Pembimbing :
dr. Wiharto, Sp. KJ, M. Kes
Oleh :
Leonnora Vern SN G4A017025
Dani Muhammad R G4A017058
Lambang Ksatria B G4A017081
Tutik Nur Faizah G4A018071
Novela Ananda TS G4A018084
Pedoman Diagnostik
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk skizofrenia berdasarkan PPDGJ III :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Thought echo
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusional perception
Halusinasi auditorik
Waham
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
•Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
•Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,
atauneologisme.
•Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, danstupor.
•Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan ataulebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed
atitude), dan penarikan diri secarasosial.
ETIOLOGI
1. Faktor genetik
2. Faktor biologi seperti hiperaktivitas sistem dopaminergik,
faktor serotonin, faktor neuroimunovirologi, hipoksia atau
kerusakan neurotoksik selama kehamilan dan kelahiran
3. Faktor lingkungan yang menyebabkan skizofrenia meliputi
penyalahgunaan obat, pendidikan yang rendah, dan status
ekonomi
4. Abnormalitas korteks cerebral, talamus, dan batang otak
pada penderita skizofrenia ditunjukkan dengan penelitian
neuropatologi dan pemeriksaan dengan Ctscan
5. Faktor psikososial dan sosiokultural dimana freud
menyatakan skizofrenia sebagai suatu respons regresif
terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang di
dalam lingkungan
Terapi
Farmakokinetik
Terapi skizofrenia secara farmakologi berdasarkan onset dibagi
menjadi 2 fase, yaitu (Kaplan dan Sadock, 2010):
1. Fase Psikosis Akut
Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik
dan benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang
kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi.
Obat antipsikotik yang dapat menyebabkan akinesia dan
gangguan traktus ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan
flupenazine. Sedangkan golongan antipsikotik atipikal seperti
olanzapine dan risperidone tidak menyebabkan gangguan
ekstrapiramidal (Kaplan dan Sadock, 2010).
2. Fase Maintenance dan Stabilisasi
Pada fase ini tujuan pengobatan adalah
mencegah relaps dengan terus menggunakan
obat-obatan karena jika obat dihentikan maka
risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 %
pada satu tahun pertama, sehingga disarankan
agar pengobatan dilakukan minimal selama 5
tahun (Kaplan dan Sadock, 2010).
Antipsikotik atipikal
• Clozapine
• Risperidon
• Olanzapine
Non Farmakoterapi
a. ECT (Electro Convulsive Therapy) Dikatakan penggunaan
ECT dengan pengobatan entipsikotik akan lebih efektif
b. Terapi Berorientasi Keluarga
• Karena pasien dikembalikan dalam keadaan remiten,
maka penting untuk mengedukasi keluarga bagaimana
cara mengatasi masalah-masalah yang dapat timbul dari
pasien. (Kaplan dan Sadock, 2010).
Thank
You