REFERAT
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
Penguji :
dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp. KJ
Oleh :
Ghalia Yasmin
G4A018046
2019
2
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
STASE ILMU KEDOKTERAN JIWA
Oleh :
Ghalia Yasmin
G4A018046
Disetujui
Pada tanggal, 2019
Penguji,
I. PENDAHULUAN
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang paling lazim
terjadi di masyarakat umum. Hampir 30 juta orang yang terkena gangguan ini di
Amerika Serikat, dengan angka kejadian pada wanita yang dapat terkena hampir dua
kali lebih sering dibanding pria. Gangguan kecemasan yang berhubungan dengan
kejadian morbiditas yang cukup signifikan, sering menjadi kronis dan cenderung
resisten terhadap pengobatan (American Psychiatric Association, 2013).
Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen, kesadaran sensasi fisiologis
(misalnya, jantung berdebar dan berkeringat) dan kesadaran bahwa mereka gugup
atau ketakutan. Perasaan malu dapat meningkatkan kecemasannya dan akan
mengakui bahwa mereka sedang ketakutan. Selain efek motorik dan efek viseral,
kecemasan dapat mempengaruhi pemikiran, persepsi, dan belajar. Hal ini cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi, tidak hanya waktu dan ruang tetapi
juga dari orang dan makna dari suatu peristiwa. Distorsi ini dapat mengganggu
belajar dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi ingat, dan merusak kemampuan
untuk berhubungan dengan bagian lain untuk membuat asosiasi (Sadock, 2007).
Dalam referat ini, akan dibahas lebih mendetail mengenai gangguan cemas
menyeluruh, yakni mencakup definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran klinis,
diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, serta prognosis.
5
A. Definisi
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Amir, 2013).Gangguan cemas
menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan
yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan
sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-
kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan
dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot,
iritabilitas, kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan
yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan
(American Psychiatric Association, 2013).
GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang
berlebihan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan
yang jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat dikontrol sehingga dapat
menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan
dan kehidupan sosial. Pasien dengan GAD biasanya mempunyai rasa risau dan
cemas yang berlanjut dengan ketegangan motorik, kegiatan autonomik yang
berlebihan, dan selalu dalam keadaan siaga. Beberapa pasien mengalami
serangan panik dan depresi (American Psychiatric Association, 2013).
B. Epidemiologi
3. Teori psikoanalitik
Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa cemas adalah gejala dari
konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling
primitive cemas dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada
tingkat yang lebih matang lagi cemas dihubungkan dengan kehilangan
cinta dari objek yang penting (Kaplan & Sadock, 2010).
4. Teori kognitif perilaku
Penderita gangguan cemas menyeluruh berespons secara salah dan
tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif
terhadap hal-hal negative pada lingkungan, adanya distorsi pada
pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negative terhadap
kemampuan diri untuk menghadapi ancaman (Kaplan & Sadock, 2010).
D. Gambaran Klinis
Gambaran klinis bervariasi, diagnosis gangguan cemas menyeluruh
ditegakkan apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas,
khawatir, was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan,
gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana perasaan tersebut
mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan akal
sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk gangguan
kecemasan menyeluruh adalah kecemasannya terjadi kronis secara terus-
menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan
finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas
akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar, mudah
marah, sulit tidur (Sadock, 2007). Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum
cemas dapat dilihat pada tabel di bawah:
Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek
6. Jantung berdebar-debar
8
E. Diagnosis
Kriteria diagnosis untuk gangguan cemas menyeluruh menurut DSM V:
a) Kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan (gelisah), terjadi lebih
dari setidaknya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kegiatan
(seperti pekerjaan atau sekolah).
b) Individu merasa sulit mengendalikan kekhawatiran.
c) Kecemasan dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari
enam gejala berikut (dengan setidaknya beberapa gejala telah hadir
selama beberapa hari untuk 6 bulan terakhir);
Catatan: Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.
1. Gelisah atau perasaan terkunci atau tegang.
2. Menjadi mudah lelah.
3. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong.
4. Lekas marah.
5. Ketegangan otot.
6. Gangguan tidur (sulit tidur atau tertidur, atau gelisah, tidak
memuaskan tidur).
d) Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan tekanan
atau gangguan klinis yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya.
e) Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misal
obat-obatan) atau kondisi medis lainnya (misal hipertiroidisme).
f) Gangguan tersebut tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan
mental lain (misalnya, kecemasan atau khawatir tentang mengalami
serangan panik pada gangguan panik, evaluasi negatif dalam
kecemasan sosial gangguan [fobia sosial], kontaminasi atau obsesi
lain dalam obsesif-kompulsif gangguan, pemisahan dari angka
lampiran dalam gangguan kecemasan pemisahan, pengingat peristiwa
traumatis pada gangguan stres pasca trauma, menambah berat badan
di anoreksia nervosa, keluhan fisik pada gangguan gejala somatik,
10
F. Diagnosis Banding
1. Fobia
3. Hipokondriasis
G. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. Benzodiazepin
b. Non-benzodoazepin (Buspiron)
2. Psikoterapi
b. Terapi suportif
H. Prognosis
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. .
Hal. 74
Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Hal.36-
41.
Saddock BJ, Saddock VA. 2007. Anxiety disorder. In : Kaplan Saddock’s Synopsis
of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Tenth Edition.. New
York: Lippincott Williams & Wilkins. Pg 580-8.