Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


SOSIALISASI
SESI 2
(KEMAMPUAN BERKENALAN)

Muhammad Ade Putra


1506737893

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
DEPOK 2020
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI

SESI II: KEMAMPUAN BERKENALAN

Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain (Stuart,
2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada klien yang menarik diri atau mengalami
isolasi sosial sehingga individu menghindari interaksi dengan orang lain (Keliat, 2011).
Apabila individu memiliki mekanisme koping yang adaptif maka peningkatan sosialisasi
akan lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang memiliki mekanisme koping
maladaptif akan menimbulkan masalah yang lebih banyak dan lebih buruk apabila tidak
segera diberikan penanganan atau terapi. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila individu
menarik diri antara lain adalah kerusakan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan
hubungan interpersonal, gangguan interaksi sosial, dan resiko perubahan persepsi sensori
(halusinasi). Apabila tidak diatasi dengan segera maka akan dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat, 2006). Pada sesi ini terapi difokuskan untuk
meningkatkan kemampuan klien untuk berkenalan.

Landasan teori
Isolasi sosial merupakan percobaan unuk menghindari interaksi dengan orang lain dan
menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat, 2011). Isolasi sosial adalah keadaan di
mana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya; klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Yosep, 2010).

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa
dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal
klien. Tujuan yang ditetapkan didasarkan pada kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh
sebagian besar peserta. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi (Prabowo, 2015).
1. Tujuan
a. Tujuan Umum (TUM)
Tujuan umum untuk TAK sosialisasi sesi II ini adalah agar klien mampu berkenalan
dengan anggota kelompok.
b. Tujuan Khusus (TUK)
Tujuan khusus dari TAK sosialisasi sesi II ini adalah:
1. Klien mampu memperkenalkan identitas diri sendiri: nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
2. Klien mampu menanyakan identitas diri anggota kelompok lain, nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.

2. Pengorganisasian
Struktur organisasi dalam TAK sesi II ini antara lain:
a. Leader : Muhammad Ade Putra
b. Co-leader : I Made Ngurah Aris Winata
c. Fasilitator : Cahyo Wibisono, Syifa Aulia, Tamana Ihda Husna Zain, Iskandar Z.
d. Observer : Angga Perdana

3. Tugas dan Peran


a. Leader:
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai.
- Menjelaskan aturan permainan
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
- Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader:
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi.
c. Fasilitator :
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer :
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan
berlangsung pada format yang tersedia.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses, hingga
penutupan..

4. Karakteristik Klien
Karakteristik klien yang mengikuti TAK sesi II ini antara lain:
1. Klien dengan isolasi sosial
2. Klien yang sudah mulai kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan
3. Klien yang mampu berbicara
4. Jumlah klien 4 orang

5. Alat
Alat yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Audio player
2. Kartu Bernomor
3. Audioplayer dan musik
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
6. Seting Tempat
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran di ruangan yang nyaman dan tenang.

CL L

K F

F K

K F

F K

Keterangan:
K: Klien L: Leader
O: Observer F: Fasilitator
CO: Co-Leader

7. Metode
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

8. Rincian Kegiatan
Adapun rincian kegiatan TAK sesi II ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan : Pukul 09.05 – 09.35 WIB
b. Hari / Tanggal : Jum’at, 31 Januari 2020
c. Alokasi Waktu
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 15 menit
- Fase Terminasi : 10 menit
d. Tempat : Ruang Drupadi
e. Jumlah Klien : 4 orang dengan inisial Tn. H, Tn. B., Tn. D, Tn. S.

9. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien yang memiliki halusinasi dan kooperatif.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini.
- Menanyakan apakah klien telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. Hidupkan audio player dan edarkan kartu bernomor berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan anggota kelompok yang memegang kartu dengan
nomor yang sama akan menjadi pasangan untuk saling berkenalan yaitu dengan
cara:
- Memberi salam;
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi;
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Hidupkan musik kembali dan minta klien mengedarkan kartu bernomor. Pada
saat musik dihentikan, minta pada anggota kelompok yang memegang kartu
bernomor yang sama untuk berkenalan yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
- Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi.
- Menyepakati waktu dan tempat.

10. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS
sesi II, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan nonverbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:
Sesi II: TAKS
Kemampuan Berkenalan

a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan nama lengkap


2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien di bawah judul nama klien.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika ditemukan pada klien
dan tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
- Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut belum mampu
jika mendapat nilai ≤ 5.
- Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk kemampuan verbal dan
3 untuk kemampuan nonverbal, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti
TAKS sesi II, klien mampu berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan klien
berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B., dan Akemat, P. (2015). Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok, edisi 2.
Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 2. Jakarta: EGC.
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: NucMed.
Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai