DEFINISI
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata.
Nautrofil msk ke
kornea melepaskan
Limbus enzim
konjungtiva proteolitik&kolagenoliti
meradang k, metabolit 02 dan zat
menghasilakn pro inflamasi(PAF,
kolagenase leukotrins,prostalglandi
n)
Gram (+)
Cefazolin 50 mg/ml, 1 tts/jam dlm24 jm1st
Vancomyxin
Basitrasin
Tx KERATITIS BAKTERI
Kortikosteroid :
-stlh antimikroba mengontrol proliferasi mikroba
atw menunjukkan perbaikan
-penghentian bertahap
Prednisolone asetat 1% 1tts awal
KERATITIS HERPES SIMPLEK
Virus herpes simpleks menempati manusia sebagai
host, merupakan parasit intraselular obligat, dapat
ditemukan pada mukosa, rongga hidung, rongga
mulut, vagina dan mata.
Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan
cairan dan jaringan mata, rongga hidung, mulut, alat
kelamin yang mengandung virus. Selain dengan
tangan penderita, tangan dokter dapat memindahkan
virus ini dari pasien yang satu ke pasien yang lain.
Keratitis herpes simpleks dapat terjadi sepanjang
tahun. Kasus pada laki-laki kurang lebih dua kali
perempuan, (laki-laki:perempuan, 2:1) masa inkubasi
2 hari hingga 2 minggu (llyas e t. a l. ,2002).
Patofisiologi
Keratitis herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk :
Pada Epitelial, kerusakan terjadi akibat pembiakan
virus intraepitelial, mengakibatkan kerusakan sel
epitel dan membentuk tukak kornea superfisial.
Pada Stromal, terjadi reaksi imunologik tubuh
terhadap virus yang menyerang yaitu reaksi antigen-
antibodi yang menarik sel radang ke dalam stroma.
Sel radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk
merusak virus tetapi juga akan merusak stroma di
sekitarnya. Hal ini penting untuk manajemen
pengobatan pada yang epitelial, ditujukan pada
virusnya sedang pada stromal ditujukan untuk
menyerang virus dan reaksi radangnya (llyas e t.
a l.,2002).
MANIFESTASI KLINIK
Pasien dengan HSV keratitis mungkin mengeluh
berikut:
Sakit
Fotofobia
Penglihatan kabur
Te a ring (mata berair)
Kemerahan (Wang & Ritterband, 2009).
MANIFESTASI KLINIK
Infeksi primer herpes simpleks pada mata
biasanya berupa konjungtivitis folikularis akuta
disertai blefaritis vesikuler yang ulseratif, serta
pembengkakan kelenjar limfe regional.
Kebanyakan penderita juga disertai keratitis
epitelial dan dapat mengenai stroma tetapi
jarang. Pada dasarnya infeksi primer ini dapat
sembuh sendiri, akan tetapi pada keadaan
tertentu di mana daya tahan tubuh sangat
lemah akan menjadi parah dan menyerang
stroma (llyas e t. a l.,2002).
HERPES SIMPLEK
DIAGNOSIS
Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat
menunjukkan sel-sel raksasa, yang dihasilkan dari perpaduan dari
sel-sel epitel kornea yang terinfeksi dan virus intranuclear inklusi.
Namun, hasil sitologi negatif tidak mengecualikan infeksi HSV.
Pembudayaan viral yang diperoleh dalam waktu beberapa hari dari
onset penyakit dan sebelum terapi antivirus memiliki kepekaan
hingga 70% dan juga memungkinkan untuk identifikasi subtipe
HSV.
Tes deteksi antigen HSV, seperti enzim-linked diinduksi virus
system (Elvis
Po ly m e ra s e c ha in re a c tio n menggunakan sampel air mata, kornea
epitel, ruang anterior tekan, atau tombol kornea dapat mendeteksi
DNA virus dalam kasus-kasus herpes keratitis atau keratouveitis.
Namun, itu tidak membedakan antara laten atau infeksi HSV aktif
(Wang & Ritterband, 2009).
TX HERPES SIMPLEK
IDU(Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam
larutan 1% dan diberikan setiap jam; salep 0,5%
diberikan setiap 4 jam)
Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat
dalam bentuk salep
Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU,
diberikan 1% setiap 4 jam
Asiklovir: dalam bentuk salep 3%, diberikan
setiap 4 jam (Ilyas, 2009).
KERATITIS FUNGAL
insiden jamur keratitis telah meningkat selama
30 tahun terakhir. Terjadinya peningkatan ini
jamur keratitis adalah hasil dari penggunaan
sering topikal kortikosteroid dan agen
antibakteri dalam mengobati pasien dengan
keratitis, kenaikan jumlah pasien yang
im m uno c o m p ro m is e d , dan teknik diagnostik
laboratorium yang lebih baik yang membantu
dalam diagnosis (Singh & Verma, 2008).
ETIOLOGI KERATITIS
FUNGAL
As p e rg illus spesies adalah yang paling umum
jamur keratitis mengisolasi di seluruh dunia.
Rangkaian besar jamur keratitis dari India
melaporkan bahwa As p e rg illus spesies adalah
mengisolasi paling umum (27-64%), diikuti
oleh Fus a rium (6-32%) dan Pe nic illium (2-
29%) spesies. Lebih sering terjadi pada laki-
laki dari pada wanita (Singh & Verma, 2008).
PATOFIS KERATITIS FUNGAL
Organisme dapat menembus membran utuh
Descemet dan mendapatkan akses ke ruang
anterior atau posterior segmen. Mycotoxins
dan enzim proteolitik menambah kerusakan
jaringan.
Fungi tidak dapat menembus epitel kornea
utuh dan tidak masuk kornea dari pembuluh
episcleral limbal.
MANIFES KERATITIS FUNGAL
Sensasi benda asing
Meningkatkan rasa sakit atau
ketidaknyamanan mata
Tiba-tiba buram
Mata merah yang tidak biasa
Air mata berlebih dan sekret berlebih.
Peningkatan kepekaan cahaya
PX FISIK KERATITIS FUNGAL
Konjungtiva injeksi
Epitel cacat
Nanah
Infiltrasi stroma
Reaksi ruang anterior
Hipopion
TX KERATITIS FUNGAL
Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan
amfoterisin B.
Azoles (imidazoles and triazoles) include
ketoconazole, miconazole, fluconazole,
itraconazole, econazole, and clotrimazole.
Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk
ketoconazole, Miconazole, flukonazol,
itraconazole, econazole, dan clotrimazole.
KERATITIS ALERGI
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh
darah yang menjalar dari limbus ke arah
kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat
flikten yang menjalar ke daerah sentral disertai
fasikulus pembuluh darah (Ilyas, 2006).
ETIOLOGI KERATITIS ALERGI
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai
kedua mata, biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi terhadap tepung
sari rumput-rumputan (Ilyas, 2006).
MANIFES KERATITIS ALERGI
1. Bentuk palpebra: c o bble s to ne (pertumbuhan papil
yang besar), diliputi sekret mukoid.
2. Bentuk limbus: ta ntra s d o t (penonjolan berwarna abu-
abu, seperti lilin) (Ilyas, 2006).
gatal
ketakutan dipotret,
sensasi benda asing,
Berair dan
blefarospasme.
Okular tanda-tanda pada umumnya KKV terlihat di
kornea dan konjungtiva. Berbeda dengan
Keratokonjuntivitis Atopik (KKA), kulit kelopak mata
biasanya tidak terlibat (Majmudar, 2009).
TX KERATITIS ALERGI
Te ra p i:
1. Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati.
2. Steroid topikal dan sistemik.
3. Kompres dingin.
4. Natrium propianat.
5. Natrium karbonat.
6. Obat vasokonstriktor.
7. Cro m o ly n s o d ium topikal.
8. Koagulasi krio CO2.
9. Pembedahan kecil (eksisi).
10. Antihistamin umumnya tidak efektif (Ilyas,
2006).
Pada tanggal 9 September 2009 FDA(Food and Drug
Administration) telah menyetujui bepotastine besilate
1,5% larutan tetes mata (Be p re ve , Ista
Pharmaceuticals, Inc) untuk pengunaan dua kali
sehari sebagai pengobatan alergi gatal yang terkait
dengan konjungtivitis pada pasien umur 2 tahun atau
lebih.
Persetujuan dari antagonis reseptor histamin H1
didasarkan terutama pada data dari 2 tahap ke-3
double blind, alergen tantangan studi konjungtiva (n =
237) menunjukkan bahwa penurunan secara signifikan
okular bepotastine gatal relatif terhadap penggunaan
kendaraan sendirian di 15 menit dan 8 jam postdose .
-Kontraindikasi:soft lens
KERATITS SKLEROTIKAN
Keratitis yang disertai adanya filament mukoid
dan deskuamasi sel epitel pada permukaan
kornea. Penyebabnya tidak diketahui.
(Ilyas, 2006)
KERATITS SKLEROTIKAN
Ma nife s ta s i klinik
- Rasa kelilipan
- Sakit
- Silau
- Blefarospasme
- Epifora
- Mata merah
- Terdapat defek epitel kornea
KERATITS SKLEROTIKAN
Pe ng o ba ta n
- Larutan hipotonik NaCl 5%
- Mengangkat filament
G a m ba ra n klinik
1. Kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan
berbatas tegas unilateral
2. Kornea terlihat putih menyerupai sclera
KERATITIS
NUMMULER/DIMER
Keratitis dimer atau keratitis numularis
merupakan bentuk keratitis yang berjalan
lambat yang sering terdapat unilateral pada
petani sawah. (Ilyas, 2006)
KERATITIS NUMULARIS