Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587

e-ISSN: 2549-7863

Uji Toksisitas dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt) Pada
Ekstrak Mangrove (Avicennia Marina, Rhizophora Mucronata, Sonneratia Alba dan
Xylocarpus Granatum) yang Berasal dari Banyuasin, Sumatera Selatan

1
Elsy Puspitasari, 1Rozirwan*, 1M. Hendri
1
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya Indonesia
*
email: rozirwan@unsri.ac.id
Diterima: 20 April 2018 Publish: 28 Juni 2018

Abstrak

Mangrove merupakan salah satu sumber senyawa bioaktif yang berasal dari
wilayah pesisir dan diketahui memiliki potensi sebagai antikanker. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menghitung dan menganalisis tingkat toksisitas serta membandingkan
kemampuan toksisitas ekstrak daun, batang dan akar mangrove (A. marina, R. mucronata,
S. alba dan X. granatum) yang berasal dari Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan. Prosedur
penelitian meliputi ; pengambilan dan preparasi sampel, ekstraksi, uji toksisitas dengan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan analisis data menggunakan Analisa Probit.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga ekstrak yang bersifat toksik dan sembilan
ekstrak tidak toksik terhadap larva A. salina. Ekstrak yang bersifat toksik terdapat pada
daunditandai dengan nilai LC50< 1000 μg/mL. Ekstrak daun A. marina 403.44 μg/mL, R.
mucronata 709.7 μg/mL dan S. alba 801.75 μg/mL. Ekstrak daun A. marina memiliki
kemampuan toksisitas lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak lainnya.

Kata Kunci : Artemia salina, Banyuasin, BSLT, Ekstrak mangrove, Potensi antikanker

Abstract
Mangrove is one of the bioactive compound sources from coastal area and has
known as potential anticancer. The purposes of this study were to calculate and analyze
the toxicity level of each mangrove species (Avicennia marina, Rhizophora mucronata,
Sonneratia alba and Xylocarpus granatum) and determine the strongest toxicity level
among those species. The procedures in this study included ; samplescollection and
preparation, extraction, toxicity test used Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method and
data analyzed Probit Analysis. The results showed that three extracts had the potential
toxicity and nine other extracts had no toxicity effect to Artemia salina larvae. The toxic
extracts contained in the leaves were characterized by LC50 < 1000 μg/mL. The leaf
extract toxicity of A. marina, R. mucronata and S. alba were 403.44 μg/mL, 709.7
μg/mLand 801.75 μg/mL, respectively. The A. marina leaf extract had a potential to be the
strongest toxic among other extracts
.
Keywords : Artemia salina, Banyuasin, BSLT, Mangrove extract, Potential anticancer

91
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

I. Pendahuluan Beberapa senyawa bioaktif di


Akhir - akhir ini pencarian atas dapat juga ditemukan di
akan sumber kandungan senyawa berbagai jenis mangrove seperti yang
bioaktif terus menerus dilakukan tersebar di daerah pesisir Sumatera
seiring dengan semakin bertambah Selatan. Tanjung Api-Api, Tanjung
banyaknya penyakit - penyakit baru Carat dan Pulau Payung merupakan
yang bermunculan, seperti penyakit kawasan mangrove yang termasuk ke
infeksi, kanker dan beberapa dalam Kabupaten Banyuasin.
penyakit lainnya. Oleh karena itu, Beberapa jenis vegetasi mangrove
dibutuhkan beberapa penelitian yang terdapat di daerah ini seperti
tentang kandungan senyawa bioaktif. Avicennia marina, Rhizophora
Senyawa bioaktif dapat berasal dari mucronata, Sonneratia alba,
beberapa sumber, diantaranya dari Xylocarpus granatum dan lain-lain.
tumbuhan, hewan, mikroba dan Adapun cara untuk
organisme laut lainnya. mengetahui suatu tumbuhan
Salah satu sumber senyawa memiliki kandungan senyawa
bioaktif yang berasal dari tumbuhan bioaktif yang berpotensi sebagai
adalah mangrove. Mangrove banyak antikanker adalah dengan melakukan
digunakan dikalangan masyarakat penelitian awal. Penelitian ini
khususnya daerah pesisir sebagai sebagai indikator awal dalam
obat herbal. Menurut Soetarno pengujian sitotoksik. Meyer et al.
(2000) dalam Diastuti et al. (1982) mengemukakan bahwa salah
(2009)sumber senyawa bioaktif yang satu metode awal untuk uji sitotoksik
dimiliki mangrove diantaranya adalah Brine Shrimp Lethality Test
golongan tanin, saponin, terpenoid, (BSLT).
alkaloid dan steroid dengan aktivitas Uji toksisitas dengan
sebagai antimikroba, antifungi, menggunakan metode BSLT
antivirus, antitumor, insektisida dan dimaksudkan untuk menentukan
antileukimia. Bagian tumbuhan yang potensial suatu senyawa sebagai
dapat digunakan sebagai antikanker racun dengan mengetahui tingkat
adalah kulit batang, akar, daun, toksisitas dari suatu ekstrak, seperti
bunga dan buah. ekstrak mangrove. Fajarningsihet al.

92
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

(2006)menyebutkan bahwa uji


toksisitas dengan metode BSLT II. Bahan dan Metode
dapat dilakukan dengan cepat, murah Waktu dan Tempat
dan mudah, sehingga banyak Penelitian ini dilaksanakan
digunakan sebagai tahapan awal pada bulan Juni - September 2016.
(skrining) dalam penapisan ekstrak Sampel mangrove diambil di tiga
bahan aktif. lokasi berbeda yaitu Kawasan
Penelitian ini bertujuan untuk Tanjung Api-Api, Tanjung Carat dan
menghitung dan menganalisis tingkat Pulau Payung (Gambar 1.).
toksisitas serta membandingkan Perlakuan sampel dan uji toksisitas
kemampuan toksisitas ekstrak daun, dilakukan di Laboratorium
batang dan akar mangrove (A. Bioekologi Kelautan, Program Studi
marina, R. mucronata, S. alba dan X. Ilmu Kelautan, FMIPA, Universitas
granatum) yang berasal dari Sriwijaya Inderalaya.
Banyuasin, Sumatera Selatan.

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan sampel mangrove

1. Pengambilan dan Preparasi dan diambil secara acak (random


Sampel sampling). Bagian - bagian tubuh
Sampel penelitian berasal mangrove meliputi daun, batang dan
dari Tanjung Api-Api, Tanjung Carat akar diambil dari pohon yang telah
dan Pulau Payung Sumatera Selatan produktif. Sampel dalam keadaan

93
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

segar masing-masing sebanyak ± 1 3. Uji toksistas menggunakan


Kg dibersihkan kemudian dipotong metode BSLT
tipis-tipis. Selajutnya dikeringkan  Penyiapan larva A. salina Leach
dengan cara diangin-anginkan Penyiapan larva merujuk
sampai kering kemudian dihaluskan pada penelitian Panggabean (1984)
dengan grinder dan disaring dengan mempertimbangkan beberapa
menggunakan ayakan hingga faktor, seperti salinitas 5 – 70 ppt,
menjadi bubuk. DO minimal 3 mg/L, pH 8 - 9, suhu
o
2. Ekstraksi 28 – 35 C. Penetasan dilakukan
Tahapan ekstraksi ini menggunakan toples kaca dengan
memodifikasi penelitian Rozirwan cara merendam 1 g kista A. salina
(2015) yaitu sampel mangrove yang tersebut dalam air laut sebanyak 100
sudah dihaluskan kemudian mL dan diberi penerangan dengan
dimasukkan ke dalam toples kaca lampu listrik serta diaerasi selama 48
besar sebanyak 100 g dan dimaserasi jam.
dalam pelarut metanol (MeOH)  Penyiapan Larutan Uji
(1:4, b/v) yang sudah didestilasi Penyiapan larutan uji
selama 48 jam pada suhu ruangan memodifikasi penelitian Diastutiet
dan dilakukan pengulangan sebanyak al. (2009). Konsentrasi awal sebesar
3 kali. Larutan hasil maserasi 10.000 μg/mL sebagai larutan induk
tersebut kemudian disaring dengan dengan melarutkan 1 g ekstrak ke
menggunakan kertas saring dan dalam 100 mL air laut. Larutan
vacuum pump, selanjutnya tersebut selanjutnya dilakukan
o
dievaporasi pada suhu 70 C sampai pengenceran sehingga mendapatkan
menghasilkan pasta yaitu ekstrak konsentrasi 9.000, 5.000, 2.000,
kasar (crude extract). Masing- 1.000, 500, 250, 125 dan 62,5
masing ekstrak kasar yang diperoleh μg/mL. Larutan yang digunakan
dilakukan uji toksisitas sebagai kontrol dilakukan tanpa
menggunakan metode BSLT, yaitu penambahan ekstrak.
untuk mengetahui tingkat toksisitas  Uji Toksisitas
dari setiap ekstrak sampel yang ada. Uji toksisitas ini dilakukan
dengan memodifikasi penelitian yang

94
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

dilakukan oleh Sangi et al. (2012). unit). Menurut Nurhayati et al.


Disiapkan tabung vial ukuran 10 mL, (2006), efek toksisitas dianalisis dari
kemudian larutan uji masing-masing pengamatan denganpersen kematian.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑖
dipipet diambil dari konsentrasi % Mortalitas = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎 𝑢𝑗𝑖
induk. Selanjutnya ditambahkan air
Abbott (1925) dalam Meyeret
laut dan 10 ekor larva A. salina yang
al. (1982) mengatakan apabila pada
telah berumur 2 hari hingga
kontrol terdapat larva yang mati,
volumenya mencapai 5 mL. Setiap
maka % kematian ditentukan dengan
konsentrasi dilakukan 3 kali
rumus :
pengulangan dan dibandingkan 𝑈𝑗𝑖 − 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
% Mortalitas = x 100 %
dengan kontrol. Pengujian ini 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

dilakukan selama 24 jam kemudian Setelah mengetahui %


dilihat jumlah mortalitas larva A. Mortalitas larva A. salina, kemudian
salina. dicari nilai probit melalui tabel probit
4. Analisis Data dan diregresikan secara linier.
Uji toksisitas sampel Y= a + bX
ditentukan dengan melihat besarnya Keterangan:
Y = Nilai probit
nilai dari LC50 yang dapat a = Konsentrasi regresi
mematikan A. salina sampai 50 % b = Slope/kemiringan regresi
X = Logaritma10 konsentrasi uji
dan dilakukan perhitungan statistik
dengan analisa probit (probability

Kategori toksisitas pada ekstrak mangrove ditentukan dengan nilai


konsentrasi LC50, seperti yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.Nilai dan Kategori Toksisitas (Meyer et al., 1982)

No Nilai LC50(μg/ mL) Kategori Toksisitas


1 < 1000 Toksik
2 > 1000 Tidak toksik

95
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

III. Hasil dan Pembahasan


1. Jenis Mangrove

Gambar 2. Jenis sampel mangrove yang diperoleh


Berdasarkan gambar di atas 2. Biomassa Ekstrak Sampel
ciri-ciri daun, batang dan akar dari Mangrove
mangrove R.mucronata,X.granatum,  Biomassa sampel mangrove
S.alba dan A.marinayang diambil di Penyusutan sampel dari berat
lapangan sesuai dengan deskripsi basah sampai kering menghasilkan
yang dilakukan oleh Noor et al. persentase penyusutan pada sampel
(2012). yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Biomassa sampel mangrove

Bobot sampel (Kg) Persentase


Sampel Kodesampel
Basah Kering udara penyusutan (%)
DRM 0.75 0.40 46.67
R.muconata BRM 0.98 0.55 43.88
ARM 1.00 0.60 40.00
DXG 0.60 0.20 66.67
X.granatum BXG 0.80 0.30 62.50
AXG 0.55 0.20 63.64
DSA 1.20 0.41 65.83
S.alba BSA 1.10 0.58 47.27
ASA 1.00 0.65 35.00
DAM 0.85 0.25 70.59
A.marina BAM 0.75 0.27 64.00
AAM 0.60 0.20 66.67

96
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Berdasarkan Tabel 2. rata-rata Perbedaan ini diduga disebabkan


persentase penyusutan seluruh bobot karena tiap sampel mangrove
sampel yaitu 56.06 % dengan mempunyai kandungan kadar air
persentase tertinggi 70.59 % dan yangberbeda-beda. Masduqi et al.
terendah 35.00 %.Persentase (2014)mengatakan bahwa kadar air
tertinggi didapatkan pada kode tersebut dihilangkan dengan cara
sampel DAM yang merupakan daun dikeringkan agar kualitas kandungan
A.marina dengan bobot sampel basah dalam sampel semakin baik karena
yaitu 0.85 Kg dan bobot sampel pengeringan ini akan berpengaruh
kering 0.25 Kg. Persentase terendah terhadap senyawa penting yang
terdapat pada kode sampel ASA. terkandung dalam sampel.
ASA merupakan Akar S.alba dengan  Biomassa ekstrak mangrove
bobot basah 1.00 Kg dan bobot Tahapanmaserasi yang telah
kering 0.65 Kg. dilakukan sebanyak tiga kali
Persentase penyusutan yang pengulangan dengan menggunakan
dihasilkan dari masing-masing pelarut metanol (polar) dan
sampel yang dikeringkan dengan dilanjutkan dengan tahapan
cara diangin-anginkan bervariasi evaporasi, maka didapatkan hasil
pada lama waktu pengeringan dan ekstrak sampel jenis mangrove yang
lokasi tempat pengeringan. disajikan padaTabel 3.
Tabel 3. Biomassa ekstrak mangrove
Sampel Kodesampel Berat ekstrak (gr) Persentase (%)
Berat serbuk Ekstrak kasar
R.muconata DRM 100 1.43 1.43
BRM 100 9.10 9.10
ARM 100 9.80 9.80
X.granatum DXG 100 2.64 2.64
BXG 100 4.63 4.63
AXG 100 10.41 10.41
S.alba DSA 100 3.91 3.91
BSA 100 1.57 1.57
ASA 100 1.89 1.89
A.marina DAM 100 6.95 6.95
BAM 100 2.73 2.73
AAM 100 5.14 5.14

97
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Berdasarkan Tabel 3. hasil ekstraksi Lebih jelasnya, Murniasih


dengan cara merendam 100 gr serbuk (2005) dalamMelki et al.
sampel menunjukkan bahwa rata-rata (2011)menyatakan bahwa senyawa
ekstrak kasar yang dihasilkan adalah bioaktif yang dihasilkan oleh
5.02 gr dengan hasil ekstrak organisme laut dipengaruhi beberapa
terbanyak AXG yaitu 10.41 gr (10.41 faktor diantaranya salinitas,
%) dan paling sedikit DRM yaitu intensitas cahaya matahari, arus dan
1.43 gr (1.43 %). Berat ekstrak kasar kompetisi sehingga mendorong
untuk jenis mangroveR.mucronata, organisme laut menghasilkan
X.granatum, S. alba dan A. marina metabolit sekunder.
secara berurutan paling banyak pada Adanya perbedaan rendemen
sampel ARM 9.80 gr (9.80 %), AXG ekstrak yang dihasilkan sesuai
10.41 gr (10.41 %), DSA 3.91 gr dengan pernyataan Salamah et al.
(3.91 %) dan DAM 6.95 gr (6.95 %). (2008)bahwa rendemen ekstrak hasil
Persentase yang dihasilkan maserasi dengan pelarut yang
dari masing-masing sampel berbeda akan menghasilkan
mangrove dan setiap bagian yang persentase rendemen yang berbeda.
dimaserasi memiliki nilai persentase 3. Uji Toksisitas Ekstrak
rendemen yang berbeda pada habitat  Tingkat Toksisitas Ekstrak
dan lokasi yang berbeda. Adanya Uji toksistas yang telah
variasi ini diduga disebabkan karena dilakukan yaitu pada ekstrak
tiap jenis mangrove mempunyai pola R.mucronata, X.granatum,A.marina
adaptasi fisiologi yang berbeda dan S.alba terhadap larva A.salina
terhadap lingkungannya. disajikan pada Tabel 4.

