Anda di halaman 1dari 27

dan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk membantu investor

membuat keputusan yang tepat oleh regulator pasar modal: stabilitas

politik, hukum dan peraturan yang kondusif, serta profesionalisme

lembaga yang terkait dengan aktivitas pasar modal

Paradigma pasar modal berbasis integrasi produk syariah di pasar

modal yang dikembangkan oleh regulator pasar modal di Indonesia

menekankan pada produk, jasa dan kegiatan terbebas dari hal-hal yang

bertentangan dengan prinsip syariah Upaya memastikan kepatuhan

pemenuhan terhadap prinsip syariah akan mendorong terciptanya pro-

duk syariah di pasar modal yang kredibel dan akuntabel. Kepatuhan

pemenuhan terhadap prinsip syariah harus dijaga mulai dari tahap

persiapan, penciptaan produk, selama operasional produk, dan sampai

berakhirnya produk.

Berikut ini penulis menguraikan berbagai upaya yang dilakukan

para era Bapepam dan LK dalam mengimplementasi kebijakan me

ngembangkan pasar modal berbasis integrasi produk syariah dalam

tata kelola pasar modal nasional yang secara umum beroperasi berbasis

sistem nasional konvensional.

1. Produk Syariah sebagai Alternatif

Investasi di Pasar Modal Indonesia

Ketersediaan produk syariah dalam struktur pasar modal Indo-

nesia dimaksudkan sebagai salah satu strategi dalam mencapai salah

satu tujuan Otoritas Pasar Modal Indonesia, yaitu menyediakan sarana

investasi yang kondusif dan atraktif serta pengelolaan risiko yang

andal. Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli surat
berharga. Pasar modal bersangkutan de

ngan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek Produk pasar modal adalah efek,

yaitu surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak


investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif

dari etek.. Sebagai bagian dari pasar modal Indonesia, produk syariah

diperdagangkan paralel dengan produk konvensional lainnya.

Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan

kegiatan pasar modal berdasarkan prinsip syariah. Produk syariah di

pasar modal mesti berupa surat berharga atau efek yang tidak berten

tangan dengan prinsip syariah agar dapat dikatakan sebagai efek syari

ah Efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan

peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang

menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan prinsip-

prinsip syariah di pasar modal

Produk syariah di pasar modal Indonesia sampai dengan saat ini

masih sangat terbatas, baik dilihat dari jenis produk yang ada maupun

dari jumlah dan proporsi produk syariah dibandingkan dengan pro-

duk sejenis yang konvensional. Hingga akhir Maret 2013. porsi pasar

nilai emisi sukuk korporasi berkisar 3,60% dari total nilai emisi obli-

gasi di pasar modal nasional Porsi pasar jumlah sukuk yang diterbit

kan berkisar 10,28%. Adapun rasio NAB reksa dana syariah terhadap

total NAB reksadana hingga akhir Juni 2012 masih berkisar 3.17%

Rasio total jumlah reksadana syariah berkisar 747%. Untuk kategori

saham, umumnya saham syariah yang diperdagangkan di bursa efek!

secara keseluruhan berasal dari emiten syariah pasif yang hingga akhir

Mei 2012 menyumbang 43% dari total saham yang diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia


Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Bab Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (5) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Ketentuan Umum Pasal 3 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX A. Tip

Darmadil dan Hendy M. Fakhruddin Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya

akarta Penerbit Salemba Empol, 2012). 184. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuan

Syariah dakarta Prenadaredia Kencana, 2009), 32

En Retro Wulandari Indonesia Shariah Capital Market Paper dipresentasikan pa

International Conference on Islamic Capital Market, Jakarta, June 19.10.2012 12. Predene

Widyasari Dewi. "Shariah Compliant Products Relations and Fatwa. Paper dipresenta
pada International Conference on Islamic Capital Market, Jakarta, June 19-20.00

226

Keterbatasan ketersediaan produk syariah di pasar modal Indo-

embutuhkan perhatian khusus. Produk syariah membutuhkan

pengembangan lebih lanjut agar mampu berperan secara optimal se

agai alternatif investasi di pasar modal Indonesia, dan memberi kon

tribusi positif terhadap perekonomian nasional. Pengembangan dan

inovasi finansial merupakan hal penting yang dalam jangka panjang

memberi pengaruh positif pertumbuhan ekonomi di berbagai negara."

Secara bisnis, pengembangan produk syariah diperlukan untuk

beberapa tujuan Pertama, untuk meningkatkan likuiditas di mana

marketabilitas, negosiabilitas, dan transferabilitas hak finansial men.

ciptakan likuiditas dengan memperluas menu pilihan yang tersedia

bagi pelaku pasar Kedua, untuk mentransfer dan membagi harga serta

risiko. Ketiga, sebagai media memperoleh penghasilan.

Pengembangan dan inovasi produk keuangan syariah dapat di-

pahami sebagai suatu proses yang saling berkaitan dengan akses ter

hadap kebutuhan industri, desain produk, pengembangan fitur, dan

perumusan solusi kreatif terhadap masalah keuangan yang dihadapi

dunia industri. Secara struktural, produk syariah sepenuhnya dida-

sarkan pada prinsip, nilai, dan tujuan syariah yang memiliki orientasi

menciptakan sistem yang berkeadilan terhadap pemerataan keadilan

dan mendorong aktivitas bisnis halal untuk kemaslahatan umum.

Dalam desain penerbitannya, produk keuangan syariah harus bebas


Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor. An Introduction to Islamic Finance Theory and Prac

tice (Clementi Loop Singapore, John Wiley & Sons, 2007), 256-257. Sudin Haron dan Wan

Nursofiza Creating a Dynamic Islamic Capital Market: The Essential Role of Innovation,

dalam istamte Capital Markets Product Regulations & Development dleddah: Islamic Research

and Training Institute, Islamic Development Bank Group dan Muamalat Institute, 2008), 23

amir Iqbal dan Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance. Theory and Practice

256-257

M. Syafil Antonio, Equity Market and Islamic Finance: Innovation and Product Deve-

pentdalam Theory and Practice of Islamic Finance, (Singapore: Saw Center for Financial
2005), 59-40. Zamir labal Financial Engineering in Islamic Finance Thunderbird

a business Review, Vol. 41(4/9541-560 July-October (1999): 556. Hussein Hamed

Financial Intermediation in the Framework of Shari'ah Islamic Economic Studies

arab 1414 H (December 1993):21 Seif Tag el Din, "Capital and Money Market

The Emerging Experience in Theory and Practice Kyoto Bulletin of Islamic Are

Hassan, "Financial Intermediate

Vol. 1, No 1 Rajab 1414 H (Decem

Studies, I 2 (2007): 59

Mechanisms in Islamic Finance Intern

and Finance, University of Leicester

di Dusuki, "Shariah Parameters on Islamic Foreign Exchange Swap as Hedging

lamic Finance International Conference on Islamic Perspectives on Management

University of Leicester 2nd 3rd July (2009): 1.

as lobst, Risk Management of Islamic Finance Instruments." dalam Islamic Finance

markets, London: Bloomsbury Information Ltd, 2010). 31

bratruments and Markets, London

dari riba, gharar, dan pertimbangan mewujudkan aspek tujuan hukum


Islam, serta ditransaksikan di pasar keuangan yang efisien dalam me
netapkan harga, penyebaran dan penerimaan informasi, serta dalam
operasionalnya."
Penerbitan dan pengembangan produk dalam sistem keuangan
syariah umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kerang
ka pikir utama. Pertama, kebebasan kontrak yang diberikan kepada
setiap pelaku ekonomi. Ulama syariah dapat diberdayakan untuk me
meriksa berbagai kontrak bisnis untuk memverifikasi bahwa hak dan
kewajiban pihak pihak sudah terjamin sesuai dengan prinsip Islam
Kedua, sistem keuangan syariah telah memberikan pondasi yang dapat
digunakan berupa akad muamalah dasar untuk dikembangkan lebih
lanjut dalam penyusunan struktur kontrak yang lebih kompleks. Akad
klasik dasar pada produk syariah terdiri dari akad berbasis bagi hasil,
jual beli, dan sewa." Ketiga, profil risiko dan imbal hasil dengan mem-
pertimbangkan akad yang sesuai. Fikih muamalah menyediakan tidak
hanya menyediakan akad bagi hasil yang berkarakter imbal hasil tidak
tetap (variable income), tetapi juga akad jual beli dan sewa yang ber
karakter imbal hasil tetap (fixed income)." Selain itu, inovasi produk
juga perlu memenuhi standar baku yang diterima dalam skala nasional
maupun global dengan memadukan tata kelola yang berstandar inter
nasional dengan nilai-nilai etika Islam.
Pengembangan produk mengutamakan pemenuhan kebutuhan
konsumen yang mencerminkan nilai-nilai, kebutuhan dan keinginan
konsumen lewat analisis kinerja yang bagus. Beberapa aspek pen-
ting instrumen keuangan antara lain hal-hal yang berkaitan dengan
Seif 1. Tag elDin, "Capital and Money Market of Muslims: The Emerging Experience

Theory and Practice. 59

M. Obaidullah, Regulation of Stock Market in an Islamic Economy" Proceeding in

national Conference on Islamic Economics in the 21st Century, Kuala Lumpur. 9-12 A

(1999): 250. A. Roza A. Alato, "Pinancial Engineering and Financial Stability to

Islamic Economic, Banking and Finance, Volume 7, No. 1. Tan March (2011)

Securities Commissions. "Islamic Capital Market Fact Finding Report Report

Islamic Capital Market Taskforce of the International Organization of Securities Com

(2004): 10-15

M.Syafii Antonio Equity Market and blamic Finance Innovation and Product Develop

10. Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor. An Introduction to Islamic Finance Theory and Pro

Iqbal Khan, Islamic Finance Relevance and Growth in the Modern Financial Age

dipresentasikan pada London School of Economics, 1 Februari (2007)

Thomas Gainor, "A Practical Approach to Product Development

Fourth Harvard University Forum on Islamic Finance, 235

Proceeding

Report" Report of the

roduct Development

y and Practice, 257

em Financial Age Papel

lent Proceedings of the

penerbitannya, proses investasi van

tungan yang diperoleh dari


versi ke uang tunai saat dibutuhk

va proses investasi yang dibiayai, bagi hasil dari keun

ng diperoleh dari investasi yang dibiayai, negosiasi dan kon-

e tunai saat dibutuhkan. Selain itu, desain produk syariah

emerlukan langkah tambahan sebagai kriteria khusus dalam investasi

Ariah, yaitu penekanan keterkaitan antara aset keuangan dan aset ruil 23

Sami Ibrahim Suwailem mengemukakan empat prinsip utama

dalam proses desain produk syariah, yaitu prinsip keseimbangan dan

prinsip integrasi berkaitan dengan tujuan, dan prinsip akseptabilitas

dan prinsip konsistensi berkaitan dengan metodologi Pertama, prinsip

keseimbangan menunjukkan pendekatan menyeluruh dari prinsip

prinsip Islam yang menekankan keseimbangan antara kepentingan

pribadi dan kepentingan orang lain, aktivitas profit dan nonprofit,

hubungan saling berkompetisi (competition), dan bekerja sama (coo-

peration). Interdependen (saling ketergantungan) menegaskan bahwa

tatanan hubungan saling bekerja sama dengan model pemberian sum-

bangan dan amal kebajikan. Ekonomi komunisme lebih fokus pada

pemecahan masalah pelaku ekonomi yang dependen, 24 sedangkan

ekonomi kapitalisme berfokus pada upaya mencapai independensi"

lewat pamrih pribadi dan kekuatan pasar. Ekonomi Islam mengakui

kedua jenis relasi ini namun menambahkan hubungan lain yang lebih

dewasa, yaitu kerja sama dan saling ketergantungan. Kedua, prinsip

yang didasarkan pada kaidah bahwa segala sesuatu dalam ranah

muamalah boleh, kecuali yang dinyatakan terlarang dalam syariah!

Prinsip akseptabilitas berimplikasi bahwa untuk melakukan evaluasi

terhadap suatu produk, tidak perlu melihat apakah produk tersebut di

terima, namun yang perlu untuk dilihat adalah apakah produk tersebut

mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh syariah, terutama riba

yang berkaitan dengan waktu dan gharar yang berkaitan dengan

risiko. Ketiga, prinsip integrasi di mana keuangan syariah melarang!

anya pemisahan waktu dan risiko dari aktivitas riil yang mendorong
Hassan"Financial intermediation in the Framework of Shari'ah." 21. Seif

and Money Market of Muslims: The Emerging Experience in Theory and

Hussein llamed Hassan, Financia

Tag el-Din. "Capital and Mon

Practice, 59.

Zarina Anwar, "The Emerging of isla

Markel Series, Abdul Kadir The

Perilaku dependen dalam ekonomi berka

Penerima tergantung pada p

yang tidak dapat memenuhi ke

Perials independens alam ekonomi

mencari profil. Para perilaku ekon

Emerging of Islamic Capital Market, dalam Sukuk: Islamic Capital

Thomas, ed. (Selangor. Sweet and Maorwell Asia, 2010), 7.10

ekonomi berkaitan dengan perilaku donasi dan amal kebajikan

pemberi bantuan (donon) Pada Titik tertentu selalu ada orang

wannya sendiri dan harus bergantung pada orang lain

am ekonomi berkaitan dengan pamrih pribadi, transaksi

on memenuhi keinginannya lewat usaha mereka sendir

terjadinya divergensi (kesenjangan) sektor keuangan dari sektor

Produk syariah mesti menyeimbangkan antara aspek substansi de

formalitas. Keempat, prinsip konsistensi yang menegaskan pentinova

konsistensi antara formalitas dan substansi maqasid al-shari'ah dalam

produk keuangan syariah Bentuk formal mesti mampu mewujudkan

substansi maqasid al shari'ah produk-produk Islam. Instrumen yang

digunakan harus sesuai untuk memenuhi tujuan akhirnya (magasid

al-shari'ah).

Dalam praktiknya, penciptaan produk keuangan syariah baru

umumnya dilakukan lewat dua pendekatan, yaitu pendekatan inova

tif dan pendekatan imitatif. Secara sederhana tren penciptaan produk

keuangan syariah baru penulis ilustrasikan dalam Gambar 4.1 berikut:

SKEMA 4.1

Pendekatan pertama dilakukan dengan mengaplikasikan prin

sip-prinsip syariah pada produk jasa keuangan baru lewat upaya


menghidupkan kembali akad-akad klasik. Instrumen keuangan Islam

umumnya cenderung berbentuk kontrak jual beli, sewa (leasing), dan

perjanjian kerja sama kumpulan aset berbagi hasil dan kerugian


Sami Ibrahim Suwailem, Financial Engineering: An Islamic Perspective deddah IRTI I

2006), 57-62

rade Centre Heiko Hesse. Anyol. 9, No 2

dreas Jobst, Risk Management

Rise of Customary Business in inte

Finance and The Challenges of Internatie

Law Review 23, No 4 (2007): 667 Workshop

Gambar diolah oleh peneliti

International Trade Centre,"islamic Banking A Guide for Small and Medium Sized En

mises Paper, Geneva (2009). Heiko Hesse. Andreas Jobst dan luan Sole. "Trends and

Challenges in Islamic Finance World Economics, Vol. 9, No. 2, April June (2008): 178 A

Lobst. Risk Management of Islamic Finance Instruments." 31. All Adnan Ibrabim.

Customary Business in International Financial Markets: An Introduction to Islam

onal Integration American University International

Wation of the Financial System Tiles

Pendekatan pertama ini disebut dengan istilah innovative engineering!

(rekayasa inovatif), atau mutasi, atau oleh mayoritas tokoh keuangan

syariah disebut dengan shariah based (berbasis syariah). Pendekatan

ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem ekonomi

dan keuangan syariah serta karakteristik risiko dan imbal hasil da

il setiap kerangka dasarnya. Dalam dua dekade terakhir ini telah

terjadi inovasi produk syariah di pasar modal lewat pengembangan

tiga pola kontrak syariah tersebut. Sejumlah alternatif yang telah

dikembangkan antara lain reksadana syariah, investasi reksadana real

estate, obligasi syariah (sukuk), saham syariah, modal ventura, obligasi

pendapatan perusahaan.

Kedua, memodifikasi produk dan jasa keuangan konvensional agar

memenuhi kriteria syariah lewat proses kombinasi akad akad klasik

Chybrid)." Pengembangan produk melalui pendekatan kombinasi


Blueprint of Islamic Financial System including Strategy for the Elimination of Riba" Report

of the ble Workshop on the Islamitation of Financial system. May June 1997) 104 09
Zamiqbal dan Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance Theory and Practice, 208

Sami Suwailem. Finandal Engineering An Islami Perspective deddah IRTLIDB. 2006). 65

Kabir Hasan dan Michael Mahlknecht, hlamic Capital Market Products and Strategies,

(Wiley Finance, 2011). 1.

Dow Jones Indexes. Dow Jones Islamic Market Indexes Index Review Results 4th Our

ter 2009 "Press Release December 10, 2009. Shayerah Ilias, Islamic Finance: Overview and

Pohry Concerns Congressional Research Service Report for Congress, November 20, 2010: 5

M.H Khatkhatay dan Shariq Nizar forvestment in Stocks: A Critical Review of Dow Jones Shari'ah

Screening Norms, http www.djindexes.com/mdsidx/downloads/Islamic/artciles/Dowlones

Screening Norms.pdf (diunduh dari situs pada tanggal 27 Juli 2013). MH Klatkhata

am Shara Nizal"Shariah Compliant Equity Investments An Assesment of Current Screening

Nama Islamic Economic Studies, Vol. 15, No. 1. luly (2007) 48-75

alman Syed All Critical Analysis of currently Practiced Islamic Finance dalam

posal for a New Eronomic Framework Based on Islamic Principles, Islamic Economic Project

147-148 Hal Alvi, Challenger of Islamic Market Development. The World Islamic Bank

Conference, it th) 89 Mohamad Zaid Mohd Zin, Products of Islamic Finance A

compliance Advancement Australian Journal of Basic and Anplied Sciences Vol

No 11 (11) 479.454

Modem ramie Finance

acid al-Shari'ah, August

Banking A Mier-evol

141 Muharram

mie Capital Market

Contemporary Islamic

vity, 2001) May

Jurisprudence in the

403) 3.A

Matt An introduce

lonter Kahf. "Magdsid al Shari'ah in the Prohibition of Riba and Their implication in

amie Finance Paper di presentasikan pada HUM International Conference on Ma

August 8.10.2006) 7-8 Mahmoud A EFGhamal, The Survival islam

A Microevolutionary Perspective "Islame Economiese Vol3, NO 1 . Rajah

harram 1410H (November 1997 April 1998): 119 Securs comme

- Market inin Renart "11 Mahmoud Amin E Ghamal. A

2007) Mahmoud A El-Ghamal.Incoherence of Contract Based Islami

in the

l ineering
inte

All Adnan shim The River Curto muy

traduction to blame Finance and The Che f international

Moehler in the Good rom the Bad Deveta

2. Mekanisme penetapan....

saham yang ditawarkan kepada masyarakat. Bapepam dan LK tidak

mencampuri penetapan harga nominal dan harga penawaran saham

di pasar modal Indonesia dan menyerahkan sepenuhnya kepada ke-

sepakatan pihak penjamin emisi dan emiten

Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar

perdana berakhir. Perdagangan efek syariah di pasar reguler meng-

gunakan akad jual beli (bay al-musawamah).” Akad jual beli dinilai

sah ketika terjadi kesepakatan pada harga serta jenis dan volume ter

tentu antara permintaan beli dan penawaran jual. Dari sisi motif, jual

beli efek di pasar sekunder dipandang halal jika dalam niat pembelian

saham tersebut untuk investasi bukan untuk spekulasi. Pasar sekun-

der memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau

menjual efek yang tercatat di bursa, setelah terlaksananya penawaran

perdana. Di pasar sekunder, efek diperdagangkan dari satu investor

kepada investor lainnya. Mekanisme terjadinya transaksi (matching)

diselesaikan berdasarkan prinsip prioritas waktu dan prioritas harga

Pada pasar sekunder, efek yang telah dicatatkan di bursa efek

diperiualbelikan sesuai dengan harga wajar pasar. Menurut Fatwa

No 40. Fatwa No. 20, dan Fatwa No. 80

Sambungan....

Bapepam dan LK terdapat sejumlah ketentuan yang mengatur harga

pasar wajar efek, yaitu penjelasan Pasal 22 UUPM." Peraturan Nomor

IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam Portofolio Reksadana,

dan Peraturan Nomor V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek.

Pada prinsipnya, mekanisme penetapan harga pasar efek pada pa.

sar sekunder diserahkan kepada mekanisme penawaran dan permin

taan secara wajar. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya


permintaan dan penawaran atas saham tersebut." Itulah sebabnya har

ga saham mengalami fluktuasi naik atau turun. Supply dan demand

saham terjadi karena adanya sejumlah faktor baik yang bersifat spesifik

atas saham yaitu kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan

bergerak, maupun faktor yang bersifat makro seperti kondisi ekonomi

negara, kondisi sosial, dan politik, maupun rumor yang berkembang."

Harga saham di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan

saham sehari-hari diinformasikan ke publik melalui indeks saham di

Bursa Efek Indonesia." Keberadaan indeks saham dapat menjadi acuan

harga pasar dari efek bersifat ekuitas di pasar modal Indonesia.

Adapun bagi efek lainnya Bapepam dan LK pada 10 Agustus 2009

kan PT Penilai Harga Efek Indonesia sebagai Lembaga Penilai

Efek (LPHE) untuk menetapkan harga wajar efek bersifat utang

sukuk, serta harga wajar portofolio reksadana." LPHE didirikan

b esarkan Peraturan Bapepam dan LK No. V.C.3 dengan kegiatan

penilaian dan penetapan harga pasar wajar secara objektif, independen.

kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Mekanisme Investasi Produk Syariah

di Pasar Modal Indonesia

Untuk mulai berinvestasi di instrumen efek berbentuk saham.

satuan perdagangan transaksi saham di Pasar Reguler Indonesia di-

perdagangkan dalam standar satuan perdagangan lot, di mana I lot

sama dengan 500 lembar saham. Adapun untuk investasi pada in.

strumen bersifat utang, investor dapat bertransaksi pada sukuk. Me

nurut data hingga 15 Februari 2013, pemerintah telah menerbitkan

lima seri sukuk ritel (Sukri). Sukri Seri 001 hingga Seri 003 dan seri

005 memiliki tempo selama tiga tahun, sedangkan Sukri Seri 004

memiliki tempo 3,5 tahun. Imbal hasil yang diberikan pada Sukri

seri terakhir berada di kisaran 6% per tahun yang diberikan setiap

bulan kepada investor. Sukri diterbikan dengan denominasi Rpl juta

dengan minimum pembelian Rp5 juta (dan kelipatannya). Sukuk ritel


merupakan diversifikasi instrumen syariah yang memungkinkan ma-

syarakat luas secara langsung ikut membiayai pembangunan nasional.

Adapun untuk transaksi reksadana, investor dapat mulai bertransaksi

sesuai dengan nilai unit penyertaan yang ditawarkan oleh masing

masing reksa dana syariah. Kisaran harga unit penyertaan reksadana

mulai dari Rp 250 ribu sampai Rp 1 jutaan per unit.

Mekanisme perdagangan produk syariah di pasar modal Indonesia

dijalankan

ujalankan sesuai dengan amanat UU No. 8 Tahun 1995, yaitu dalam

Tangka pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien" Teratur ber

arti meniami

" menjamin bahwa seluruh pelaku pasar modal wajib mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai
dengan bidangnya masing-masing, dan

melaksanakannya secara konsisten. Wajar berarti seluruh pelaku pasar

modal melakukan kegiatannya dengan memperhatikan standar dan

etika yang berlaku di dunia bisnis serta mengutamakan kepentingan

masyarakat banyak. Efisien berarti kegiatan pasar modal dilakukan

secara cepat dan tepat dengan biaya yang relatif murah.

Produk syariah di pasar modal diterbitkan di pasar perdana dan

ditransaksikan di pasar sekunder. Pasar perdana adalah penjualan

perdana efek atau penjualan efek sebelum efek tersebut dijual melalui

bursa efek. Adapun pasar sekunder adalah penjualan efek setelah pen-

jualan pada pasar perdana berakhir

a. Mekanisme Berinvestasi di Pasar Perdana

Pada pasar primer saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya

ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi (underwriter)

melalui perantara pedagang efek (broker dealer) yang bertindak seba

gai agen penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran

Umum Perdana (Initial Publik Offering/IPO). Para pasar perdana efek

syariah dijual dengan harga emisi sehingga perusahaan yang menerbit

kan emisi hanya boleh memperoleh dana dari penjualan tersebut.


Mekanisme berinvestasi produk syariah di pasar perdana pasar

modal Indonesia dapat diuraikan dalam beberapa langkah berikut ini:

Skema a. Mekanisme berinvestasi

cara menghubungi penjamin emisi atau agen penjual, dan kemudi

an mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

3. Investor kemudian melakukan pemesanan saham atau obligasi ter-

sebut dengan disertai pembayaran

4. Penjamin emisi dan agen penjual kemudian mengumumkan hasil

penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan

pemesanan

5. Proses penjatahan saham atau obligasi (biasa disebut dengan "allot-

ment) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh penja

min emisi dan emiten yang mengeluarkan saham atau obligasi.

6. Apabila jumlah saham atau obligasi yang didapat oleh investor ku-

rang dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi "oversubscribed"

maka kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering

disebut dengan "refund").

7. Saham atau obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada in-

vestor melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual."

b. Mekanisme Berinvestasi di Pasar Sekunder

Pada pasar sekunder harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek

tersebut." Pasar sekunder efek yang telah dicatatkan di bursa efek

diperjualbelikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada

para investor untuk membeli atau menjual efek yang tercatat di bursa,

setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar sekunder, efek

diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya,

Sebelum berinvestasi di pasar regular, investor harus terlebih

dahulu membuka rekening di salah satu perusahaan efek. Sebelum

memilih perusahaan efek, investor umumnya memperhatikan faktor

faktor berikut ini:

1. Jika calon Investor lebih menyukai untuk berinvestasi di saham-


saham yang baru ditawarkan di pasar perdana, pilihlah Perusahaan

Efek yang aktif dalam proses penjaminan emisi saham

2. Jika calon investor hanya memerlukan jasa yang paling mendasar

dari perusahaan efek, seperti melaksanakan perintah jual dan/ atau perintah beli, pilihlah
perusahaan efek yang dapat memberikan jasa

tersebut secara cepat dan akurat.

3. Jika calon investor memerlukan jasa tambahan seperti nasihat dan

saran dalam mengambil keputusan investasi, pilihlah perusahan

efek yang mempunyai analis efek dengan kualifikasi yang baik serta

pengalaman yang memadai.

Mekanisme berinvestasi produk syariah di pasar sekunder pasar

modal Indonesia dapat diuraikan dalam beberapa langkah berikut ini:

Skema 3 hl 246

Untuk mulai berinvestasi di pasar reguler, investor membuka re-

kening di perusahaan efek dengan cara mengisi dokumen yang diper

lukan. Secara umum, perusahaan efek biasanya mewajibkan investor

untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam

proses penyelesaian transaksi.

Masing-masing mekanisme transaksi berbeda untuk transaksi sa

ham dan transaksi obligasi/sukuk Untuk transaksi saham meknaisme

investasi dilakukan menurut mekanisme berikut ini:

1. Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau pe-

rintah beli ke perusahaan efek. Perintah tersebut dapat diberikan

lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus

berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli.

serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan

Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh perusahaan

efek bersangkutan

3. Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem

perdagangan di bursa efek

Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari seluruh perusahaan


efek akan dikumpulkan di bursa efek dalam sistem yang disebut

JATS

Adapun mekanisme berinvestasi di obligasi/sukuk dilakukan

sebagai berikut

1. Transaksi dimulai dengan penempatan kuotasi di sistem perda

gangan di BES yang disebut OTC-FIS, sehingga semua kuotasi yang masuk ke dalam sistem dapat
dilihat secara langsung (real time)

oleh pelaku pasar lainnya.

2. Melalui OTC FIS, partisipan dapat melihat kuotasi yang paling me-

narik bagi dirinya

Kemudian, partisipan yang tertarik untuk membeli/menjual dapat

menghubungi partisipan yang akan menjual/membeli untuk ne-

gosiasi lebih lanjut

4. Tempat Transaksi Produk Syariah di Pasar Modal Indonesia

Produk syariah diterbitkan di pasar perdana dan diperdagangkan

pasar sekunder, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya di-

tawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi (underwriter)

melalui perantara pedagang efek (broker-dealer) yang bertindak se-

bagai agen penjual saham pada pasar perdana proses ini biasa disebut

dengan penawaran umum perdana (initial publik offering/IPO). Ada

pun tempat transaksi di pasar sekunder adalah bursa efek yang me-

libatkan berbagai pihak di dalamnya. Bursa efek adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan efek di antara mereka."

Bursa Efek dikelola oleh suatu badan tertentu dengan dibantu

oleh lembaga yang melaksanakan dan menyelesaikan suatu transaksi.

Ada tiga lembaga yang dikenal sebagai Self Regulatory Organization

(SRO) di pasar modal yang diberi wewenang membuat peraturan atas

persetujuan Bapepam dan LK yang mengikat organisasi yang terlibat

dengan fungsinya, yaitu Bursa Efek Indonesia. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)." dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian
(LPP)."

Mekanisme perdagangan efek syariah di pasar regulerº pada pasar

modal Indonesia dijalankan oleh bursa efek yang menetapkan bahwa

perdagangan efek hanya boleh dilakukan anggota bursa efek " Penjual

dan pembeli efek yang bukan anggota bursa efek dalam melaksanakan

perdagangan efek harus melalui anggota bursa efek. Akad yang di

gunakan dalam perdagangan efek di pasar reguler dilaksanakan ber

dasarkan proses tawar-menawar yang berkesinambungan (bay al

musawamah) oleh anggota bursa efek dan penyelesaian administrasinya

dilakukan pada hari bursa ketiga setelah tejadinya perdagangan efek di bursa efek." Adapun akad
antara penjual atau pembeli efek yang

bukan anggota bursa efek dengan anggota bursa efek menggunakan

akad jualah. Bursa efek dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum)

perdagangan efek berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan sistem

dan atau sarana perdagangan kepada anggota bursa efek

Secara umum struktur pasar modal di Indonesia penulis rangkum

dalam Gambar 4.2 berikut.

Skema 4.2 hl 249

terbatas pada peraturan bursa dan sistem dalam rangka melakukan

pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk mendeteksi dan men

cegah kegiatan atau tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan

prinsip syariah

Hanya saja, hingga saat ini masih belum ada regulasi yang tegas

mengenai mekanisme pengawasan perdagangan efek syariah di BEI

Selain itu, ВEl juga tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah yang di

harapkan menjalankan fungsi mendeteksi dan mencegah kegiatan atau

tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah di

Bursa Efek Indonesia sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN MUI No.

80 Tahun 2011

Upaya yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia untuk mengako


modasi transaksi produk syariah adalah dengan menghadirkan indeks

syariah sebagai acuan berinvestasi pada saham syariah 4 BEI melun

curkan Jakarta Islamic Index (JIT) pada 3 Juli 2000 yang terdiri dari

30 saham paling likuid dan berkapitalisasi paling besar di Bursa efek

Indonesia.'s Pada 12 Mei 2011 BEI meluncurkan Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISST) yang mencerminkan pergerakan saham yang masuk

dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam dan

LK. Dengan adanya indeks syariah yang materi sahamnya bersum

ber dari DES, diharapkan seluruh investor mendapatkan informasi

yang wajar, informasi yang penuh dan komprehensif, serta informasi

yang tidak dimanipulasi terkait efek syariah di pasar modal.

Untuk menyediakan informasi bagi para investor sebagai dasar

transaksi produk syariah di pasar modal saat ini. Bapepam dan I

telah memiliki sistem informasi pasar modal syariah berbasis web

dalam bahasa Indonesia yang dapat diakses dalam web site Bapepam

dan LK di www.bapepam.go.id. Namun demikian. Sistem informa

ini belum sepenuhnya memfasilitasi kebutuhan informasi bagi investor

atau calon investor luar negeri dalam memperoleh akses informasi mengenai produk syariah di pasar
modal dalam suatu sistem data base

dan produk syariah yang mutakhir. Oleh karenanya, masih sangat

dibutuhkan penyempurnaan terhadap sistem informasi pasar modal

syariah yang ada saat ini.167

Untuk mengakomodasi investor yang ingin bertransaksi pada

produk syariah sekaligus mematuhi prinsip syariah dalam mekanisme

transaksi yang dilakukan, Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 me

luncurkan Shariah Online Trading System. Sistem ini didasarkan pada

kriteria dan prinsip syariah, tidak mengandung riba karena limit trans

aksi hanya sebesar saldo kas nasabah, margin trading dan short selling

dilarang, transaksi harus tunai, portofolio yang terpisah, serta tidak

bertransaksi pada saham yang haram tetapi hanya bertransaksi pada

saham yang terdapat dalam Daftar Efek syariah. Sejak awal trans-
aksi di online trading syariah tidak boleh mengandung hal-hal yang

melanggar peraturan Pengawasan yang dilakukan terhadap transaksi

yang dilakukan melalui online trading syariah sama dengan pengawas-

an yang dilakukan terhadap mekanisme reguler. Pelaporan transaksi

online trading syariah juga masih menyatu dan sama dengan pelaporan

Transaksi reguler lainnya.

Perusahaan yang ingin mengajukan sistem online trading syariah

harus sudah memiliki sistem syariah sebelumnya dan harus andal

nggota bursa yang berminat harus melakukan presentasi di hadapan

Tim Pendampingan Investasi Syariah yang beranggotakan perwakilan

dari divisi pengembangan BEI dan DSN-MUI sebelum mengajukan

Permohonan sertifikasi. Selain melihat keseluruhan sistem online

Fading syariah, DSN-MUT juga melihat unsur lainnya mulai akad.

Penggunaan bank, cara pemasaran, hingga petunjuk pelaksanaan ter

Kait sistem online trading syariah. Sertifikasi online trading syariah

akan berlaku selama tiga tahun dan akan ditinjau ulang kembali secara

berkala

Dalam online trading di BE kini tercatat sudah ada 61 anggota

bursa yang telah memiliki layanan tersebut Perusahaan efek yang telah

mendapat sertifikasi kesesuaian syariah dari DSN-MUT antara lain Indopremiere On Line Trading
(IPOT),108 e-trading securities, PT

BNI Securities, PT Trimegah Securities Tbk., PT Panin Sekuritas

Tbk - dan Mandiri Sekuritas. Sejak setahun peluncuran IPOT

syariah jumlah investor baru sekitar 1-2% dari total jumlah investor

reguler

5. Para Pihak yang Terlibat Penerbitan Efek

Syariah di Pasar Modal Indonesia

Aktivitas penerbitan produk syariah di pasar perdana dan aktivitas

perdagangan saham sebagai instrumen investasi syariah di pasar modal

Indonesia melibatkan banyak pihak terkait. Regulator pasar modal

yang bertindak sebagai badan pengawas pasar modal Indonesia adalah


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam

dan LK) yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari

hari kegiatan pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya

kegiatan pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien serta melindungi

kepentingan pemodal dan masyarakat. Dari sisi kelembagaan, di

era Bapepam dan LK telah ada unit eselon IV yang secara khusus

mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah

OJK dan DSN-MUI sebagai pihak yang telah menandatangan

nota kesepahaman terkait pengaturan produk syariah di pasar modal

Indonesia bukan merupakan satu-satunya pihak yang bertanggu

jawab dalam proses integrasi produk syariah di pasar modal Indonesi

dan memastikan terpenuhinya prinsip syariah di pasar modal Masin

terdapat pihak-pihak lain yang juga semestinya ikut bertanggung

wab. Padahal, pemenuhan kepatuhan penerapan prinsip-prinsip syariah merupakan salah satu
faktor penting dalam proses integrasi produk

svariah di pasar modal Indonesia,

Terdapat sejumlah pihak yang terlibat dan berperan penting da-

lam proses penerbitan efek syariah mulai dari penciptaan produk, ope-

rasional produk, dan berakhirnya produk. Para pihak ini turut berpe

ran dalam aktivitas penerbitan dan transaksi produk syariah di pasar

modal Indonesia baik di pasar perdana maupun di pasar reguler."

a. Para Pelaku di Pasar Modal

Para pelaku di pasar modal yaitu emiten dan investor Emiten adalah

pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring

dana lewat penerbitan efek berbasis utang maupun penyertaan bagi

kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan usaha perusahaan

Bapepam dan LK telah mengatur emiten yang menerbitkan efek

syariah dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A 13, IX.A 14, dan

IIKI. Emiten yang menerbitkan efek syariah harus memenuhi prinsip

syariah. Pada era OJK peraturan ini disempurnakna menjadi POK

Nomor 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar


Modal (mengganti angka 1 Peraturan Nomor IX A 13); POJK Nomor

17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah

Berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah

mengganti angka 2 Peraturan Nomor IX.A.13); POJK Nomor 18/

POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk (mengganti

angka 3 Peraturan Nomor IX.A.13); POJK Nomor 19/POJK.04/2015

tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah (mengganti

penerbitan Reksa Dana Syariah dalam Peraturan Nomor IX.A.13), dan

POJK Nomor 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan

k Beragun Aset Syariah (mengganti Penerbitan dan Persyaratan Elek!

Beragun Aset Syariah dalam Peraturan Nomor IX A.13). Produk barang

pun jasa emiten harus sejalan dengan etika ajaran Islam. Dalam

e Penerbitan efek emiten svariah juga dapat memanfaatkan jasa lembaga penunjang yang telah
mendapat sertifikasi kesesuaian syariah

dari DSN-MUI

OJK juga telah menerbitkan POJK Nomor 16/POJK.04/2015 ten-

tang Ahli Syariah Pasar Modal. Ahli Syariah Pasar Modal yaitu orang

perseorangan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang

syariah, atau badan usaha yang pengurus dan pegawainya memiliki

pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah, yang memberikan

nasihat dan/atau mengawasi pelaksanaan penerapan Prinsip Syariah di

Pasar Modal dalam kegiatan usaha perusahaan dan/atau memberikan!

pernyataan kesesuaian syariah atas produk atau jasa syariah di Pasar

Modal

Investor Muslim pada prinsipnya dilarang untuk membuat kepu-

tusan investasi berdasarkan spekulasi jangka pendek dan sejumlah

tindakan memengaruhi kewajaran harga pasar sebagaimana dalam

fatwa DSN MUI No. 80 Tahun 2011. Untuk menekan spekulasi pada

produk syariah di pasar modal, OJK memfasilitasi investor Muslim

untuk berinvestasi lewat penerbitan Daftar Efek Syariah sebagai pan-

duan fundamental produk investasi syariah. Selanjutnya Bursa Efek


Indonesia memfasilitasi investor Muslim memantau pergerakan harga

saham syariah lewat Jakarta Islamic Indeks (II) dan Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) sebagai panduan teknikal produk investasi

syariah. Investor juga dapat memanfaatkan jasa perusahaan efek yang

telah mendapat sertifikasi kesesuaian syariah dari DSN-MUI untuk

bertransaksi di pasar modal sesuai dengan kriteria dan prinsip syariah

Tabulasi ketentuan Bapepam dan LK atas emiten yang mener

anelek syariah, baik emiten syariah aktif maupun emiten syariah pa

fokus pada penghilangan aspek yang bertentangan dengan prinsip

cariah di pasar modal, baik yang berkaitan dengan inti usaha dari

miten maupun yang berkaitan dengan rasio keuangan emiten Aspek

ock yang bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal masih

batas pada pemenuhan aspek legal fikih muamalah, karena sangat

skait dengan kehalalan kegiatan usaha emiten penerbit efek syariah.

Degulator masih perlu mendorong akomodasi kriteria pemenuhan tu

an syariah sebagai unsur penting dalam penelaahan efek syariah di

pasar modal

b. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang di pasar modal terdiri dari bank kustodian,

Biro Administrasi Efek, Wali Amanat, Penasihat Investasi, Pemeringkat

Elek, dan Perusahaan Efek

I Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan

efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, ter

masuk menerima dividen, bunga/imbal hasil, dan hak-hak lain,

menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening

yang menjadi nasabahnya. Bapepam dan LK telah mewajibkanbagi Bank Kustodian yang
mengadministrasikan reksa dana syariah

memiliki penanggung jawab kustodian yang mengerti kegiatan yang

bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. 22 Bank Kustodian

berbentuk perseroan terbatas yang secara aktif menjalankan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah wajib memiliki DPS yang ber-


tujuan menjaga kepatuhan terhadap prinsip syariah.2Bank Kus.

todian yang telah memperoleh rekomendasi DSN-MUI untuk

memberikan layanan syariah berjumlah tujuh bank, yang meliputi

Bank Bukopin, Bank HSBC, Bank CIMB Niaga, Bank Permata,

Citibank NA, Deutsche Bank, dan Standard Chartered Bank. Hal

ini berarti telah mencapai 40% dari total Bank Kustodian yang

telah memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK sebanyak 15

bank 124

2. Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang berdasarkan kontrak de

ngan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pemba

gian hak yang berkaitan dengan efek.125

3. Wali Amanat, yaitu pihak yang dipercaya untuk mewakili kepenting

an seluruh pemegang obligasi atau sekuritas utang. Bapepam dan

LK mewajibkan emiten penerbit sukuk menunjuk wali amanat

yang memiliki pejabat penanggung jawab atau tenaga di bidang

perwaliamanatan yang mengerti kegiatan yang bertentangan de

ngan prinsip syariah. Wali amanat yang telah terlibat dalam per

waliamanatan penerbitan sukuk korporasi berjumlah enam Wali

Amanat Sukuk. Sementara itu, Wali Amanat syariah yang telah

terdaftar di Bapepam dan LK berjumlah satu Wali Amanat, yaitu PT

Bank BRI Syariah (Persero) yang sampai saat ini belum melakukan

kegiatan perwaliamanatan sukuk. 128

4 Pemeringkat Efek, yaitu pihak yang melakukan peringkat/ranking

atas efek yang bersifat utang seperti obligasi. Bapepam dan LK

masih belum memiliki regulasi atas pemeringkat efek untuk memi-

liki standar memenuhi kriteria syariah. Terkait dengan penerbitan

elek syariah, di samping proses pemeringkatan secara umum di-

lakukan sama seperti efek konvensional, namun perlu juga mem

perhatikan konsep konsep penerapan prinsip syariah dalam pe!

nerbitan efek tersebut. Perusahaan pemeringkat efek yang telah

melakukan pemeringkatan terhadap penerbitan sukuk korporasi


berjumlah dua perusahaan pemeringkat meliputi PT Pelindo dan

PT Fitch Rating Indonesia,

5. Perusahaan efek, yaitu pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,
perantara pedagang efek, dan/

atau manajer investasi. Kegiatan perusahaan efek dilakukan oleh

wakil perusahaan efek yang terdiri dari wakil penjamin emisi efek,

Wakil perantara pedagang efek dan wakil manajer investasi. Bagi

manajer Investasi, Bapepam dan LK telah mewajibkan manajer

investasi memiliki anggota direksi, wakil manajer investasi dan

penanggung jawab atas pelaksanaan kustodian pada Bank Kustodian

yang mengerti kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

di pasar modal." Manajer investasi berbentuk perseroan terbatas

yang secara aktif menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah wajib memiliki DPS yang bertujuan menjaga kepatuhan

terhadap prinsip syariah. Menurut data Bapepam dan LK hingga

8 Agustus 2012. perusahaan efek yang telah melakukan penjaminan

emisi sukuk korporasi berjumlah 21 penjamin emisi efek atau

14,5% dari total perusahaan efek (144) yang ada. Manajer investasi

yang telah mengelola reksa dana syariah berjumlah 21 manajer

investasi atau sebesar 26% dari total manajer investasi (81) yang

mengelola total reksa dana aktif. Sayangnya, Bapepam dan LK

masih belum memiliki regulasi bagi penjamin emisi efek untuk

memiliki standar memenuhi kriteria syariah. Padahal, perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek
berperan terhadap segala kegiat-

an yang berkaitan dengan efek meliputi pembelian efek yang di

terbitkan emiten dan menjual efek tersebut kepada para pemodal.

Penjamin emisi efek juga berperan sangat penting dalam proses

penerbitan efek di pasar modal Oleh karenanya, terkait dengan

penerbitan efek syariah, penjamin emisi efek memiliki kepentingan

untuk memastikan bahwa efek yang diterbitkan oleh emiten telah

memenuhi prinsip syariah.

Berdasarkan uraian di atas serta mengacu pada hasil kajian Ba-


pepam dan LK, kriteria pemenuhan prinsip syariah pada lembaga

penunjang di pasar modal Indonesia dapat dirangkum sebagai berikut:

Tabel 4.2 hl 259

Tabulasi ketentuan Bapepam dan LK di atas menunjukkan

wa sudah ada kualifikasi yang ditetapkan terhadap manajer investe

Wali Amanat dan Bank Kustodian Kualifikasi utama yang ditetapi

adalah mengerti kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syaria

di pasar modal. Penjamin emisi efek dan perantara pedagang efek

sih belum memiliki aturan kualifikasi pemenuhan kriteria syariah

Kualifikasi yang diminta oleh Bapepam dan LK masih terbatas pada

ketiadaan aspek-aspek yang diharamkan dalam inti kegiatan usah

emiten dan rasio keuangan tertentu terkait dengan kesehatan perusa

haan. Hal-hal lain terkait dengan pemenuhan aspek tujuan syariah di

pasar modal masih harus terus diakomodasi oleh regulator sebagai ku

alifikasi bagi lembaga penunjang di pasar modal Indoenesia,

c. Profesi Penunjang di Pasar Modal

Terdiri dari akuntan, konsultan hukum, penilai, dan notaris

1. Akuntan bertugas melaksanakan audit atas laporan keuangan

emiten yang tengah melakukan penawaran umum menurut standar

audit yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (AIA). Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK
mempunyai tanggung jawab

untuk turut menjaga kualitas informasi di pasar modal melalui

pemberian opini yang berkualitas dan independen atas laporan

keuangan guna melindungi kepentingan publik Bapepam dan

LK masih belum memiliki regulasi atas akuntan untuk memiliki

standar memenuhi kriteria syariah. Padahal, terdapat sejumlah

karakteristik khusus yang membedakan standar akuntansi syariah

dengan konvensional. Sebagai misal mekanisme diskonto dan pre-

mium masih menjadi perdebatan dalam ekonomi dan keuangan

syariah, serta hal-hal terkait dengan metode dan mekanisme

pembersihan harta non halal dalam reksa dana syariah, pembayaran


zakat, dan isu syariah lainnya."

Konsultan hukum bertugas memberikan opini dari segi hukum

memastikan bahwa emiten tidak bermasalah dari sisi hukum.46

Konsultan hukum di pasar modal beperan terutama berkaitan

dengan penawaran umum maupun corporate action lainnya yang

dilakukan baik oleh emiten maupun perusahaan publik. Bapepam

dan LK masih belum memiliki regulasi atas konsultan hukum un

tuk memiliki standar memenuhi kriteria syariah. Padahal, kontrak

dalam penerbitan efek syariah harus sesuai dengan prinsip syariah. Konsultan hukum semestinya
ikut berkewajiban menjaga agar ke

patuhan terhadap prinsip syariah juga terpenuhi dalam penyusun

an dan pembuatan kontrak tersebut."

3. Penilai bertugas menentukan nilai secara objektif dan wajar aset

tetap perusahaan Bapepam dan LK masih belum memiliki regu

lasi atas penilai untuk memiliki standar memenuhi kriteria syariah

Dalam proses penerbitan efek syariah terutama sukuk, diwajibkan

adanya underlying asset yang tidak boleh bertentangan dengan

prinsip syariah. Padahal, penilai semestinya ikut memperhatikan

apakah underlying asset dalam efek syariah penggunaannya sesuai

dengan prinsip syariah atau tidak.to

4. Dalam emisi saham notaris bertugas membuat akta perubahan ang-

garan dasar emiten, pembuatan perjanjian penjaminan emisi efek,

penjanjian antarpenjamin emisi efek, dan perjanjian dengan agen

penjual. Dalam emisi obligasi, notaris bertugas membuat perjanjian

perwaliamanatan dan perjanjian penanggungan. Notaris berpe

ran membantu emiten atau perusahaan publik dalam menyiapkan

akta-akta yang terkait dengan penawaran umum maupun corpora

te action lainnya. Bapepam dan LK masih belum memiliki regula

si atas notaris untuk memiliki standar memenuhi kriteria syariah

Padahal, berkaitan dengan penerbitan efek syariah kontrak yang

dibuat wajib memperhatikan pemenuhan prinsip syariah. Notan


semestinya juga ikut berkewajiban memastikan bahwa prinsip sya

riah telah dipenuhi dalam kontrak yang dibuatnya.

Tabel 4.3 hl 263

Tabulasi ketentuan Bapepam dan LK di atas menunjukkan, bahwa

seluruh profesi penunjang di pasar modal masih belum memiliki atur

an kualifikasi pemenuhan kriteria syariah. Sama halnya dengan emi-

ten dan lembaga penunjang di pasar modal, kualifikasi yang diminta

oleh Bapepam dan LK masih terbatas pada ketiadaan aspek-aspek yang

diharamkan dalam inti kegiatan usaha emiten dan rasio keuangan ter

tentu terkait dengan kesehatan perusahaan Hal-hal lain terkait dengan

pemenuhan aspek tujuan syariah di pasar modal masih harus terus di-

akomodasi oleh regulator sebagai kualifikasi bagi lembaga penunjang

di pasar modal Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa belum semua

pihak yang terkait dengan penerbitan dan transaksi produk syariah

diatur oleh Bapepam dan LK untuk memiliki kualifikasi tertentu

dalam memenuhi prinsip syariah di pasar modal. Bapepam dan LK

baru mengatur manajer investasi, Bank Kustodian, Wali Amanat, dan

pihak penerbit DES untuk memiliki kualifikasi syariah. Masih banyak

pihak lain yang terlibat dalam penerbitan dan transaksi efek syariah di

pasar modal Indonesia, namun belum juga diatur secara tegas.

Selain itu, regulasi Otoritas Pasar Modal Indonesia juga masih fo-

kus pada pemenuhan aspek legalitas akad. Kriteria pemenuhan prinsip

syariah pada semua efek syariah didasarkan kepada pertimbangan

fatwa DSN-MUI yang kerangka berpikirnya berbasis legal. Hal ini

terlihat jelas dari kualifikasi yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK

terhadap pemenuhan kesesuaian syariah di pasar modal. Kualifikasi

yang ditetapkan oleh Otoritas Pasar Modal Indonesia terhadap manajer

investasi, Wali Amanat, dan Bank Kustodian yang terlibat dalam

penerbitan efek syariah adalah mengerti kegiatan yang bertentangan

dengan prinsip syariah." Hal ini semakin memperkuat tesis buku ini,
bahwa dalam suatu perjalanan evolusi model pasar modal berbasis

integrasi produk syariah transisi harus terus dilakukan oleh regulator

Pada tahapan awal, regulator telah mengupayakan menyediakan

produk yang memenuhi kriteria syariah dalam aspek halal. Hal ini

semakin mempertegas perlunya regulator mengakomodasi aspek tuju

an syariah pada produk syariah di pasar modal nasional.

Anda mungkin juga menyukai