MODUL 02
2016
Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Tinjauan Hukum Kontrak sebagai Materi
Substansi dalam Diklat Hukum Kontrak Konstruksi Tingkat Dasar. Modul ini disusun
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di
bidang Konstruksi.
Modul Pengantar Hukum Kontrak disusun dalam 4 (empat) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami ketentuan
kontrak konstruksi di Indonesia. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Konstruksi.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Pengantar Hukum Kontrak ini terdiri dari dua kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama membahas tentang pemahaman pembelajaran
Pengertian Hukum Kontrak Konstruksi. Kemudian kegiatan belajar kedua
membahas tentang Teori Hukum Kontrak Konstruksi. Peserta diklat
mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman
setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami Pengantar Hukum
Kontrak. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang
menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi
dalam modul ini.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat
menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi Pengantar Hukum Kontrak. Untuk menambah
wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu Pengantar
Hukum Kontrak.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
memahami Pengantar Ilmu Hukum Kontrak Konstruksi di Indonesia.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-1
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
BAB II
PENGERTIAN HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-1
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-2
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-3
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
d) Prinsip perbandingan.
Prinsip ini adalah prinsip untuk membandingkan suatu teks hukum
dengan teks hukum lainnya, menyangkut hal yang sama di suatu waktu.
e) Keempat prinsip tersebut merupakan prinsip yang dijadikan semacam
panduan dalam menentukan konstruksi hukum berupa penafsiran dalam
rangka menemukan hukum, sehingga kepastian hukum dan keadilan di
dalam masyarakat dapat terjalin dengan baik.
Politiek berarti kebijakan (policy) / beleid (van der sat). Politik hukum berarti
kebijakan hukum. Kebijakan berarti sebagian rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak dalam bidang hukum.
Moh.Mahfud MD, seorang Pakar Hukum Indonesia, mengatakan bahwa
politik hukum adalah legal policy yang akan atau telah dilaksanakan secara
nasional oleh Pemerintah Indonesia yang meliputi :
pembinaan para penegak hukum. Dari pengertian tersebut, terlihat politik
hukum mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan hukum yang dapat
menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum akan dibangun dan ditegakkan.
Dengan demikian, politik hukum adalah arahan atau garis resmi yang
dijadikan dasar pijak dan cara untuk membuat dan melaksanakan hukum
dalam rangka mencapai tujuan Bangsa dan Negara.
Politik hukum merupakan upaya menjadikan hukum sebagai proses
pencapaian tujuan Negara. Politik hukum dapat dikatakan juga sebagai
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-4
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
jawaban atas pertanyaan tentang mau diapakan hukum itu dalam perspektif
formal kenegaraan guna mencapai tujuan Negara.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-5
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-6
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-7
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-8
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
b) Perundangan
1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi;
2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2000 tentang
Arbitrase dan alternatif Penyelesaian Sengketa;
3) Peraturan Pemerintah PP 59 tahun 2010 perubahan Kedua PP 29
tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.;
4) Pepres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Probahan Keempat atas
Perpres 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perobahannya.;
5) Permen PUPR Nomor 31/PRT/M/2015 , tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi’ Berdasarkan ketetapan dari Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (Dikjendikti) Departemen Pendidikan Nasional.
Hukum Konstruksi diterjemahkan dengan Aspek Hukum
Pembangunan. Sesungguhnya istilah ini kurang tepat karena apabila
berbicara mengenai Aspek Hukum Pembangunan maka pengertian
tersebut mengandung arti yang sangat luas termasuk didalamnya
Pembangunan Mental Spiritual, Pembangunan Sosial Ekonomi,
Politik, Sosial Budaya dan sebagainya. Padahal yang dimaksud
disini adalah segala hal yang berhubungan dengan segala kegiatan
usaha jasa konstruksi. Mungkin lebih mendekati kebenaran istilah
tersebut disebut Aspek Hukum Pembangunan Konstruksi.
2.19 Latihan
1. Difinisi Hukum Kontrak Konstruksi dalam aturan-aturan yang bersifat
memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi . (B/Benar atau
S/Salah)
2. Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan lump sump merupakan
kontrak atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-9
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
2.20 Rangkuman
Menurut JCT. Simorangkir, SH & Woerjono Sastropranoto, SH. dalam
bukunya “ Pelajaran Hukum Indonesia “ mengatakan bahwa Hukum adalam
aturan-aturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi
yang berwajib, dimana pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut akan
berakibat diambilnya tindakan, yaitu hukuman tertentu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-10
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
BAB III
TEORI HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-1
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Dalam ilmu hukum, ada 2 (dua) jenis badan hukum dipandang dari segi
kewenangan yang dimilikinya, yaitu:
1) Badan hukum publik (Personnemorale)
Mempunyai kewenangan mengeluarkan kebijakan publik, baik yang
mengikat umum maupun yang tidak mengikat umum (misalnya
Undang - Undang Perpajakan).
2) Badan hukum privat (personne juridique)
Tidak mempunyai kewenangan mengeluarkan kebijakan publik yang
bersifat mengikat masyarakat umum.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-2
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-3
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-4
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Perdata yang terdiri dari 18 Bab dan 631 pasal, mulai dari pasal 1233
KUH Perdata hingga pasal 1864 KUH Perdata. Berdasarkan pasal 1233
KUH Perdata, disebutkan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan dari
perjanjian/persetujuan dan Undang-Undang.
