Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGIKA: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi E-ISSN: 2579-6518

Volume 23 Nomor 2, Juli 2018: 165-182 P-ISSN: 1410-1289


DOI:10.20885/psikologika.vol23.iss2.art7

Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan


Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

Reni Nurhayati
Agung Santoso

Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Abstract. This study aims to determine how the dimensions of Draw A Person test (DAP) is able
to uncover traits from the 16 PF test (The Sixteen Personality Factor Questionnaire). Data from
200 subject who filled the DAP and 16 PF tests were processed and analyzed using exploratory
factor analysis and regression. From the analysis of factor analysis to people's image expression
data, we obtained 8 sets of factors, namely Factor I - VIII from DAP. From the regression test
between Factor 16 PF and the factor image test of the person, it was found several Factors 16 PF
which can be used to predict some expressions of people's images. These factors include Factor
Q3 which is able to predict Factor VII and Factor Q4 that is able to predict Factor I.

Keywords: 16 PF, DAP, expressions of people’s image, personality test

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dimensi-dimensi penilaian
tes ekspresi gambar orang (DAP/Draw A Person) mampu mengungkap traits dari tes 16 PF (The
Sixteen Personality Factor Questionnaire). Sebanyak 200 data subjek yang berasal dari tes DAP
dan 16 PF diolah dan dianalisis menggunakan analisis faktor eksploratori dan regresi. Dari
pengujian analisis faktor terhadap data ekspresi gambar orang didapatkan 8 kumpulan faktor
yaitu Faktor I – VIII dari DAP. Dari pengujian regresi antara Faktor 16 PF dengan Faktor tes
gambar orang, didapatkan beberapa Faktor 16 PF yang dapat digunakan untuk memprediksi
beberapa ekspresi gambar orang. Faktor tersebut antara lain adalah Faktor Q3 yang mampu
memprediksi Faktor VII dan Faktor Q4 yang mampu memprediksi Faktor I.

Kata kunci: 16 PF, DAP, ekspresi gambar orang, tes kepribadian

Korespondensi: Reni Nurhayati. E-mail: reni_rere89@yahoo.co.id.

165
Reni Nurhayati & Agung Santoso

Tes grafis saat ini masih banyak subjek yang sedang mengalami masalah,
digunakan sebagai alat asesmen maka hasil tes yang dapat dibaca adalah
kepribadian di Indonesia. Salah satu jenis bagian pola subjek sewaktu menghadapi
tes grafis yang peka terhadap masalah dan bukan merupakan pola
kecenderungan kepribadian seseorang kepribadian yang utuh pada subjek. Jika
secara personal adalah tes DAP (Draw A masalah yang kedua ini diinterpretasi oleh
Person) (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 orang belum memiliki pengalaman dan
Mei 2010). Baum misalnya, hanya belum memiliki jam terbang yang tinggi,
mengungkap fungsi okupasi individu dan dikhawatirkan akan menghasilkan interpre-
tes House Tree Person (HTP) yang hanya tasi yang bersifat hanya membaca subjek
mengungkap tentang pola keluarga pada saat itu saja tanpa memperhatikan
individu. Dapat disimpulkan bahwa DAP kondisi subjek yang sesungguhnya
memiliki kemam-puan menyeluruh untuk (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 Mei
melihat bagaimana subjek menghadapi 2010). Kelemahan yang kedua adalah tes ini
stimulus yang ada di hadapannya dan di bersifat subjektif, sehingga jika hasil tes ini
sekitarnya (Hooker & McAdams, 2003). diinterpretasi oleh orang yang belum
Menurut Machover, DAP juga mampu banyak memiliki jam terbang dan belum
mengungkap beberapa hal yang terkait banyak memiliki pengalaman dalam
dengan subjek secara spesifik, antara lain menginterpretasi tes grafis maka hasilnya
umur, sekolah, ambisi, karakteristik akan menjadi kurang valid (Groth-Marnat &
kepribadian, kehidupan serta perilaku di Robert, 1984).
dalam kehidupan keluarga pada subjek Berdasarkan kelemahan tersebut,
yang menggambar (Groth-Marnat & Robert, maka perlu dilakukan penelitian untuk
1984). Melengkapi pernyataan Machover, memberi alternatif metode pemberian skor
Sidney Levy menambahi bahwa DAP juga pada DAP. Alternatif ini diharapkan dapat
dianggap mampu mengungkap simbol mengisi objektivitas penilaian untuk DAP.
ekspresi atau ekspresi yang dituangkan Penilaian ini dilakukan dengan cara
subyek pada hasil gambarannya (Edwin & menggunakan ekspresi gambar pada DAP
Bellak, 1950). untuk mengungkap traits atau sifat pada
Tes grafis memiliki beberapa seseorang (Hooker & McAdams, 2003).
kelemahan yang dapat menggangu validitas Ekspresi gambar tersebut didapat dari
penggunaannya. Kelemahan yang pertama melihat dan menginterpretasi dimensi DAP.
adalah hasil tes grafis yang didapatkan Konsep-konsep yang mendasari
sangat tergantung pada situasi psikologis teknik-teknik analisis gambar DAP
subjek. Misalnya tes grafis diberikan pada dikembangkan dengan cara meneliti ribuan

166 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

gambar dalam konteks klinis. Metodenya dimensi berdasarkan eksekusi, meliputi


menggunakan metode proyektif dari penempatan gambar, ukuran figur, tipe
analisis kepribadian dan teori psikoanalisa. garis, hapusan yang ada pada gambar, dan
Secara garis besar, prinsip-prinsip pada shading pada gambar. Dimensi yang kedua
analisis gambar dibuat berdasarkan adalah dimensi berdasarkan fungsional,
penelitian mengenai tipe-tipe klinis. Dimana meliputi ukuran kepala, keadaan rambut,
ciri-ciri grafis pada tipe klinis tertentu keadaan alis, keadaan mata, ukuran telinga,
mendapat penekanan. Langkah ukuran hidung, bentuk mulut, ukuran leher,
pelaksanaanya dengan cara mengumpulkan ukuran lengan, ukuran tangan, bentuk jari
gambar-gambar yang telah ada, kemudian tangan, ukuran kaki, dan keadaan jari kaki
dicatat secara terperinci meliputi data (Machover, 1965).
pribadi dan riwayat klinis serta digunakan Kekurangan tes DAP di antaranya
untuk meneliti ciri-ciri grafis tertentu yang pertama, jika tes ini dipegang oleh
(Machover,1965). Prinsip dasar dalam penginterpretasi yang kurang memiliki
menginterpretasi DAP adalah dengan pengalaman serta jam terbang yang tinggi
memperhatikan dimensi-dimensi yang ada dalam menggunakan tes ini, maka hasil
pada gambar subjek. Hal ini dikarenakan interpretasinya kurang valid. Hal ini
masing-masing dimensi DAP memiliki arti dikarenakan hasil interpretasi yang dida-
yang akan mempengaruhi hasil interpretasi patkan kurang sensitif dalam menangkap
gambar subjek. hal yang ada pada gambar tersebut.
Figur yang digambar adalah orang Kekurangan yang kedua adalah sangat
yang bersangkutan dan kertas diibaratkan tergantung pada situasi psikologis pada saat
sebagai lingkungannya. Proses seseorang itu menggambar (Etikawati,
menggambar figur manusia untuk subjek, Wawancara 1).
baik disadari maupun tidak disasari Tes ini juga memiliki kelebihan.
merupakan suatu masalah yang Kelebihan yang pertama, tes ini dapat
diproyeksikan diri ke dalam semua arti terhindar dari faking karena manusia itu
tubuh dan sikap yang ditampilkan dalam akan cenderung menggambar gambaran
gambaran tubuh pada gambar subjek. sesuai bawaan kepribadian mereka masing-
Dengan kata lain, figur ini merupakan suatu masing. Kepribadian antar individu itu
gambaran pada individu yang berbeda satu dengan yang lain. Kelebihan
menggambarnya (Machover, 1965). yang kedua adalah jika gambar dipegang
DAP memiliki beberapa dimensi oleh penginterpretasi yang sudah memiliki
yang digunakan untuk menginterpretasi banyak pengalaman serta jam terbang yang
gambar. Dimensi yang pertama adalah tinggi, maka hasil gambar valid. Hal ini

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 167


Reni Nurhayati & Agung Santoso

dikarenakan penginterpretasi cukup disimpulkan bahwa struktur faktor pada 16


sensitif dalam menginterpretasi gambar PF terucap baik pada sampel orang yang
(Etikawati, Wawancara 1). berbeda, antar gender, dan antar perbedaan
Tes kepribadian yang akan form pada 16 PF (Boyle, 2004).
digunakan untuk membandingkan dengan 16 PF adalah alat asesmen
tes DAP adalah 16 PF (The Sixteen kepribadian yang meliputi rentang ukuran
Personality Factor Questionnaire). Ada normal kepribadian (Cattel, 1957, 1973).
beberapa keunggulan yang dimiliki 16 PF. Cattel mengusulkan sebuah multi-level,
Keunggulan yang pertama, 16 PF memiliki struktur hierarki kepribadian, yaitu ukuran
construct validity yang tinggi. Salah satu global yang melukiskan kepribadian yang
contoh pembuktian ini adalah dengan luas, yang secara konseptual lebih dari
adanya hubungan yang kuat dari hasil faktor primer, yang menyatakan detail yang
penelitian yang dilakukan Boyle (1989) bagus dan perbedaan yang sangat sedikit
yang mempelajari hubungan antara 16 PF membuat orang lain menjadi unik, dan lebih
dan skala Cattel, Comrey, dan Eysenck, kuat dalam memprediksi perilaku yang
kemudian penelitian yang dilakukan Dancer aktual (Boyle, 2004).
dan Woods (2007) dengan menghubungkan Faktor A dalam 16 PF terdiri dari
skala 16 PF dan FIRO-B, dan beberapa dua skor yaitu skor yang rendah disebut
penelitian yang dilakukan oleh Carnivez dan Sizothymia (A-) dan skor yang tinggi disebut
Allen (2005), Cattell (1996), Conn dan Rieke Affectothymia (A+). Pada Sizothymia (A-)
(1994) serta Gerbing dan Tuley (1991) ada beberapa karakteristik yang tergolong
yang menghubungkan antara skala 16 PF di dalamnya, antara lain suka mengkritik,
dan skala NEO-PI. Keunggulan yang kedua, selalu berpandangan pada ide yang dimiliki,
16 PF memiliki factorial validity yang baik. suka bekerja sendiri, memiliki pendekatan
Satu hal yang penting mengenai sumber intelektual yang keras, dan tidak menyukai
validitas dari pertanyaan 16 PF adalah kompromi. Reserver, detached, critical, aloof,
adanya study factor-analytic mengenai sifat dan stiff merupakan karakteristik yang
dasar dan umum pada bermacam-macam tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk.,
sampel orang (Boyle, 1989; Carnivez and 1970). Karakteristik yang tergolong di
Allen, 2005; Cattell, 1996). Hasil penelitian dalam Affectothymia (A+) antara lain suka
yang dilakukan Hofer dan kawan-kawan bergabung di dalam kegiatan kelompok,
menguatkan analisis faktor dan persamaan suka berhubungan dengan orang lain, tidak
structural modeling tes pada factorial suka mengkritik, mampu mengingat nama
invariance untuk mempelajari pengukuran orang, sedikit tergantung pada ketelitian
yang ada pada keberagaman, dan dapat kerja dan lebih senang melakukan

168 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

perjumpaan “sambil lalu”. Warmhearted, keluarganya, pemba-tasan dalam hidupnya,


outgoing, easygoing, dan participating serta kesehatannya, dan merasa tidak
merupakan karakteristik yang tertera di mampu mengatasi hidupnya. Affected by
lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970). feelings, emotionally less stable, easily upset,
Faktor B yang terdiri dari skor yang dan changeable merupakan karakteristik
rendah, yaitu Low Intelligence (B-) dan skor yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel,
yang tinggi, yaitu High Intelligence (B+). dkk., 1970). Higher Ego Strength (C+)
Low Intelligence (B-) memiliki beberapa terdapat beberapa karakteristik yang
karakteristik yang tergolong di dalamnya, berada di dalamnya, antara lain emosi yang
antara lain kapasitas mental yang rendah, dimiliki sudah masak, tenang, tidak mudah
tidak mampu menye-lesaikan emosi (lebih melihat situasi realita dan
permasalahan abstrak, kurang baik dalam fakta terlebih dahulu), dan mengendalikan
pengaturan atau pengorganisasian, tidak dalam menghadapi kesuli-tan. Emotionally
mampu mempertimbangkan sesuatu, moril stable, mature, faces reality, dan calm
rendah, dan berhenti berusaha. Crystallized, merupakan karakteristik yang tertera di
power measure, dan dull merupakan lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
karakteristik yang tertera di lembar grafik Faktor D adalah faktor yang sumber
16 PF (Cattel, dkk., 1970). Karakteristik sifatnya jelas pada anak-anak, serta sedikit
yang berada di High Intelligence (B+), berbeda pada remaja dan secara konsekuen
antara lain kapasitas mental secara umum dimasukkan pada childhood personality
tergolong tinggi, memiliki wawasan yang scales tetapi tidak berada di 16 PF
banyak, mampu mempertimbangkan dikarenakan terjadi di HSPQ. Faktor ini
dengan baik, moril tinggi, dan tekun. terdiri dari dua skor yaitu skor yang
Crystallized, power measure, dan bright rendah, disebut Phlegmatic Temprament (D-
merupakan karakteristik yang tertera di ) dan skor yang tinggi, yakni disebut
lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970). Excitability (D+). Karakteristik yang
Faktor C terdiri dari skor yang tergolong di dalam Phlegmatic Temprament
rendah disebut Emotional Instability atau (D-) antara lain mampu menahan nafsu,
Ego Weakness (C-) dan Higher Ego Strength puas terhadap diri sendiri, tenang serta
(C+). Ada beberapa karakteristik yang hati-hati, tidak mudah iri hati, dan tidak
tergolong di dalam Emotional Instability mudah gelisah (Cattel, dkk., 1970).
atau Ego Weakness (C-) antara lain mudah Karakteristik yang terdapat pada
tersing-gung yang dikarenakan sesuatu Excitability (D+) antara lain gelisah tidur,
maupun seseorang, merasa tidak puas mudah terganggu dari kerja; kebisingan;
dengan suatu situasi, yakni situasi kesulitan yang hakiki, terluka serta marah

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 169


Reni Nurhayati & Agung Santoso

jika tidak diberikan posisi penting, dan happy-go-luck merupakan karakteristik


mudah bereaksi secara emosional (Cattel, yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel,
dkk., 1970). dkk., 1970).
Faktor E terdiri dari dua skor, Faktor G terdiri dari skor yang
antara lain skor yang rendah yaitu rendah, disebut dengan Low Superego
Submissiveness (E-) dan skor yang tinggi, Strength atau Lack of Acceptance of Group
yaitu Ascendance (E+). Submissiveness (E-) Moral Standards (G-) dan skor yang tinggi,
terdiri dari beberapa karakteristik, antara yaitu Superego Strength atau Character
lain patuh, bergantung, penuh perhatian, (G+). Mudah berubah-ubah, mudah
ekspresif, mampu menyesuaikan diri, dan berhenti berusaha, cenderung ceroboh,
rendah hati. Obedient, mild, easily led, docile, kurang memiliki semangat yang kuat, acuh
dan accomodating merupakan karakteristik pada orang lain, dan sabar pada diri sendiri
yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, merupakan beberapa karak-teristik yang
dkk., 1970). Ascendance (E+) terdiri dari berada di dalam Low Superego Strength
beberapa karakteristik, antara lain assertif, atau Lack of Acceptance of Group Moral
tidak tergantung, bersungguh-sungguh, dan Standards (G-). Disregards rules dan
suka menentang. Assertive, aggressive, expedient merupakan karakteristik yang
competitive dan stubborn merupakan tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk.,
karakteristik yang tertera di lembar grafik 1970). Beberapa karakteristik yang
16 PF (Cattel, dkk., 1970). tergolong di dalam skor yang tinggi, yaitu
Faktor F memiliki skor yang rendah, Superego Strength atau Character (G+),
disebut dengan Desurgency (F-) dan skor antara lain cenderung tekun serta gigih,
yang tinggi, yaitu Surgency (F+). Desurgency bertanggung jawab, disiplin dalam
(F-) memiliki beberapa karakteristik yang emosional, konsisten, cenderung berhati-
berada di dalamnya, antara lain pendiam, hati serta teliti, dan memperhatikan standar
oang yang fokus, tidak komunikatif, dan moral dan peraturan yang ada.
orang yang suka berhati-hati serta Conscientious, persistent, moralistic, dan
cenderung lambat. Sober, taciturn, dan staid merupakan karakteristik yang tertera
serious merupakan karakteristik yang di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., Faktor H terdiri dari skor yang
1970). Beberapa karakteristik yang rendah, yakni disebut Threctia (H-) dan
tergolong di dalam Surgency (F+), antara skor yang tinggi, yaitu Parmia (H+).
lain senang bicara, senang bersorak, Beberapa karakteristik yang tergolong pada
cenderung ekspresif, cenderung siap siaga, Threctia (H-), antara lain sangat pemalu,
dan tangkas. Enthusiastic, heedless, dan merasa sakit hati jika merasa dianggap

170 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

kurang bermutu, pelan serta kurang tegas, Skor yang rendah, yakni disebut
kurang menyukai kontak sosial, lebih Zeppia (J-) dan skor yang tinggi, yaitu
memilih memiliki satu sedikit teman dekat Coasthenia (J+) merupakan bagian dari
daripada berkumpul dalam kelompok Faktor J. Zeppia (J-) memiliki beberapa
besar, dan tidak mampu menjaga kontak karakteristik, antara lain senang berada di
dengan semua yang ada di sekitarnya. Shy, dalam kelompok, senang memperhatikan,
timid, restrained, dan threat-sensitive penuh semangat, dan menerima keadaan
merupakan karakteristik yang tertera di standar yang biasa (Cattel, dkk., 1970).
lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970). Coasthenia (J+) memiliki karakteristik,
Parmia (H+) memiliki beberapa antara lain cenderung memikirkan
karakteristik, antara lain merasa bebas kesalahnnya serta bagaimana menghindari
untuk ikut berpartisipasi, menyukai masalah tersebut, memelihara rasa lelah
keramahan, suka bertemu dengan orang, ketika bangun di pagi hari, cenderung
periang, dan aktif. Adventurous, “thick- curang, dan memperlihatkan kepribadian
skinned,” dan socially bold merupakan yang berbeda ketika berada di dalam
karakteristik yang tertera di lembar grafik keolompok. Faktor J merupakan faktor yang
16 PF (Cattel, dkk., 1970). tidak dimasukkan ke dalam skala 16 PF
Faktor I terdiri dari skor yang tetapi faktor ini penting di dalam HSPQ.
rendah, yakni disebut Harria (I-) dan skor Faktor ini melengkapi deskripsi dari
yang tinggi, yaitu Premsia (I+). Harria (I-) sumber sifat primer. Penelitian mem-
memiliki beberapa karakteristik, antara lain buktikan satu dari beberapa pola sulit
maskulin, menyukai hal-hal yang praktis, untuk diinterpretasikan dari sifatnya
cenderung dewasa, memiliki solidaritas (Cattel, dkk., 1970).
kelompok, dan realistis. Thought-minded Faktor L memiliki dua skor, antara
dan rejects Illusions merupakan lain skor yang rendah, yakni disebut Alaxia
karakteristik yang tertera di lembar grafik (L-) dan skor yang tinggi, yaitu Protension
16 PF (Cattel, dkk., 1970). Beberapa (L+). Tidak memiliki ambisi serta tidak
karakteristik yang berada pada Premsia bekerja keras, mudah berubah, siap untuk
(I+), antara lain menyukai perjalanan serta melupakan kesulitan, suka memberi
pengalaman, cenderung labil, kurang toleransi serta pemahaman, dan tidak
realistis, imaginatif, dan menyukai hal yang menaruh curiga, merupakan beberapa
dramatis. Tender-minded, sensitive, karakteristik yang dimiliki Alaxia (L-).
dependent, dan overprotected merupakan Trusting, accepting, dan conditions
karakteristik yang tertera di lembar grafik merupakan karakteristik yang tertera di
16 PF (Cattel, dkk., 1970). lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 171


Reni Nurhayati & Agung Santoso

Protension (L+) juga memiliki beberapa terampil dalam menganalisis suatu sebab.
karakteristik, antara lain senang dengan hal Forthright dan unpretentious merupakan
yang berkitan dengan dogma, cenderung karakteristik yang tertera di lembar grafik
curiga pada gangguan, senang diam ketika 16 PF (Cattel, dkk., 1970). Pada Shrewdness
mengalami frustasi, dan kejam. Suspecting (N+) terdapat beberapa karakteristik,
dan jealous merupakan karakteristik yang antara lain memiliki dasar sosial, menyukai
tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., hal yang berkaitan dengan hal eksak
1970). (misalnya berhitung), pengertian terhadap
Skor yang rendah, yakni disebut diri sendiri maupun dengan orang lain,
Praxernia (M-) dan skor yang tinggi, yaitu ambisius, tegas, dan pandai. Astute dan
Autia (M+) adalah skor yang dimiliki Faktor worldly merupakan karakteristik yang
M. Praxernia (M-) memiliki beberapa tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk.,
karakteristik, antara lain menyukai hal yang 1970).
praktis, fokus pada hasil, mudah bosan, Skor yang rendah, disebut dengan
menyukai hal yang realistis, dan Unstroubled Adequacy (O-) dan skor yang
bersungguh-sungguh. Practical dan has tinggi, yaitu Guilt Proneness (O+)
“down to earth” concerns merupakan merupakan bagian dari Faktor O.
karakteristik yang tertera di lembar grafik Unstroubled Adequacy (O-) memiliki
16 PF (Cattel, dkk., 1970). Autia (M+) beberapa karakteristik, antara lain percaya
memiliki beberapa karakteristik, antara lain pada diri sendiri, ulet serta tabah,
memiliki ide, tertarik dengan seni, teori, cenderung tenang, bijaksana, tidak begitu
dasar keprcayaan, imaginatif, dan memiliki terbuka, cenderung kurang sopan, dan tidak
fantasi dari pendapat praktis. Imaginative mudah khawatir. Self-assured, placid, secure,
dan absent-minded merupakan dan complacent merupakan karakteristik
karakteristik yang tertera di lembar grafik yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel,
16 PF (Cattel, dkk., 1970). dkk., 1970). Pada Guilt Proneness (O+)
Faktor N memiliki dua skor yaitu memiliki beberapa karakteristik, antara lain
skor yang rendah, biasa disebut Naivete (N- mudah khawatir, mudah tertekan, mudah
) dan skor yang tinggi, yaitu Shrewdness tersentuh, memiliki pengertian yang kuat
(N+). Naivete (N-) memiliki beberapa pada orang lain, cermat, dan cenderung
karakteristik, antara lain kagok pada dunia suka sendiri. Apprehensive, self-reproaching,
sosial, orang yang tidak begitu jelas, insecure, worrying, dan troubled merupakan
emosionalnya hangat, spontan serta karakteristik yang tertera di lembar grafik
natural, memiliki selera yang sederhana, 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
kurang memiliki insight diri, dan kurang

