menurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah :

1. Sebelum dan setelah makan


2. Sebelum memegang makanan
3. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata
4. Setelah bermain/olahraga
5. Setelah BAB/BAK
6. Setelah buang ingus
7. Setelah buang sampah
8. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan
9. Sebelum mengobati luka

Adapun lima moment untuk cuci tangan yaitu:

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Setelah kontak dengan pasien

3. Sebelum melakukan tindakan

4. Setelah terpapar cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

f. Cara cuci tangan 6 langkah.

1. Basahi tangan dengan air mengalir, tuangkan handwash ataupun handscrub


secukupnya dan gosok kedua telapak tangan berlawanan arah jarum jam dengan
hitungan 4 kali.

2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan
lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan kiri,
dengan hitungan 4 kali.

3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait
dengan hitungan 4 kali.
4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu
gosok antara keduanya dengan hitungan 4 kali.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya
sebanyak 4 kali.

6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan
kiri, kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama pada
tangan kiri.

Kelompok K

Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak ada sisa-sisa
sabun, dan keringkan dengan tissue.

Anda mungkin juga menyukai