Buku III KUH Perdata menganut asas kebebasan dalam hal membuat
perjanjian (beginsel der contractsvrijheid).Asas ini dapat disimpulkan dari
pasal 1338 KUH Perdata yang menerangkan bahwa “segala perjanjian
yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.” Dari peraturan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa tiap perjanjian mengikat kedua belah pihak dan peraturan ini
memberikan keleluasaan untuk membuat perjanjian apa saja asal tidak
melanggar ketertiban umum serta kesusilaan. Tidak saja memberikan
keleluasaan, tetapi pada umumnya juga dibolehkan mengenyampingkan
peraturan-peraturan yang termuat dalam buku III tersebut.Dengan kata
lain, peraturan-peraturan dalam buku III KUH Perdata tersebut pada
umumnya hanya merupakan hukum pelengkap (aanvullend recht),
bukan hukum keras atau hukum yang bersifat memaksa.Hal inilah yang
dikenal umum sebagai sistem terbuka.
Terdapat 3 (tiga) asas yang terdapat dalam hukum perjanjian ini yang
merupakan sistem terbuka, yaitu:
1) Asas kebebasan berkontrak
Asas ini disimpulkan dalam pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata yang
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
Dengan menekankan pada perkataan semua, maka pasal tersebut
seolah-olah berisikan suatu pernyataan kepada masyarakat bahwa
kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa
saja atau apa saja dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang
membuatnya seperti undang-undang. Pasal-pasal dari hukum
perjanjian hanya berlaku apabila kita tidak mengadakan aturan-
aturan sendiri dalam perjanjian-perjanjian yang kita adakan itu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-5
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
2) Asas Konsensualitas
Perkataan ini berasal dari perkataan latin consensus yang berarti
sepakat. Arti asas konsensualitas ialah pada dasarnya perjanjian
dan perikatan yang timbul karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik
tercapainya kesepakatan. Dengan perkataan lain, perjanjian itu
sudah sah apabila sudah sepakat mengenai hal-hal pokok dan
tidaklah diperlukan sesuatu formalitas. Asas Konsensualitas tersebut
lazim disimpulkan dalam pasal 1320 KUHPerdata yang berbunyi :
“untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat : (1)
sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; (2) kecakapan untuk
membuat sesuatu perjanjian; (3) Suatu hal tertentu; (4) suatu sebab
yang halal.”
Oleh karena dalam pasal tersebut tidak disebutkan suatu formalitas
tertentu disamping kesepakatan yang telah tercapai itu, disimpulkan
setiap perjanjian itu sudah sah (dalam arti mengikat) apabila sudah
tercapai kesepakatan mengenai halhal yang pokok dari perjanjian
itu.Terhadap asas konsensualitas itu ada juga kekecualiannya, yaitu
yang oleh undang-undang ditetapkan formalitas-formalitas tertentu
untuk beberapa macam perjanjian seperti perjanjian penghibahan
benda tidak bergerak, perjanjian perdamaian, dll. Ancaman batalnya
perjanjian tersebut apabila tidak menuruti bentuk cara yang
dimaksud. Perjanjian-perjanjian yang ditetapkan suatu formalitas
tertentu, dinamakan perjanjian formil.
3) Asas Kepribadian
Yang dimaksud dengan kepribadian (personalia) disini adalah
tentang siapa-siapa yang tersangkut dalam suatu perjanjian. Asas ini
disimpulkan dalam pasal 1315 KUH Perdata, sebagai:
“Pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama
sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk
dirinya sendiri.”
Menurut pasal ini, mengikatkan diri ditujukan pada memikul
kewajiban-kewajiban atau menyanggupi melakukan
sesuatu.Sedangkan minta ditetapkannya suatu janji, ditujukan pada
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-6
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-7
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-8
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-9
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
3.3 Latihan
1. Kontrak konstruksi merupakan bagian merupakan hukum perikatan
yang berlaku di Indonesia. Hukum perikatan di Indonesia adalah!
2. Hukum Konstruksi (Construction Law) adalah segala peraturan
perundang-undangan atau ketentuan-ketentuan hukum yang
berhubungan dengan industri jasa konstruksi yang meliputi!
3.4 Rangkuman
Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi
pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya
kesalahan aritmatik, harga penewaran total dapat berubah, akan tetapi harga
satuan tidak boleh dirubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada
perkalian antara volume dengan harga satuan.Semua resiko akibat
perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggungjawab
sepenuhnya penyedia jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga
penawaran terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi
harga kontrak (nilai pekerjaan). Harga satuan juga menganut prinsip lump
sump.”
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-10
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Drs. E. Utrecht, SH. Dalam bukunya “ Pengantar Dalam Hukum Indonesia “,
mengatakan bahwa Hukum adalah himpunan aturan-aturan (perintah-
perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
dank arena itu harus ditaati oleh masyarakat.
Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-1
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi viii
Modul 2 Pengantar Hukum Kontrak
GLOSARIUM