98
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Tabel 4. Hasil uji toksisitas beberapa ekstrak

Regresi Linier
Kode sampel Nilai LC50 (μg/mL) Kategori
a b R2
DRM -2.066 2.4784 0.9653 709.7 Toksik
BRM -3.154 2.5219 0.9679 1711.42 Tidak toksik
ARM -4.41 2.9986 0.9452 1374.03 Tidak toksik
DXG -0.382 1.7176 0.9526 1360.43 Tidak toksik
BXG -0.319 1.6583 0.9455 1611.39 Tidak toksik
AXG 0.9107 1.4768 0.9522 1805.38 Tidak toksik
DAM -0.989 2.2982 0.9489 403.44 Toksik
BAM 0.3538 1.2103 0.9854 6900.54 Tidak toksik
AAM 0.441 1.3459 0.9798 2439.63 Tidak toksik
DSA 0.382 1.5902 0.9784 801.75 Toksik
BSA 1.453 0.9709 0.9849 4501.02 Tidak toksik
ASA -0.205 1.468 0.972 3510.49 Tidak toksik

Berdasarkan Tabel 4. hasil uji bioaktif yang terkandung dalam daun


toksisitas ekstrak dari R.mucronata pada ekstrak etanol
ekstrakR.mucronata, X.granatum, dengan fraksi klorofom yaitu
A.marina dan S.alba menunjukkan mengandung senyawa flavonoid,
bahwa terdapat 3 ekstrak yang toksik terpenoid dan alkaloid. Selain itu
dan 9 ekstrak yang tidak toksik. Bandaranayake (2002)
Ketiga ekstrak tersebut semua dalamHerawati et al.
berasal dari bagian daun kecuali (2009)menyatakan bahwa pada
daun X.granatum (DXG) sedangkan family Rhizphoraceae banyak
sampel pada bagian yang lainnya ditemukan suatu senyawa polifenol
tidak menunjukkan sifat toksik. Nilai yaitu tanin.
LC50 dengan kategori toksik pada Umumnya komponen utama
bagian daun tersebut menunjukkan senyawa tanin adalah fenolik dalam
urutan yang paling kecil pada daun bentuk polimerik fenol yang banyak
A.Marina(DAM), daun terdapat pada teh dan tanaman
R.Mucronata(DRM),dan daun bakau(Purwaningsih et al., 2013).
S.alba(DSA). Secara umum, senyawa fenol pada
Penelitian Diastuti et al. konsentrasi tinggi bertindak sebagai
(2009) menunjukkan bahwa senyawa toksin bagi plasma untuk merusak

99
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

sistem dinding sel dan untuk mengandung senyawa tanin dan pada
mengumpulkan protein dalam sel, Avicenniasp juga mengandung
sedangkan pada konsentrasi rendah senyawa flavonoid dan saponin
dapat menghambat multiplikasi (Bachtiar, 2010 dalamMulyaniet al.,
enzim in vitro (Ogata et al., 2005 2013).
dalam Herawati et al., 2009). Nilai LC50 yang tinggi dan
S.alba yang merupakan bersifat tidak toksik ini dikarenakan
tumbuhan mengrove yang termasuk rendahnya mortalitas larva A. salina
kedalam family Sonneratiaceae. Sifat konsentrasi < 1000 μg/mL, yaitu
toksik yang dimiliki oleh family pada konsentrasi ini mortalitas tidak
Sonneratiaceae ini berasal dari mencapai sebesar 50 % dari jumlah
senyawa biokatif yang terkandung di larva yang ujikan. Selain itu, diduga
dalamnya seperti tanin. Menurut juga pada ekstrak sampel tidak
Bandaranayake (2002) dalam mengandung senyawa metabolit
Herawati et al. (2009) mengatakan sekunder atau senyawa pada ekstrak
bahwa tanin merupakan salah satu tersebut tidak terdeteksi pada
senyawa polifenol yang banyak konsentrasi yang diinginkan
ditemukan pada tumbuhan mangrove sehingga bersifat tidak toksik. Suatu
familyAvicenniaceae,Rhizophoracee, senyawa dapat bersifat toksik apabila
dan Sonneratiaceae. dalam jangka waktu pendek mampu
Ekstrak daun A.marina dapat mematikan 50 % dari larva A. salina.
bersifat toksik karena di dalam  Kemampuan Toksisitas Ekstrak
ekstrak tersebut mengandung Ekstrak – ekstrak tersebut
senyawa bioaktif yang bersifat dengan nilai LC50 yang berbeda-beda
toksik. Bandaranayake (2002) dalam tentunya memiliki kemampuan
Herawati et al. (2009) menyatakan toksisitas yang berbeda pula. Secara
bahwa pada familiy Avicenniaceae sederhana kemampuan toksisitas
seperti A.marina banyak ekstrak dapat dilihat pada Gambar 3.

100
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Gambar 3. Kemampuan toksisitas ekstrak

Berdasarkan Gambar 3. nilai marina secara umum bersifat polar.


LC50 tertinggi terdapat pada ekstrak Harbone (1987) dalam Jacoeb et al.
batang A. marina (BAM) dan (2011) menyebutkan pelarut yang
terendah yaitu ekstrak daun A. bersifat polar mampu mengekstrak
marina(DAM). Rendahnya nilai senyawa alkaloid kuartener,
LC50 pada ekstrak daun A. komponen fenolik, karotenoid, tanin,
marinamembuktikan bahwa ekstrak gula, asam amino dan glikosida.
tersebut memiliki sifat toksik yang Beberapa senyawa tersebut diatas
lebih kuat dibandingan dengan diduga memiliki sifat toksik
ekstrakbatang A. sehingga ekstrak DAM memiliki
marina (BAM) maupun ekstrak nilai LC50< 1000 μg/mL.
lainnya. Hal ini merujuk pada Beberapa ekstrak mangrove
pernyataan Meyer et al. (1982) yang bersifat tidak toksik dan
apabila nilai LC50< 1000 μg/mL memiliki kemampuan toksik yang
tersebut besifat toksik dan nilai rendah seperti pada bagian daun,
LC50> 1000 μg/mL bersifat tidak batang dan akar X.granatum, serta
toksik. batang dan akar A. marina,R.
Jacoeb et al. (2011) mucronata dan S. alba diduga bahwa
menyatakan bahwa senyawa aktif pada ekstrak ini tidak mengandung
yang terkandung dalam daun A. senyawa bioaktif yang bersifat racun.

101
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Namun lebih jelasnya, Satari Fajarningsih ND, Januar HI, Nursid


M, Wikanta T. 2006. Potensi
(1997) dalamMelkiet al. (2011)
antitumor ekstrak spons
mengemukakan bahwa ekstrak yang Crella papilata asal Taman
Nasional Laut Kepulauan
kecil bahkan tidak ada aktivitas
Seribu. Jurnal Pascapanen
senyawa bioaktif belumlah berarti dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan. 1(1): 35-42
ekstraknya tidak aktif, tetapi
Herawati N, Jalaluddin N, Daha L,
kemungkinan tidak terdeteksi pada Firdaus Z. 2009. Sonneratia
alba sebagai sumber senyawa
konsentrasi yang diuji atau
antibakteri potensional.
konsentrasi yang digunakan Jurnal Indonesia Chemica
Acta. 2(2): 10-16
umumnya belum tercapai.
Jacoeb AM, Purwaningsih S, Rinto.
2011. Anatomi, komponen
IV. Kesimpulan
bioaktif dan aktivitas
1. Terdapat sembilan ekstrak sampel antioksidan daun mangrove
api-api (Avicennia marina).
yang tidak toksik dan tiga ekstrak
Jurnal Pengolahan Hasil
sampel yang bersifat toksik Perikanan Indonesia. 14(2)
dengan memiliki nilai LC50< 1000
Masduqi AF, Izzati M, Prihastanti E.
μg/mL yaitu ekstrak daun A. 2014. Efek metode
pengeringan terhadap
marina (DAM) 403,44 μg/mL, R.
kandungan bahan kimia
mucronata (DRM) 709,7 μg/mL dalam rumput laut
Sargassumpolycystum. Jurnal
dan S. alba (DSA) 801,75 μg/mL.
Anatomi Fisiologi. 22(1): 1-9
2. Kemampuan toksisitas ekstrak dari
Melki, Soedharma D, Effendi H,
daun A. marina (DAM) memiliki
Mustopa AZ. 2011.
sifat toksik lebih kuat Biopotensi tumbuhan
mangrove untuk pencegahan
dibandingkan dengan ekstrak
penyakit vibrosis pada udang
lainnya. windu. Maspari Journal.
2(1): 39-47
Daftar Pustaka
Meyer BN, Ferrigni NR, Putnam JE,
Diastuti H, Warsinah, Purwati. 2009.
Jacobsen LB, Nichols Dj,
Uji aktivitas antikanker
McLaughlin JL. 1982. Brine
ekstrak etanol daun
shrimp: A convenient general
Rhizoporamucronata
bioassay for active plant
terhadap larva udang Artemia
constituents. Planta medica.
salina Leach dan Sel Raji.
(45): 31-34
Jurnal Molekul 4 (1): 12-20

102
Jurnal Biologi Tropis, JANUARI-JUNI 2018: Volume 18 (1) p-ISSN: 1411-9587
e-ISSN: 2549-7863

Mulyani Y, Bachtiar E, Agung bioaktif dari Kijing Taiwan


MUK. 2013. Peranan (Anadonta woodiana Lea.)
senyawa metabolit sekunder sebagai senyawa antioksidan.
tumbuhan mangrove terhadap Buletin Teknologi Hasil
infeksi bakteri Aeromonas Perikanan. 11(2): 119-132
hydrophila pada ikan Mas
(Cyprinus carpio L.). Jurnal Sangi MS, Momuat LI, Kumaunang
Akuatika. 4(1): 1-9 M. 2012. Uji toksisitas dan
skrining fitokimia tepung
Noor YR, Khazali M, Suryadiputra gabah pelepah aren (Arenga
INN. 2012. Panduan pinnata). Jurnal Ilmiah Sains.
Pengenalan Mangrove di 12(2): 127-13
Indonesia. Bogor: Wetlands
International Indonesia
Programe

Nurhayati APD, Abdulgani N,


Febrianto R. 2006. Uji
toksisitas ekstrak Eucheuma
alvarezii terhadap Artemia
salina sebagai studi
pendahuluan potensi anti
kanker. Akta Kimindo. 2(1):
41-46

Panggabean MGL. 1984. Teknik


penetasan dan pemanenan
Artemia salina. Jurnal
Oseana. IX(2): 57-65

Purwaningsih S, Sukarno AYP,


Deskawati E, Salamah E.
2013. Aktivitas Antioksidan
dari buah mangrove
(Rhizophora mucronata
Lamk.) pada suhu yang
berbeda. JPHP. 16 (3): 200-
206

Rozirwan. 2015. Eksplorasi spasial


karang lunak kaitannya
dengan senyawa bioaktif
bakteri simbion [disertasi].
Bogor: IPB

Salamah E, Ayuningrat E,
Purwaningsih S. 2008.
Penapisan awal komponen

103

Anda mungkin juga menyukai