Anda di halaman 1dari 1

1.

Tansaksi Sewa Guna Usaha (Leasing)Pertemuan 04 Matakuliah : F0522 – Manajemen


Perpajakan Tahun : 2006
2. Pengertian Sewa Guna Bangunan Sewa guna usaha adalah Suatu kontrak antara lessor (pemilik
barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal), lessor memnerikan kepada lessee untuk
menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkala dari
lessee yang besarnya tergantung dari perjanjian antara lessor dan lessee, lessee dapat diberikan
opsi untuk membeli barang modal tersebut pada akhir masa kontrak
3. Sewa guna usaha dibedakan menjadi 2 yaitu: • Sewa guna usaha dengan hak (capital/finance
lease) • Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
4. Perlakuan Perpajakan untuk Transaksi Leasing Suatu guna usaha digolongkan sebagai finance
lease apabila dipenuhi semua kriteria berikut: • Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa
sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal harus dapat menutup harga
perolehan barang modal dan keuntungan lessor • Masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-
kurangnya 2 tahun untuk barang modal golongan I dan 3 tahun untuk barang modal golongan II dan
III, dan 7 tahun untuk golongan bangunan
5. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee • Dalam pasal 16
Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 mengatur mengenai ketentuan perpajakan
bagi lessee yang melakukan transaksi finance lease sebagai berikut: • Lessee tidak boleh
melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usaha sampai saat lessee membeli
barang tersebut • Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang disea
guna usahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar harga opsi barang modal
yang bersangkutan
6. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali pembebanan
atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee • Dalam hal
masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Direktur Jendral Pajak melakukan
koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha tersebut dan memperlakukannya sebagai
operating lease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila terjadi karena force majeur, default maupun
pertimbangan ekonomi tanpa motif menghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara
lessor dengan lessee • Lessee tidak memotong Pajak Penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa
guna usaha
7. Perencanaan Pajak Untuk Leasing Perencanaan pajak dapat kita gunakan untuk aktiva tetap yang
baru akan dibeli maupun aktiva tetap yang sudah dimiliki. Untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli
pertimbangannya adalah beli langsung atau melalui leasing. Sedangkan untuk aktiva tetap yang
sudah dimiliki pertimbangannya adalah mempertahankannya, merevaluasi atau jual dan di sewa
guna usaha kembali (sale and lease back)
8. Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pajak untuk hal ini antara lain adalah: •
Apabila membeli secara langsung makan jumlah yang dapat dibiayakan dalam rangka menghitung
penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan • Besarnya biaya penyusutan antara lain
ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan
perpajakan • Apabila membeli secara sewa guna usaha, makan semua biaya yang dikeluarkan
untuk membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada tahun yang bersangkutan
9. Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga perusahaan dapat
membiayakan perolehan aktiva tetap lebih cepat dibandingkan apabila menggunakan penyusutan
masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 tahun untuk barang mi\odal golongan I
dan 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III dan 7 tahun untuk golongan bangunan

Anda mungkin juga menyukai