Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG INFEKSI


SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Weni Utari1, Arneliwati2, Riri Novayelinda3


weniutari90@gmail.com

Abstract

This study aimed to determine the effectiveness of health education for increasing family’s knowledge
about acute respiratory infections. This was a quasi-experimental research that used control group with
the implementation of health education. Participant of this research were 30 families that was divided
into 15 experiment and 15 control groups. The data were analyzed by Wilcoxon and Mann Whitney test.
The results of this study showed a significant increase in knowledge of acute respiratory infections for the
experimental group with p value < α (0,001<0,05). Based on the results, the health providers should
provide health education using audiovisual media for the family.

Key words : Health education, knowledge, family, acute respiratory infections

PENDAHULUAN Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini


Pendidikan kesehatan merupakan suatu terjadi setelah orang melakukan pengindraan
cara penunjang program-program kesehatan terhadap suatu objek tertentu
yang dapat menghasilkan perubahan dan (Notoatmodjo,2007a). Pengetahuan kesehatan
peningkatan pengetahuan dalam waktu yang akan berpengaruh kepada perilaku selanjutnya
pendek. Konsep pendidikan kesehatan perilaku kesehatan akan berpengaruh pada
merupakan proses belajar pada individu, meningkatnya indikator kesehatan masyarakat
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu sebagai keluaran pendidikan kesehatan
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, (Notoatmodjo, 2007a).
dari tidak mampu mengatasi masalah Usaha pemberian kesempatan belajar dan
kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, memperoleh informasi yang bertujuan untuk
2007a). meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap
Pendidikan kesehatan dapat berperan untuk dapat dilakukan oleh perawat dengan melakukan
merubah perilaku individu, kelompok dan penyuluhan kesehatan tentang ISPA. Hal ini
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. sesuai dengan Undang Undang Republik
Perubahan perilaku yang diharapakan adalah Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan, kesehatan yang menyebutkan bahwa penyuluhan
mencegah risiko terjadinya sakit, melindungi diri kesehatan masyarakat diselenggarakan guna
dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dalam gerakan kesehatan masyarakat sehingga kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk
perubahan perilaku merupakan hasil dari hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam
pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2007a). upaya kesehatan.
Pembentukan prilaku diawali dari Menurut Notoatmodjo (2007b), pemberian
kelompok sosial terkecil yaitu keluarga. penyuluhan kesehatan dalam upaya
Pencapaian perilaku masyarakat yang sehat meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan
harus dimulai di masing-masing keluarga dengan menggunakan alat bantu promosi
(Notoatmodjo, 2007b). Perilaku seseorang atau kesehatan berupa alat bantu lihat (visual aids),
masyarakat yang sehat dapat dipengaruhi oleh alat bantu dengar (audio aids) dan alat bantu
beberapa faktor yang salah satunya dipengaruhi lihat dengar (Audio Visual Aids). Berdasarkan
oleh tingkat pengetahuan. penelitian oleh Yusyaf (2011), didapatkan bahwa
efektif menggunakan alat bantu lihat (visual

1
aids) berupa lembar balik terhadap peningkatan tahun 2012 kasus ISPA terbanyak ditemukan di
pengetahuan keluarga tentang demam berdarah. Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya
Audiovisual merupakan salah satu alat sebanyak 760 kasus ISPA dengan pneumonia
bantu promosi kesehatan. Audiovisual sebagai dan 2.518 kasus ISPA bukan pneumonia.
salah satu media yang menyajikan informasi atau Hasil studi pendahuluan peneliti pada
pesan secara audio dan visual (Notoatmodjo, tahun 2013, dari 5 ibu yang bertempat tinggal di
2007b). Audiovisual memberikan kontribusi sekitaran Puskesmas Rejosari yang memiliki
yang sangat besar dalam perubahan perilaku balita saat diwawancarai Ibu mengatakan bahwa
masyarakat, terutama dalam aspek informasi dan adanya anggota keluarga yang merokok didalam
persuasi. Alat bantu ini memberikan stimulus rumah dan ibu tidak tahu bahwa asap rokok
pada pendengaran dan penglihatan, sehingga dapat menjadi pemicu terjadinya ISPA. Menurut
hasil yang diperolah lebih maksimal. Pudiastuti (2011), untuk mencegah terjadinya
Tercapainya keluarga sehat yang dilandasi ISPA pada balita salah satu upaya yaitu
pengetahuan yang baik dapat menimbulkan membersihkan lingkungan rumah,
kesadaran diri untuk memelihara lingkungan, mengusahakan ruangan rumah memiliki udara
mencegah penyakit dan mempertahankan bersih dan ventilasi yang cukup dan juga
kesehatan. Keluarga dapat menciptakan menjauhkan bayi atau balita dari asap, debu atau
lingkungan yang sehat untuk anggota asap dari tungku, asap dari obat nyamuk bakar,
keluarganya sehingga dapat mencegah berbagai asap kendaraan bermotor, dan udara tercemar
macam penyakit. Menurut Taylor (2002), lainnya. Hal ini diperkuat dengan adanya
sanitasi rumah dan lingkungan erat kaitannya penelitian Syahputra (2013), dimana didapatkan
dengan angka kejadian penyakit menular, hasil keluarga yang memiliki anggota keluarga
terutama Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang merokok didalam rumah, balita mereka
(ISPA). beresiko 3,4 kali terserang ISPA dibandingkan
ISPA adalah infeksi akut dari setiap bagian keluarga yang tidak merokok sama sekali.
dari saluran pernapasan dan struktur terkait Ibu juga mengatakan kurangnya
termasuk paranasal sinus, telinga tengah dan mendapatkan informasi tentang ISPA. Ibu hanya
rongga pleura (Datta, 2009). World Health mendapatkan informasi tentang kesehatan
Organization (WHO) memperkirakan insidens berupa ceramah yang dilakukan oleh tenaga
ISPA di negara berkembang dengan angka kesehatan jika berkunjung atau berobat di
kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran puskesmas. Peneliti juga melihat jenis media
hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan yang digunakan petugas kesehatan maupun
usia balita. Pada tahun 2010, jumlah kematian mahasiswa yang sedang bertugas di puskesmas
pada balita Indonesia sebanyak 151.000 hanya menggunakan lembar balik atau dalam
kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut bentuk slide power point.
disebabkan oleh pneumonia (WHO, 2012). Berdasarkan fenomena dan hasil studi
ISPA sering berada pada daftar 10 pendahuluan yang dilakukan penulis tertarik
penyakit terbanyak di rumah sakit. Episode untuk melakukan penelitian tentang “ Efektifitas
penyakit batuk, pilek pada balita di Indonesia Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
diperkirakan 3-6 kali pertahun, artinya seorang Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi Saluran
balita rata-rata mendapat serangan batuk, pilek Pernafasan Akut (ISPA) di kelurahan Rejosari
sebanyak 3-6 kali setahun (Kunoli, 2013). wilayah kerja Puskesmas Rejosari.”
Kemenkes mencatat tahun 2007 kasus
ISPA berjumlah 7,2 juta, lalu meningkat sampai TUJUAN
18,7 juta atau sekitar (5-6%) dari total penduduk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Indonesia di tahun 2011. Jumlah ini belum efektifitas pendidikan kesehatan terhadap
termasuk pneumonia, yakni infeksi akut yang peningkatan pengetahuan keluarga tentang ISPA.
sudah sampai menyerang paru-paru yang dapat
menyebabkan kematian pada balita diperkirakan METODE
angkanya mencapai 1,8 juta orang. Penelitian ini menggunakan desain
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun penelitian quasi experiment with control group.
2011 mencatat kasus ISPA merupakan kasus Metode penelitian digunakan yaitu pre-test and
terbanyak di Puskesmas di Pekanbaru. Pada
2
post-test non-equivalen control group. Penelitian Tabel 2
dilakukan di Kelurahan Rejosari wilayah kerja Pengetahuan keluarga sebelum dan setelah
Puskemas Rejosari Pekanbaru pada bulan januari diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok
2014. Sampel adalah keluarga yang memiliki eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok Pre Post
balita yang berada di RW 02, RW 03, RW 04, Median SD Median SD
Eksperimen 8 2,777 17 1,223
RW 05 dan RW 07 di kelurahan Rejosari yang Kontrol 8 2,915 9 2,968
berjumlah 30 responden yang terdiri dari 15
responden sebagai kelompok eksperimen dan 15 Tabel 3
responden sebagai kelompok kontrol. Perbedaan tingkat pengetahuan keluarga
Pengambilan sampel menggunakan teknik tentang ISPA pada kelompok eksperimen
cluster sampling. Instrument yang digunakan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan kesehatan
Variabel Med SD SE P N
reliabilitas. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu: ian value
Pengetahuan
bagian pertama berisi tentang karakterisitik keluarga kelompok
responden (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan), eksperimen.
 Sebelum
bagian kedua berisi tentang pengetahuan tentang diberikan 8 2,777 0,717
pendidikan
ISPA yang berjumlah 19 pertanyaan. Data di kesehatan 0,001 15
analisis secara univariat dan bivariat
 Setelah
menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann- diberikan 17 1,223 0,316
pendidikan
Whitney. kesehatan
Hasil analisa bivariat dengan uji Wilcoxon
HASIL
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Hasil analisa univariat menunjukkan
bahwa mayoritas umur responden berada pada signifikan antara pengetahuan keluarga tentang
usia dewasa awal (18-30 tahun), pendidikan ISPA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
responden mayoritas berada pada tingkat kesehatan pada kelompok eksperimen dengan ρ
pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan value 0,001 (ρ value < α).
mayoritas jenis pekerjaan responden sebagai ibu
rumah tangga. Tabel 4
Perbedaan pengetahuan keluarga tentang
Tabel 1 ISPA pada kelompok eksperimen dan kelompok
Distribusi umur, tingkat pendidikan, kontrol sesudah diberikan pendidikan
pekerjaan responden. kesehatan
Variabel N % Variabel Med SD SE P N
ian value
Umur responden Pengetahuan
18-30 tahun 19 63,3 keluarga tentang
31-50 tahun 11 36,7 infeksi saluran
pernafasan akut
Tingat pendidikan setelah diberikan
SD 5 16,7 pendidikan
SMP 12 40 kesehatan 17 1,223 0,316 15
 Kelompok
SMA 9 30 ekperimen 0,000
PT 4 13,3
Pekerjaan 9 2,968 0,766 15
 Kelompok
Pegawai Negeri Sipil 2 6,7 kontrol
Wiraswasta 10 33,3
Ibu Rumah Tangga 18 60 Hasil analisa bivariat dengan uji Mann-
Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara pengetahuan keluarga
tentang ISPA setelah diberikan pendidikan

3
kesehatan antara kelompok eksperimen dan Mayoritas pekerjaan responden adalah ibu
kelompok kontrol dengan ρ value 0,000 (ρ value rumah tangga. Peneliti lebih banyak bertemu
< α) dengan kata lain Ho ditolak. dengan istri daripada suami karena istri sering
berada di rumah dan bekerja sebagai ibu rumah
PEMBAHASAN tangga. Istri dipandang sebagai pengurus rumah
Mayoritas umur responden dalam rentang tangga dan berperan sebagai perawat anak,
dewasa awal (18-30 tahun) yaitu sebanyak 19 pemimpin kesehatan keluarga, sahabat atau
orang (63,3%). Usia dewasa merupakan masa teman bermain anak (Friedman, Bowden &
dimana seseorang dianggap telah matur, baik Jones,2010). Ibu rumah tangga berperan untuk
secara fisiologis, psikologis, dan kognitif (Potter mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
& Perry, 2005), sehingga usia 18-30 tahun pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu
(dewasa awal) merupakan usia yang tepat dalam kelompok sosial serta sebagai anggota
menganalisa dan menerima sesuatu informasi. masyarakat dan lingkungan (Efendi, 2009).
Usia dewasa awal berdasarkan perkembangan Menurut Notoatmodjo (2007b) dikatakan
psikososialnya merupakan masa dimana bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan.
seseorang individu mulai membina rumah tangga Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
dan menjadi orang tua. Secara kognitif, berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
kebiasaan berpikir rasional meningkat pada usia terpapar informasi atau pengetahuan bila
dewasa awal dan tengah (Potter & Perry, 2005). dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi
Hasil ini didukung oleh pendapat dengan orang lain.
Notoatmodjo (2007a), usia seseorang Seorang ibu rumah tangga lebih sering
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan keluarga dan banyak
menerima informasi dan pola pikir seseorang menghabiskan waktu di rumah dan hanya saat-
terhadap informasi yang diberikan. Semakin saat tertentu para ibu rumah tangga bisa
bertambahnya usia maka kemampuan menerima berinteraksi dengan orang banyak seperti saat
informasi dan pola pikir seseorang semakin arisan keluarga ataupun pengajian. seharusnya
berkembang. Kemampuan seseorang untuk akan banyak terpapar informasi dengan berbagi
menerima informasi yang diberikan kepadanya pengalaman kepada ibu rumah tangga yang
berhubungan dengan maturitas dari fungsi lainnya tentang masalah kesehatan. Walaupun
tubuh baik indera maupun otak dan kesehatan berada di rumah ibu rumah tangga bisa aktif
seseorang. mencari tahu tentang informasi kesehatan yang
Mayoritas pendidikan terakhir responden bisa di dapat melalui televisi ataupun majalah
adalah SMP artinya mayoritas tingkat yang dapat meningkatakan pengetahuan untuk
pendidikan responden masih rendah. Salah satu dapat mencegah penyakit, memelihara kesehatan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah dan dapat meningkatkan status kesehatan
tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan keluarga.
yang lebih tinggi mempengaruhi persepsi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
seseorang untuk mengambil keputusan dan dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon,
bertindak (Notoatmodjo, 2007b) didapatkan nilai probablilitas variable
Pendidikan memiliki peranan yang sangat peningkatan pengetahuan keluarga pada
penting dalam menentukan kualitas manusia, kelompok eksperimen adalah 0,001 < α 0,05.
dengan pendidikan manusia memperoleh Maka Ho ditolak yaitu pendidikan kesehatan
pengetahuan dan informasi. Semakin tinggi dengan menggunakan media audiovisual
tingkat pendidikan seseorang maka akan memiliki efek untuk meningkatkan pengetahuan
semakin berkualitas hidupnya (Hurlock, 2007). keluarga tentang ISPA. Peningkatan
Seseorang dengan pendidikan tinggi akan pengetahuan tersebut dapat diartikan sebagai
cenderung untuk mendapatkan dan menerima hasil dari penyuluhan kesehatan dengan media
informasi, baik dari orang lain maupun dari audiovisual dan dilanjutkan dengan diskusi yang
media massa lebih mudah dan banyak. Hal ini diberikan, karena karakteristik awal responden
sesuai dengan penelitian Garini (2004) yang adalah sama. Pemilihan dan penggunaan media
menyebutkan ada hubungan yang bermakna merupakan salah satu komponen yang penting.
antara pendidikan dengan pengetahuan ibu. Mubarak (2006) mengatakan bahwa dalam
memberikan pendidikan kesehatan agar dapat
4
mencapai tujuan harus memperhatikan beberapa pendidikan kesehatan yang diberikan
hal diantaranya yaitu materi atau pesan dan menggunakan media audiovisual. Organ yang
metode yang disampaikan menggunakan bahasa paling banyak menyalurkan pengetahuan adalah
yang mudah dimengerti oleh masyarakat dalam mata. Lebih kurang 75-87 % pengetahuan
bahasa kesehariannya, materi tidak terlalu sulit manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata,
dan dimengerti oleh sasaran. Penyampaian dan 13-25% lainnya tersalurkan melalui indra
materi sebaiknya menggunakan alat peraga agar lain. Oleh sebab itu, dalam aplikasi pembuatan
menarik perhatian sasaran, materi atau pesan media disarankan lebih banyak menggunakan
disampaikan merupakan kebutuhan dasar dalam alat-alat visual ataupun audiovisual karena akan
masalah kesehatan dan keperawatan yang mempermudah cara penyampaian dan
dihadapi sasaran. penerimaan informasi oleh masyarakat
Penyebarluasan informasi dengan (Maulana, 2009). Hasil ini diperkuat dengan
menggunakan media visual seperti booklet, adanya penelitian sebelumnya oleh Jusmiati
poster, lembar balik dalam penelitian dan (2013) bahwa adanya peningkatan yang
pendidikan kesehatan telah banyak dilakukan bermakna terhadap pengetahuan dan
dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir pada
pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh kelompok eksperimen yang diberikan
Yusyaf (2011) menunjukkan bahwa adanya pendidikan kesehatan dengan media audiovisual.
peningkatan pengetahuan keluarga setelah Begitu juga penelitian oleh Kapti (2010),
diberikan pendidikan kesehatan dengan media menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap ibu
lembar balik pada kelompok eksperimen. Media dalam tatalaksana balita dengan diare setelah
audiovisual memberikan rangsangan melalui penyuluhan antara kontrol dan intervensi terdapat
mata dan telinga. Media audiovisual yang perbedaan yang bermakna.
menarik dapat menarik perhatian individu dan Peningkatan pengetahuan keluarga setelah
pesan yang disampaikan akan lebih mudah untuk diberikan perlakuan merupakan akibat dari
dipahami. Hal ini sesuai dengan penelitian pemberian pendidikan kesehatan dengan media
sebelumnya oleh Suryani (2008) yaitu audiovisual. Dengan demikian media audiovisual
menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sebagai media pendidikan kesehatan efektif
sikap dan ketrampilan ibu sebelum dan sesudah digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan penyuluhan tentang cara perawatan keluarga menjadi lebih baik.
bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah KESIMPULAN
dilakukan, pada analisa dua sampel tidak Perbedaan pengetahuan keluarga pada
berhubungan (independen), peneliti kelompok eksperimen sebelum dan setelah
menggunakan uji Maan-Whitney didapatkan diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat dari
hasil probabilitas 0,000 < α 0,05. Maka Ho p value dari uji Wilcoxon yaitu p value = 0,001 <
ditolak, yang berarti pengetahuan keluarga yang α 0,05 yaitu Ho ditolak. Kesimpulannya ada
mendapat pendidikan kesehatan benar-benar perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah
berbeda dengan pengetahuan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan menggunakan
mendapatkan pendidikan kesehatan. media audiovisual terhadap peningakatan
Menurut Notoatmodjo (2007b), dalam pengetahuan keluarga. Perbedaan antara
proses pendidikan kesehatan terjadi pengaruh kelompok kontrol dan eksperimen setelah
timbal balik antara berbagai faktor, antara lain: diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat dari
subjek belajar, pengajar, metode dan tekhnik uji Mann-Whitney didapatkan p value = 0,000 <
belajar, alat bantu belajar dan materi atau bahan α 0,05 yaitu Ho di tolak. Kesimpulannya ada
yang dipelajari. Sedangkan keluaran adalah hasil perbedaan pengetahuan antara kelompok kontrol
dari proses belajar, yaitu berupa kemampuan dan dan kelompok eksperimen setelah diberikan
perubahan perilaku dari subjek belajar. Metode pendidikan kesehatan.
yang digunakan saat melakukan pendidikan
kesehatan juga berpengaruh terhadap SARAN
peningkatan pengetahuan. Bagi bidang ilmu keperawatan khususnya
Perbedaan pada kelompok kontrol dan keperawatan komunitas keluarga hendaknya
eksperimen pada penelitian ini karena media
5
senantiasa mengaplikasikan media audiovisual Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian
dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada keperawatan. Jakarta: TIM.
keluarga ataupun komunitas sehingga keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2011). Profil
merasa tertarik saat perawat memberikan kesehatan provinsi Riau. Pekanbaru:
pendidikan tentang masalah kesehatan. Dinkes Provinsi Riau.
Bagi institusi pendidikan khususnya Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012).
keperawatan, hasil penelitian ini dapat menjadi Rekapan laporan P2 ISPA tahun 2012.
sumber informasi dalam pengembangan ilmu Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru.
pengetahuan terutama tentang manfaat Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan
pendidikan kesehatan menggunakan media komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan Fitriani, S. (2011). Promosi kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
keluarga tentang ISPA.
Friedman, M. M, Bowden, V. R, & Jones, E. G.
Bagi mahasiswa keperawatan khususnya (2010). Keperawatan keluarga: riset, teori
yang akan melaksanakan tahap profesi dan praktik (5.ed.). (achir yani.
hendaknya menggunakan media audiovisual saat Hamid…[et al], Trans.) Jakarta: EGC.
memberikan pendidikan kesehatan di keluarga Garini, W. (2004). Pengaruh intervensi VCD
maupun komunitas. Selain itu, sasaran metode perawatan bayi terhadap
pendidikan kesehatan dengan mudah mengerti pengetahuan ibu bayi berat badan lahir
dan memahami masalah kesehatan yang rendah di RSUD Ciawi Bogor Jawa Barat.
disampaikan oleh mahasiswa. Diperoleh tanggal 16 Januari 2014.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/lib
menambahkan variabel sikap atau perilaku ri2/detail.jsp?id=124680.
dalam penelitian selanjutnya untuk melihat Hidayat. (2008). Riset keperawatan dan teknik
keefektifan pendidikan kesehatan terhadap penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
peningkatan pengetahuan dan sikap keluarga Medika.
tentang ISPA. Hurlock, A. (2007). Promosi kesehatan bayi dan
1
balita. Jakarta: Salemba Medika.
