BAB V
HASIL PENELITIAN
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi data demografi, yang terdiri dari umur, dan
Persentase
No Umur Frekuensi
(%)
1. 1 tahun 10 26,3
2. 2 tahun 14 36,8
3. 3 tahun 9 18,4
4. 4 tahun 4 10,5
5. 5 tahun 3 7,9
Total 38 100
Sumber data primer (2019)
(36,8%).
Persentase
No Jenis Kelamin Frekuensi
(%)
1. Laki-laki 18 47,4
2. Perempuan 20 52,6
Total 38 100
Sumber data primer (2019)
Persentase
No Pemberian ASI Frekuensi
(%)
1. Tidak diberikan ASI Eksklusif 19 50
2. Diberikan ASI ekslusif 19 50
Total 38 100
Sumber data primer (2019)
(50%).
Persentase
No Angka Kesakitan Frekuensi
(%)
1. Tidak pernah 6 15,8
2. Jarang Sakit 8 21,1
3. Sering Sakit 10 26,1
4. Sangat Sering Sakit 14 36,8
Total 38 100
Sumber data primer (2019)
yang mendapat ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI eksklusif yang paling
dengan angka kesakitan dengan menggunakan uji chi square, dapat dilihat pada
tabel ini:
Tabel 5.5
Hubungaan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Angka Kesakitan
di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarangkan II
Angka Kesakitan
Pemberian Tidak Jarang Sering Sangat Jumlah
p
ASI eksklusif pernah sakit sakit sering sakit
f % f % f % f % f %
Tidak 1 2,6 1 2,6 5 13,2 12 31,6 19 50
diberikan
0,003
Diberikan 5 13,2 7 18,4 5 13,2 2 5,3 19 50
Jumlah 6 15,8 8 21,1 10 26,3 14 36,8 38 100
Sumber data primer (2019)
sangat sering sakit, sebanyak 12 orang dengan tidak diberikan ASI eksklusif. Hasil
uji chi square, untuk menganalisis hubungaan pemberian ASI Eksklusif dengan
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Interprestasi Penelitian
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan, tanpa cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim (Weni, 2011). ASI
merupakan makan paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang
paling tinggi. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli gizi
kolostrum yaitu ASI, yang dihasilkan hari pertama setelah kelahiran bayi yang
2003).
Wijayanti (2010) dari 60 bayi responden yang terdiri atas 30 bayi mendapatkan
ASI Eksklusif yang terdiri dari 6 bayi mengalami diare dan 24 bayi tidak
terdiri dari 20 bayi mengalami diare dan 10 bayi tidak mengalami diare. Hasil
2. Angka kesakitan balita yang mendapat ASI Eksklusif dan tidak mendapat
ASI Eksklusif
ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI eksklusif, sebanyak 6 responden (15,8%)
yang tidak pernah sakit, sebanyak 8 responden (21,1%) yang jarang sakit,
(36,8%) yang sangat sering sakit. Hal ini menunjukkan bahwa angka kesakitan
balita yang mendapatkan ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI eksklusif
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa
kesakitan merupakan cerminan lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak
balita. Angka kesakitan tertentu juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
59% dan responden yang tidak memiliki riwayat penyakit diare sebanyak 41%.
sangat sering sakit, sebanyak 12 orang dengan tidak diberikan ASI eksklusif.
Hasil uji chi square, untuk menganalisis hubungaan pemberian ASI Eksklusif
kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan
47
tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut
sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The Lancet
menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia
kurang dari 3 bulan, 2) Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena
dak menerima ASI Ekslusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan
dengan kehilangan nilai ekonomi sekitar $302 milyar setiap tahunnya atau
dengan penyebab rotavirus. Anak yang tetap diberikan ASI, mempunyai volume
tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh
dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Manfaat ASI, kecuali adanya
antibodi, juga nutrient yang berasal dari ASI. Seperti asam amino, dipeptide,
mengurangi frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata
juga terlindungi dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri
lebih kecil, mendapatkan antibodi dari Shigela dan imunitas seluler ASI.,
antibodi terhadap Helicobacter jejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare
48
resiko 2-3 kali lebih besar menderita diare karena Helicobacter jejuni dibanding
anak yang mendapat ASI. ASI mampu memberi perlindungan baik secara aktif
maupun pasif, ASI juga mengandung zat anti infeksi bayi akan terlindung dari
berbagai macam infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus , jamur atau
parasit. Pemberian ASI sangat dianjurkan, terlebih saat 4 bulan pertama tetapi
makanan padat.
tingkat keeratan sedang yaitu 0,465. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
B. Keterbatasan Penelitian
perancu seperti faktor lain yang mempengaruhi angka kesakitan pada balita,
pemberian ASI eksklusif kepada balita guna mencegah kesakitan pada balita.
Hasil penelitian ini juga dapat sebagai bahan kajian bagi pengembang ilmu
pada ibu yang mempunyai balita. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan dasar
bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut,
BAB VII
A. Simpulan
sebagai berikut:
1. Pemberian ASI eksklusif pada balita didapatkan masing-masing sebanyak 19
B. Saran
memeiliki balita dengan memberikan penjelasan kepada orang tua balita untuk
2. Bagi Masyarakat
51