172 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

Faktor Q merupakan faktor yang sound follower merupakan karakteristik


tidak terlihat di dalam perilaku dan yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel,
mungkin dapat diketahui banyak dkk., 1970). Pada Self-Sufficiency (Q2+)
mengalami “mental interior” atau mental memiliki beberapa karakteristik, antara lain
dalam, dimana peletakkannya di luar nilai lebih senang mengambil keputusan dan
subjek pada respon pertanyaan. Faktor Q1 senang menjadi sumber. Self-sufficient,
memiliki dua skore, yaitu skor yang rendah, resourceful, dan prefers own decisions
disebut dengan Conservatism of merupakan karakteristik yang tertera di
Temperament (Q1-) dan skor yang tinggi, lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
yaitu Radicalism (Q1+). Conservatism of Faktor Q3 memiliki dua skor, antara
Temprament (Q1-) memiliki beberapa lain skor yang rendah, yakni disebut Low
karakteristik, antara lain suka dengan hal Self-Sentiment Integration (Q3-) dan skor
yang berhubungan dengan hemat, yang tinggi, yaitu High Strength of Self-
menghormati suatu ide, dan sulit untuk Sentiment (Q3+). Low Self-Sentiment
bertoleransi. Conservative, respecting Integration (Q3-) terdiri dari beberapa
established ideas, dan tolerant of traditional karakteristik, antara lain kurang terkontrol,
difficulties merupakan karakteristik yang mengikuti dorongan, dan kurang terbuka
tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., pada peraturan sosial. Uncontrolled, lax,
1970). Radicalism (Q1+) memiliki beberapa follows own urges, dan careless of social
karakteristik, antara lain suka hal yang rules merupakan karakteristik yang tertera
berhubungan dengan eksperimen serta di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
percobaan, liberal, suka menganalisis, dan High Strength of Self-Sentiment (Q3+)
suka berpikir bebas. Experimenting, liberal, memiliki beberapa karakteristik, antara lain
analytical, dan free-thinking merupakan setuju pada karakter respon sosial,
karakteristik yang tertera di lembar grafik memiliki kontrol diri, tekun, memiliki
16 PF (Cattel, dkk., 1970). pemikiran ke masa depan, penuh perhatian
Faktor Q2 memiliki dua skor, antara dengan orang lain, teliti, dan menghormati
lain skor yang rendah, yaitu Group tata cara serta reputasi sosial. Controlled,
Dependency (Q2-) dan skor yang tinggi, yaitu exacting, will power, socially precise,
disebut Self-Sufficiency (Q2+). Group compulsive, dan following self-image
Dependency (Q2-) memiliki beberapa merupakan karakteristik yang tertera di
karakteristik, antara lain senang hidup di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
dalam kelompok, tergantung pada izin Skor yang rendah, yakni disebut
sosial, dan mengikuti kebiasaan adat. Low Ergic Tension (Q4-) dan skor yang
Sociably group dependent dan A “joiner” dan tinggi, yaitu High Ergic Tension (Q4+)

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 173


Reni Nurhayati & Agung Santoso

merupakan skor yang ada pada Faktor Q4. layanan psikologi, berupa hasil tes grafis
Cenderung santai, tenang, cenderung dan tes 16 PF. Data tes grafis kemudian
lamban, kurang melakukan pencegahan, diinterpretasi oleh 2 orang psikolog dengan
dan senang menyusun sesuatu merupakan menggunakan skala diferensial semantik
beberapa karakter yang dimiliki Low Ergic yang mengukur masing-masing dimensi
Tension (Q4-). Relaxed, tranquil, torpid, pada tes DAP. Hasil interpretasi ini
unfrustrated, dan composed merupakan kemudian diuji reliabilitasnya dengan cara
karakteristik yang tertera di lembar grafik mengorelasikan skor dari psikolog pertama
16 PF (Cattel, dkk., 1970). High Ergic dengan skor psikolog kedua. Dimensi tes
Tension (Q4+) memiliki beberapa DAP yang memiliki reliabilitas rendah
karakteristik, antara lain cenderung senang digugurkan, kemudian skor dari dimensi
melakukan pencegahan, mampu mengge- yang tidak gugur dikorelasikan dengan skor
rakkan, terlalu mudah lelah, dan cenderung dari setiap faktor pada tes 16 PF.
suka bertingkah. Tense, frustrated, driven,
Subjek penelitian
overwrought, dan fretful merupakan
Sampel dalam penelitian ini
karakteristik yang tertera di lembar grafik
melibatkan data 200 orang yang mengikuti
16 PF (Cattel, dkk., 1970).
seleksi kerja. Data tersebut berasal dari
Pada penelitian ini masing-masing
sebuah pusat layanan psikologi Yogyakarta.
dimensi DAP akan dikorelasikan dengan
Kesamaan keadaan subjek tersebut dimak-
masing-masing faktor yang ada pada 16 PF.
sudkan agar ada keseragaman keadaan
Semakin besar korelasi yang terjadi antara
tekanan pada subjek yang sedang
dimensi yang telah ditemukan pada DAP
mengerjakan tes DAP dan 16PF sehingga
dan item yang ada di dalam 16 PF, maka
diharapkan bisa mengurangi variabel lain
dimensi tersebut dapat digunakan sebagai
yang mempengaruhi hasil tes dan
standard dimensi untuk tes DAP. Standard
menghasilkan data yang dapat digunakan
dimensi ini diharapkan dapat digunakan
sebagai standar.
untuk mening-katkan objektifitas para
penginterpretasi dalam menginterpretasi
Metode pengumpulan data
tes DAP.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Metode
metode dokumentasi dan metode skala.
Penelitian ini menggunakan desain
Metode data arsip dapat diperoleh melalui
penelitian kuantitatif dengan beberapa
catatan atau dokumen yang mencatat
tahapan. Pada tahap pertama, peneliti
aktivitas individu, institusi, pemerintah, dan
mengumpulkan data yang diperoleh dari
kelompok-kelompok lainnya. Dokumen-
partisipan tes seleksi kerja di suatu pusat

174 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

dokumen yang ada dipelajari untuk pada setiap rangkaian, kemudian diikuti
memperoleh data dan informasi dalam kontinum-kontinum psikologis dimana
penelitian ini, yaitu berupa data tes DAP kedua kutubnya berisi kata sifat yang
dan 16 PF pada 200 subjek dari suatu Biro berlawanan. Kata sifat yang berlawanan ini
Psikologi di Yogyakarta. meliputi kata sifat yang favorable dan kata
Penilaian dimensi pada DAP sifat yang tidak favorable (unfavorable)
dilakukan dengan menggunakan skala (Azwar, 1997). Pada penelitian ini, peneliti
diferensial semantik yang disusun oleh menggunakan skala yang menyediakan
peneliti. Skala yang digunakan terdiri dari pilihan jawaban dengan skor 1-7. Dimana
serangkaian kata sifat yang dapat menun- angka 1 memiliki nilai yang paling rendah
jukkan karakteristik stimulus yang dan angka 7 memiliki nilai yang paling
disajikan kepada sampel. Apabila tinggi dari masing-masing pernyataan.
serangkaian kata sifat yang menunjukkan Beberapa contoh dimensi yang digunakan
karakteristik stimulus atau objek sikap dalam skala, antara lain:
telah dipilih dan ditentukan, maka objek
sikap disajikan sebagai stimulus tungggal

1. Berdasarkan eksekusi (ukuran figur)


a. Penempatan gambar
Sangat bawah Sangat atas

1 2 3 4 5 6 7

b. Ukuran figur
Sangat kecil Sangat besar

1 2 3 4 5 6 7

2. Berdasarkan fungsional
a. Kepala
Sangat kecil Sangat besar

1 2 3 4 5 6 7

b. Mata
Tertutup Terbuka

1 2 3 4 5 6 7

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 175


Reni Nurhayati & Agung Santoso

Metode analisis data melihat kumpulan-kumpulan dimensi mana


Analisis data yang digunakan dalam yang berkorelasi dengan Faktor-faktor 16
penelitian ini adalah analisis data PF, dan dengan mempertimbangkan nilai
kuantitatif. Data DAP yang diperoleh dari korelasi terbesar dari setiap dimensi.
skala diferensial semantik yang dikerjakan Peneliti menggunakan program SPSS
oleh dua orang psikolog. Selanjutnya data version 17.00 untuk melakukan proses
dari kedua psikolog dicari reliabilitasnya analisis tersebut.
menggunakan analisis korelasi. Setelah
diketahui reliabilitasnya, peneliti menjum- Hasil
lahkan skor dari data yang dihasilkan dua Reliabilitas inter-rater

orang psikolog. Jumlah ini akan diolah Pada tahap ini peneliti mencari

menggunakan Analisis faktor terlebih reliabilitas dari penilaian dimensi yang

dahulu untuk mengeksplorasi dimensi- diberikan oleh dua psikolog. Pencarian

dimensi dalam tes DAP. Setelah selesai reliabilitas ini bertujuan untuk melihat

tahap yang pertama, kemudian akan apakah nilai dimensi yang diberikan oleh

menghasilkan kumpulan – kumpulan dua psikolog tersebut memiliki keajegan.

dimensi yang saling terkait satu sama lain. Usaha peneliti untuk mencari reliabilitas

Dimensi yang saling terkait tersebut tersebut adalah dengan cara

kemudian akan dikore-lasikan dengan data mengorelasikan jawaban dari dua psikolog

masing-masing Faktor 16 PF. Peneliti yang memberikan penilaian pada dimensi:

menggunakan analisis regresi untuk

Tabel 1. Nilai Korelasi Penilaian Dimensi DAP oleh Psikolog


No. Dimensi Nilai
1. Penempatan gambar sangat kiri – sangat kanan 0,660
2. Penempatan gambar sangat bawah – sangat atas 0,719
3. Ukuran figur sangat kecil – sangat besar 0,789
4. Tipe garis sangat samar-samar – sangat jelas 0,154
5. Tipe garis satu garis – garis bertumpuk 0,347
6. Tipe garis terputus-putus – menyambung 0,627
7. Hapusan sangat sedikit – sangat banyak 0,335
8. Shading sangat lemah – sangat kuat 0,167
9. Kepala sangat kecil – sangat besar 0,537
10. Rambut sangat kurang – rambut dilebihkan 0,716
11. Rambut sangat berantakan – sangat rapi 0,581
12. Rambut sangat berombak – sangat lurus 0,505
13. Rambut semakin tidak ditutupi – semakin ditutupi 0,031

176 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

No. Dimensi Nilai


14. Alis sangat pendek – sangat panjang 0,673
15. Alis sangat berantakan – sangat rapi 0,717
16. Mata tertutup – terbuka 0,716
17. Lingkaran mata makin kecil – lingkaran mata makin besar 0, 682
18. Telinga semakin tidak jelas – semakin jelas 0,766
19. Telinga sangat kecil – sangat besar 0,806
20. Hidung sangat pendek – sangat panjang 0,775
21. Hidung sangat kecil – sangat besar 0,698
22. Mulut semakin tidak jelas – semakin jelas 0,543
23. Mulut semakin tertutup – semakin terbuka -0,337
24. Leher semakin tidak jelas – semakin jelas 0,710
25. Leher sangat kecil – sangat besar 0,661
26. Leher sangat pendek – sangat panjang 0,739
27. Lengan sangat pendek – sangat panjang -0,029
28. Lengan menjauhi tubuh – mendekati tubuh 0,662
29. Tangan sangat kabur – sangat jelas 0,536
30. Tangan sangat kecil – sangat besar 0,583
31. Jari tangan sangat pendek – sangat panjang 0,739
32. Jari tangan tumpul – sangat runcing 0,715
33. Kaki sangat kecil – sangat besar 0,352
34. Kaki sangat pendek – sangat panjang 0,573
35. Jari kaki semakin tidak jelas – semakin jelas 0,794

Dari 35 dimensi tersebut terdapat 5 Analisis faktor


dimensi yang tergolong memiliki reliabilitas Setelah peneliti mempertimbangkan
di bawah 0,3 dan tidak digunakan, antara reliabilitas, 30 dimensi digunakan untuk
lain tipe garis sangat samar-samar – sangat analisis selanjutnya. Dimensi ini tergolong
jelas (0,154), shading sangat lemah – sangat dimensi yang baik dan masih dapat
kuat (0,167), rambut semakin tidak ditutupi digunakan untuk analasis selanjutnya. Dari
– semakin ditutupi (0,031), mulut semakin 30 dimensi yang ada pada DAP, peneliti
tertutup – semakin terbuka (-0,337), dan menemukan 8 faktor. Faktor-faktor DAP ini
lengan sangat pendek – sangat panjang (- didapatkan peneliti berdasarkan tahap
0,029). analisis dengan melihat hasil screen plot,
percentage of varian criterion pada masing-
masing dimensi DAP, dan melihat
percentage of varian criterion pada masing-
masing dimensi DAP.

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 177


Reni Nurhayati & Agung Santoso

Tabel 2. Faktor Draw-A-Person (DAP)


Faktor Dimensi Draw-A-Person (DAP)
Faktor I Tangan kabur – jelas (0,681),
jari tangan pendek – panjang (0,902),
jari tangan tumpul – runcing (0,911).
Faktor II Leher tidak jelas – jelas (0,866),
leher kecil – besar (0,784),
leher pendek – panjang (0,917).
Faktor III Penempatan gambar kanan – kiri (0,524),
kepala besar – kecil (0-,576),
tangan kecil – besar (0,376),
kaki kecil – besar (0,833),
kaki pendek – panjang (0,700).
Faktor IV Rambut kurang – lebih (0,644),
rambut berantakan – rapi (0,670),
rambut berombak – lurus (0,726),
lengan menjauhi – mendekati tubuh (-
0,593).
Faktor V Ukuran figur kecil – besar (0,313),
hapusan sedikit – banyak (0,368),
mata tutup – buka (0,846),
lingkar mata kecil – besar (0,804),
mulut tidak jekas – jelas (0,476).
Faktor VI Tipe garis terputus – menyambung (0,252),
telinga tidak jelas – jelas (0,841),
telinga kecil – besar (0,822).
Faktor VII Alis pendek – panjang (0,856),
alis berantakan – rapi (0,830),
jari kaki tidak jelas – jelas (0,265)
Faktor VIII Penempatan gambar bawah – atas (-0,152),
tipe garis tunggal – tumpuk (0,184),
hidung pendek – panjang (0,871),
hidung kecil – besar (0,881).

Hasil Regresi 3,513, p = 0,001). Hal tersebut


Dari delapan Faktor DAP hanya ada menunjukkan bahwa ternyata dari
dua faktor yang berkorelasi signifikan kedelapan faktor yang ada, hanya dua
dengan Faktor 16 PF. Faktor VII memiliki faktor saja yang mampu menjadi prediktor.
hubungan yang signifikan berarti mampu
memprediksi Faktor Q3 (B = 0,069, T = Pembahasan
2,758, p = 0,006) dan Faktor I memiliki Faktor Q3 memiliki p = 0,050, hal ini

hubungan yang signifikan berarti mampu memasuki kriteria taraf signifikansi p ≤

memprediksi Faktor Q4 (B = -0,061, T = - 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Faktor

178 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

VII memiliki hubungan yang cukup Faktor Q4 memiliki p = 0,006, hal ini
signifikan dan cukup mampu memprediksi memasuki kriteria taraf signifikansi p ≤
Faktor Q3 ( B = 0,069, T = 2,758, p = 0,006) 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Faktor
yang memenuhi kriteria taraf signifikasi I memiliki hubungan yang signifikan dan
yang baru p ≤ 0,006. Beta (B) pada cukup mampu memprediksi Faktor Q4 (B = -
hubungan signifikan antara Faktor VII pada 0,061, T = -3,513, p = 0,001) yang
DAP dengan Faktor Q3 pada 16 PF memiliki memenuhi kriteria taraf signifikasi yang
nilai yang positif. Hal ini memiliki arti jika baru p ≤ 0,006. Beta (B) pada hubungan
nilai Faktor VII meningkat maka nilai signifikan antara Faktor I pada DAP dan
Faktor Q3 juga meningkat, begitu pula jika Faktor Q4 pada 16 PF memiliki nilai yang
nilai Faktor VII menurun maka nilai Faktor negatif. Hal ini memiliki arti jika nilai Faktor
Q3 juga menurun. Berdasarkan pernyataan I meningkat maka nilai Faktor Q4 menurun,
tersebut, dapat dikatakan jika dimensi begitupun jika nilai Faktor I menurun maka
Faktor VII pada DAP, yaitu semakin panjang nilai Faktor Q4 meningkat. Berdasarkan
gambar alis, semakin rapi gambar alis, pernyataan tersebut, dapat dikatakan juga
semakin jelas gambar jari kaki maka dapat jika dimensi Faktor I pada DAP, yaitu
memprediksi Faktor Q3 pada 16 PF, yaitu penempatan gambar makin ke bawah, tipe
kontrol diri yang dimiliki seseorang garis semakin bertumpuk, semakin panjang
semakin baik, seseorang semakin terbuka gambar hidung, semakin besar gambar
pada peraturan sosial yang ada di hidung, maka dapat memprediksi Faktor Q4
sekitarnya, semakin tekun, semakin pada 16 PF, yaitu seseorang kurang cekatan
memiliki pemikiran pada masa depan, dalam melakukan suatu kegiatan, seseorang
memiliki perhatian pada orang lain, dan kurang memiliki perilaku dalam hal
memiliki ketelitian. Begitupun sebaliknya, pencegahan terhadap suatu hal,
semakin pendek gambar alis, semakin kecenderungan kurang suka bertingkah,
berantakan gambar alis, dan semakin tidak dan kecenderungan orang yang tidak
jelas gambar jari kaki, maka dapat mudah lelah. Begitupun sebaliknya, gambar
memprediksi Faktor Q3 pada 16 PF, yaitu lengan semakin menjauhi tubuh, semakin
seseorang yang memiliki kontrol diri yang kabur gambar tangan, semakin pendek
kurang baik, seseorang semakin tertutup gambar jari tangan, semakin tumpul
pada peraturan sosial yang ada di gambar jari tangan, semakin samar tipe
sekitarnya, semakin kurang tekun, kurang garis dalam gambar, dan semakin terbuka
memiliki pemikiran pada masa depan, gambar mulut, maka dapat memprediksi
kurang memiliki perhatian pada orang lain, Faktor Q4 pada 16 PF yaitu seseorang
dan kurang memiliki ketelitian. cekatan dalam melakukan suatu kegiatan,

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 179


Reni Nurhayati & Agung Santoso

seseorang memiliki perilaku dalam hal perbedaan DAP dalam memprediksi


pencegahan terhadap suatu hal, konstruk akan memperkecil hubungan
kecenderungan suka bertingkah, dan signifikan antar dimensi DAP.
kecenderungan orang yang mudah lelah.
b. Adanya kemungkinan variabel lain yang
Faktor VII dan Faktor Q3 memiliki
mempengaruhi responden dalam
R2 = 0,07 dengan sumbangan efektif Faktor
menggambar DAP. Secara teori, hasil
VII pada Faktor Q3 sebesar 7%. Hal ini juga
gambaran seseorang merupakan hasil
memiliki arti bahwa sebanyak 93% variasi
proyeksi dari pribadi dirinya yang
Faktor Q3 mengikuti variasi variabel lain.
memiliki hubungan erat dengan impuls-
Selanjutnya Faktor I dan Faktor Q4
impuls, kecemasan, konflik-konflik, dan
memiliki R2 = 0,106 dengan sumbang efektif
ciri-ciri kompensatoris individu yang
Faktor I pada Faktor Q4 sebesar 10,6%. Hal
bersangkutan. Berdasarkan penelitian
ini juga memiliki arti bahwa sebanyak
ini, peneliti menduga bahwa mungkin
89,4% variasi Faktor Q4 mengikuti variabel
gambar yang dibuat oleh seseorang tidak
lain. Dari paparan di atas, dapat
hanya memproyeksikan dirinya
disimpulkan hubungan antara DAP dan 16
melainkan bisa mengungkap variabel
PF tampak sangat lemah.
yang lain (Machover, 1965). Misalnya
Jumlah faktor yang digunakan baik
saja, dari hasil gambar dapat dilihat
yang belum maupun yang sudah
tingkat intelegensi responden tersebut.
mempertimbangkan reliabililitas tergolong
Ini berarti hasil gambaran responden
terlalu banyak. Hal ini dikarenakan korelasi
merupakan pengaruh tingkat intelegensi
antar dimensi yang cenderung kecil.
yang dimiliki responden.
Terjadinya korelasi yang kecil antar
dimensi DAP ini dapat disebabkan beberapa
Simpulan
hal. Peneliti menduga penyebabnya antara
Berdasarkan hasil penelitian dan
lain :
pembahasan yang telah diuraikan

a. Proses menggambar atribut-atribut sebelumnya, maka dapat disimpulkan

kepribadian yang berbeda secara bahwa antara Faktor 16 PF dan Faktor

kualitatif. Hal ini memiliki pengertian Draw-A-Person (DAP) didapatkan dua

bahwa tiap-tiap dimensi DAP akan Faktor Draw-A-Person (DAP) yang dapat

memiliki prediksi konstruk yang digunakan untuk memprediksi beberapa

berbeda. Misalnya: gambar tekanan mata Faktor 16 PF. Faktor tersebut antara lain:

dalam DAP dapat mengukur variabel A, Faktor VII dengan Faktor Q3 dan Faktor I

sedangkan gambar tangan dapat dengan Faktor Q4.

mengukur variabel B. Banyaknya

180 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018


Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor Kepribadian 16PF

Saran Daftar Pustaka


Dari hasil analisis faktor dan analisis
Agnes, I. E. (2010). Pendapat tentang Draw-A-
regresi, ada beberapa dimensi Draw-A- Person (DAP) (Rekaman Seluler).
Yogyakarta: Fakultas psikologi
Person (DAP) yang dapat diprediksi oleh
Universitas Sanata Dharma.
Faktor 16 PF. Pengguna atau
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas.
penginterpretasi Draw-A-Person (DAP) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebaiknya mempertimbangkan dimensi
Boyle, G. J. (1989). Re-examination of the
yang dapat diprediksi sebagai dimensi valid major personality factors in the
Cattel, Comrey, and Eysenck scales:
yang dapat digunakan untuk
Were the factor solutions of Noller
menginterpretasi tes Draw-A-Person (DAP). et al. optimal? Personality and
Individual Differences, 10(12), 1289-
Hal ini juga bisa dilakukan dengan cara 1299.
penginterpretasi menggunakan tes
______________ (2004). 16 PF: Personality. Sage
kepribadian lain yang lebih valid untuk Benchmarks in Psychology
mendampingi interpretasi tes Grafis.
Carnivez, G. L., & Allen, T. J. (2005).
Saran untuk peneliti selanjutnya Convergent and factorial validity of
the 16 PF anf the NEO-PI-R. Naskah
adalah, berdasarkan beberapa kelemahan
dipresentasikan pada pada Konvensi
penelitian yang telah diuraikan pada bab Tahunan American Psychological
Association, Washington, DC.
sebelumnya, peneliti selanjutnya dapat
menambahkan jumlah sampel, sehingga Cattell, H. E. P. (1996). The original big five: A
historical perspective. European
sampel yang digunakan untuk analisis Review of Applied Psychology, 46(1),
dapat ideal. Peneliti selanjutnya juga bisa 5-14.

menambahkan dimensi DAP yang belum Cattel, R. B. (1975). Personality and motivation
structure and measurement. New
digunakan dalam penelitian ini. Kemudian,
York: Harcourt, Brace and World.
peneliti selanjutnya bisa juga
______________ (1973). Personality and mood by
mengorelasikan tes DAP dengan questionnaire. San Fransisco: Jossey-
menggunakan tes Kepribadian lain yang Bass.

mengungkap aspek yang berbeda dari Cattel, R. B., Eber, H. W., & Tatsuoka, M. M.
(1970). Handbook for the sixteen
atribut dari 16 PF. Peneliti selanjutnya juga
personality factor questionnaire.
dapat menggunakan teknik-teknik yang lain Champaign, Illinois: Institute for
Personality and Ability Testing.
untuk mendapatkan faktor-faktor yang
lebih objektif dari dimensi yang telah Conn, S. R. & Rieke, M. L. (1994). The 16 PF
fifth edition technical manual.
ditemukan oleh Machover, misalnya Champaign, Illinois: Institute for
menggunakan Multi Dimentional Scale Personality and Ability Testing.

(MDS)..

PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018 181


Reni Nurhayati & Agung Santoso

Dancer, L. J., & Woods, S. A. (2007). Higher-


order factor sructures and
intercorelations of 16 PF and FIRO-
B. International Journal of Selection
and Assessment, 14(4), 385-391.

Edwin A., & Bellak L. (1950). Projective


psychology. New York: Grove Presss
Inc.

Gerbing, D. W., & Tuley, M. R. (1991). The 16


PF related to the five-factor model of
personality: Multiple-indicator
measurement versus the a priori
scales. Multivariate Behavioral
Research, 26(2), 271-289.

Groth-Marnat, G., & Roberts, L. (1998). Human


figure drawings and house–tree–
Person drawings as indicators of
self-esteem: A quantitative
approach. Journal of Clinical
Psychology, 54, 219–222.

Hooker, K., & McAdams, P. (2003). Personality


reconsidered: A new agenda for
aging research. Journal of
Gerontology, 6, 296 – 304.

Machover, K. (1965). Personality projection in


the drawing of the human figure: A
methode of personality investigation,
sixth edition, springfield, thomas.
(Terjemahan Hanna Widjaja), UPT
Fakultas Psikologi Universitas
Padjajaran.

182 PSIKOLOGIKA Volume 23 Nomor 2 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai