Reni Nurhayati
Agung Santoso
Abstract. This study aims to determine how the dimensions of Draw A Person test (DAP) is able
to uncover traits from the 16 PF test (The Sixteen Personality Factor Questionnaire). Data from
200 subject who filled the DAP and 16 PF tests were processed and analyzed using exploratory
factor analysis and regression. From the analysis of factor analysis to people's image expression
data, we obtained 8 sets of factors, namely Factor I - VIII from DAP. From the regression test
between Factor 16 PF and the factor image test of the person, it was found several Factors 16 PF
which can be used to predict some expressions of people's images. These factors include Factor
Q3 which is able to predict Factor VII and Factor Q4 that is able to predict Factor I.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dimensi-dimensi penilaian
tes ekspresi gambar orang (DAP/Draw A Person) mampu mengungkap traits dari tes 16 PF (The
Sixteen Personality Factor Questionnaire). Sebanyak 200 data subjek yang berasal dari tes DAP
dan 16 PF diolah dan dianalisis menggunakan analisis faktor eksploratori dan regresi. Dari
pengujian analisis faktor terhadap data ekspresi gambar orang didapatkan 8 kumpulan faktor
yaitu Faktor I – VIII dari DAP. Dari pengujian regresi antara Faktor 16 PF dengan Faktor tes
gambar orang, didapatkan beberapa Faktor 16 PF yang dapat digunakan untuk memprediksi
beberapa ekspresi gambar orang. Faktor tersebut antara lain adalah Faktor Q3 yang mampu
memprediksi Faktor VII dan Faktor Q4 yang mampu memprediksi Faktor I.
165
Reni Nurhayati & Agung Santoso
Tes grafis saat ini masih banyak subjek yang sedang mengalami masalah,
digunakan sebagai alat asesmen maka hasil tes yang dapat dibaca adalah
kepribadian di Indonesia. Salah satu jenis bagian pola subjek sewaktu menghadapi
tes grafis yang peka terhadap masalah dan bukan merupakan pola
kecenderungan kepribadian seseorang kepribadian yang utuh pada subjek. Jika
secara personal adalah tes DAP (Draw A masalah yang kedua ini diinterpretasi oleh
Person) (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 orang belum memiliki pengalaman dan
Mei 2010). Baum misalnya, hanya belum memiliki jam terbang yang tinggi,
mengungkap fungsi okupasi individu dan dikhawatirkan akan menghasilkan interpre-
tes House Tree Person (HTP) yang hanya tasi yang bersifat hanya membaca subjek
mengungkap tentang pola keluarga pada saat itu saja tanpa memperhatikan
individu. Dapat disimpulkan bahwa DAP kondisi subjek yang sesungguhnya
memiliki kemam-puan menyeluruh untuk (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 Mei
melihat bagaimana subjek menghadapi 2010). Kelemahan yang kedua adalah tes ini
stimulus yang ada di hadapannya dan di bersifat subjektif, sehingga jika hasil tes ini
sekitarnya (Hooker & McAdams, 2003). diinterpretasi oleh orang yang belum
Menurut Machover, DAP juga mampu banyak memiliki jam terbang dan belum
mengungkap beberapa hal yang terkait banyak memiliki pengalaman dalam
dengan subjek secara spesifik, antara lain menginterpretasi tes grafis maka hasilnya
umur, sekolah, ambisi, karakteristik akan menjadi kurang valid (Groth-Marnat &
kepribadian, kehidupan serta perilaku di Robert, 1984).
dalam kehidupan keluarga pada subjek Berdasarkan kelemahan tersebut,
yang menggambar (Groth-Marnat & Robert, maka perlu dilakukan penelitian untuk
1984). Melengkapi pernyataan Machover, memberi alternatif metode pemberian skor
Sidney Levy menambahi bahwa DAP juga pada DAP. Alternatif ini diharapkan dapat
dianggap mampu mengungkap simbol mengisi objektivitas penilaian untuk DAP.
ekspresi atau ekspresi yang dituangkan Penilaian ini dilakukan dengan cara
subyek pada hasil gambarannya (Edwin & menggunakan ekspresi gambar pada DAP
Bellak, 1950). untuk mengungkap traits atau sifat pada
Tes grafis memiliki beberapa seseorang (Hooker & McAdams, 2003).
kelemahan yang dapat menggangu validitas Ekspresi gambar tersebut didapat dari
penggunaannya. Kelemahan yang pertama melihat dan menginterpretasi dimensi DAP.
adalah hasil tes grafis yang didapatkan Konsep-konsep yang mendasari
sangat tergantung pada situasi psikologis teknik-teknik analisis gambar DAP
subjek. Misalnya tes grafis diberikan pada dikembangkan dengan cara meneliti ribuan
kurang bermutu, pelan serta kurang tegas, Skor yang rendah, yakni disebut
kurang menyukai kontak sosial, lebih Zeppia (J-) dan skor yang tinggi, yaitu
memilih memiliki satu sedikit teman dekat Coasthenia (J+) merupakan bagian dari
daripada berkumpul dalam kelompok Faktor J. Zeppia (J-) memiliki beberapa
besar, dan tidak mampu menjaga kontak karakteristik, antara lain senang berada di
dengan semua yang ada di sekitarnya. Shy, dalam kelompok, senang memperhatikan,
timid, restrained, dan threat-sensitive penuh semangat, dan menerima keadaan
merupakan karakteristik yang tertera di standar yang biasa (Cattel, dkk., 1970).
lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970). Coasthenia (J+) memiliki karakteristik,
Parmia (H+) memiliki beberapa antara lain cenderung memikirkan
karakteristik, antara lain merasa bebas kesalahnnya serta bagaimana menghindari
untuk ikut berpartisipasi, menyukai masalah tersebut, memelihara rasa lelah
keramahan, suka bertemu dengan orang, ketika bangun di pagi hari, cenderung
periang, dan aktif. Adventurous, “thick- curang, dan memperlihatkan kepribadian
skinned,” dan socially bold merupakan yang berbeda ketika berada di dalam
karakteristik yang tertera di lembar grafik keolompok. Faktor J merupakan faktor yang
16 PF (Cattel, dkk., 1970). tidak dimasukkan ke dalam skala 16 PF
Faktor I terdiri dari skor yang tetapi faktor ini penting di dalam HSPQ.
rendah, yakni disebut Harria (I-) dan skor Faktor ini melengkapi deskripsi dari
yang tinggi, yaitu Premsia (I+). Harria (I-) sumber sifat primer. Penelitian mem-
memiliki beberapa karakteristik, antara lain buktikan satu dari beberapa pola sulit
maskulin, menyukai hal-hal yang praktis, untuk diinterpretasikan dari sifatnya
cenderung dewasa, memiliki solidaritas (Cattel, dkk., 1970).
kelompok, dan realistis. Thought-minded Faktor L memiliki dua skor, antara
dan rejects Illusions merupakan lain skor yang rendah, yakni disebut Alaxia
karakteristik yang tertera di lembar grafik (L-) dan skor yang tinggi, yaitu Protension
16 PF (Cattel, dkk., 1970). Beberapa (L+). Tidak memiliki ambisi serta tidak
karakteristik yang berada pada Premsia bekerja keras, mudah berubah, siap untuk
(I+), antara lain menyukai perjalanan serta melupakan kesulitan, suka memberi
pengalaman, cenderung labil, kurang toleransi serta pemahaman, dan tidak
realistis, imaginatif, dan menyukai hal yang menaruh curiga, merupakan beberapa
dramatis. Tender-minded, sensitive, karakteristik yang dimiliki Alaxia (L-).
dependent, dan overprotected merupakan Trusting, accepting, dan conditions
karakteristik yang tertera di lembar grafik merupakan karakteristik yang tertera di
16 PF (Cattel, dkk., 1970). lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
Protension (L+) juga memiliki beberapa terampil dalam menganalisis suatu sebab.
karakteristik, antara lain senang dengan hal Forthright dan unpretentious merupakan
yang berkitan dengan dogma, cenderung karakteristik yang tertera di lembar grafik
curiga pada gangguan, senang diam ketika 16 PF (Cattel, dkk., 1970). Pada Shrewdness
mengalami frustasi, dan kejam. Suspecting (N+) terdapat beberapa karakteristik,
dan jealous merupakan karakteristik yang antara lain memiliki dasar sosial, menyukai
tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk., hal yang berkaitan dengan hal eksak
1970). (misalnya berhitung), pengertian terhadap
Skor yang rendah, yakni disebut diri sendiri maupun dengan orang lain,
Praxernia (M-) dan skor yang tinggi, yaitu ambisius, tegas, dan pandai. Astute dan
Autia (M+) adalah skor yang dimiliki Faktor worldly merupakan karakteristik yang
M. Praxernia (M-) memiliki beberapa tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel, dkk.,
karakteristik, antara lain menyukai hal yang 1970).
praktis, fokus pada hasil, mudah bosan, Skor yang rendah, disebut dengan
menyukai hal yang realistis, dan Unstroubled Adequacy (O-) dan skor yang
bersungguh-sungguh. Practical dan has tinggi, yaitu Guilt Proneness (O+)
“down to earth” concerns merupakan merupakan bagian dari Faktor O.
karakteristik yang tertera di lembar grafik Unstroubled Adequacy (O-) memiliki
16 PF (Cattel, dkk., 1970). Autia (M+) beberapa karakteristik, antara lain percaya
memiliki beberapa karakteristik, antara lain pada diri sendiri, ulet serta tabah,
memiliki ide, tertarik dengan seni, teori, cenderung tenang, bijaksana, tidak begitu
dasar keprcayaan, imaginatif, dan memiliki terbuka, cenderung kurang sopan, dan tidak
fantasi dari pendapat praktis. Imaginative mudah khawatir. Self-assured, placid, secure,
dan absent-minded merupakan dan complacent merupakan karakteristik
karakteristik yang tertera di lembar grafik yang tertera di lembar grafik 16 PF (Cattel,
16 PF (Cattel, dkk., 1970). dkk., 1970). Pada Guilt Proneness (O+)
Faktor N memiliki dua skor yaitu memiliki beberapa karakteristik, antara lain
skor yang rendah, biasa disebut Naivete (N- mudah khawatir, mudah tertekan, mudah
) dan skor yang tinggi, yaitu Shrewdness tersentuh, memiliki pengertian yang kuat
(N+). Naivete (N-) memiliki beberapa pada orang lain, cermat, dan cenderung
karakteristik, antara lain kagok pada dunia suka sendiri. Apprehensive, self-reproaching,
sosial, orang yang tidak begitu jelas, insecure, worrying, dan troubled merupakan
emosionalnya hangat, spontan serta karakteristik yang tertera di lembar grafik
natural, memiliki selera yang sederhana, 16 PF (Cattel, dkk., 1970).
kurang memiliki insight diri, dan kurang
merupakan skor yang ada pada Faktor Q4. layanan psikologi, berupa hasil tes grafis
Cenderung santai, tenang, cenderung dan tes 16 PF. Data tes grafis kemudian
lamban, kurang melakukan pencegahan, diinterpretasi oleh 2 orang psikolog dengan
dan senang menyusun sesuatu merupakan menggunakan skala diferensial semantik
beberapa karakter yang dimiliki Low Ergic yang mengukur masing-masing dimensi
Tension (Q4-). Relaxed, tranquil, torpid, pada tes DAP. Hasil interpretasi ini
unfrustrated, dan composed merupakan kemudian diuji reliabilitasnya dengan cara
karakteristik yang tertera di lembar grafik mengorelasikan skor dari psikolog pertama
16 PF (Cattel, dkk., 1970). High Ergic dengan skor psikolog kedua. Dimensi tes
Tension (Q4+) memiliki beberapa DAP yang memiliki reliabilitas rendah
karakteristik, antara lain cenderung senang digugurkan, kemudian skor dari dimensi
melakukan pencegahan, mampu mengge- yang tidak gugur dikorelasikan dengan skor
rakkan, terlalu mudah lelah, dan cenderung dari setiap faktor pada tes 16 PF.
suka bertingkah. Tense, frustrated, driven,
Subjek penelitian
overwrought, dan fretful merupakan
Sampel dalam penelitian ini
karakteristik yang tertera di lembar grafik
melibatkan data 200 orang yang mengikuti
16 PF (Cattel, dkk., 1970).
seleksi kerja. Data tersebut berasal dari
Pada penelitian ini masing-masing
sebuah pusat layanan psikologi Yogyakarta.
dimensi DAP akan dikorelasikan dengan
Kesamaan keadaan subjek tersebut dimak-
masing-masing faktor yang ada pada 16 PF.
sudkan agar ada keseragaman keadaan
Semakin besar korelasi yang terjadi antara
tekanan pada subjek yang sedang
dimensi yang telah ditemukan pada DAP
mengerjakan tes DAP dan 16PF sehingga
dan item yang ada di dalam 16 PF, maka
diharapkan bisa mengurangi variabel lain
dimensi tersebut dapat digunakan sebagai
yang mempengaruhi hasil tes dan
standard dimensi untuk tes DAP. Standard
menghasilkan data yang dapat digunakan
dimensi ini diharapkan dapat digunakan
sebagai standar.
untuk mening-katkan objektifitas para
penginterpretasi dalam menginterpretasi
Metode pengumpulan data
tes DAP.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Metode
metode dokumentasi dan metode skala.
Penelitian ini menggunakan desain
Metode data arsip dapat diperoleh melalui
penelitian kuantitatif dengan beberapa
catatan atau dokumen yang mencatat
tahapan. Pada tahap pertama, peneliti
aktivitas individu, institusi, pemerintah, dan
mengumpulkan data yang diperoleh dari
kelompok-kelompok lainnya. Dokumen-
partisipan tes seleksi kerja di suatu pusat
dokumen yang ada dipelajari untuk pada setiap rangkaian, kemudian diikuti
memperoleh data dan informasi dalam kontinum-kontinum psikologis dimana
penelitian ini, yaitu berupa data tes DAP kedua kutubnya berisi kata sifat yang
dan 16 PF pada 200 subjek dari suatu Biro berlawanan. Kata sifat yang berlawanan ini
Psikologi di Yogyakarta. meliputi kata sifat yang favorable dan kata
Penilaian dimensi pada DAP sifat yang tidak favorable (unfavorable)
dilakukan dengan menggunakan skala (Azwar, 1997). Pada penelitian ini, peneliti
diferensial semantik yang disusun oleh menggunakan skala yang menyediakan
peneliti. Skala yang digunakan terdiri dari pilihan jawaban dengan skor 1-7. Dimana
serangkaian kata sifat yang dapat menun- angka 1 memiliki nilai yang paling rendah
jukkan karakteristik stimulus yang dan angka 7 memiliki nilai yang paling
disajikan kepada sampel. Apabila tinggi dari masing-masing pernyataan.
serangkaian kata sifat yang menunjukkan Beberapa contoh dimensi yang digunakan
karakteristik stimulus atau objek sikap dalam skala, antara lain:
telah dipilih dan ditentukan, maka objek
sikap disajikan sebagai stimulus tungggal
1 2 3 4 5 6 7
b. Ukuran figur
Sangat kecil Sangat besar
1 2 3 4 5 6 7
2. Berdasarkan fungsional
a. Kepala
Sangat kecil Sangat besar
1 2 3 4 5 6 7
b. Mata
Tertutup Terbuka
1 2 3 4 5 6 7
orang psikolog. Jumlah ini akan diolah Pada tahap ini peneliti mencari
dimensi dalam tes DAP. Setelah selesai reliabilitas ini bertujuan untuk melihat
tahap yang pertama, kemudian akan apakah nilai dimensi yang diberikan oleh
dimensi yang saling terkait satu sama lain. Usaha peneliti untuk mencari reliabilitas
kemudian akan dikore-lasikan dengan data mengorelasikan jawaban dari dua psikolog
VII memiliki hubungan yang cukup Faktor Q4 memiliki p = 0,006, hal ini
signifikan dan cukup mampu memprediksi memasuki kriteria taraf signifikansi p ≤
Faktor Q3 ( B = 0,069, T = 2,758, p = 0,006) 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Faktor
yang memenuhi kriteria taraf signifikasi I memiliki hubungan yang signifikan dan
yang baru p ≤ 0,006. Beta (B) pada cukup mampu memprediksi Faktor Q4 (B = -
hubungan signifikan antara Faktor VII pada 0,061, T = -3,513, p = 0,001) yang
DAP dengan Faktor Q3 pada 16 PF memiliki memenuhi kriteria taraf signifikasi yang
nilai yang positif. Hal ini memiliki arti jika baru p ≤ 0,006. Beta (B) pada hubungan
nilai Faktor VII meningkat maka nilai signifikan antara Faktor I pada DAP dan
Faktor Q3 juga meningkat, begitu pula jika Faktor Q4 pada 16 PF memiliki nilai yang
nilai Faktor VII menurun maka nilai Faktor negatif. Hal ini memiliki arti jika nilai Faktor
Q3 juga menurun. Berdasarkan pernyataan I meningkat maka nilai Faktor Q4 menurun,
tersebut, dapat dikatakan jika dimensi begitupun jika nilai Faktor I menurun maka
Faktor VII pada DAP, yaitu semakin panjang nilai Faktor Q4 meningkat. Berdasarkan
gambar alis, semakin rapi gambar alis, pernyataan tersebut, dapat dikatakan juga
semakin jelas gambar jari kaki maka dapat jika dimensi Faktor I pada DAP, yaitu
memprediksi Faktor Q3 pada 16 PF, yaitu penempatan gambar makin ke bawah, tipe
kontrol diri yang dimiliki seseorang garis semakin bertumpuk, semakin panjang
semakin baik, seseorang semakin terbuka gambar hidung, semakin besar gambar
pada peraturan sosial yang ada di hidung, maka dapat memprediksi Faktor Q4
sekitarnya, semakin tekun, semakin pada 16 PF, yaitu seseorang kurang cekatan
memiliki pemikiran pada masa depan, dalam melakukan suatu kegiatan, seseorang
memiliki perhatian pada orang lain, dan kurang memiliki perilaku dalam hal
memiliki ketelitian. Begitupun sebaliknya, pencegahan terhadap suatu hal,
semakin pendek gambar alis, semakin kecenderungan kurang suka bertingkah,
berantakan gambar alis, dan semakin tidak dan kecenderungan orang yang tidak
jelas gambar jari kaki, maka dapat mudah lelah. Begitupun sebaliknya, gambar
memprediksi Faktor Q3 pada 16 PF, yaitu lengan semakin menjauhi tubuh, semakin
seseorang yang memiliki kontrol diri yang kabur gambar tangan, semakin pendek
kurang baik, seseorang semakin tertutup gambar jari tangan, semakin tumpul
pada peraturan sosial yang ada di gambar jari tangan, semakin samar tipe
sekitarnya, semakin kurang tekun, kurang garis dalam gambar, dan semakin terbuka
memiliki pemikiran pada masa depan, gambar mulut, maka dapat memprediksi
kurang memiliki perhatian pada orang lain, Faktor Q4 pada 16 PF yaitu seseorang
dan kurang memiliki ketelitian. cekatan dalam melakukan suatu kegiatan,
bahwa tiap-tiap dimensi DAP akan Faktor Draw-A-Person (DAP) yang dapat
berbeda. Misalnya: gambar tekanan mata Faktor 16 PF. Faktor tersebut antara lain:
dalam DAP dapat mengukur variabel A, Faktor VII dengan Faktor Q3 dan Faktor I
menambahkan dimensi DAP yang belum Cattel, R. B. (1975). Personality and motivation
structure and measurement. New
digunakan dalam penelitian ini. Kemudian,
York: Harcourt, Brace and World.
peneliti selanjutnya bisa juga
______________ (1973). Personality and mood by
mengorelasikan tes DAP dengan questionnaire. San Fransisco: Jossey-
menggunakan tes Kepribadian lain yang Bass.
mengungkap aspek yang berbeda dari Cattel, R. B., Eber, H. W., & Tatsuoka, M. M.
(1970). Handbook for the sixteen
atribut dari 16 PF. Peneliti selanjutnya juga
personality factor questionnaire.
dapat menggunakan teknik-teknik yang lain Champaign, Illinois: Institute for
Personality and Ability Testing.
untuk mendapatkan faktor-faktor yang
lebih objektif dari dimensi yang telah Conn, S. R. & Rieke, M. L. (1994). The 16 PF
fifth edition technical manual.
ditemukan oleh Machover, misalnya Champaign, Illinois: Institute for
menggunakan Multi Dimentional Scale Personality and Ability Testing.
(MDS)..