0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan2 halaman
Guru membuka pelajaran kimia tentang sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Guru menjelaskan bahwa penambahan zat terlarut dalam larutan menambah gaya antarmolekul sehingga larutan menjadi lebih sulit menguap dan tekanan uapnya turun. Guru mengajukan contoh per
Guru membuka pelajaran kimia tentang sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Guru menjelaskan bahwa penambahan zat terlarut dalam larutan menambah gaya antarmolekul sehingga larutan menjadi lebih sulit menguap dan tekanan uapnya turun. Guru mengajukan contoh per
Guru membuka pelajaran kimia tentang sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Guru menjelaskan bahwa penambahan zat terlarut dalam larutan menambah gaya antarmolekul sehingga larutan menjadi lebih sulit menguap dan tekanan uapnya turun. Guru mengajukan contoh per
Guru membuka kelas dengan salam dan mengecek presensi siswa.
Setelah itu pelajaran kimia
di mulai Guru : “Sudah tahu kita hari ini belajar tentang materi apa anak-anak?” Siswa 1 : “Sifat koligatif larutan bu...”. Guru : “Ya betul, hari ini kita akan belajar tentang sifat koligatif larutan. Apakah ada yang tahu apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan?. Siswa 2 : “Sifat larutan yang hanya bergantung pada banyaknya partikel zat bu” Guru : “Apakah hanya itu? Banyaknya zat yang mana siswa 2? Siswa 2 : “Zat terlarut bu” Guru : “Iya benar, ada berapa sifat koligatif larutan anak-anak?” Siswa 1 : “Ada empat bu” Guru : “Ya jadi sifat koligatif itu ada empat, ada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif pertama adalah penrurunan tekanan uap. Nah kira-kira nih, mengapa tekanan uapnya bisa turun?”
Jeda cukup lama untuk waktu berfikir siswa
Siswa 1 : “Karena uapnya berkurang bu”. Guru : “Mengapa uapnya bisa berkurang?” Siswa 1 : “Karena larutannya sulit menguap bu, jadi uapnya lebih sedikit” Guru : “Apakah hanya itu?, mengapa larutannya sulit menguap?” Siswa 2 : “ Karena adanya penambahan zat terlarut bu”. Guru : “Iya betul, seperti yang ibu jelaskan di awal tadi sifat koligatif berhubungan dengan adanya zat terlarut dalam larutan. Adanya zat terlarut mempersulit larutan untuk menguap. Molekul-molekul zat terlarut akan mengadakan gaya antarmolekul dengan zat pelarut. Jadi dalam larutan murni antarmolekul pelarut terdapat gaya yang membuat antarmolekul tetap saling berdekatan, gaya ini yang mencegah molekul terpisah dari yang lain meninggalkan larutan dan menjadi uap. Nah, adanya penambahan zat terlarut menambah gaya anatramolekul yang ada, jadi larutan lebih sulit untuk jadi uap. Nah sekarang, kalau misalnya ada kopi dan air biasa yang volume dan suhunya sama, yang lebih banyak uapnya yang mana?. Siswa 1 : “Kopi bu” Guru : “Apakah benar kopi? Hayo bagaimana efek penambahan zat terlarut pada tekanan uap tadi?” Siswa 1 : “Oh Iya bu, maaf, yang lebih banyak uapnya air biasa bu” Guru : “Ya itu benar, ada yang bisa memberi contoh lain tentang perbandingan tekanan uap pelarut murni dan larutan?” Siswa 2 : “Tekanan uap teh lebih kecil daripada tekanan uap air biasa bu pada suhu yang sama”. Guru : “Iya betul, nah karena kalian sudah mengerti konsep dari penurunan tekanan uap larutan, selanjutnya ibu menjelaskan tentang hukum Roult”. Guru melanjtkan penjelasan tentang hukum roult dan mengakhiri kelas saat jam pelajaran berakhir.