Weni Utari, Mahasiswa Program Studi Imron. (2010). Metodologi penelitian bidang
Ilmu Keperawatan Universitas Riau kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Pekanbaru, Indonesia Junaidi, I. (2010). Penyakit paru dan saluran
2
Arneliwati, Staf Akademik Departemen napas. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Keperawatan Jiwa Komunitas PSIK Jusmiati. (2013). Efektifitas pendidikan
Universitas Riau Pekanbaru, Indonesia kesehatan menggunakan media
3
Riri Novayelinda, Staf Akademik audiovisual terhadap tingkat pengetahuan
Keperawatan Anak PSIK Universitas Riau dan kemampuan ibu merawat bayi baru
Pekanbaru, Indonesia lahir. Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau. Tidak
dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA Kapti, R. E. (2010). Efektifitas audiovisual
Achjar, K. A. H. (2010). Asuhan keperawatan sebagai media penyuluhan kesehatan
keluarga. Jakarta: Sagung Seto. terhadap peningkatan pengetahuan dan
Aziz, A. A. (2007). Metode Penelitian sikap ibu dalam tatalaksana balita dengan
Keperawatan dan Analisis Data. Jakarta: diare di dua rumah sakit kota Malang.
Salemba Medika. Diperoleh tanggal 17 Januari 2014.
Burn, N., & Grove, S. K. (2005). The practice of http:lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13709
nursing research: conduct, critique, and 7-T%20Rinik%20Eko%20Kapti.pdf.
utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Kunoli, F.J. (2013). Pengantar epidemiologi
Saunders. penyakit menular. Jakarta: TIM.
Datta, P. (2009). Pediatric nursing. West Maulana, H. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta:
Bengal: Jaypee Brother Medical Publisher. EGC.

6
Misnadiarly. (2008). Penyakit infeksi saluran Suryani, B. (2008). Pengaruh pendidikan
napas pneumonia pada anak, orang kesehatan dengan metode audio visual
dewasa, usia lanjut. Jakarta: Pustaka Obor tentang cara perawatan bayi terhadap
Populer. perubahan perilaku ibu primipara dalam
Mubarak, S. (2006). Ilmu Keperawatan perawatan bayi baru lahir. Diperoleh
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. tanggal 16 Januari 2014.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/294
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 829691_abs.pdf.
Notoatmodjo, S. (2007a). Kesehatan masyarakat Syahputra, H. (2013). Perbandingan kejadian
ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta. ISPA balita pada keluarga yang merokok
Notoatmodjo, S. (2007b). Promosi kesehatan di dalam rumah dengan keluarga yang
dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. tidak merokok. Diperoleh tanggal 8 Juni
Potter, P. A., & Perry,A.G. (2005). Fundamental 2013 dari
Keperawatan. (ed.7). Jakarta: Salemba http://repository.unri.ac.id/bitstream/1234
Medika. 56789/4204/1/journal%20ACC.pdf.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wawan, A., & Dewi. (2010). Pengetahuan sikap
Riau. (2013). Pedoman penulisan skripsi dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
dan penelitian. Pekanbaru: PSIK UR. Medika.
Pudiastuti, R. D. (2011). Waspadai penyakit WHO. (2012). World health statistic 2012.
pada anak. Jakarta: Indeks. Diperoleh tanggal 24 April 2013 dari
Sastroasmoro & Ismael. (2008). Dasar-dasar http://www.who.int/gho/publications/world
smetodologi penelitian klinis. Jakarta: _health_statistics/2012/en/.
Sagung Seto. Yeni, M. E. (2010). Faktor-faktor yang
Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan mempengaruhi kejadian penyakit menular
keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. pada pekerja seks komersial. Skripsi
Setyowati, A. (2005). Pengaruh leaflet ispa / Program Studi Ilmu Keperawatan
pnemonia terhadap perilaku (pengetahuan, Universitas Riau. Tidak dipublikasikan.
sikap dan praktek) ibu bayi / balita dan Yusyaf, S. R. (2013). Efektifitas pendidikan
kader tentang penatalaksanaan kasus ispa di kesehatan menggunakan metode pendidikan
kabupaten Jepara. Diperoleh tanggal 10 individual terhadap peningkatan
Januari 2014. pengetahuan keluarga tentang demam
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/ berdarah dengue. Skripsi Program Studi
litbang/kumpulan_abstrak.pdf. Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Tidak
dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai