Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-
hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap
manusia.Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang
dalamkehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya
akanmenjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan.Faktanya, memang tidak semua orang yang
berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya,tetapi jika dilakukan perbandingan maka
orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyakyang bisa mengecap kesuksesan daripada
orang yang tidak pernah mengecap
pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan adalah alat untuk menge
mbangkandiri, mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.Jika orang yang sudah
dibekali ilmu saja terbukti masih ada atau bahkan banyak yangmengalami kegagalan, lalu
bagaimana dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali?Logikanya sudah pasti
mereka akan lebih kesulitan dalam mengembangkan hal-hal yangdiminatinya dengan tujuan
untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidupmembutuhkan teori, dan
dengan pendidikan lah teori tersebut bisa didapatkan.Jangan meyakini opini sekelompok
orang yang tidak bertanggung jawab. Apa pun alasannya,setiap orang tetap membutuhkan
pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjaminkesuksesan seseorang, namun pendidikan
akan membekali anda kualitas diri yang lebih baiksehingga anda akan lebih berpeluang untuk
mendapatkan apa yang anda cita-citakan.Pendidikan merupakan alat terpenting untuk
merealisasikan semua impian anda.Pendidikan adalah prioritas untuk menjuju kearah yang
lebih baik, dan masa depan yanglebih layak buat Anda.

MASALAH PENDIDIKAN

Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain,


harusnyamembuat kita lebih termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya
masalah pendidikan
yangmuncul ke permukaan merupakan gambaran praktek pendidikan kita :
1. Kurikulum
Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil
yangmaksimal dan masih tetap saja. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis
dalammengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.
Perubahankurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya
dan yang bedahanya bukunya. Contohnya guru, banyak guru honorer yang masih susah payah
mencukupikebutuhannya sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh
kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum baru.
Elemen dasarini lah yang menentukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh
2. Biaya
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya
banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, kalau pengen pendidikan yang
berkualitaskonsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-
belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja
dan lepastangan. Apa mereka sudah mengenyam pendidikan?? Akhir-akhir ini pemerintah
dalamsistem pendidikan yang baru akan membagi pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu
jalurformal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan
perbedaankemampuan akademik dan finansial siswa. Ironis sekali bila kebijakan ini benar-
benar terjadi.
3. Tujuan pendidikan
Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan.
Lihatsaja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang
ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik
darimasyarakat ataupun pejabat-pejabat).
4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang
DPR RI telah mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum
Pendidikan(BHP) menjadi Undang-Undang. Namun, disahkannya UU BHP ini banyak
menuai protesdari kalangan mahasiswa yang khawatir akan terjadinya komersialisasi dan
liberalisasiterhadap dunia pendidikan. Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan
kepada PansusRUU BHP. UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi
pendidikan dalam jangka panjang.
5. Kontoversi diselenggaraknnya UN
Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan
standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Selain itu, pada pasal 59
ayat 1dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap
pengelola,satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya
melakukanevaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.
Ketiga,aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya,
pemerintahtelah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01
pada tahun

2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas
untukmenangkal penyimpangan finansial dana UN.
6. Kerusakan Fasilitas
sekolah Nanang Fatah, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI)mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah
Jabar,sekolah yang rusak mencapai 50 persen. Kerusakan bangunan sekolah tersebut
berkaitandengan usia bangunan yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak
tahun 2000-2005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia,
denganmengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah
Orang terdidik belum tentu bisa mendidik, karena itu kita akan selalu membutuhkan orang
lain untuk mendidik generasi pengganti kita yaitu Guru. Profesi mulia yang tak ternilai
harganya walaupun kadang sering dianggap hanya sebagai profesi biasa yang sama dengan
profesi lainnya padahal profesi Guru merupakan profesi yang luar biasa. Mereka berjuang
untuk mendidik generasi bangsa ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan dari negara
kita yang belum sepenuhnya memberikan perhatian kepada profesi Guru.

Bukan hal yang aneh jika di negeri ini beraneka ragam kasus yang menimpa Guru, mulai dari
pemukulan siswa kepada Gurunya, penganiayaan orang tua peserta didik kepada Guru,
bahkan kasus terbaru adalah penuntutan orang tua peserta didik kepada pihak sekolah karena
anaknya tidak naik kelas walaupun berakhir damai setelah di pengadilan tetapi hal ini
merupakan salah satu presiden buruk dalam dunia pendidikan di negeri ini.

Teknologi boleh lebih maju, zaman boleh terus berkembang, dunia bisa berubah, kurikulum
boleh berganti dan direvisi berkali-kali tetapi hal itu tidak akan ada artinya jika tidak ada
pengembangan profesi guru yang lebih profesional alias Guru Hebat.
https://www.kompasiana.com/poltakbutarbutar8687/5ddb3a6c097f362aff00f302/guru-
hebat?utm_source=interestinarticle
Satu hal yang pasti : saya akan berjuang untuk kemerdekaaan belajar di Indonesia

Itulah salah satu cuplikan pidato menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia . Dengan
semangat bertepuk tangan (walau dalam hati) setelah mendengar pidato menteri termuda
Indonesia periode 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim,

Pada pidato Tahun pertama peringatan Hari Guru Nasional 2019, sejak kepemimpinan bidang
pendidikan Indonesia ada di tangan beliau . Memang tidak seperti biasanya, kali ini pidato
menteri yang terkesan sangat dekat dengan guru sehingga emosi saya sebagai guru pun
terbawa oleh pidato ini. Hal ini juga yang mendorong saya ingin mengetahui lebih jauh apa
kemerdekaan belajar itu.

Menurut eksperimen (Lubang Dalam Tembok ) Sugata Mitra dari India, relevan dengan
ajaran Ki hajar dewantara, beliau menekankan berulangkali tentang kemerdekaan Belajar "...
Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap cara berpikir, yaitu jangan selalu dipelopori
atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakan lah anak-anak mencari
sendiri segala pengetahuan dengan pikirannya sendiri ..."Ki hajar Dewantara ( buku
Peringatan Taman Siswa 30 tahun1922-1952) Anak pada dasarnya mampu "menemukan "
suatu pengetahuan.

Apa arti kemerdekaaan Belajar dalam pernyataan beliau tersebut : dalam sebuah tulisan
dibuku Pendidikan, beliau menyatakan "Dalam Pendidikan harus senantiasa diingat bahwa
kemerdekaan itu bersifat tiga macam :

Berdiri sendiri

Berdiri sendiri berarti bahwa anak anak adalah pemilik belajar, anak mempunyai
inisiatifuntuk belajar tidak harus terhimpun dalam suatu kesatuan atau rombongan kelas

Tidak tergantung pada orang lain

Tidak tergantung berarti anak tidak tergantung hadir atau tidaknya orang dewsa, dengan atau
tanpa kehadiran guru dikelas.

Dapat mengatur diri sendiri

Dapat mengatur diri sendiri berarti anak mampu untuk mengelola diri dan kebutuhan
belajarnyaIa dapat memlilih cara dan media belajar yang sesui dengan kondisi disekitarnya,
Dapat mengatur jadwal untuk mencapai tujuan belajar.
Sumber: http://temankita.com/kemerdekaan-belajar/

Dari Ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan belajar adalah belajar yang sesuai
dengan karakteristik dan kondisi anak.

Selamat Hari Guru


https://www.kompasiana.com/husnul27/5ddbac99d541df6fac6bf4b2/mengenal-kemerdakaan-
belajar?page=all

Anda mungkin juga menyukai