5bf8 PDF
5bf8 PDF
MEDAN
TESIS
OLEH
MAHRIANI SYLVAWANI
MEDAN
2009
1
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Abstrak
Bahan dan cara: Dilakukan observasi potong lintang pada 15 orang anak yang
bapaknya DM (grup I), 15 orang anak yang ibunya DM (grup II), dan 15 orang
anak yang bapak dan ibunya DM (grup III), dari bulan September - November
2008 di poli Endokrinologi RSHAM dan RS dr. Pringadi Medan. Dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, darah lengkap, KGD nuchter/2 jam PP dan hsCRP.
Kemudian dibandingkan nilai hsCRP dari ketiga group tersebut. Penilaian dengan
menggunakan uji Kruskel Wallis dan uji ANOVA.
HASIL: Total 45 pasien yang terdiri dari 26 wanita dan 19 pria, dengan usia
rata-rata: 33,09±7,34, IMT: 23,72±2,52 kg/m2 dan hsCRP: 1,10±0,94 mg/L.
Perbedaan bermakna didapat pada umur, indeks massa tubuh, dan hsCRP. Untuk
umur yang berbeda antara grup I (28,13±7,32 tahun) dengan grup II (34,27±7,09
tahun) (p=0,013), grup I ( 28,13±7,32 tahun) dengan grup III (36,87±4,76 tahun)
(p=0,001).Untuk IMT yang berbeda antara group I (22,36±2,29 kg/m2) dengan
group II (24,14±2,72 kg/m2) (p=0,046), grup I (22,36±2,29 kg/m2) dengan grup
III (24,66±2,09 kg/m2) (p=0,011). Untuk hsCRP yang berbeda antara grup I
(0,43±0,64 mg/L) dengan grup II (1,11±0,91 mg/L) (p=0,024), grup I(0,43±0,64
mg/L) dengan grup III (1,76±0,78 mg/L) (p=0,000), serta grup II (1,11±0,91
mg/L) dengan grup III (1,76±0,78 mg/L) (p=0,028)
2
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Kesimpulan : Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada anak yang ibunya
menderita DM dibanding anak yang bapaknya menderita DM dan Kadar hsCRP
lebih tinggi secara bermakna pada ke dua orang tuanya menderita DM dibanding
hanya salah satu orang tua menderita DM.
3
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Abstract
Result: In total,45 patients (26 women, 19 men),age (mean ±s.d) 33.09± 7,34
years. Body mass index(BMI): 23,72±2,53 kg/m2 and hsCRP: 1,10±0,94 mg/L.
The difference in age was found between group I (28,13±7,32 years) and group II
(34,27±7,09 years) (p=0,013), between group I (28,13±7,32 years) and III
(36,87±4,76 years) (p=0,001). The difference in BMI was observed between
group I (22,36±2,29 kg/m2) and II (24,14±2,72 kg/m2) (p=0,046), group
I(22,36±2,29 kg/m2) and III (24,66±2,09 kg/m2) (p=0,011). The difference in
hsCRP was observed between group I (0,43±0,64 mg/L) and group II (1,11±0,91
mg/L) (p=0,024), between group I (0,43±0,64 mg/L) and group III (1,76±0,78
mg/L) (p=0,000), and group II (1,11±0,91 mg/L) and group III (1,76±0,78 mg/L)
(p=0,028).
4
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Conclusion :
hsCRP level is significantly higher in the offsprings whose mothers are diabetic
compared with the ones whose diabetic fathers and hsCRP level is significantly
higher in the offsprings whose both parents are diabetic compared with the ones
whose only one parent is diabetic.
5
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... ix
3.3. Hipotesa…………………………………….............................. 17
6
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
4.2 Pembahasan............................................................................... 25
LAMPIRAN ............................................................................................ 34
7
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Hasil penelitian keturunan yang Bapak, Ibu, Bapak dan Ibu DM Tipe 2
............................................................................................................. 23
Tabel 4. Korelasi hsCRP semua grup dengan umur, IMT, Lingkar Pinggang,
Prandial .. ............................................................................................ 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Interaksi antara gen dan faktor lingkungan pada DM tipe 2........... 7
8
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
IL-6 : Interleukin-6
9
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya1,2. Komplikasi kronis dari diabetes ini
khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes melitus
dapat mengenai segala lapisan umur dan sosial ekonomi. Dengan semakin
type 2 Diabetes mendapatkan resiko DM tipe 2 yaitu 3,5 kali lebih tinggi pada
keturunan dengan salah satu orang tua diabetes dan 6 kali lebih tinggi bila kedua
orang tua menderita diabetes dibanding dengan keturunan yang bukan diabetes4.
Gangguan sel β pankreas dan resistensi insulin ditemukan jelas pada DM tipe 2
sesuatu yang primer dan hiper insulinemia merupakan hal yang sekunder.
Resistensi insulin ini dapat meningkatkan kadar C-reaktif protein pada individu
10
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
protein itu diatur oleh sitokin IL-6 dan TNF-α, jadi dengan meningkatnya kadar
sitokin tersebut maka kadar C-reaktif protein juga meningkat. C-reaktif protein
( CRP ) merupakan salah satu petanda inflamasi sistemik akut yang dihasilkan
oleh hati dan sering ditemukan pada banyak penyakit dan berhubungan dengan
timbulnya DM tipe 2 pada orang Caucasian pada usia pertengahan dan usia
hubungan yang kuat antara petanda inflamasi dalam hal ini CRP serum 2,40
mg/L (1,29 – 5,87 mg/L )pada DM dan 1,67 mg/L (0,75 –3,41) pada yang bukan
kadar CRP (mg/L) pada laki-laki: 2,29 ± 0,32 dan pada wanita : 2,74 ± 0,20. yang
mendapatkan hal yang sama dimana nilai CRP serum berhubungan kuat dengan
mendapatkan peningkatan kadar hsCRP dalam (mg/L) pada turunan yang orang
11
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
efek fisiologi insulin yang menghambat sintesis protein fase akut di hati. Kedua
resistensi insulin yang akhirnya menyebabkan diabetes melitus tipe 2 dimana pada
sebelumnya9,10.
pasien- pasien yang salah satu atau kedua orang tuanya DM Tipe 2.
12
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerja insulin atau kedua-duanya. Komplikasi kronis dari diabetes ini berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang dan kegagalan beberapa organ khususnya mata,
segala lapisan umur dan sosial ekonomi. DM tipe 2 pada awal penyakit sering
tanpa gejala dan tanpa terdiagnosa dalam beberapa tahun. Prevalensi diabetes
melitus sulit ditentukan oleh karena standar diagnostik yang berbeda-beda. Jika
DM sebesar 1,5 - 2,3% pada peduduk usia lebih dari 15 tahun. Dalam Diabetes
Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan perkiraan prevalensi DM
sebesar 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 pasien DM akan berjumlah 5,6 juta,
merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter
13
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
dimulai dari sekarang, pendidikan sangat penting artinya dalam upaya pencegahan
komplikasinya, oleh karena itu skrening untuk diabetes dapat dilakukan pada
tinggi DM yaitu antara lain usia > 45 tahun, berat badan lebih (IMT > 23
2
kg/m ),hipertensi, riwayat DM dalam garis keturunan, ibu dengan riwayat abortus
berulang atau berat badan melahirkan bayi > 4000 gram, kolesterol HDL ≤ 35
dan non genetik yang akan mempercepat fenotipe diabetes. Suatu model dari
terjadi interaksi antara predisposisi genetik dan faktor lingkungan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.18 Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan
dapat mempengaruhi biosintesa insulin, sekresi insulin dan kerja insulin gambar 2.
18,19
1. Dimulai pada saat lahir, dimana kadar gula darah masih dalam batas
dan gaya hidup (faktor lingkungan) yang mana awalnya terkompensasi oleh
14
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
ditemukan gangguan toleransi glukosa. Pada keadaan ini fungsi sel β jelas
masih normal.
3. Hasil dari kemunduran fungsi sel β dan peningkatan resistensi insulin. Kadar
4. Pada tahap ini terjadi kemunduran fungsi sel β, kadar gula darah puasa dan
simtomatis.(gambar 1).18
dan sekresi insulin (tabel 1). Salah satu gen yang terlibat pada resistensi insulin,
2,5-3,5 x untuk menderita diabetes dibandingkan tanpa orang tua diabetes, bila
kedua orang tua penyandang diabetes mempunyai resiko 3-6 x menderita diabetes
15
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 2 : interaksi antara gen dan faktor lingkungan pada DM tipe 2.19
16
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 1.Beberapa gen yang diduga sebagai penyebab diabetes melitus tipe 2.19
Gen Keterlibatan
PPAR- Obesity & insulin menyebabkan Diabetes tipe 2.
PPAR- coactivator -1 (PGC-1)
GLUT 4
Adinopectin
Resistin
Leptin
Uncoupling protein-2 (UP2
Insulin receptor substrate (IRS) Gangguan pensignalan insulin dan transport
Calpain 10 glukosa
Glucose transporter (GLUT)
Insulin Gangguan sekresi insulin
GLUT 2
SUR
Kir 6,2
GCK
Resistensi Insulin
(5-10) dengan ibu penderita diabetes tipe1 atau tipe 2 dimana sensitifitas insulin
lebih rendah pada anak prepubertas dengan ibu diabetes.27 Tidak diragukan lagi
bahwa resistensi insulin merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya DM tipe
17
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
insulin berpotensi mempunyai nilai prevensi yang besar. Resistensi insulin harus
dicurigai pada pasien yang mempunyai riwayat DM satu generasi diatasnya (First-
ovary syndrome (PCOS) atau gangguan toleransi glukosa, pasien obesitas. Jansen
DM, 36% (n=191) dengan kadar gula puasa terganggu dan gangguan toleransi
glukosa.30
glukosa sebagai glikogen di otot dan hati. Hal ini bisa timbul , sebagian karena
adalah pengangkut utama glukosa yang responsive terhadap insulin dan terletak
terutama pada sel otot dan adiposit.30 Pada keadaan normal disel otot dan adiposa,
18
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
GLUT 4 mengalami daur ulang diantara membrane plasma dan pool penyimpanan
intraseluler.
C-Reaktif Protein.
(protein fase akut positif) atau penurunan konsentrasi plasma (protein fase akut
akut antara lain infeksi, trauma, pembedahan, luka bakar, infark jaringan, crystal-
induced inflammatory condiition dan kanker stadium lanjut. Tetapi hanya IL-6
yang dilepas kedalam sirkulasi.23 Selain dijaringan adiposa, IL-6 juga dihasilkan
oleh leukosit yang aktif dan sel endotel.16 Hampir 30% dari produksi total IL-6
berasal dari jaringan adiposa,dan TNF-α hanya bekerja lokal, ia juga berperan
untuk terjadinya resistensi insulin pada jaringan adiposa dan sel otot. Nilai C-
reaktif protein stabil untuk jangka waktu lama, ia tidak terpengaruh oleh intake
makanan dan tidak ada variasi sirkadian.39 Pada individu sehat tanpa inflamasi
biasanya nilai C-reaktif protein dibawah 1 mg/L. Pada orang sehat didapati nilai
tengah kadar CRP di sirkulasi adalah 0,8 mg/L dimana bila terdapat stimulus yang
bersifat akut dapat terjadi peningkatan hingga 10000 kali dari nilai normalnya.
nilai C-reaktif protein dapat lebih dari 100 mg/mL. Nilai plasma CRP akan
meningkat 2 kali dalam 8 jam akibat inflamasi akut dan mencapai puncaknya
dalam 50 jam.40 Pearson membagi nilai CRP dalam katagori ringan, sedang dan
19
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
berat untuk prediksi penyakit jantung koroner. Untuk resiko rendah < 1 mg/L,
resiko sedang 1,0 – 3,0 mg/L, sedangkan resiko berat > 3 mg/L.41
memprediksi insiden infark miokard, stroke, penyakit arteri perifer dan kematian
kematian pada penderita angina yang stabil dan tidak stabil yang menjalani
Freeman.6,16,43
mendapatkan pada 396 orang laki-laki diantaranya 57 orang diabetes, dan pada
follow up, ia juga mendapatkan nilai C-reaktif protein lebih tinggi nilainya pada
orang-orang menderita DM.24 Tan pada penelitiannya dari pasien non obese
normal atau menetap, dimana terlihat pada ketiga kelompok tersebut, nilai C-
dari sel (termasuk vasoaktif amin, prostanoid) dan beberapa sotokin. Pada reaksi
20
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
inflamasi banyak substansi yang dilepas oleh limfosit T dan B maupun oleh sel
lain, yang berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur respon inflamasi
lokal maupun sistemik terhadap rangsangan dari luar. Sekresi substansi ini
dengan nama sitokin. Banyak sitokin yang telah diidentifikasi, baik struktur
tersebut yaitu: interleukin yang berarti adanya komonikasi antar sel leukosit.
Interleukin 6 (IL-6) dibentuk oleh banyak sel dan berpengaruh pada banyak jenis
inflamasi juga dapat mensekresi sejumlah besar IL-6. IL-6 juga berperan pada
respon fase akut, dengan meningkatkan sintesa protein fase akut oleh hepatosit.
terhadap infeksi bakteri gram negatif dan juga berperan dalam merangsang
yang dihasilkan oleh hati dan sering ditemukan pada banyak penyakit dan
21
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
inflamasi seperti jumlah leukosit, tingginya nilai fibrinogen dan C-reaktif plasma
pertengahan dan usia lanjut.6,16,44 Festa mendapatkan hubungan yang kuat antara
petanda inflamasi dengan resistensi insulin dan beberapa komponen dari sindroma
6 dan TNF-α, dimana IL-6 dan TNF-α merupakan pengatur produksi CRP di
usaha perbaikan sensitifitas insulin yaitu: perubahan gaya hidup. Pada pasien
dengan berat badan lebih atau obesitas, penurunan berat badan 5-10% sangat
terjadi percepatan masuknya glukosa kedalam sel otot polos.24 Pada individu yang
mempunyai kemampuan untuk olahraga aerobik secara teratur 30-40 menit, 4 kali
22
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
23
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
BAB III
PENELITIAN SENDIRI
metabolik dengan karateristik peningkatan kadar gula darah dan defek sekresi
jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula jumlah penderita diabetes
daya didapatkan prevalensi sindroma resistensi insulin sebesar 23% pada laki-laki
type 2 Diabetes mendapatkan resiko DM tipe 2 yaitu 3,5 kali lebih tinggi pada
keturunan dengan salah satu orang tua diabetes dan 6 kali lebih tinggi bila kedua
orang tua menderita diabetes dibanding dengan keturunan yang bukan diabetes4.
Gangguan sel β pankreas dan resistensi insulin ditemukan jelas pada DM tipe 2
yang primer dan hiper insulinemia merupakan hal yang sekunder. Jadi resistensi
insulin sudah terjadi sejak lahir. Resistensi insulin ini dapat meningkatkan kadar
diketahui bahwa sekresi C-reaktif protein itu diatur oleh sitokin IL-6 dan TNF-α,
jadi dengan meningkatnya kadar sitokin tersebut maka kadar C-reaktif protein
24
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
juga meningkat. C-reaktif protein ( CRP ) merupakan salah satu petanda inflamasi
sistemik akut yang dihasilkan oleh hati dan sering ditemukan pada banyak
inflamasi seperti jumlah leukosit, tingginya nilai fibrinogen dan CRP plasma
resistensi insulin telah dilaporkan pada beberapa peneliti. Festa dan kawan-kawan
mendapatkan hubungan yang kuat antara petanda inflamasi dalam hal ini CRP
serum 2,40 mg/L (1,29 – 5,87 mg/L )pada DM dan 1,67 mg/L (0,75 –3,41) pada
yang bukan DM dan juga terdapat hubungan yang kuat dengan resistensi
insulin.9,10.
kadar CRP (mg/L) pada laki-laki: 2,29 ± 0,32 dan pada wanita : 2,74 ± 0,20. yang
mendapatkan hal yang sama dimana nilai CRP serum berhubungan kuat dengan
efek fisiologi insulin yang menghambat sintesis protein fase akut di hati. Kedua
25
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
resistensi insulin yang akhirnya menyebabkan diabetes melitus tipe 2 dimana pada
sebelumnya9,10.
pasien- pasien yang salah satu atau kedua orang tuanya DM Tipe 2.
2. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kadar CRP pada keturunan yang salah satu atau
3. Hipotesa
Ada perbedaan Kadar CRP pada keturunan yang salah satu atau kedua orang
tuanya DM tipe 2.
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
Dengan mengetahui tingginya kadar CRP pada keturunan yang salah satu
26
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
D. KERANGKA KONSEPSIONAL
CRP ?
1. Desain Penelitian
3. Subjek penelitian
Anak dari bapak DM, anak dari ibu DM,dan anak dari bapak dan ibu DM.
27
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
4. Kriteria inklusi
a.Usia 20 - 40 tahun yang salah satu atau kedua orang tuanya DM tipe 2
5. Kriteria eksklusi
pilori.
2
(zα+ zβ) S
n =
D
zβ = 1,645
0,3
28
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
8. Prosedur Penelitian
Malik dan RSU Dr. Pirngadi Medan dan terhadap semua pasien yang masuk
b. Cara kerja
kelompok I: anak dari bapak DM, kelompok II: anak dari ibu DM, dan
kelompok III : anak dari bapak dan ibu DM. Semua subjek diperiksa tekanan
darah, berat badan (kg), tinggi badan ( cm ), index massa tubuh yaitu: berat
lingkar pinggang : untuk laki-laki > 90 cm dan untuk wanita > 80 cm.
Diperiksa darah lengkap, Kadar gula darah puasa /2 jam sesudah makan. Dan
c. Defenisi Operasional
- Orang tua DM : Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dl dan kadar gula darah
2 jam sesudah makan ≥ 200mg/dl, Riwayat DM, sedang minum obat DM.
-GDPT (Gula darah puasa terganggu) : bila nilainya 100 mg/dl-125 mg/dl
dan gangguan toleransi glukosa bila kadarnya 140 mg/dl – 199 mg/dl.
29
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
7. Analisa data
dengan bantuan program SPSS 11,5. Data deskriptif disajikan dalam bentuk tabel
hsCRP pada grup I, grup II dan grup III, digunakan uji ANOVA jika data
terdistribusi normal dan uji Kruskal Wallis jika data tidak terdistribusi normal.
bila p<0,05.
30
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
BAB IV
Dari 45 orang yang diteliti terdapat 26 orang wanita dan 19 orang laki-laki ,
Variabel Subjek
N 45
31
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 3. Hasil penelitian yang bapak, ibu, bapak dan ibu penderita DM
p
N 15 15 15
p1= grup I >< grup II, p2= grup I >< grup III, p3= grup II >< grup III
Dari tabel 3. Ada perbeda pada: umur , IMT, dan hsCRP. Untuk umur
ibu DM 36,87±4,76 tahun (p=0,001). Untuk IMT yang berbeda adalah antara
(p=0,011). Sedang untuk hsCRP yang berbeda antara bapak DM 0,43±0,64 mg/L
32
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
bapak dan ibu DM 1,76±0,78 mg/L (p=0,000); serta ibu DM 1,11±0,91 mg/L
Tabel 4. Korelasi hsCRP semua grup dengan umur, IMT, lingkar pinggang,
hsCRP
Variabel r p NS/S
TD Sistole, TD diastole, KGD puasa, dan KGD 2 jam PP tidak ada hubungan
33
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
PEMBAHASAN.
hsCRP antara anak yang bapaknya DM, dengan anak yang ibunya DM serta
anak yang bapak dan ibunya menderita DM. Juga terdapat perbedaan yang
bermakna pada umur, indeks massa tubuh. Pada umur terlihat perbedaan yang
signifikan pada semua grup. Hal ini dimungkinkan karena data yang tidak
sebaiknya data umur disesuaikan pada ketiga grup. Dikatakan peningkatan CRP
melitus. Ini berarti pada orang-orang dengan resistensi insulin akan mengalami
dimasa yang akan datang. Pada penelitian prospektif lainnya kadar CRP (low
kadar hsCRP pada turunan yang orang tuanya menderita DM (2,39±1,87 mg/L).
1. Penurunan sensitifitas insulin akan meningkatkan kadar CRP, IL-6 dan TNF-α,
dimana kita ketahui bahwa sitokin IL-6 dan TNF-α sangat berperan pada
34
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
35
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada anak yang ibunya
2. Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada ke dua orang tuanya
penderita DM.
5.2 Saran
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi usaha pencegahan
yang lebih dini pada orang-orang yang mempunyai resiko tinggi untuk
36
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2006: 1879-1881.
5. Foster DW. Diabetes Mellitus. In: Fauci AS. Braunwald E, Issebacher KJ,
Internal Medicine 14th Edition Vol 2. New York. Mc Graw- Hill. 1998. p.
2060-81.
2001;56: 2384-9.
37
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
8. Pradhan AD, Manson JE, Rifai N, Buring JE, Ridker PM. C-Reaktive
2000;102: 42-7.
10. Festa A, D’Agostino R Jr. Tracy RP, Haffner SM. Elevated levels of Acute-
11. Haffner SM, Stern MP, Hazuda HP, Mitchell BD, Peterson JK, Increased
12. Han TS, Sattar N, William K, Villalpando CG, Lean MEJ, Haffner SM.
13. Yudkin JS, Stehouwer CDA, Coppack ESW. C-Reactive Protein in Healthy
38
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
15. Wayer C, Bogardus C, Mott DM, Pratley RE. The Natural History of Insulin
16. Pradhan AD, Manson JE, Rifai N, Buring JE, Ridker PM. C-Reaktive
Jakarta. 2006.
39
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
26. Bloomgarden ZT. Definitions of The Insulin Resistance Syndrome. The 1st
2004;27: 824-30.
27. Hunter WA, Cundy T, Rabone D, Hofman PL, Harris M, Regan F et al.
28. Goran MI, Coronges K, Bergman RN, Cruz MI, Gower BA. Influence of
29. Jensen CC, Cnop M, Hull RL, Fujimoto WY,Khan SE. β-cell Function is a
30. Karam JH. Prancreatic Hormones and Diabetes Mellitus, In: Greespan FS.
Strewler GJ. Editor. Basic and Clinical Endocrinology. Fifth Edition. San
40
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
32. Shepherd PR, Khan BB. Glucose Transporters and Insulin Action.
1999;341: 248-57.
33. Bloomgarden ZT. Definitions of the Insulin Resistance Syndrome. The 1st
2004;27: 602-9.
34. Cline GW, Petersen KF, Krssak M, Shen J,Hundal RS, Trajanoski Z et al.
240-6.
35. Reaven GM. Banting lecture 1988: Role of Insulin Resistance in Human
36. Grundy SM, Brewer HB, Cleeman JL, Smith SC, Lefant C. Definition of
37. Ascaso JF, Pardo S, Real JT, Lorente RI, Priego A, Carmena R. Diagnosing
41
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
39. Yeh ETH, Willerson JT. Coming of age of C-Reactive Protein. Using
40. Pearson TA, Mensah GA, Alexander RW, Anderson JL, Cannon III RO,
Applikation to Clinical and Public Health Practice. Statement for Health Care
Professionals from the Centers for Diasease and Prevention and the Amirican
:http:/www.haps.nsw.gov.au/edsrchh/edinfo/crp.gtml.
42. Freeman DJ, Norrie J, Caslake MJ, Gaw A, Ford I, Lowe GDO et al. C-
2002;51: 1596-1600.
43. Tan KCB, Wat NMS, Tam SCF, Janus ED, Lam TH, Lam KSL. C-Reactive
42
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
43
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
Keterangan
L/P : Laki-laki / Perempuan.
LP : Lingkar Pinggang
TD : Tekanan Darah
Hb : Haemoglobin
WBC : White Blood Count
TB ; Tinggi Badan
BB ; Berat Badan
IMT : Indeks Massa Tubuh
KGD : Kadar Gula Darah
44
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008
45
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository © 2008