RPS 12
“Proses Difusi dan Inovasi”
DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
POKOK BAHASAN
2
PEMBAHASAN
RPS 12
1. Inovasi (Innovation) adalah ide, praktek, atau benda yang dianggap baru oleh
individu atau kelompok.
2. Saluran Komunikasi (The Channels of Communication) adalah bagaimana
pesan itu didapat suatu individu dari individu lainnya .
3. Waktu (Time) terdiri dari tiga faktor waktu
a) Innovation decision process (proses keputusan inovasi)
b) Relative time which an inovation is adopted by individual or group (waktu
relatif yang mana sebuah inovasi dipakai oleh individu atau kelompok)
c) Innovation’s rate of adoption (tingkat adopsi inovasi)
4. Sistem sosial (Social System) adalah serangkaian bagian yang saling
berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum.
Sebaliknya, proses penerapan/adopsi inovasi adalah proses mikro yang berfokus
pada tahapan-tahapan yang dilalui konsumen secara individu ketika memutuskan untuk
menerima atau menolak produk baru.
3
inovasi (innovation) dalam tiga macam penggolongan yang didasarkan atas dampak inovasi
terhadap perilaku dalam struktur sosial yang digunakan dalam pemasaran, yaitu:
1. Inovasi terus menerus berupa modifikasi terhadap sesuatu yang sudah ada
Inovasi ini dilakukan dengan memodifikasi sesuatu yang sudah ada dan
biasanya perbaharuannya tidak terlalu mencolok. Misalnya motor matic Honda,
mengeluarkan model motor matic Beat, lalu model motor matic Vario. Pada
model motor matic Vario dibagi menjadi beberapa kategori produk terdiri dari
Honda Vario 150 eSP, Honda Vario CBS 125 eSP, Honda Vario CBS-ISS 125
eSP dan lain-lain, begitupun dengan Honda Beat. Contoh lainnya termasuk
Apple MacBook yang baru dirancang ulang, versi terbaru dari Microsoft Office,
cookie Oreo rendah lemak, cokelat Hershey Cacao (yaitu, bentuk gelap), kartu
hadiah American Express, Band-Aid Tough-Strips, dan Oral- B® Advantage
Glide
2. Inovasi terus menerus berupa pembuatan produk yang baru atau merubah
produk yang sudah ada
Inovasi ini berupa pembuatan produk yang baru atau merubah produk yang
sudah ada namun tidak merubah pola perilaku yang sudah mapan di mata
konsumen. Misalnya: membuat kemasan baru pada alat kosmetik agar lebih
menarik. Alat kosmetik dikemas sebelumnya merupakan pola lama yang sudah
mapan sudah lumrah atau hal biasa, sehingga dilakukan perbaharuan pada
bentuk kemasan, desain, warna dan sebagainya untuk menarik konsumen.
3. Inovasi terus menerus
Inovasi terus-menerus yaitu penciptaan produk yang baru dan tidak ada
kaitannya dengan produk lama. Misalnya: penciptaan komputer, penciptaan
bilangan biner, penciptaan AC atau lemari es dan sebagainya.
Kemungkinan antara suatu produk baru dengan produk baru lainnya untuk diadopsi
tidaklah sama. Ada beberapa produk seperti smartphone yang menangkap dengan sangat
cepat, sedangkan produk yang lainnya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
mendapatkan penerimaan atau tampaknya tidak pernah mencapai penerimaan konsumen
yang tersebar luas seperti, mobil listrik. Peneliti difusi telah mengidentifikasi lima
4
karakteristik produk yang memengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk baru, yang
dirinci selanjutnya.
a) Keuntungan relatif
Tingkat di mana pelanggan potensial menganggap produk baru lebih unggul
dari pengganti yang ada.
Contoh : sebuah dokumen dapat ditransmisikan hanya dalam 15 hingga 18 detik
pada mungkin sepersepuluh dari biaya layanan kilat semalam, yang tidak akan
mengirimkan dokumen sampai hari berikutnya. Tentu saja, mengirim dokumen
sebagai lampiran ke email tidak memerlukan biaya dan, seperti faks, dikirim
dalam hitungan detik.
b) Kompatibilitas
Sejauh mana konsumen potensial merasakan produk baru konsisten dengan
kebutuhan, nilai, dan praktik mereka saat ini.
