Anda di halaman 1dari 6

GANGGUAN JIWA

A. Konsep Gangguan Jiwa


1. Konsep gangguan jiwa tersebut ada 2 versi, yaitu:
Menurut PPDGJ II: Gangguan jiwa adalah sindrom atau perilaku
tertentu atau kondisi psikologis seseorang yang secara klinis cukup
bermakna, dan secara khusus berkaitan dengan distress (gejala
penderitaan) dan disability (keterbatasan kemampuan normal pada
aktivitas normal pada tingkat personal).
Menurut DSM IV: Gangguan jiwa itu adalah perilaku penting yang
signifikan secara klinis atau sindrom psikologis atau pola acuan tertentu
yang terjadi pada individu yang dihubungkan dengan kondisi distress dan
disability atau dihubungkan dengan peningkatan resiko untuk menderita
nyeri, disability, hilangnya kemampuan bergerak bebas, bahkan kematian.

Butir-butir pada konsep gangguan jiwa:


 Ada gejala klinis bermakna berupa:
- Bisa sindrom perilaku atau bisa pola perilaku tertentu.
- Bisa sindrom psikologis atau bisa pola psikologis tertentu.

 Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress) contohnya:


nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, dll..
 Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas.

B. Proses Diagnosis Gangguan Jiwa


Proses diagnosis ggn jiwa mengikuti prosedur klinis yg lazim pada
pemeriksaan medis yaitu meliputi langkah-langkah berikut ini :
1. Anamnesis (dengan menanyakan)
 alasan berobat
 riwayat gangguan sekarang
 riwayat gangguan dahulu
 riwayat perkembangan diri
 latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll
2. Pemeriksaan meliputi
 Fisik
 Status mental
 Lab
 Radiologik
 Evaluasi psikologik
3. Diagnosis
 Aksis I : Klinis
 Aksis II : Kepribadian
 Aksis III : Kondisi medik
 Aksis IV : Psiko-sosial
 Aksis V : Taraf fungsi
4. Terapi
 Farmakoterapi
 Psikoterapi
 Terapi sosial
 Terapi okupasional
 Terapi lainnya
5. Tindak lanjut
 Evaluasi terapi
 Evaluasi diagnosis

C. Diagnosis Multiaksial

1. Aksis I: Gangguan Klinis, kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Gangguan klinis merupakan pola perilaku abnormal (gangguan
mental) yang meenyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan pada
individu. Kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian: masalah
lain yang menjadi fokus diagnosis atau pandangan tapi bukan gangguan
mental, seperti problem akademik, pekerjaan atau sosial, faktor psikologi
yang mempengaruhi kondisi medis. Berikut ini merupakan ringkasan dari
PPDGJ III yang dikutip dari Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa yang
diedit Dr.Rusdi Maslim:
1) F00-F09: Gangguan Mental Organik (ermasuk Gangguan Mental
Simtomatik)
Gangguan Mental Organik adalah gangguan mental yang
berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan
mental simtomatik adalah pengaruh terhadap otak merupakan akibat
sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.

 Gangguan fungsi kongnitif


 Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
 Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi
(halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi
2) F10-F19: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif
3) F20-F29: Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar
atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap,
walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.

4) F30-F39: Gangguan Suasana Perasaan (Mood [afektif])


Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau
afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah
elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya
disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala
lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.

5) F40-F48: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan


Terkait Stres
6) F50-F59: Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan
Fisiologis dan Faktor Fisik.
7) F60-69: Gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasa

8) F70-79: Retardasi mental

9) F80-F89: Gangguan perkembangan psikologis

10) F90-F98: Gangguan prilaku dan emosional dengan onset biasanya pada
masa kanak dan remaja
2. Aksis II: Gangguan Kepribadian, Retardasi Mental
Gangguan kepribadian mencakup pola perilaku maladaptif yang
sangat kaku dan biasanya merusak hubungan antar pribadi dan adaptasi
sosial. Gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian paranoid,
gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian skizotipal, gangguan
kepribadian antisosial, dll.
1) F60 Gangguan Kepribadian khas
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap,
dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara
berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi
dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-
faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat
pada masa kehidupan selanjutnya.

2) F70-F79 Retardasi Mental


Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama
masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau
gangguan fisik lainsehingga perilaku adaptif selalu ada.
Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
R46.8 Diagnosis aksis II tertunda
3. Aksis III: Kondisi Medik Umum
Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin penting bagi
pemahaman atau penyembuhan atau penanganan gangguan mental
individu. Meliputi kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau
bukan penyebab gangguan yang dialami individu.
4. Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Maslah ekonomi
Masalah akses ke pelayanan kesehatan
Maslah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal
Masalah psikososial dan lingkungan lain
5. Aksis V: Penilaian Fungsi secara Global (Global Assesment of
Functioning (GAF) Scale)
Assessment fungsi secara global mencakup assessment menyeluruh
tentang fungsi psikologis sosial dan pekerjaan klien. Digunakan juga untuk
mengindikasikan taraf keberfungsian tertinggi yang mungkin dicapai
selama beberapa bulan pada tahun sebelumnya.
100-91 : Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang
tidak tertanggulangi
90-81 : Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa
80-71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, sekolah dll
70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
60-51 : Gejala dan disabilitas sedang
50-41 : Gejala dan disabilitas berat
40-31 : Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21 : Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
20-11 : Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01 : Persisten dan lebih serius
0 :Informasi tidak adekuat
G. Urutan hierarki blok diagnosis
Pada beberapa jenis gangguan jiwa (misalnya: gangguan mental
organik) terdapat berbagai tanda dan gejala yang sangat luas. Pada bebrapa
gangguan jiwa lainya (seperti: gagguan cemas) hananya terdapat tanda dan
gejala yang sangat terbatas. Atas dasar ini dilakukan suatu urutan penyusunan
blok-blok diagnosis yang berdasarkan hierarki, dimana suatu gangguan yang
terdapat dalam urutan hierarki yang lebih tinggi, mungkin mempunyai ciri-
ciri dari gagguan yang terletak dalam hierarki lebih rendah, tetapi tidak
sebaliknya. Terdapatnya hubungan hierarki ini memungkinkan untuk
penyajian diagnosis banding dari berbagai jenis gejala utama. Suatu
diagnosis, baru dapat dipastikan setelah kemungkinan kepastian
diagnosis/diagnosis banding dalam blok diatasnya dapat ditiadakan secara
pasti.
Urutan hierarki blok diagnosis gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ-III:
I = Gangguan mental organik dan simtomatik (F00-F09).
= Gangguan mental dan prilaku akibat zat psikoaktif (F10-
F19) Ciri khas: etiologi organik/fisik jelas, primer/skunder
II = Skizoprenia, gangguan skizopital dan gangguan waham (F20-F29)
Ciri khas: gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas
III = Gangguan suasana perasaan [mood/afektif] (F30-F39)
Ciri khas: gejala gangguan afek (psikotik dan non psikotik)
IV= Gangguan neurotik, gangguan stomatoform dan gangguan stres (F40-
F48)
Ciri khas: gejala non psikotik, etiologi non organik
V = Sindrom prilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik (F50-F59)
Ciri khas: gejala disfungsi biologis, etiologi non organik
VI = Gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasa (F60-F69)
Ciri khas: gejala prilaku, etiologi non organik
VII = Retardasi mental (F70-F79)
Ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
VIII = Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89)
Ciri khas: gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
IX = Gangguan prilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan
remaja (F90-F98)
Ciri khas: gejala prilaku/emosional, onset masa kanak
X = Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis (Kode
Z) Ciri khas: tidak tergolong gagguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai