Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PENINGKATAN CAPAIAN PROGRAM UPAYA BERHENTI MEROKOK


(UBM) DI SEKOLAH (CO analyzer) PADA WILAYAH PUSKESMAS
KEMRANJEN II

Oleh :
Sarah Jeihan Zaky Arafat
G1A015029/G4A018074
Pembimbing Puskesmas
dr. Muhammad Amir Fuad
 
 
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO 
2019
VARIABEL YANG DINILAI PADA
TIAP UNSUR SISTEM
INPUT

1) Man : Dilakukan oleh tenaga kesehatan P2PTM


2) Money : Tersedia dana dari BOK yang berlebih
3) Material : Sarana penyuluhan dari Puskesmas, CO analyzer dari Dinkes Kab.
4) Method : Menyiapkan surat perintah tugas, penyuluhan (UBM), konseling, pengukuran
kadar CO, monitoring berkala
5) Market : Siswa SMP/SMA/sederajat yang telah diberi penyuluhan UBM.
6) Minute : penyuluhan dilakukan selama ±40 menit, konseling dan pengukuran kadar CO
±15 menit setiap siswa., monitoring berkala setiap 2 minggu selama 3 bulan.
PROSES
1) P1 (Perencanaan) : P1 (Perencanaan) : Penyusunan rencana kegiatan 5 tahunan setiap
tahun dibuat RUK  RPK bulanan dan tahunan
2) P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) : Mini lokakarya 1x/bulan berisi evaluasi dan
penjadwalan kegiatan, 1x/3 bulan rapat lintas sektoral
3) P3 (Pemantauan, Pengawasan dan Penilaian): Pengawasan internal oleh kepala
Puskesmas dan eksternal oleh Dinkes, penilaian pencapaian kegiatan oleh Puskesmas dan
dilaksanakan oleh Dinkes
OUTPUT
Capaian pelaksanaan UBM di sekolah (CO analyzer) adalah 40%. Target SPM adalah 40%.

OUTCOME
1) Jumlah siswa SMP Ma’arif NU 2 yang merokok mencapai 15%
2) Angka kejadian penyakit terkait sistem kardiovaskuler tahun 2018 mencapai 359
3) Angka kejadian penyakit terkait pernapasan tahun 2018 mencapai 178

UMPAN BALIK
Rapat bidang 2x/bulan, mini lokakarya 1x/bulan, rapat lintas sektoral 1x/3 bulan

LINGKUNGAN
1) Fisik : SMP/SMA/sederajat yang ada di wilayah kerja terjangkau
2) Non Fisik : Merokok merupakan budaya di masyarakat, anak-anak telah terpapar rokok
sejak dini
PENYAJIAN DATA
No. Nama Sekolah Jumlah
Siswa
1 SMP N 2 Kemranjen 463
2 SMP Tamtama 334
3 SMP Ma’arif NU 2 504
4 SMP Ma’arif NU 1 465
5 SMP Salafiyah 329
6 SMP Muahammadiyah 301
7 SMKS Maarif NU 1 266
8 SMAS Ma’arif NU Sirau 570
9 SMKS PPRQ 316
10 SMKS Mpu Tantular 378
Total 3.926
IDENTIFIKASI MASALAH DAN
PENYEBAB MASALAH
No Variabel Tolak Ukur Data Kesimpulan

Masalah

Proses P2: Mini lokakarya 1x/bulan berisi Penjadwalan terkendala karena harus (+)
evaluasi dan penjadwalan kegiatan, menyesuaikan kegiatan sekolah dan
1x/3 bulan rapat lintas sektoral Puskesmas

P3 : Pengawasan internal oleh kepala Evaluasi terkait program UBM di (+)


Puskesmas dan eksternal oleh Dinkes, sekolah (CO analyzer) belum rutin
penilaian pencapaian kegiatan oleh dilaksanakan
Puskesmas dan dilaksanakan oleh
Dinkes

4 Umpan Mendapat evaluasi dan umpan balik Belum mendapat evaluasi dan (+)
Balik saat rapat program dan mini feedback
lokakarya

5 Lingkunga Fisik : Lokasi SMP/SMA/sederajat Mudah dijangkau (-)


n dapat dijangkau Merokok adalah budaya di (+)
Non Fisik : Dukungan masyarakat masyarakat
ANALISIS SWOT
STRENGTH

1) Petugas P2PTM berjumlah 2 orang dan kompeten di bidangnya.


2) Satu orang dokter Puskesmas sebagai narasumber penyuluhan (kerjasama lintas
program baik).
3) Jumlah tenaga kesehatan lebih dari standar Permenkes No.75 tahun 2014.
4) Dana dari BOK hanya digunakan untuk penyediaan konsumsi peserta, sehingga
berlebih.
5) Sarana penyuluhan tersedia dari Puskesmas.
6) Terdapat 2 ambulans yang dapat digunakan menuju sekolah.
WEAKNESS

1) Belum ada koordinasi antara program P2PTM dengan program lain, misalnya
bagian promosi kesehatan sebagai konselor dalam pelaksanaan UBM di sekolah
(CO analyzer).
2) Waktu untuk pelaksanaan program terbatas karena harus dibagi untuk
pelaksanaan program lain.
3) Puskesmas tidak memiliki alat CO analyzer sendiri.
4) Pelaksanaan UBM di sekolah (CO analyzer) membutuhkan waktu yang lama.
OPPORTUNITY

1) Terdapat tenaga pendidik yang dapat diberdayakan untuk aktif dalam


pelaksanaan UBM di sekolah (CO analyzer).
2) Terdapat waktu / jadwal Masa Orientasi Siswa (MOS) yang dapat diupayakan
untuk pelaksanaan UBM di sekolah (CO analyzer).
3) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas meminjamkan alat CO analyzer sebanyak 1
buah.
4) Lokasi SMP/SMA/sederajat mudah dijangkau.
STRATEGI
S-O O-W

S-T W-T
• Melakukan pendekatan dengan tenaga
pendidik bahwa pelaksanaan UBM di
sekolah (CO analyzer) membutuhkan • Melibatkan tenaga kesehatan dari
peran aktif dari seluruh warga sekolah. program lain untuk membantu
• Melakukan sosialisasi kepada tokoh sebagai penyuluh dan konselor, staf
masyarakat tentang dampak merokok. P2PTM hanya melakukan pengukuran
• Melakukan evaluasi secara rutin tentang kadar CO  waktu lebih efisien.
pelaksanaan UBM di sekolah (CO
analyzer).
• Melakukan pengadaan alat CO analyzer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai