Anda di halaman 1dari 22

PRESENTASI KASUS

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


F20.0 SKIZOFRENIA

Pembimbing :
dr. Wiharto, Sp. KJ, M. Kes
 
Oleh :
Leonnora Vern SN G4A017025
Dani Muhammad R G4A017058
Lambang Ksatria B G4A017081
Tutik Nur Faizah G4A018071
Novela Ananda TS G4A018084

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. MA
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal,30April 1996
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Mulyoharjo RT 005/ RW 002
Pagerbarang
Pendidikan : MTS
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Masuk RS : 30 April 2019
No RM : 02096881
ANAMNESIS

Alloanamnesis (Ibu) 1. Keluhan Utama :


Alloanamnesis dilakukan di Bangsal
Sering bengong
Anggrek RSUD Margono Soekarjo
pada hari Kamis, 2 Mei 2019. 2. Keluhan Tambahan :
Identitas •Sulit tidur
(Alloanamnesis) •Bicara melantur
Nama : Ny. U •Sering melamun
Usia : 49 tahun •Mudah marah
Jenis Kelamin : Perempuan •Mendengar bisikan-
Pekerjaan : Ibu Rumah bisikanseperti ramai
Tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Mulyoharjo RT
005/ RW 002 Pagerbarang
Hubungan : Ibu Kandung
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien mengaku sering 1. Riwayat Psikiatri


Pasien riwayat periksa rutin di RS dr.
melamun atau bengong
Soesilo Slawi selama 1 tahun, sudah
sendiri, tidak memikirkan pernah dinyatakan sembuh.
apapun. Selain itu pasien 2. Riwayat Medis Umum
kadang mendengar bisikan- a. Riwayat mengalami kejang disangkal.
bisikan seperti banyak b. Riwayat mengalami trauma pada
orang/ramai. Pasien kepala disangkal.
mengatakan pasien mulai c. Riwayat mengonsumsi alkohol dan
marah jika saat meminta penggunaan obatdiakui.
uang untuk beli rokok tidak
diberikan karena orang tua
selalu curiga pasien akan RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
membeli obat. Sejak saat itu
Riwayat penyakit keluarga untuk
pasien juga mengeluhkan
gangguan psikisnya kakak dari
sulit tidur. Pasien juga
ibu mengalami depresi dan tidak
mengeluhkan sulit tidur.
pernah berobat.
SILSILAH KELUARGA

Insert the Sub Title of


Your Presentation
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Prenatal dan
Masa Kanak-Kanak Masa Remaja
Perinatal
Lahir di Tegal, dibantu Pasien merupakan anak Pertumbuhan dan
yang ceria dan sering perkembangan baik
dengan bidan desa, lahir bermain dengan teman-
secara spontan, menangis Pasien jadi pendiam
temannya
langsung, kehamilan yang Kelas 3-5 SD pasien
dan suka menyendiri.
diinginkan ditinggal ibunya kerja Jarang bermain
Berat lahir 3300gram dan dan tinggal bersama dengan temannya
kehamilan cukup bulan ayah dan kakaknya
Riwayat
Riwayat Perkembangan Riwayat Pendidikan Perkembangan Jiwa
•Semasa kanak-kanak merupakan
Seksual pribadi yang ceria, ketika remaja
Pendidikan terakhir MTs, dan berubah menjadi pendiam,
Pasien tidak mengalami dilanjutkan bekerja selama 2 menyendiri, dan jarang menceritakan
gangguan dalam tahun dan kontrak kerja masalahnya keoranglain
habis, dan dilanjutkan •Dirumah sering dimarahi oleh ayahnya
perkembangan
bekerja 3 bulan yang lalu karena suka menghabiskan uang dan
seksualnya. bermain
Sempat memiliki pacar 2 kali namun
ditolak ketika mengajak menikah
•Sejak saat itu suka marah, mudah
tersinggung, melamun, bisikan
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Kegiatan moral
Perkembangan Jiwa
spiritual
•Semasa kanak-kanak merupakan pribadi yang
ceria, ketika remaja berubah menjadi Pasien beragama
pendiam, menyendiri, dan jarang Islam. Sebelum sakit
menceritakan masalahnya keoranglain pasien rajin beribadah
•Dirumah sering dimarahi oleh ayahnya karena shalat 5 waktu, dan
suka menghabiskan uang dan bermain kadang mengaji. Saat
Sempat memiliki pacar 2 kali namun ditolak
ini pasien sudah
ketika mengajak menikah
•Sejak saat itu suka marah, mudah tersinggung, jarang shalat dan
melamun, bisikan beribadah.
Sikap keluarga
Aktivitas sosial
terhadap penderita
Pasien memiliki hubungan yang kurang baik
dengan ibu nya. Keluarga sangat peduli
Dengan tetangga terhadap kondisi
Sebelum sakit pasien berhubungan baik dengan kesehatan pasien.
tetangga, setelah sakit pasien sempat tiba-tiba
memukul tetangga tanpa sebab yang jelas.
Hal-hal yang mendahului penyakit
Hal-hal yang mendahului penyakit

1. Faktor Predisposisi 1. Pasien seorang laki-laki berusia 23


a. FaJenis Kelamin Laki-laki tahun, belum menikah, beragama
b. Usia 23 tahun Islam, suku Jawa.
c. Kepribadian cenderung 2. Pasien dibawa keluarganya ke poli
introvert Jiwa RS Margono Soekarjo pada
2. Fakktor Pencetus tanggal 30 April 2019 karena pasien
Stres psikososial: Masalah sering bengong, tertawa sendiri dan
percintaan dan konsumsi obat serta marah-marah. Selain itu pasien juga
alkohol. sulit tidur, bicara kadang melantur,
mendengar bisikan-bisikan.
3. Faktor pencetus dari munculnya
gejala ini adalah masalah percintaan
dan konsumsi obat serta alkohol.
4. Pasien adalah pribadi yang intovert.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Laki-laki, sesuai usia, tampak sakit jiwa
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 112 x/min
• Respirasi : 16 x/min
• Suhu : 36.7 C
• Berat badan : 56 kg
• Tinggi badan :158 cm
• Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor,
3mm/3mm, reflek pupil +/+
• Kepala : Mesocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor,
3mm/3mm, reflek pupil +/+
• Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum
Tidak ada kelainan bentuk dan ukuran, serumen (-/-)
• Mulut : Tidak sianosis, tidak ada discharge
• Telinga : Tidak ada kelainan bentuk dan ukuran, serumen (-/-)
• Leher : Tidak ada deviasi trachea, tidak teraba pembesaran kelenjar
getah bening  
• Cor :Ictus cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V LMCS
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Batas kiri atas SIC II LPSS, batas kiri bawah SIC V LMCS, batas
kanan atas SIC II LPSD, batas kanan bawah SIC IV LPSD
Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPSS, batas kiri bawah SIC V LMCS, batas
kanan atas SIC II LPSD, batas kanan bawah SIC IV LPSD
  Auskultasi: S1>S2 reguler, murmur -, gallop –
• Pulmo :
Inspeksi : Jejas (-), simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Auskultasi: Suara dasar vesikuler +/+, tidak ada suara
tambahan
  Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
• Abdomen:
Inspeksi: Datar
Auskultasi: Bising usus normal
Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri nyeri tekan, tidak ada defans
muskular, tidak teraba masa, tidak teraba hepar dan lien.
• Ekstremitas :
Akral hangat (+/+/+/+), tidak terdapat edem pada keempat
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Kesan umum : Seorang laki-laki, sesuai usia, tampak sakit
jiwa perawatan diri cukup baik
Kesadaran : Compos mentis
Orientasi O/W/T/S : Baik/Baik/Baik/Baik
Sikap : Non-Kooperatif
Tingkah laku : Hiperaktif, gelisah
Proses pikir
Bentuk pikir : Non-Realistik
Isi pikir : Halusinasi Auditorik
Progesi pikir : poverty of speech
Persepsi : Halusinasi auditori (+), Halusinasi visual (-)
Roman muka : Hipermimik
Afek : Meningkat
Mood : Irritable
Perhatian : Mudah ditarik, mudah dicantum
Hubungan jiwa : Baik
Insight : derajat I
Sindrom skizofrenia:
1. Halusinasi auditorik
2. Progresi pikir poverty of
DIAGNOSIS BANDING
speech 1. Skizofrenia yang
3. Gaduh gelisah tidak terinci
4. Roman muka hipermimik 2. Skizofrenia paranoid