Contohnya, Pada bidang produk cukur, tidak terlalu sulit untuk membayangkan
bahwa beberapa tahun yang lalu, ketika Gillette memperkenalkan pisau cukur
Fusion, beberapa pria melakukan transisi dari pisau cukur sekali pakai yang
murah dan pria lain bergeser dari pisau cukur yang bukan sekali pakai yang
kompetitif (termasuk Gillette's memiliki pisau cukur MACH3 sendiri) untuk
menggunakan produk baru. Produk yang lebih baru ini sepenuhnya kompatibel
dengan ritual mencukur basah banyak pria. Namun, sulit membayangkan alat
cukur pria beralih ke krim obat menghilangkan rambut baru yang dirancang
untuk menghilangkan rambut wajah. Meskipun berpotensi lebih mudah
digunakan, krim semacam itu tidak sesuai dengan nilai kebanyakan pria saat ini
mengenai praktik mencukur setiap hari.
c) Kompleksitas
Sejauh mana suatu produk baru sulit dipahami atau digunakan memengaruhi
penerimaan produk. Jelas, semakin mudah untuk memahami dan menggunakan
suatu produk, semakin besar kemungkinan produk itu akan diterima.
Contohnya, penerimaan makanan yang enak seperti kentang goreng beku ,
puding instan, dan makan malam microwave umumnya karena kemudahan
persiapan dan penggunaannya. Menariknya, meskipun pemutar DVD dapat
ditemukan di sebagian besar rumah di Amerika, banyak orang dewasa
memerlukan bantuan anak-anak mereka untuk menggunakan perangkat tersebut
5
untuk merekam program televisi tertentu. Pengenalan kotak kabel dengan DVR
internal telah membantu mengurangi tantangan yang sedang berlangsung terkait
dengan mudah merekam program TV. Sebuah studi tentang adopsi transaksi
perdagangan seluler yang dilakukan melalui perangkat seluler atau
telekomunikasi nirkabel menemukan bahwa "persepsi kemudahan penggunaan"
memiliki efek positif pada niat untuk mengadopsi.
6
2. PROSES ADOPSI DAN TAHAPANNYA
2.1. PROSES ADOPSI
Rogers (1983) menyatakan adopsi adalah proses mental, dalam mengambil keputusan
untuk menerima atau menolak ide baru dan menegaskan lebih lanjut tentang penerimaan
dan penolakan ide baru tersebut. Adopsi juga dapat didefenisikan sebagai proses mental
seseorang dari mendengar, mengetahui inovasi sampai akhirnya mengadopsi. Adopsi
adalah suatu proses dimulai dan keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada
pihak kedua, sampai ide tersebut diterima oleh masyarakat sebagai pihak kedua. Proses
adopsi inovasi terdiri dari lima tahap yang dilalui oleh calon konsumen dalam mencoba
untuk mengambil keputusan untuk mencoba atau tidak mencoba produk baru atau inovatif.
Lima tahapan tersebut adalah:
7
b) Minat Konsumen Inovator atas Kategori Produk
Inovator konsumen akan lebih tertarik pada berbagai kategori produk baru, mereka
biasanya berada diantara konsumen yang pertama melakukan pembelian, dibandingkan
para pengadopsi yang lambat maupun bukan pemakai. Inovator konsumen lebih
mungkin untuk mencari informasi mengenai minat khusus mereka dari berbagai macam
sumber informal dan media massa.
c) Inovator adalah Pemimpin Pendapat
Konsumen innovator memberikan informasi dan nasihat kepada para konsumen lain
mengenai berbagai produk baru dan mereka yang menerima nasihat tersebut sering
mengikutinya.
d) Sifat- sifat Kepribadian
Pertama, para inovator konsumen biasanya kurang dogmatis dibandingkan
yang bukan inovator. Mereka cenderung mendekati produk baru atau yang belum
dikenal dengan keterbukaan yang besar dan sedikit kekhawatiran. Selanjutnya, para
inovator konsumen berbeda dari bukan inovator dalam ha lkarakter sosial. Para inovator
konsumen mengacu ke dalam diri, sedangkan bukan inovator mengacu pada orang lain.
e) Kebiasaan Media
Perbandingan kebiasaan media para inovator dan bukan inovator di bidang konsumsi
sangat berbeda dan menyatakan bahwa para inovator mempunyai keterbukaan yang
lebih besar terhadap berbagai majalah dibandingkan bukan inovator.
f) Karakteristik Sosial
Para inovator konsumen secara sosial lebih diterima dan lebih terlibat dibandingkan
bukan inovator.
g) Karakteristik Demografis
Para inovator konsumen memiliki pendidikan yang lebih formal, penghasilan pribadi
dan penghasilan keluarga yang lebih besar, dan lebih mungkin mempunyai status
pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan bukan inovator.
8
produk setelah pelanggan ini membeli suatu produk. Secara langsung, perilaku konsumen
pasca pembelian mempengaruhi minat atau tidaknya pelanggan membeli produk tertentu
bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dalam mencapai kepuasan pelanggan
harus mengetahui apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh pelanggannya, dengan
cara mempelajari bagaimana persepsi, preferensi dan prilaku pelanggannya. Namun tidak
mudah bagi pemasar dalam suatu perusahaan untuk mengenal watak dan prilaku dari
pelanggannya, karena bisa jadi apa yang diungkapkan itu bertolak belakang dengan
sebenarnya.
Kepuasan konsumen menurut Kotler adalah fungsi dari seberapa dekat antara harapan
pembeli atas suatu produk dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya
guna dari produk tersebut berada di bawah harapan pelanggan, maka pelanggan tersebut
merasa dikecewakan (tidak puas) dan jika memenuhi harapannya maka pelanggan tersebut
merasa puas. Ketika seorang konsumen telah membeli produk, konsumen tersebut akan
merasakan manfaat dari produk tersebut sesuai dengan harapan mereka atau lebih dari yang
mereka harapkan atau dapat juga menemukan kekurangan, cacat dan sebagainya. Sehingga,
berdasarkan hal tersebut, tingkat kepuasan konsumen dapat dibagi menjadi 2 yaitu puas
dan tidak puas.
1. Diskonfirmasi positif: yaitu di mana kinerja (hasil) yang diperoleh lebih baik dari apa
yang diharapkan
2. Konfirmasi sederhana: yaitu di mana kinerjanya sama dengan yang diharapkan
3. Diskonfirmasi negatif: yaitu kinerja yang didapatkan lebih buruk dari apa yang
diharapkan.
Konsumen membentuk harapan mereka atas dasar pesan-pesan yang di terima dari
penjual, teman dan sumber informasi lain. Jika penjual memperbesar-besar manfaat
produk, konsumen akan mengalami harapan yang tidak tercapai (disconfinned
expectation), yang akhirnya menyebabkan ketidakpuasan. Semakin besar jarak antara
harapan dan hasil yang dirasakan akan semakin besar ketidakpuasan konsumen.
9
4.3. TINDAKAN PASCA PEMBELIAN
Dari gambar tersebut terlihat bahwa konsumen mempunyai dua pilihan antara
mengambil tindakan atau tidak melakukan apa-apa. Jika melakukan yang kedua maka tidak
ada masalah bagi konsumen. Namun jika yang dipilih adalah yang pertama, konsumen
10
mungkin akan mengambil tindakan umum atau tindakan pribadi. Tindakan umum itu
meliputi pengaduan kepada perusahaan, pergi ke seorang penasehat hukum, atau mengadu
kepada kelompok-kelompok lain yang mungkin membantu pembeli untuk mendapatkan
kepuasan, seperti badan usaha swasta atau pernerintah. Sedangkan tindakan pribadi itu
dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli produk atau memperingatkan teman-
teman.
1. Dissonance adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan hal ini akan memotivasi
konsumen untuk mengurangi produk tersebut.
2. Pengalaman seseorang akan dissonance akan menjauhkan dirinya dari situasi yang akan
menghasilkan dissonance
Dengan hal tersebut maka konsumen akan termotivasi untuk mengurangi terjadinya
dissonance, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh konsumen yaitu:
11
2. Mencari informasi baru untuk mendukung pilihannya, yaitu dengan menambah
informasi tentang produk tersebut sehingga dapat mengkonfirmasikan terhadap produk
yang akan dipilih.
3. Merubah sikapnya sehingga dapat menyesuaikan dengan prilakunya
Untuk mengukur dan mengamati kepuasan pelanggan ada beberapa cara yang dapat
dilakukan diantaranya adalah:
Atribut yang dapat digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan atau konsumen
dapat berupa sebagai berikut:
1) Kinerja Perusahaan
Kualitas produksi
Harga yang dikenakan
Pelayanan yang diberikan
Fasilitas yang ada
Keragaman produk
2) Kinerja perusahaan pesaing perlu diminta pendapatnya
12
DAFTAR PUSTAKA
Schiffman, Leon, Kanuk, Leslie Lazar and Wisenblit, Joseph. 2015. Consumer Behavior.
Eleventh Edition. Boston : Pearson Education
Rogers, Everett M (1983), Diffusion of Innovation, The Free Press, A Division of Macmillan
Publishing C., Inc. New York.
13