Anda di halaman 1dari 8

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.

1 : 74 – 81 ISSN 2252-5416

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT


JALAN DI RSUD MASOHI TAHUN 2014

Relationship Quality Service Satisfaction Outpatient Hospital Masohi in 2014

Amrollah Latupono1, M. Alimin Maidin2, Andi Zulkifli3

¹ Dinas Kesehatan, Kabupaten Maluku Tengah


² Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyrakat, Universitas Hasanuddin
³ Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyrakat, Universitas Hasanuddin

(E-mail: arullatu@gmail.com)

ABSTRAK

Mutu pelayanan yang rendah akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan dengan munculnya
berbagai keluhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan mutu pelayanan rawat jalan
terhadap kepuasan pasien di RSUD Masohi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bentuk
survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mendapat pelayanan di instalasi
rawat jalan RSUD Masohi selama 2013. Sampel adalah pasien ins talasi rawat jalan di RSUD
Masohi sebanyak 153 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified
random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adal hubungan effectiveness continuity of care dan timeless dengan
kepuasan pasien rawat jalan. Adapun amenities dan safety tidak berhubungan dengan kepuasan
pasien rawat jalan. Variabel yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah timeless.

Kata Kunci: Kepuasan Pasien, Keselamatan, Efektivitas

ABSTRACT

Low service quality will lead to customer dissatisfaction which is indicated by a variety of patients’
complaints. The aim of the research was to find out the relationship between inpatient service quality
and patients' satisfaction in Masohi Regional Public Hospital. The research was a survey quantitative
study. The populations were all patients in inpatient installation of Masohi Regional Public Hospital
in 2013. The samples consisted of 153 people selected using proportionate stratified random
sampling method. The data were analyzed using chi square and logistic regression test. The results of
the research indicate that there is a relationship between effectiveness continuity of care and
timeless, and inpatients' satisfaction. Meanwhile, there is no relationship between amenities and
safety, and inpatients' satisfaction. Timeless is the most dominant variable related to inpatients'
satisfaction.

Keywords: Patients' Satisfaction, Safety, Effectiveness

PENDAHULUAN pelanggan abadi. Hal ini sejalan dengan


Mutu pelayanan yang rendah akan makin meningkatnya tuntutan masyarakat
mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan akan kualitas pelayanan kesehatan.
yang berakibat munculnya berbagai Peningkatan tuntutan ini akibat dari
keluhan. Keluhan yang terjadi disebabkan meningkatnya jumlah konsumen terdidik
karena ketidaksesuaian antara harapan sehingga mampu memilih jenis dan
pelanggan dan kenyataan yang kualitas pelayanan yang diinginkan
dialaminya. Penanganan keluhan dengan (Sitorus dan Ratna, 2006).
baik akan membuat pelanggan tetap Meningkatnya teknologi kedokteran
mengkonsumsi kembali jasa pelayanan dengan komponen lainnya memaksa para
RS bahkan tidak jarang menjadi manajer RS berpikir dan berusaha dalam

74
Kepuasan Pasien, Keselamatan, Efektivitas ISSN 2252-5416

mengelola RUMAH SAKIT nya menghindari pemborosan misalnya


terutama RS pemerintah. Upaya-upaya limbah peralatan, perlengkapan. (6)
yang harus dilakukan RS pemerintah Equitable, pelayanan kesehatan harus adil
untuk tetap bertahan dan berkembang tidak boleh membeda-bedakan pasien
adalah meningkatkan pendapatannya dari baik dari segi ekonomi, budaya, suku,
pasien, karena pasien merupakan sumber ras, agama.
pendapatan bagi RS baik secara langsung Kepuasan pasien terhadap pelayanan
maupun secara tidak langsung melalui rawat jalan di RSUD Masohi masih
asuransi kesehatan (Sitorus dan Ratna, sangat rendah dengan rata-rata 49 %
2006). sedangkan berdasarkan Standar
Untuk dapat bertahan hidup dan Pelayanan Minimal Rumah Sakit No. 129
berkembang di dalam lingkungan yang tahun 2008 menyatakan bahwa standar
cepat berubah dan kompetitif. RS harus kepuasan untuk unit rawat jalan sebesar >
mengubah paradigma pengelolaan RS 90 %. Tentu kondisi ini dapat menjadi
kearah sudut pandang konsumen. acuan bahwa terjadi masalah terhadap
Pendekatan mutu pelayanan dan kualitas di pelayanan rawat jalan di
kepuasan pelanggan menjadi salah satu RSUD Masohi. Sehingga, menyebabkan
strategi penting yang tidak bisa diabaikan pasien menjadi kurang puas terhadap
(Suryani dan Tatik, 2008). layanan yang diberikan.
Secara tidak langsung pasien yang Dari data kunjungan pasien di
mempunyai persepsi mutu pelayanan instalasi rawat jalan RSUD Masohi di
yang buruk akan menceritakan atas terjadi penurunan kunjungan pasien
pengalamannya kepada 8-10 orang, lama. Hal tersebut menunjukan turunnya
bahkan 1 dari 5 pasien yang kurang puas tingkat loyalitas pasien terhadap
akan menceritakan masalahnya kepada pelayanan rawat jalan RSUD Masohi.
20 temannya (Stephen dkk., 1995). Dari keterangan data diatas dapat
Dari berbagai sumber disebutkan diketahui bahwa terjadi penurunan
bahwa prinsip utama perbaikan mutu dan kunjungan pasien dari tahun 2011-2013
kinerja pelayanan kesehatan adalah yang signifikan dan terjadi penurunan
kepedulian terhadap pelanggan. Pasien kunjungan pasien lama, oleh karena itu
sebagai pelanggan eksternal tidak hanya untuk membedah masalah ini peneliti
menginginkan kesembuhan dari sakit menggunakan kajian manajemen mutu
yang diderita yang merupakan luaran dengan kualitas pelayanan kesehatan
(outcome) pelayan, tetapi juga merasakan terhadap kepuasan pasien di Rumah
dan menilai bagaimana ia diperlakukan Sakit.
dalam proses pelayanan (Rizanda, 2008). Kualitas dapat memberikan suatu
Menurut Shortell, menyebutkan dorongan kepada perusahaan dalam
bahwa tujuan dari sistem pelayanan jangka panjang, ikatan seperti ini
kesehatan terdiri atas: (1) Safe, pasien memungkinkan perusahaan untuk
harus menerima perawatan dan dirawat memahami dengan seksama harapan
dilingkungan yang melindungi mereka pelanggan serta kebutuhan mereka
dari bahaya. (2) Effective, perawatan Dengan demikian perusahaan dapat
harus diberikan berdasarkan informasi meningkatkan kepuasan pelanggan
ilmiah terbaik yang tersedia dan layanan dengan cara memaksimalkan pengalaman
tidak akan menguntungkan pasien. (3) pelanggan yang menyenangkan dan
Patient’s Centered, perawatan harus meminimumkan atau meniadakan
memperhitungkan preverensi individu pengalaman pelanggan yang kurang
pasien, kebutuhan dan nilai yang menyenangkan Kepuasan pelanggan
dibutuhkan pasien. (4) Timely, pelayanan dapat menciptakan kesetiaan atau
yang tepat waktu. (5) Efficient, perawatan loyalitas pelanggan pada perusahaan
harus diberikan dengan cara yang

75
Amrollah Latupono ISSN 2252-5416

yang memberikan kualitas yang instalasi rawat jalan di RSUD Masohi


memuaskan (Hendroyono, 2007). yang telah mendapatkan pelayanan. (2)
Kualitas pelayanan kesehatan yang Pasien dalam keadaan sadar dan tidak
bermutu dan memuaskan pasien dapat sedang koma atau pre koma, atau
menjadi faktor yang berpengaruh mengalami gangguan ingatan. (3) Pasien
terhadap kepuasan pasien rawat jalan berumur dewasa dan layak diwawancarai
RSUD Masohi. Masih rendahnya tingkat (17 Tahun keatas) dan tidak termasuk
kepuasan pasien berdasarkan beberapa kategori lanjut usia. (4) Bersedia atau
indikator SPM, sehingga penelitian ini setuju diwawancarai (5) Responden
bertujuan untuk Mengetahui hubungan diambil pada saat telah selesai menerima
mutu pelayanan rawat jalan terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan di
kepuasan pasien di RSUD Masohi. RSUD Masohi.

BAHAN DAN METODE Jenis dan sumber data


Jenis dan rancangan penelitian Ada 2 jenis data yang digunakan
Jenis penelitian ini merupakan dalam penelitian ini, yaitu Data Primer
penelitian kuantitatif (survey analitik). dan Data sekunder. Data primer yang
Kerlinger dalam Sugiyono (2013), dipakai dalam penelitian ini adalah data-
menyatakan bahwa penelitian survey data dari kuesioner yang secara langsung
adalah penelitian yang dilakukan pada diisi oleh responden yaitu pasien
populasi besar maupun kecil, tetapi data rawat jalan RSUD Masohi. Data
yang dipelajari adalah data dari sampel sekunder diperoleh dari laporan atau
yang diambil dari data populasi tersebut, dokumen tulis lainnya yang tersedia di
untuk menemukan kejadian-kejadian Instalasi Rawat Jalan yang menyediakan
relatif, distribusi, dan hubungan- data yang relevan dengan topik
hubungan antar variabel sosiologis penelitian.
maupun psikologis.
Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data
rancangan cross sectional study yaitu Pengumpulan data pada studi
suatu rancangan penelitian untuk melihat kuantitatif biasanya menggunakan teknik
dinamika korelasi antara variabel observasi/pengukuran langsung membagi
independen dengan variabel dependen kuesioner/angket dan wawancara dalam
yang diteliti secara bersamaan dalam pertanyaan tertutup untuk mengisi lembar
periode yang sama. Pada penelitian kali ceklis pada pengumpulan data dengan
ini yaitu menganalisis mutu pelayanan, kuesioner, angket, jawaban sudah
kepuasan dan loyalitas pasien rawat jalan disiapkan sehingga respon tinggal
di RSUD Masohi tahun 2014. memilih. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Populasi dan sampel Wawancara (Interview), Kuisioner
Sebagai populasi didalam penelitian (Angket), Observasi, dan Dokumentasi.
ini ialah seluruh pasien di instalasi rawat
jalan RSUD Masohi. Populasi dalam Analisis data
penelitian ini adalah seluruh pasien yang Analisis data menggunakan metode
mendapat pelayanan di instalasi rawat statistik yang ada dalam program SPSS
jalan RSUD Masohi selama 2013 yaitu dengan tahapan analisis yaitu analisis
sebanyak 10.261 pasien. Sehingga untuk univariat, analisis bivariat, dan analisis
rata-rata pasien perbulan sebanyak 855 multivariate.
pasien.
Sampel penelitian ini adalah pasien HASIL
instalasi rawat jalan di RSUD Masohi, Tabel 1 menunjukkan bahwa
yaitu dengan kriteria : (1) Pasien umumnya pasien menyatakan

76
Kepuasan Pasien, Keselamatan, Efektivitas ISSN 2252-5416

effectiveness petugas kurang baik bagian Penyakit Dalam, bedah,


sebanyak 133 orang (86,9%) sedangkan KIA/Obgin, Gigi, Umum/Anak dan
yang baik sebanyak 20 orang (13,1%). bagian Mata menyatakan Safety petugas
Umumnya pasien di bagian KIA/Obgin, kurang baik. Pasien menyatakan
Gigi, Umum/Anak dan bagian Mata continuity of care petugas adalah kurang
menyatakan effectiveness petugas kurang baik yaitu 111 orang (72,5%) sedangkan
baik. Selanjutnya umumnya pasien responden yang menyatakan continuity of
menyatakan amenities petugas adalah care petugas kurang baik sebanyak 42
kurang baik sebanyak 93 orang (60,8%) orang (27,5%). Umumnya pasien di
sedangkan yang menyatakan amenities bagian Penyakit Dalam, Bedah,
petugas baik sebanyak 60 orang (39,2%). KIA/Obgin, Gigi, Umum/Anak dan
Umumnya pasien di bagian KIA/Obgin bagian Mata menyatakan amenities
dan mata menyatakan amenities petugas petugas kurang baik. Pasien menyatakan
baik, sedangkan pasien di bagian Timeless petugas adalah kurang baik
penyakit dalam, Bedah, Gigi, yaitu 140 orang (91,5%) sedangkan yang
Umum/Anak dan bagian Mata responden yang menyatakan Timeless
menyatakan amenities petugas kurang petugas baik sebanyak 13 orang (8,5%).
baik. Umumnya pasien menyatakan Umumnya pasien di bagian Penyakit
Safety petugas adalah kurang baik Dalam, KIA/Obgin, Bedah, Gigi,
sebanyak 123 orang (80,4%) sedangkan Umum/Anak dan bagian Mata
yang menyatakan baik sebanyak 30 menyatakan Timeless petugas kurang
orang (19,6%). Umumnya pasien di baik.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Unit Perawatan dan effectiveness, Amenities,


Safety, continuity of care, Timeless di RSUD Masohi 2014

Unit Perawatan
Penyakit KIA/ Umum/ Total
Effectiveness Bedah Gigi Mata
Dalam Obgin Anak
n % n % n % n % n % n % n %
Baik 1 2,0 1 4,5 6 23,1 5 33,3 5 27,8 2 9,5 20 13,1
Kurang Baik 50 98,0 21 95,5 20 76,9 10 66,7 13 72,2 19 90,5 133 86,9
Jumlah 51 100 22 100 26 100 15 100 18 100 21 100 153 100
Unit Perawatan
Penyakit Bedah KIA/ Gigi Umum/ Mata Total
Amenities
Dalam Obgin Anak
n % n % n % n % n % n % n %
Baik 11 21,6 3 13,6 18 69,2 7 46,7 7 38,9 14 66,7 60 39,2
Kurang Baik 40 78,4 19 86,4 8 30,8 8 53,3 11 61,1 7 33,3 93 60,8
Jumlah 51 100 22 100 26 100 15 100 18 100 21 100 153 100
Unit Perawatan
Penyakit KIA/ Umum/ Total
Safety Bedah Gigi Mata
Dalam Obgin Anak
n % n % n % n % n % n % n %
Baik 5 9,8 1 4,5 10 38,5 3 20,0 5 27,8 6 28,6 30 19,6
Kurang Baik 46 90,2 21 95,5 16 61,5 12 80,0 13 72,2 15 71,4 123 80,4
Jumlah 51 100 22 100 26 100 15 100 18 100 21 100 153 100

77
Amrollah Latupono ISSN 2252-5416

Unit Perawatan
Continuity of Penyakit KIA/ Umum/ Total
Bedah Gigi Mata
care Dalam Obgin Anak
n % n % n % n % n % n % n %
Baik 8 15,7 4 18,2 11 42,3 4 26,7 9 50,0 6 28,6 42 27,5
Kurang Baik 43 84,3 18 81,8 15 57,7 11 73,3 9 50,0 15 71,4 111 72,5
Jumlah 51 100 22 100 26 100 15 100 18 100 21 100 153 100
Unit Perawatan
Penyakit KIA/ Umum/ Total
Timeless Bedah Gigi Mata
Dalam Obgin Anak
n % n % n % n % n % n % n %
Baik 2 3,9 2 9,1 2 7,7 3 20,0 2 11,1 2 9,5 13 8,5
Kurang Baik 49 96,1 20 90,9 24 92,3 12 80,0 16 88,9 19 90,5 140 91,5
Jumlah 51 100 22 100 26 100 15 100 18 100 21 100 153 100
Sumber : Hasil olah Data Primer, 2014.

Tabel 2. Faktor yang paling berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di RSUD Masohi 2014

Variable B Wald Sig,


Effectiveness 1,795 8,479 0,004
Amenities 0,281 0,318 0,573
Continuity of care 0,393 0,609 0,435
Timless 2,362 9,671 0,002
Constant -7,474 15,731 0,000
Sumber : Hasil olah Data Primer, 2014.

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa
uji regresi logistic berganda diperoleh semakin bagus pelayanan yang diberikan
dari empat variabel yang diuji semuanya petugas kepada pasien terkait dengan
berhubungan dengan kepuasan pasien. tindakan yang benar, cepat, dan tepat
Berdasarkan nilai Wald maka diketahui waktu, serta dapat memberikan informasi
bahwa diantara ketiga variabel tersebut, yang jelas kaitannya dengan penyakit dan
maka Timeless (W=9,67) adalah variabel tindakan yang akan dilakukan maka
yang paling berhubungan dengan pelanggan/pasien akan merasa semakin
kepuasan pasien rawat jalan di RSUD puas.
Masohi. Keberhasilan dalam kesembuhan
pasien salah satunya adalah ketepatan
PEMBAHASAN dalam menentukan diagnosis penyakit,
Pada penelitian ini terlihat bahwa sehingga dapat diberikan obat sesuai
responden yang menyatakan bahwa ia dengan penyakit yang dideritanya.
puas dengan mutu pelayanan petugas Komponen layanan dokter selama pasien
karena petugas memiliki kemampuan/ menjalani rawat inap merupakan
kehandalan dan pengalaman dalam komponen yang strategis. Hubungan
melakukan tindakan medik misalnya pelayanan dokter dengan pasien adalah
menyuntik, dan memberikan informasi berdasarkan kepercayaan.

78
Kepuasan Pasien, Keselamatan, Efektivitas ISSN 2252-5416

Tinggi rendahnya kualitas sangat yang diberikan oleh penyedia jasa tidak
dipengaruhi oleh sumber daya rumah dapat menilai bahwa pelayanan itu
sakit, termasuk antara lain tenaga memuaskan pelanggan akan tetapi
kesehatan. Peranan keterampilan adalah penilaian kualitas pelayanan kesehatan
sangat penting sekali bagi petugas ditentukan oleh penerima pelayanan
kesehatan, karena jika petugas kesehatan tersebut, karena pelangganlah yang
terampil dalam melakukan pekerjaannya, menikmati jasa perusahaan tersebut.
maka akan berdampak memberikan Selanjutnya, umumnya pasien
kepuasan terhadap pasien yang dilayani menyatakan Safety petugas adalah kurang
yang pada akhirnya meningkatkan baik sebanyak 123 orang (80,4%)
kualitas rumah sakit (Azwar, 1994). sedangkan yang menyatakan baik
Pasien yang menyatakan amenities sebanyak 30 orang (19,6%). Pasien yang
petugas baik lebih banyak kurang puas menyatakan Safety petugas baik lebih
dengan pelayanan petugas (71,7%) banyak kurang puas dengan pelayanan
dibandingkan yang puas (28,3%). Pasien petugas (76,7%) dibandingkan yang puas
yang menyatakan amenities petugas (23,3%). Pasien yang menyatakan Safety
kurang baik lebih banyak kurang puas petugas kurang baik lebih banyak kurang
dengan pelayanan petugas (83,9%) puas dengan pelayanan petugas (79,7%)
dibandingkan yang puas (16,1%). dibandingkan yang puas (20,3%).
Hal ini disebabkan karena responden Salah satu kriteria pelayanan masya-
tidak nyaman terhadap kebersihan rakat yang baik adalah keamanan yang
ruangan yang dianggap cleaning service berarti mengurangi resiko cedera, infeksi
jarang membersihkan ruangan pelayanan, atau bahaya lain yang berhubungan
kamar mandi yang kurang bersih, dengan pelayanan. Kriteria ini mengan-
ketersedian air yang terbatas, kondisi dung arti bahwa proses serta hasil
ruang rawat inap terasa panas dan kurang pelayanan harus semaksimal mungkin
masuk udara serta peralatan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang
ruangan yang sudah tidak layak pakai. dapat mengancam keselamatan (Wijono,
Menurut Pohan (2003), yang menyatakan 2000).
kenyamanan pelayanan kesehatan yang Menurut Zeithaml, et al (1985),
terkait pada penampilan fisik pelayanan yang mengidentifikasi kelompok karak-
kesehatan, pemberi pelayanan, peralatan teristik yang digunakan oleh para pelang-
medik dan juga non medik. gan dalam mengevaluasi kualitas di
Hasil uji statistik diperoleh tidak ada antaranya adalah jaminan (assurance)
hubungan antara amenities petugas yang mencakup kemempuan, kesopanan,
dengan kepuasan pasien rawat jalan di dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
RSUD Masohi (p=0,070). Pasien menya- staf, bebas dari bahaya, resiko atau
takan puas dengan alasan bahwa petugas keragu-raguan. Salah satu penentu pela-
memiliki sifat yang ramah dan menye- yanan sebagai dasar untuk memahami
nangkan dalam memberikan pelayanan mutu pelayanan yakni dibutuhkannya
serta berpenampilan bersih dan rapih. Hal competence yang merupakan ilmu
lain yang menyebabkan mereka merasa pemgetahuan dan keahlian yang
puas karena keadaan ruangan yang dibutuhkan untuk memberi pelayanan
nyaman dan bersih. sehingga dapat memberikan kepercayaan
Pihak rumah sakit perlu menyadari kepada pasien. Aspek lain menurut Lem
bahwa kualitas pelayanan kesehatan Berry, yakni security (keamanan), bebas
tergantung pada pemenuhan kebutuhan dari bahaya, resiko, keamanan fisik,
pasien dan tidak dapat dinilai oleh keamanan keuangan, dan kepercayaan
penyedia jasa atau pemberi layanan. diri merupakan penentu dalam me-
Menurut Kotler dalam Tjiptono (2006), wujudkan pelayanan kesehatan yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan berkualitas.

79
Amrollah Latupono ISSN 2252-5416

Terdapat 20 % pasien yang menyatakan Timeless petugas baik se-


mengeluhkan keberadaan dokter saat banyak 13 orang (8,5%).
pasien datang. Hal ini terjadi karena Hal ini menunjukkan bahwa
dokter belum siap di tempat pelayanan ketepatan waktu lama pelayanan di
padahal waktu pelayanan sebenarnya RSUD Masohi belum sesuai dengan
sudah harus dimulai sesuai dengan yang keinginan dan kebutuhan waktu pasien.
tertera di papan praktek. Hal ini harus Pasien menganggap bahwa untuk
menjadi perhatian yang serius dari mendapatkan lama pelayanan kesehatan,
penyelenggara pelayanan karena pasien pasien membutuhkan waktu tunggu yang
datang ke pelayanan kesehatan dalam tidak terlalu lama yaitu hanya 5 menit
rangka membutuhkan pertolongan untuk bertemu dokter, dan jika masih ada
(artinya dokter telah berada di tempat tindakan kesehatan lainnya misalnya
pelayanan dan telah siap sesuai janji yang mendapatkan injeksi dan uji labora-
tertulis di papan praktek), apabila pasien torium, maka pasien biasanya begitu
tersebut harus menunggu dokter dalam mendaftar akan langsung mendapatkan
waktu yang cukup lama, maka hal ini lama pelayanan kesehatan sesuai dengan
akan menjadi pemicu timbulnya kebutuhannya. Jadi, untuk mendapatkan
ketidakpuasan. seluruh proses lama pelayanan kesehatan
Gambaran pelayanan yang ber- pasien membutuhkan waktu kurang lebih
kualitas diantaranya adalah waktu 45 menit saja. Namun dalam penelitian
menunggu dokter yang singkat. Ada ini waktu tunggu pasien rata-rata agak
beberapa syarat pelayanan kesehatan lama sehingga banyak pasien yang tidak
yang baik antara lain: keberadaannya puas atas ketepatan waktu pelayanan
setiap saat dibutuhkan masyarakat, dapat petugas.
diterima, mudah dicapai, mudah dijang- Namun pada kenyataannya waktu
kau dan berkualitas. tunggu sebagian besar pasien lama.
Pasien yang menyatakan continuity Pasien yang menyatakan Timeless
of care petugas baik lebih banyak kurang petugas baik lebih banyak puas dengan
puas dengan pelayanan petugas (66,7%) pelayanan petugas (76,9%) dibandingkan
dibandingkan yang puas (33,3%). Pasien yang kurang puas (23,1%). Pasien yang
yang menyatakan continuity of care menyatakan Timeless petugas kurang
petugas kurang baik lebih banyak kurang baik lebih banyak kurang puas dengan
puas dengan pelayanan petugas (83,8%) pelayanan petugas (84,3%) dibandingkan
dibandingkan yang puas (16,2%). yang puas (15,7%). Hasil uji statistik
Pasien yang tidak puas atas diperoleh ada hubungan antara Timeless
kelangsungan pelayanan disebabkan petugas dengan kepuasan pasien rawat
masih ada perawat yang tidak mengawasi jalan di RSUD Masohi (p=0,000).
jadwal minum obat pasien, pasien tidak
ditanya apakah obatnya diminum apa KESIMPULAN DAN SARAN
tidak dan pembatalan pemeriksaan jika Berdasarkan hasil penelitian
ada peralatan yang belum siap. Sekalipun tentang Analisis Hubungan Mutu
upaya mewujudkan keunggulan layanan Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
bukanlah pekerjaan mudah, namun Rawat Jalan Di RSUD Masohi, maka
apabila sebuah organisasi mampu mela- dapat diambil kesimpulan bahwa Ada
kukannya, maka manfaat yang dida- hubungan effectiveness, continuity of
patkan sangat besar, baik bagi peru- care, Timeless dengan kepuasan pasien
sahaan, pelanggan, maupun karyawan. rawat jalan dan Tidak ada hubungan
Pasien yang menyatakan Timeless petu- amenities, Safety dengan kepuasan pasien
gas adalah kurang baik yaitu 140 orang rawat jalan sehingga Variabel yang
(91,5%) sedangkan yang responden yang paling berhubungan dengan kepuasan

80
Kepuasan Pasien, Keselamatan, Efektivitas ISSN 2252-5416

pasien adalah Timeless. Agar petugas Keperawatan Profesional di RS.


mampu memberikan pelayanan seusai EGC. Jakarta
dengan standar opersional prosedur Stephen Robbins et al. (1995). Orga-
nization Behavior Concept, Contro-
DAFTAR PUSTAKA versies, Aplication pretince Hall, inc
Azwar S. (1994). Sikap Manusia. Pustaka Englewood clifs.
Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono. (2013). Metode Statistika
Hendroyono Agus. (2007). Mutu untuk Penelitian Alfabeta. Bandung.
Pelayanan Kesehatan dan Service Suryani dan Tatik. (2008). Konsumen
Recovery. Jogjakarta (htto: /www irc implikasi pada strategi pemasaran
kesehatan Net upload/mutu %20 Graha ilmu, Perila, Yogyakarta.
pelayanan pdf, diakses 3 Maret Tjiptono F. (2006). Prinsip-prinsip total
2014. Ouality service. Andi. Yogyakarta
Pohan S., Imbalo. (2003). Jaminan Mutu Wijono Djoko. (2000). Manajemen Mutu
Layanan Kesehatan Dasar-Dasar Pelayanan Kesehatan. Airlangga
dan Pengertian Penerapan. EGC, Universitas Press. Surabaya.
Jakarta. Zeithaml Valarie, Parasuraman A.,
Rizanda Machmud. (2008). Manajemen Leonard Berry. (1985). Delivenng
mutu pelayanan kesehatan. Jurnal Quality Service Balancing customer
Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - perceptions and expectations, Tenth
September 2008, II (2). Edition. The Free Press A Division
Sitorus dan Ratna. (2006). Model Praktek of Macmillan, Inc, New York.

81

Anda mungkin juga menyukai