DIAGNOSIS MULTI AKSIAL


Axis I : Skizofrenia yang tidak terici Penatalaksanaan
Axis II : Gangguan kepribadian skizoid
Axis III : Tidak ada diagnosis untuk axis ini Clozapine 2x50 mg
Axis IV : Masalah percintaan dan konsumsi Lorazepam 1x2 mg
obat serta alkohol. malam hari
Axis V : GAF 60-51(gejala sedang, Haloperidol 2 x 5mg
disabilitas sedang).
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
•Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Schizein” yang artinya retak atau
pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran, yang selalu dihubungkan dengan fungsi
emosi
•Menurut Pedoman PPDGJ III, skizofrenia dijelaskan sebagai gangguan jiwa yang
ditandai dengan distorsi khas dan fundamental dalam pikiran dan persepsi yang
disertai dengan adanya afek yang tumpul atau tidak wajar.

Pedoman Diagnostik
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk skizofrenia berdasarkan PPDGJ III :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Thought echo
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusional perception
Halusinasi auditorik
Waham
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
•Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
•Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,
atauneologisme.
•Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, danstupor.
•Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan ataulebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed
atitude), dan penarikan diri secarasosial.
ETIOLOGI

1. Faktor genetik
2. Faktor biologi seperti hiperaktivitas sistem dopaminergik,
faktor serotonin, faktor neuroimunovirologi, hipoksia atau
kerusakan neurotoksik selama kehamilan dan kelahiran
3. Faktor lingkungan yang menyebabkan skizofrenia meliputi
penyalahgunaan obat, pendidikan yang rendah, dan status
ekonomi
4. Abnormalitas korteks cerebral, talamus, dan batang otak
pada penderita skizofrenia ditunjukkan dengan penelitian
neuropatologi dan pemeriksaan dengan Ctscan
5. Faktor psikososial dan sosiokultural dimana freud
menyatakan skizofrenia sebagai suatu respons regresif
terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang di
dalam lingkungan
Terapi
Farmakokinetik
Terapi skizofrenia secara farmakologi berdasarkan onset dibagi
menjadi 2 fase, yaitu (Kaplan dan Sadock, 2010):
1. Fase Psikosis Akut
Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik
dan benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang
kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi.
Obat antipsikotik yang dapat menyebabkan akinesia dan
gangguan traktus ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan
flupenazine. Sedangkan golongan antipsikotik atipikal seperti
olanzapine dan risperidone tidak menyebabkan gangguan
ekstrapiramidal (Kaplan dan Sadock, 2010).
2. Fase Maintenance dan Stabilisasi
Pada fase ini tujuan pengobatan adalah
mencegah relaps dengan terus menggunakan
obat-obatan karena jika obat dihentikan maka
risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 %
pada satu tahun pertama, sehingga disarankan
agar pengobatan dilakukan minimal selama 5
tahun (Kaplan dan Sadock, 2010).
Antipsikotik atipikal

• Clozapine
• Risperidon
• Olanzapine
Non Farmakoterapi
a. ECT (Electro Convulsive Therapy) Dikatakan penggunaan
ECT dengan pengobatan entipsikotik akan lebih efektif
b. Terapi Berorientasi Keluarga
• Karena pasien dikembalikan dalam keadaan remiten,
maka penting untuk mengedukasi keluarga bagaimana
cara mengatasi masalah-masalah yang dapat timbul dari
pasien. (Kaplan dan Sadock, 2010).
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai