Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN RISIKO

Mitigasi Risiko pada Studi Kasus Renovasi


Gedung Hotel yang Sedang Beroperasi

Oleh :

A.A. Ngurah Dwijaya Wardana (1605511035)


Alexander Leonardo Robin Schoggers (1605511036)
Ida Bagus Genta Bhaskara Buana (1605511037)
Luh Ketut Kristinawati (1605511039)
Putu Ade Cahya Habigresta (1605511045)
Celsy Elavani Br Surbakti (1605511053)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, tugas Manajemen Risiko ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui penilaian
berdasarkan frekuensi dan konsekuensi dari berbagai risiko, selain itu juga untuk
mengetahui derajat dan kategori berbagai risiko yang terjadi, dan tentunya untuk
memenuhi persyaratan dalam mengikuti perkuliahan Mata Kuliah Manajemen
Risiko pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
2019.
Terimakasih diucapkan kepada Bapak Ir. Putu Darma Warsika, M.M. selaku
dosen pengajar dalam pengerjaan tugas ini, beserta seluruh pihak yang telah
membantu kelancaran penyelesaian tugas ini. Tugas ini tentunya memiliki banyak
kekurangan. Saran dan kritik yang bersifat membangun penulis terima dengan
tangan terbuka demi kesempurnaan tugas ini. Demikian penulisan tugas ini, semoga
dapat berguna bagi para pembaca.

Denpasar, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

2.1 Analisis Risiko dan Manajemen Risiko ................................................... 3

2.2 Identifikasi Risiko .................................................................................... 4

2.3 Penilaian dan Penerimaan Risiko ............................................................. 6

2.4 Mitigasi Risiko ....................................................................................... 13

BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 15

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 15

3.2 Variabel Penelitian dan Penyusunan Kuesioner ..................................... 16

3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 16

3.4 Pengambilan data dan Penentuan Sampel .............................................. 17

3.5 Analisis Data .......................................................................................... 18

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 19

4.1 Gambaran Umum Mitigasi Risiko Proyek Renovasi Gedung Hotel yang
sedang Beroperasi ............................................................................................. 19

4.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 20

ii
4.3 Identifikasi dan Penilaian Risiko Pada Proyek Renovasi dan
Pengembangan .................................................................................................. 20

4.4 Pengklasifikasian Risiko Dominan (Major Risks) ................................. 24

4.5 Tindakan Mitigasi Risiko dan Kepemilikan Risiko ............................... 26

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 32

5.1 Simpulan ................................................................................................. 32

5.2 Saran ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sumber Risiko da Penyebabnya ............................................................. 5


Tabel 2. 2 Penilaian dan Tingkat Penerimaan Risiko ............................................. 8
Tabel 2. 3. Kriteria Pengukuran Probabilitas / Peluang (Frequency) ..................... 9
Tabel 2. 4. Kriteria Pengukuran / Rating Dampak (Consequencies) .................... 10
Tabel 2. 5. Skala Penerimaan (Risk Acceptability) ............................................... 11
Tabel 2.6. Tipe dan Jenis Kategori Risiko ............................................................ 12
Tabel 4. 1 Risiko-risiko yang Teridentifikasi pada Perencanaan Waduk di Provinsi
Bali ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Risiko dengan Katagori Tidak Dapat Diterima (Unacceptable) pada
Perencanaan Waduk di Provinsi Bali ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Risiko dengan Katagori Tidak Diharapkan (Undesirable) pada
Perencanaan Waduk di Provinsi Bali ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Risiko degan Katagori Dapat Diterima (Acceptable) pada Perencanaan
Waduk di Provinsi Bali .......................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 5 Mitigasi Risiko dengan Katagori Tidak Dapat Diterima (Unacceptable)
pada Perencanaan Waduk di Bali ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Mitigasi Risiko dengan Katagori Tidak Diharapkan (Undesirable) pada
Perencanaan Waduk di Bali ................................... Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Matriks Tingkat Risiko....................................................................... 8


Gambar 3. 1 Kerangka Penulisan ........................... Error! Bookmark not defined.

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak menentu, yang jika
terjadi berpengaruh pada setidaknya satu tujuan proyek. Tujuan proyek dapat
mencakup ruang lingkup, jadwal, biaya, dan kualitas. Berdasarkan RBS (Risk
Breakdown Structure) risiko suatu proyek dikategorikan menjadi 4, yaitu risiko
teknikal, risiko eksternal, risiko organisasi, dan risiko manajemen proyek (Project
Management Institute, 2008). Risiko dinilai berdampak negatif terhadap tujuan
perusahaan (The MITRE Corporation, 2014). Oleh karena itu, dibutuhkan
perencanaan untuk merespon risiko yang terjadi pada proyek suatu perusahaan.
Perencanaan respon risiko (risk response planning) adalah proses
mengembangkan pilihan dan tindakan untuk meningkatkan peluang dan untuk
mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek (Project Management Institute, 2008).
Ada beberapa jenis respon risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi ancaman
atau risiko negatif terhadap proyek, antara lain penghindaran risiko (risk
avoidance), pemindahan risiko (risk transfer), penerimaan risiko (risk acceptance),
pemantauan risiko (risk monitoring), pengurangan risiko (risk mitigation), rencana
cadangan (contingency plan), dan rencana strategis (strategic plan) (Pandian, 2006).
Tidak semua risiko dapat dihilangkan, tetapi mitigasi dan rencana cadangan dapat
dikembangkan untuk mengurangi dampak yang terjadi. Mitigasi risiko lebih efektif
daripada mencoba untuk memperbaiki kerusakan risiko yang telah terjadi (Project
Management Institute, 2008).
Mitigasi risiko adalah cara merespon risiko dengan cara mengambil tindakan
dini untuk mengurangi probabilitas dan atau dampak risiko. Oleh karena itu
diperlukan adanya analisis risiko dimulai dari identifikasi risiko, penilaian risiko
hingga cara pencegahannya (mitigasi). Identifikasi dan penilaian awal risiko dapat
membantu untuk menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat dan
besar konsekuensi yang sering terjadi, termasuk di dalamnya akibat paling potensial
yang terjadi pada estimasi biaya dan waktu. Sehingga dapat mengetahui derajat
risiko yang nantinya akan dilakukan respon atau penanganan pada risiko tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi risiko?
2. Bagaimana cara memberikan penilaian dan penerimaan pada risiko?
3. Bagaimana cara melakukan mitigasi risiko?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan studi yang ingin dicapai :
1. Untuk mengetahui berbagai cara untuk mengidentifikasikan risiko.
2. Untuk mengetahui cara memberikan penilaian dan penerimaan terhadap
suatu risiko.
3. Untuk mengetahui cara memitigasi suatu risiko.

2
2 BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Analisis Risiko dan Manajemen Risiko


Definisi analisis risiko menurut Thompson dan Perry (1991) adalah
merupakan satu proses dari identifikasi dan penilaian (assessment), sedangkan
manajemen risiko adalah respon dan tindakan yang dilakukan untuk memitigasi
serta mengontrol risiko yang telah dianalisis. Keseluruhan proses analisis risiko dan
manajemen dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis risiko dan manajemen risiko.
Tujuan dari analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari
kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek atau
kegiatan yang dilaksanakan ternyata tidak sesuai dengan rencana.
Menurut Godfrey et.al, (1996) mengungkapkan bawa, analisis risiko yang
dilakukan secara sistematik dapat membantu untuk:
a. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas.
b. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk).
c. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian.
d. Meminimumkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling
buruk.
e. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek.
f. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/badan yang terlibat
dalam manajemen risiko.
Analisa risiko adalah kegiatan analisa suatu risiko dgn cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari akibat atau
konsekuensi suatu risiko.
Analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana
sumber risiko harus diidentifikasi dan akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis.
Dalam laporan ini, analisis risiko yang digunakan adalah analisis risiko secara
kualitatif.

3
2.2 Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko itu merupakan suatu proses analisis untuk menemukan
secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial)
yang menantang perusahaan/lembagau ataupun aktivitas yang akan direncanakan
ataupun yang sedang dilaksanakan atau dioperasikan. Risiko dapat dikenali dari
sumber (source), kejadian (event), dan akibat yang dapat ditimbulakan (effect).
Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam manajemen risiko, dimana setiap
kegiatan yang akan dilakukan diidentifikasi ketidakpastian (potensi kerugian,
kesalahan, ketidak sesuaian) yang mungkin akan terjadi. Dari uraian rencana
kegiatan yang akan dilakukan dan berpedoman pada perubahan atau ketidakpastian
dari berbagai sumber risiko yang ada, maka identifikasi risiko dapat dilakukan.
Tahap identifikasi risiko merupakan tahapan tersulit karena ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidakpastian
dari apa yang akan dihadapi. Menurut Thomson dan Perry (1991), untuk mengatasi
kesulitan dalam mengidentifikasi risiko dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
menyusun daftar (check list) risiko, wawancara dengan personel kunci (expert)
yang terlibat, melalui diskusi yang membahas topik tertentu (brain storming) dan
dapat pula dilakukan melalui pencatatan satu peristiwa (use of record). Sementara
Godfery et.al, (1996) menguraikan berbagai cara yang dapat dilakukan dalam
mengindentifikasi risiko antara lain:
a. “What can go wrong?” analisis, yaitu dengan membuat daftar atau uraian
tentang apa yang bisa tidak sesuai dari apa yang akan kita lakukan.
b. Free and structured brainstorming, yaitu dengan melakukan diskusi bebas
atau terstruktur (bisa dilakukan secara berkelompok yang tidak lebih dari 5
orang) dengan membahas dan mencatat apa yang mungkin bisa salah dari
setiap jenis pekerjaan yang telah diprogramkan.
c. Promt list, yaitu membuat daftar yang bisa membantu mengindetifikasi
berbagai risiko yang spesifik.
d. Use of record, yaitu dengan menggunakan berbagai catatan yang sudah
pernah dibuat tentang kesalahan pada masa lalu dan kemudian dibuat
daftarnya.

4
e. Structured interviewed, yaitu dengan melakukan wawancara yang sudah
terstruktur dan direncanakan dengan baik kepada para ahli (expert), dan
sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
f. Hindsight reviews, yaitu dengan melihat ke belakang dari apa yang telah
dilakukan dan mendiskusikan, apa yang kurang dan apa yang lebih baik yang
telah dilaksanakan, kemudian memperbaharui dan menambah daftar “What
can go wrong” dari kegiatan yang dilakukan.
Untuk mengidentifikasi risiko dengan lebih mudah, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi terhadap sumber risiko. Menurut Godfrey et.al, (1996), menguraikan
secara lebih luas berbagai sumber risiko pada Tabel 2.1:

Tabel 2. 1 Sumber Risiko da Penyebabnya

Sumber risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena :


Politis (political) Kebijakan pemerintah, opini public, perubahan
ideologi, perundangan, kekacauan (perang, terorisme,
kerusuhan)
Lingkungan Pencemaran, kebisingan, perijinan, opini publik,
(environmental) kebijakan internal/perusahaan, perundangan yang
berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan
Perencanaan (planning) Persyaratan perijinan, kebijakan dan praktek, tata
guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik
Pemasaran (market) Permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan,
kepuasan pelanggan
Ekonomi (economic) Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga,
nilai tukar
Keuangan (financial) Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share
Alami (natural) Kondisi tanah diluar dugaan, cuaca, gempa,
kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi
Proyek (project) Definisi, strategi pengadaan, persyaratan untuk kerja,
standar, kepemimpinan, organisasi (kedewasaan,
komitmen, kompetensi dan pengalaman),
perencanaan dan pengendalian kualitas, rencana
kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan
budaya
Teknis (technical) Kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan

5
Manusia (human) Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan,
kemampuan berkomunikasi, budaya, bekerja dalam
kondisi gelap atau malah hari
Kriminal (criminal) Kurang aman, perusakan, pencurian, penipuan,
korupsi
Keselamatan (safety) Peraturan (kesehatan dan keselamatan kerja), zat
berbahaya, bertabrakan, keruntuhan, kebanjiran,
kebakaran dan ledakan

2.3 Penilaian dan Penerimaan Risiko


a. Penilaian (Assessment) Risiko
Penilaian risiko/ risk assesment adalah penilaian suatu risiko dengan
cara membandingkannya terhadap tingkat atau kriteria risiko yang telah
ditetapkan.
Penilaian (assessment) risiko pada dasarnya adalah melakukan
perhitungan atau penilaian terhadap akibat (effect) dari risiko yang telah
teridentifikasi, besar kecilnya akibat dari risiko akan dapat dikategorikan
atau diklasifikasikan, mana yang merupakan risiko dengan tingkat yang
utama (major risks), yang mempunyai akibat (effect) yang besar dan luas
serta membutuhkan pengelolaan, atau tidak (minor risks) yang tidak
memerlukan penanganan khusus karena akibat dari risiko yang dalam
batas-batas yang dapat diterima. Godfrey et.,al, (1996) serta Husen (2009)
menguraikan besarnya akibat (effect) serta dampak risiko merupakan
perkalian dari frekuensi (likelihood) dengan konsekuensi (consequence)
dari risiko yang telah teridentifikasi.
Selanjutnya Godfrey et.,al, (1996) dalam Construction Research
Industry and Information Association (CIRIA) menguraikan bahwa nilai
risiko ditentukan sebagai perkalian antara kecendurangan atau frekuensi
dengan kosekuensi risiko.
Kecenderungan atau frekuensi (likelihood) adalah peluang
terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan dalam jumlah
kejadian per tahun atau per satuan waktu. Sedangkan konsekuensi
(consequences) merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh
terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan dalam nilai

6
uang atau ukuran kerugian lainnya. Frekuensi adalah ukuran angka dari
peristiwa suatau kejadian dalam waktu tertentu, sementara konsekuensi
adalah akibat (effect) dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif
atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaaan merugikan atau
potensi merugikan, atau yang lainnya.
b. Acuan Dalam Penilaian Risiko
Agar penilaian yang kita lakukan seobyektif mungkin, maka perlu
mengumpulkan informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktivitas.
Informasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa
yang melakukan);
2) Tindakan pengendalian risiko yang telah ada;
3) Peralatan/ mesin yang digunakan utk melakukan aktivitas;
4) Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS);
5) Data statistik kecelakaan/ penyakit akibat kerja (internal & ekternal)
6) Hasil studi, survey/ pemantauan;
7) Literatur/ referensi;
8) Benchmark pada industri sejenis;
9) Pengkajian oleh spesialis/ tenaga ahli.
Secara umum berdasarkan kecendurangan peluang terjadinya risiko
(likelihood) dan konsekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko
dapat diklasfikasikan sebagai berikut: Unacceptable, Undesirable,
Acceptable, dan Negligible. Untuk itu Godfrey et.,al (1996) memberikan
pedoman terhadap frekuensi, konsekuensi, besar (scale) risiko dan tingkat
penerimaan risiko seperti Tabel 2.1 berikut:

7
Tabel 2. 2 Penilaian dan Tingkat Penerimaan Risiko
Consequence
(Scale) Calastrophic Critical Serious Marginal Negligible
Likelihood (5) (4) (3) (2) (1)
(scale)
Unacceptable Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable
Frequent (5)
(25) (20) (15) (10) (5)
Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable
Probable (4)
(20) (16) (12) (8) (4)
Unacceptable Undesirable Undesirable Undesirable Acceptable
Occasional (3)
(15) (12) (9) (6) (3)
Undesirable Undesirable Undesirable Acceptable Negligible
Remote (2)
(10) (8) (6) (4) (2)
Undesirable Acceptable Acceptable Negligible Negligible
Improbable (1)
(5) (4) (3) (2) (1)
Godfrey et.al, (1996) dalam Suputra (2005)

Indeks level risiko yang dinyatakan kedalam matriks tingkat risiko sesuai
dengan kriteria Australian / New Zealand Standard ‘Risk Management’ dapat
diperlihatkan pada gambar berikut.

Sumber : Collin Duffield (2003) & Ismeth Abidin (2010)

Gambar 2. 1 Matriks Tingkat Risiko

Indeks level risiko dikelompokkan ke dalam empat tingkatan kelas yaitu :


1. High risk (H), variabel yang mempunyai tingkat risiko paling tinggi,
Kesalahan yang terjadi berdampak pada hal yang lainnya dan perlu
pengamatan rinci serta penanganannya harus pada level pimpinan.
2. Significan risk (S), risiko yang menyebabkan kegagalan sehingga
produktivitas menurun, perlu ditangani oleh manajer proyek.

8
3. Medium risk (M), variabel risiko yang ditangani langsung ditingkat proyek.
4. Low risk (L) risiko rutin mempunyai tingkat risiko yang tidak terlalu
penting bahkan cenderung dapat diabaikan.

Dalam membandingkan berbagai risiko untuk mengetahui tingkat nilai


risiko (Value Risk) maka digunakan persamaan berikut (Zhi, 1995):
Nilai Risiko = Frekuensi x Dampak
Dimana:
Frekuensi = Probabilitas seringnya risiko tersebut terjadi
Dampak = Penilaian pengaruh risiko terhadap biaya dan waktu proyek
Z = Jumlah variabel risiko
Nilai pada frekuensi : (a) = 1 s/d 5
Nilai pada dampak : (b) = 1 s/d 5
Nilai Risiko : (c) =axb
(∑c)
Nilai risiko keseluruhan =
z
Probabilitas merupakan peluang atau kemungkinan terjadinya suatu risiko
yang didasarkan pada tahapan proses analisis statistik (experience judgement).
Rating Probabilitas adalah mulai sangat kecil sampai dengan sangat besar yakni
berkisar antara nilai satu sampai dengan lima, yang dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2. 3. Kriteria Pengukuran Probabilitas / Peluang (Frequency)

Pengukuran Kriteria
No Ket. Nilai Kriteria kuantitatif Kriteria Kualitatif
1 Sangat kecil 1 Kemungkinan terjadi <10% Jarang terjadi
10% < kemungkinan terjadi < Kadang terjadi pada setiap
2 Kecil 2
40% kondisi
40% < kemungkinan terjadi <
3 Sedang 3 Terjadi pada kondisi tertentu
60%
60% < kemungkinan terjadi < Sering terjadi pada setiap
4 Besar 4
80% kondisi
80% < kemungkinan terjadi < Selalu terjadi pada setiap
5 Sangat Besar 5
95% kondisi
Sumber : Collin Duffield (2003) & Ismeth Abidin (2010)

9
Sedangkan skala dampak merefleksikan tingkat pengaruh / akibat yang
bersifat negatif terhadap pencapaian sasaran sehingga dapat merugikan perusahaan
dimana dasar penilaiannya dikonversi kedalam nilai skala satu sampai dengan lima.
Kriteria penilaiannya dapat dijelaskankan pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 4. Kriteria Pengukuran / Rating Dampak (Consequencies)

Pengukuran Kriteria
Kriteria
No Ket. Nilai Kriteria Kualitatif
kuantitatif

Sangat kecil / 0% < deviasi kerugian keuangan tidak begitu berarti


1 1
Significant < 2% (Tidak Berpengaruh)

Kerugian keuangan menjadi biaya


2% < deviasi overhead
2 Kecil / Minor 2 < 5% (Berpengaruh pada area minor /
internal)
Kerugian keuangan cukup berarti
Sedang / 5% < deviasi
3 3 (Berpengaruh pada area mayor /
Medium < 10%
eksternal)
10% < Adanya kegagalan, kerugian keuangan
4 Besar / Mayor 4 deviasi < serius
15% (Berpengaruh pada core bisnis & aset)
Kerugian besar
Sangat Besar / deviasi >
5 5 (Berpengaruh pada reputasi & aset
Catasthropic 15%
utama)
Sumber : Collin Duffield (2003) & Ismeth Abidin (2010)

c. Penerimaan risiko
Tingkat penerimaan risiko dapat dibagi menjad 4, yaitu:
 Unacceptable, yaitu risiko yang tidak dapat ditoleransi, harus
dihindari atau bila mungkin ditransfer kepada pihak lain.
 Undesirable, yaitu risiko yang memerlukan penanganan atau mitigasi
risiko (risk reduction) sampai pada tingkat yang dapat diterima.
 Acceptable, yaitu risiko yang dapat diterima karena tidak mempunyai
dampak yang besar dan masih dalam batas yang dapat diterima.
 Negligible, yaitu risiko yang dampaknya sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.

10
Berbagai yang termasuk dalam unacceptable dan undesirable
merupakan jenis risiko dengan kategori utama (major/main risks) yang
memerlukan perhatian dan penanganan yang khusus karena mempunyai
akibat (effect) dan dampak yang besar apabila tersebut tidak dikurangi
atau bila perlu dihindari, sedangkan risiko yang termasuk dalam
acceptable dan negligible merupakan risiko dengan kategori minor
(minor risks) yang tidak mempunyai akibat atau dampak yang berarti
sehingga dapat diterima dan bahkan dapat diabaikan.
Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan
nilai risiko yang diperoleh dri perkalian skala consequences dan skala
likelihood seperti yang di atas, maka dapat disusun skala penerimaan
risiko (risk acceptability) sebagai berikut:

Tabel 2. 5. Skala Penerimaan (Risk Acceptability)


Penerimaan risiko Skala Penerimaan
Unacceptable (tidak dapat diterima) x > 12
Undesirable (tidak diharapkan) 5 ≤x ≤ 12
Acceptable (dapat diterima) 2 < x < 15
Negligible (dapat diabaikan) x≤2
Dimana : x adalah nilai risiko
Sumber : Godfrey et.al, (1996) dalam Suputra (2005)

Berdasarkan penerimaan risiko sesuai dengan tabel di atas, kemudian


diadakan evaluasi terhadap risiko yang teridentifikasi yang mana risiko
yang memerlukan tindakan mitigasi dan yang mana tidak. Adapun
kriteria risiko yang memerlukan tindakan mitigasi adalah semua risiko
yang tidak dapat diterima (unacceptable) dan risiko yang tidak
diharapkan (undesirable).
d. Kategorisasi Risiko
Kategori Risiko secara umum dikelompokkan ke dalam dua kategori
faktor, yaitu faktor eksternal dan internal organisasi. Kategorisasi risiko
sesuai ERM COSO adalah faktor eksternal terdiri atas ekonomi,
lingkungan alam, politik, sosial, dan teknologi. Sedangkan faktor internal

11
terdiri atas infrastruktur, proses, sumberdaya manusia, dan teknologi.
Kategorisasi selain disebutkan ini dapat ditambahkan, sepanjang relevan
dengan kondisi organisasi. Tujuan kategorisasi risiko adalah untuk
mengikhtisarkan risiko terutama pada saat pelaporan risiko kepada
manajemen puncak organisasi.

Tabel 2.6. Tipe dan Jenis Kategori Risiko

Tipe Kategori Risiko Kategori Risiko


Fundamental & Ekonomi & Finansial
Spekulatif - Inflasi
- Impersonal - Fluktuasi nilai tukar
- Kerugian / Keuntungan mata uang asing
- Kegagalan yang
disebabkan oleh
kontraktor dan suplier
Khusus & Spekulatif Desain
- Impersonal - Ketidak layakan
- Kerugian / desain
Keuntungan - Kesalahan
kecerobohan
- Pendetailan yang
kurang baik
- Perbedaan kondisi
yang tidak terlihat
Fundamental & Pure Politik & Lingkungan
- Impersonal - Perubahan hukum
- Kerugian / dan peraturan
Keuntungan - Perang / kerusuhan
- Pengambilan
kekuasaan
- Embargo
- Peraturan keamanan
kerja
Fundamental & Konstruksi
Spekulatif - Keterlambatan
- Personal karena cuaca
- Kerugian/Keuntungan - Perselisihan
pemogokan tanaga
kerja

12
- Perbedaan kondisi
lapangan
- Defective Work
- Kerusakan pencurian
alat
- Kecelakaan tenaga
kerja

2.4 Mitigasi Risiko


Mitigasi risiko dimaksudkan adalah tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi akibat dari risiko apabila risiko telah dapat teridentifikasi,
tindakan ini juga merupakan penanganan risiko sampai pada batas yang dapat
diterima, walaupun penanganan risiko sampai pada batas yang dapat diterima,
walaupun penanganan risiko belum tentu sepenuhnya dapat dihilangkan
karena kadang-kadang masih ada risiko sisa yang sering disebut dengan
residual risk. Mitigasi risiko sangatlah penting dilakukan di dalam sebuah
organisasi atau perusahaan. Karena dengan tidak adanya mitigasi risiko maka
sebuah perusahaan tidak bisa mengontrol atau mencegah terjadinya risiko
yang akan menimbulkan kerusakan/kerugian dan untuk mengurangi
probabilitas atau dampak risiko, baik dampak keuangan maupun fisik.
Flanagan dan Norman (1993) menguraikan ada 4 cara untuk melakukan
mitigasi risiko antara lain:
 Menahan risiko (risk retention), yaitu tindakan menahan atau menerima
risiko karena akibat (effect) dari risiko tersebut masih dalam batas yang
dapat diterima, dalam arti kata bahwa konsekuensi dari risiko masih batas-
batas yang dapat dipikul.
 Mengurangi risiko (risk reduction), yaitu dengan melakukan usaha-usaha
atau tindakan untuk mengurangi konsekuensi dari risiko yang diperkirakan
terjadi, walaupun masih ada kemungkinan risiko tidak sepenuhnya bisa
dikurangi, tetapi masih pada konsekuensi yang dapat diterima.
 Memindahkan risiko (risk transfer), yaitu tindakan memindahkan sebagian
atau seluruhnya kepada pihak lain yang mempunyai kemampuan untuk
memikul atau mengendalikan risiko yang diperkirakan akan terjadi.

13
 Menghindari risiko (risk avoidance) yaitu tindakan menghindari
konsekuensi risiko dengan menghindari aktivitas yang diperkirakan
mempunyai tingkat kerugian/konsekuensi yang sangat tinggi.

14
BAB III
METODOLOGI

3.1 Rancangan Penelitian

Gambar 3.1 berikut ini menampilkan kerangka penelitian yang secara


rinci diuraikan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

15
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian ini bahwa
pelaksanaan proyek konstruksi gedung pengembangan hotel maupun renovasi
hotel yang dilakukan tanpa menghentikan operasional hotel selama masa
kontruksi memiliki tantangan dan risiko yang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan proyek pembangunan gedung baru pada umumnya. Maka penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko terkait dengan pelaksanaan
proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi,
sehingga nantinya dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

3.2 Variabel Penelitian dan Penyusunan Kuesioner

Berdasarkan kajian pustaka dapat diidentifikasi 39 risiko yang


diklasifikasikan dalam enam kelompok. Faktor risiko tersebut kemudian
dikaitkan relevansinya dengan konteks studi ini yang kemudian berkembang
menjadi 44 risiko yang bersumber dari tujuh kelompok sumber risiko. Ke 44
risiko inilah yang digunakan sebagai variabel penelitian atau pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner. Detail variabel penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.2 (kuesioner penelitian).
Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan seberapa sering peluang
terjadinya risiko dari ke 44 risiko tersebut. Jawaban dari pertanyaan pada kuisiner
ini menggunakan format skala Likert, yaitu penilaian secara independen yang
umumnya dipakai dalam survai, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana
tingkat opini responden terhadap suatu pertanyaan atau topik (Jamieson, 2008,
Barnette, 2010). Format skala Likert yang dipakai berkisar dari 1 – 5, dimana:
skala 1 = “sangat jarang”; 2 = jarang; 3 = kadang-kadang; 4 = sering; 5 = sangant
sering.

3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan survai utama, kuesioner (instrument penelitian) diuji


dengan melakukan pilot test untuk menguji apakah setiap butir pertanyaan dalam
kuesioner dapat dipahami secara konsisten oleh responden. Pengujian ini

16
melibatkan 10 orang responden yang merupakan bagian dari total sampel dalam
penelitian ini. Jika ada butir pertanyaan yang menimbulkan ketidak konsistensian
dalam pemahamaman bagi responden tersebut, maka dilakukan revisi terhadap
butir pertanyaan tersebut. Kuesioner ini dikembangkan berdasarkan kajian teori
(studi pustaka) yang mendalam sehingga telah memenuhi uji validitas khususnya
memenuhi construct validity (Carmines dan Woods, 2004). Uji statistik terhadap
reliabilitas dilakukan setelah semua data terkumpul melalui survai utama, dengan
menggunakan tes Cronbach’s alpha yang disyaratkan agar lebih besar atau
sama dengan 0.7 (Nunnally, 1978, Multon dan Coleman, 2010). Tahapan ini
bertujuan untuk memenuhi uji validitas dan reliabilitas dari instrument penelitian
(kuesioner).

3.4 Pengambilan data dan Penentuan Sampel

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survai


menggunakan kuesioner. Sebelum memulai survai, sejumlah sampel yang
mewakili populasi harus diambil (Henry, 2009). Secara fundamental, terdapat dua
pendekatan dalam pemilihan sampel, yaitu berdasarkan probability dan non-
probability sampling methods (Brown, 2010, Dorofeev dan Grant, 2006).
Menurut (Affleck, 2010), probability sampling adalah suatu pendekatan untuk
memilih elemen dari suatu populasi yang sudah diketahui pasti (a fixed
population), secara acak (random). Sehingga setiap elemen memiliki peluang
dalam seleksi. Jenis-jenis pendekatan probability sampling method meliputi:
simple random sampling, systematic sampling, stratified random sampling,
proportionate sampling, cluster sampling, multistage sampling and double
sampling (Brown, 2010). Sedangkan non-probability sampling merujuk pada
setiap metode pengambilan sampel yang tidak masuk dalam kriteria sebagai
probability sampling (Forster, 2001), yaitu pada kondisi dimana populasi tidak
dapat diketahui dengan pasti (Battaglia, 2011); dan pemilihan sampel tidak
berdasarkan pada suatu ketentuan probabilitas, tetapi lebih pertimbangan lain
seperti tujuan dari penelitian, ketersediaan subyek penelitian, penilaian secara
subyektif, maupun serangkaian pertimbangan kriteria non-statistic lainnya (Guo
dan Hussey, 2004). Non-probability sampling umumnya diklasifikasikan dalam

17
tiga kategori, purposive sampling, convenience sampling and quota sampling
(Dorofeev dan Grant, 2006).
Penentuan sampel dipengaruhi oleh tujuan utama dari survai dan
kriteria yang disyaratkan (Dorofeev dan Grant, 2006, Fink, 2003). Dalam
penelitian ini, survai ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait
dengan kegiatan proyek renovasi dan pengembangan gedung pada hotel yang
sedang beroperasi. Sehingga penelitian ini bersifat kontekstual terkait dengan
responden yang khususnya memahami atau memiliki pengalaman (expert) terkait
dengan risiko pada jenis proyek tersebut, yaitu besar/ jumlah populasi dari
responden dengan kriteria tersebut tidak dapat ditentukan dengan pasti. Oleh
karena itu, purposive sampling method adalah pendekatan yang paling
memungkinkan dipakai dalam pengambilan sampel pada survai penelitian ini.
Responden dalam penelitian ini meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik
proyek (pihak operasional hotel).

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil survai selanjutnya ditabulasi. Analisis


risiko dilakukan secara deskriptif kualitatif, yang meliputi beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Risiko dengan cara menentukan frekuensi (nilai
modus) dari probabilitas terjadinya risiko (likelihood) dan dampak dari
risiko (consequences)
2. Menghitung tingkat penerimaan risiko (Risk Acceptability) dengan
menggunakan persamaan 2.1, yaitu Risk Index (RI) = P x I
Selanjutnya, mengklasifikasikan risiko berdasarkan tingkat penerimaan
risiko (Risk Acceptability)

3. Merumuskan tindakan mitigasi untuk risiko yang tergolong dalam risiko


dominan (major risks) dan mengidentifikasi kepemilikan risiko (risk
ownership).

18
4 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Mitigasi Risiko Proyek Renovasi Gedung Hotel yang
sedang Beroperasi
Proyek renovasi gedung pada hotel yang sedang beroperasi memiliki risiko
dan tingkat kesulitan pengerjaan yang relatif lebih tinggi dibandingkan pada
proyek hotel yang dimulai pada suatu lahan kosong. Sehingga, pengerjaan proyek
gedung pada hotel yang sedang beroperasi memerlukan strategi tertentu yang
dapat meminimalkan gangguan terhadap kegiatan operasional gedung yang harus
tetap berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan
pengelolaan terhadap risiko-risiko dominan yang terkait dengan pelaksanaan
proyek renovasi gedung hotel yang sedang beroperasi Studi kasus dilakukan pada
beberapa proyek renovasi dan pengembangan gedung pada hotel yang sedang
beroperasi di kawasan Pariwisata Badung Selatan.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui survai menggunakan kuesioner
yang melibatkan 93 responden dari pihak-pihak yang sedang atau pernah
menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang
beroperasi, yaitu meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek atau pihak
operasional hotel. Analisis data dilakukan menggunakan analisis risiko deskriptif
kualitatif untuk mengidentifikasi probabililitas (likelihood), konsekuensi
(consequences) dan tingkat penerimaan risiko. Selanjutnya, tindakan mitigasi
dirumuskan untuk risiko yang masuk ke dalam kategori dominan (major risk).
Hasil analisis menemukan 26 risiko yang tergolong dalam major risk yaitu
meliputi 21 risiko undesirable dan 5 risiko unacceptable, yang bersumber dari
tujuh sumber risiko, yaitu risiko dari aspek teknis (perubahan desain dan kualitas
pekerjaan); keselamatan kerja dan keamanan; pengelolaan SDM, peralatan dan
material; fluktuasi ekonomi, pasar dan finansial; hubungan dan koordinasi;
lingkungan; dan perijinan (legalitas). Tindakan mitigasi dirumuskan untuk
tiap jenis risiko disertai pengidentifikasian pihak terkait sebagai pemilik risiko atau
yang bertanggung jawab terhadap risiko tersebut, yaitu kontraktor, pemilik
proyek/ pihak operasional hotel dan konsultan.

19
4.2 Uji Reliabilitas

Dari hasil survai didapatkan 93 data (responden) yang meliputi pihak


kontraktor, konsultan dan pemilik proyek (pihak operasional hotel). Selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas terhadap data tersebut berdasarkan nilai Cronbach’s
alpha. Hasil dari uji reliabilitas ini menunjukkan nilai Cronbach’s alpha sebesar
0.964 (lebih besar dari syarat minimum 0.70) yang berarti bahwa intrumen
penelitian (kuesioner) reliabel. Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada
Lampiran 6.

4.3 Identifikasi dan Penilaian Risiko Pada Proyek Renovasi dan


Pengembangan Gedung Hotel

Analisis risiko disini meliputi penilaian probabilitas dan konsekuensi risiko,


klasifikasi risiko serta rumusan tindakan mitigasi dari risiko yang dikategorikan
sebagai major risks. Data yang didapat dari survai menggunakan kuisioner,
selanjutnya dihitung frekuensinya berdasarkan nilai modusnya untuk
mengidentifikasi kemungkinan (likelihood/probability) yang dinotasikan sebagai
“P” dan konsekuensi (consequence/impact) terhadap terjadinya risiko yang
dinotasikan sebagai “I”, seperti yang diringkas dalam Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Respon terhadap probabilitas (likelihood), konsekuensi dan
penerimaan risiko
No No Source of Risk Risk Factors P I RI= P.I Risk
Risk (Risk Acceptability
Index)
1 Q1 Apek Perubahan desain dan spesifikasi akibat 4 4 16 Unacceptable
Teknis kurang tepatnya mendefinisikan lingkup
Perencanaan dan Desain

pekerjaan yang berdampak pada


kelengkapan desain awal dan spesifikasi,
serta kesalahan desain karena
ketidaktepatan memprediksi kondisi di
lapangan.
2 Q2 Perubahan desain dan 4 4 16 Unacceptable
spesifikasi/perluasan skup pekerjaan atas
permintaan/keinginan klien
3 Q3 Kesalahan memilih tim design 2 3 6 Acceptable
4 Q4 Kegagalan untuk menyelesaikan 3 4 12 Undesirable
pekerjaan
desain dan konstruksi sesuai waktu
5 Q5 Kurang yang direncanakan.
tepatnya penentuan prioritas 4 4 16 Unacceptable
kegiatan proyek dan jadwal kerja agar
tidak berbenturan dengan jam operasional

20
No No Source of Risk Risk Factors P I RI= P.I Risk
Risk (Risk Acceptability
Index)
hotel, misalnya: pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan hanya boleh dilakukan diatas jam
10 pagi.
6 Q6 Kesalahan pemilihan teknologi dan metode 3 3 9 Undesir
kerja untuk tiap kegiatan. able
7 Q7 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan 2 4 8 Undesir
kontraktor able
8 Q8 Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak sesuai 3 4 1 Undesir
Konstruksi dan Operasional standar/ spesifikasi) akibat lemahnya kontrol 2 able
kinerja terhadap pekerjaan di lapangan

9 Q9 Kegagalan struktur bangunan akibat 2 2 4 Accepta


kesulitan/ kesalahan pengidentifikasian ble
struktur tanah.

10 Q10 Terbatasnya lahan parkir dan terbatasnya 3 3 9 Undesir


akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk able
pemindahan material bongkaran dan
pemasukkan material karena harus berbagi
dengan kendaraan operasional hotel dan
kendaraan tamu hotel.

11 Q11 Kegagalan dalam menyelesaikan proyek 3 4 Undesir


sesuai dengan waktu yang direncanakan able
(delay), akibat seringnya terjadi penghentian
kegiatan proyek yang berbenturan dengan
jam operasional hotel.

12 Q12 Keselamatan Terjadinya pencurian terhadap 2 4 8 Undesir


kerja dan material able
13 Q13 Keamanan dan peralatan di
Kecelakaan lapangan.
kerja bagi pekerja 4 3 1 Undesir
(safety) selama 2 able
masa konstruksi akibat rendahnya
kesadaran dan lemahnya pengawasan
terhadap pemakaian alat-alat keselamatan
14 Q14 kerja. Ancaman keselamatan dan 2 2 4 Accepta
kecelakaan ble
bagi tamu dan staff hotel
15 Q15 Sumber daya akibat pelaksanaan
Kegagalan proyek.
dalam pengelolaan 4 4 1 Unacce
manusia, dan 6 ptable
material dan pengendalian sumber daya manusia,
peralatan material dan peralatan yang
16 Q16 mengakibatkan
Kenaikanketerlambatan
biaya tenagaproyek. kerja, 4 4 1 Unacce
harga 6 ptable
material dan harga/sewa peralatan
yang tidak terprediksi yang mengakibatkan
17 Q17 pembengkakan biaya proyek ketersediaan,
Terganggunya 3 3 9 Undesir
mobilitas dan able
produktivitas peralatan
18 Q18 (kegagalan peralatan).
Terganggunya ketersediaan, 3 3 9 Undesir
mobilitas, able
produktivitas, dan kualitas tenaga
kerja
(termasuk mogok kerja/sakit)

21
19 Q19 Terganggunya ketersediaan, 3 3 9 Undesir
mobilitas, dan able
kualitas material yang tidak
20 Q20 Ekono sesuai spesifikasi.
Bertambahnya beban pemilik 3 4 1 Undesir
mi, hotel/pemilik 2 able
Pasar proyek akibat inflasi peningkatan
dan suku bunga bank jika
Finan pembangunan 28
sial
N N Source of Risk P I R R
o o Risk Factors I= P.I isk
R ( Accept
isk menggunakan dana pinjaman dari Risk ability
bank. I
2 Q Kondisi pasar yang tidak 3 ndex)
4 1 Undesir
1 21 menguntungkan 2 able
(Bad Market) yang mempengaruhi
menurunnya pendapatan hotel dan
berdampak pada kegagalan pihak owner
2 Q dalam pembiayaan proyek.
Kesulitan pemasaran hotel dan 2 3 6 Accepta
2 22 penurunan ble
pendapatan hotel selama masa
konstruksi (misal: akibat turunnya harga
2 Q jual kamar hotel yang
Penurunan harga terkena
jual dampak
kamar 3 3 Undesir
3 23 proyek).
akibat able
ketatnya persaingan dan akibat
bertambahnya jumlah kamar dari 9
2 Q pengembangan
Kegagalanhotel.dalam menjaga agar 2 2 Accepta
4 24 biaya 4 ble
2 Q sesuai dengan perencanaan.
Meningkatnya biaya proyek akibat 2 2 Accepta
5 25 harus ble
membangun jalan/ akses khusus
untuk pengangkutan material dan 4
2 Q kendaraan proyek. keuntungan kontraktor
Penurunan 3 3 Undesir
6 26 akibat able
molornya waktu penyelesaian
proyek karena hotel tetap beroperasi selama 9
2 Q Hubung pembangunan.
Organisasi, koordinasi, komunikasi 3 4 1 Undesir
7 27 an dan yang 2 able
Koo buruk, dan rendahnya komitmen
rdinasi dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan
klien) terhadap penyelesaian desain final,
strategi pencapaian target dari pelaksanaan
proyek (biaya, mutu, waktu), serta
2 Q penugasan dilapangan.
Terjadinya konflik di lapangan 2 2 4 Accepta
8 28 antara tim ble
proyek, operasional hotel dan klien
akibat kurang koordinasi maupun akibat
dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati
di lapangan, misalnya: tidak melakukan
penjualan terhadap kamar yang berada
pada daerah yang terdampak oleh
2 Q pekerjaan konstruksi.
Terganggunya operasional 3 3 9 Undesir
9 29 hotel, able
berkurangnya lahan parkir
kendaraan hotel dan menurunnya
kenyamanan dan kebersihan hotel selama
masa konstruksi.

22
3 Q Menurunnya kepercayaan 4 2 8 Undesir
0 30 konsumen able
akibat terganggu saat tinggal di
3 Q hotel selama
Adanya masa konstruksi
keluhan dari tamu 2 3 6 Accepta
1 31 akibat ble
kebisingan, polusi udara
3 Q dan Adanya
ketidaknyamanan
tuntunanselama masa
pemberian 2 2 4 Accepta
2 32 konstruksi
biaya ble
kompensasi akibat ketidakpuasan
tamu selama masa konstruksi.
3 Q Adanya komplain dan tuntutan 1 2 2 Negligi
3 33 kompensasi ble
dari hotel terdekat atau masyarakat
sekitar yang terganggu akibat proses
konstruksi.
29
N N Source of Risk P I R R
o o Risk Factors I= P.I isk
R ( Accept
isk
3 Q Lingkun Keterlambatan penyelesaian 1 Risk
1 1 ability
Negligi
4 34 gan pekerjaan I ble
3 Q akibat cuaca buruk
Keterlambatan proyekyang karena
sulit 1 ndex)
1 1 Negligi
5 35 diprediksi
kondisi ble
tanah buruk yang tidak terprediksi /
3 Q terjadi Terjadinya
perbedaan kondisi di lapangan.
pencemaran lingkungan 2 2 4 Accepta
6 36 (polusi ble
udara, suara, tanah)
3 Q Potensi tanah longsor karena 2 3 6 Accepta
7 37 proyek ble
terletak di lahan yang tidak datar/
lereng dan bahaya force majeur lainnya
3 Q (banjir,Berkurangnya
gempa, dll) lahan hijau 3 3 9 Undesir
8 38 akibat able
pembangunan proyek.
3 Q Leg Terjadinya perubahan regulasi/ 3 4 1 Undesir
9 39 alitas / perubahan 2 able
perijinan, pemerintahan/ perubahan hukum/
Kontrak dan perubahan persyaratan untuk perijinan dan
Politik persetujuan, serta lamanya waktu
pengurusan perijinan yang menyebabkan
4 Q keterlambatan pelaksanaan
Kegagalan dalamproyek.perijinan 2 3 6 Accepta
0 40 untuk ble
memenuhi standar teknik yang
disyaratkan untuk kualitas, fungsi,
kesesuaian dengan tujuan, keamanan
4 Q (safety)Tidak
dan kelestarian lingkungan.
memperoleh ijin dari 3 4 1 Undesir
1 41 pemerintah 2 able
desa setempat dan mendapat
penolakan dari masyarakat sekitar terhadap
4 Q pembangunan proyek
Kesalahan tersebut.
pada kontrak / kontrak 1 4 4 Accepta
2 42 tidak ble
4 Q lengkap. klaim/ tuntutan dari
Adanya 2 2 4 Accepta
3 43 kontraktor ble
kepada klien akibat pembengkakan
biaya yang disebabkan oleh keterlambatan
penyelesaian detail perencanaan maupun
terjadinya perubahan desain di lapangan.

23
4 Q Adanya klaim/ tuntutan dari 2 3 6 Accepta
4 44 kontraktor ble
kepada klien akibat pembengkakan
biaya tenaga kerja lembur karena harus
menyesuaikan waktu kerja dengan waktu
Keterangan: P= probabilitasoperasional
terjadinyahotel.
risiko
I = impact atau dampak/konsekuensi dari risiko

Dari Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat klasifikasi risiko berdasarkan tingkat
penerimaannya yang meliputi 5 unacceptable risks, 21 undesirable risks, 15
acceptable risks, dan 3 negligible risks. Selanjutnya, penanganan risiko
difokuskan pada risiko dominan (major risks) yaitu risiko yang termasuk dalam
kategori Unacceptabe dan Undesirable.
4.4 Pengklasifikasian Risiko Dominan (Major Risks)

Berdasarkan Tabel 4.1, maka dapat diketahui risiko yang termasuk dalam
kategori major risks yang meliputi 21 Undesirable Risks dan 5 Unacceptable
Risks, seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Risiko dominan (major risks)


N N So Risk P I R R
o o urce of Factors I= P.I isk
R R ( Accept
isk
1 Q iskA Perubahan desain dan spesifikasi akibat 4 Risk
4 1 ability
Unacce
1 pek kurang tepatnya mendefinisikan 6 I ptable
T lingkup pekerjaan yang berdampak pada ndex)
eknis kelengkapan desain awal dan spesifikasi, serta
kesalahan desain karena ketidaktepatan
memprediksi kondisi di lapangan.
2 Q Perubahan desain dan spesifikasi / 4 4 1 Unacce
K Perencanaan dan Desain

2 perluasan 6 ptable
skup pekerjaan atas permintaan/
3 Q keinginan klien
Kegagalan untuk menyelesaikan 3 4 1 Undesir
4 pekerjaan 2 able
desain dan konstruksi sesuai waktu
4 Q yang direncanakan.
Kurang tepatnya penentuan prioritas 4 4 1 Unacce
5 kegiatan 6 ptable
proyek dan jadwal kerja agar tidak
berbenturan dengan jam operasional hotel,
misalnya: pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan hanya boleh dilakukan diatas jam
da

pe

na
ns

ks

10 pagi.
ra

5 Q Kesalahan pemilihan teknologi dan 3 3 9 Undesir


O

si
tr
o

o
i

6 metode able
kerja untuk tiap kegiatan.
6 Q Kurangnya kompetensi dari konsultan 2 4 8 Undesir
7 dan able
kontraktor

24
7 Q Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak 3 4 1 Undesir
8 sesuai 2 able
standar/ spesifikasi) akibat lemahnya
8 Q kontrolTerbatasnya
kinerja terhadaplahan
pekerjaan di lapangan
parkir dan 3 3 9 Undesir
10 terbatasnya able
akses keluar-masuk ke lokasi proyek
untuk pemindahan material bongkaran dan
pemasukkan material karena harus berbagi
dengan kendaraan operasional hotel dan
9 Q kendaraan tamu hotel.dalam menyelesaikan
Kegagalan 3 4 1 Undesir
11 proyek 2 able
sesuai dengan waktu yang
direncanakan (delay), akibat seringnya terjadi
penghentian kegiatan proyek yang
1 Q Kesel berbenturan dengan
Terjadinya jam operasional
pencurian terhadaphotel.
material 2 4 8 Undesir
0 12 amatan kerja dan able
1 Q dan peralatan
Kecelakaan di lapangan.
kerja bagi pekerja selama 4 3 1 Undesir
1 13 kea masa 2 able
manan konstruksi akibat rendahnya kesadaran
dan lemahnya pengawasan terhadap
1 Q S pemakaian alat-alat
Kegagalan keselamatan
dalam kerja.
pengelolaan 4 4 1 Unacce
2 15 DM, dan 6 ptable
mater pengendalian sumber daya manusia,
ial dan material dan peralatan yang mengakibatkan
Per keterlambatan proyek.
1 Q alatan. Kenaikan biaya tenaga kerja, harga 4 4 1 Unacce
3 16 material 6 ptable
dan harga/sewa peralatan yang tidak
terprediksi yang mengakibatkan
1 Q pembengkakan biaya proyek
Terganggunya ketersediaan, mobilitas 3 3 9 Undesir
4 17 dan able
produktivitas peralatan
1 Q (kegagalan peralatan).
Terganggunya ketersediaan, 3 3 9 Undesir
5 18 mobilitas, able
produktivitas, dan kualitas tenaga
1 Q kerja Terganggunya ketersediaan, mobilitas, 3 3 9 Undesir
6 19 dan (termasuk mogok kerja/sakit) able
kualitas material yang tidak
1 Q Ekon sesuai spesifikasi.
Bertambahnya beban pemilik 3 4 1 Undesir
7 20 omi, hotel/pemilik 2 able
Pasar proyek akibat inflasi peningkatan suku
dan bunga bank jika pembangunan menggunakan
1 Q Finan dana pinjaman
Kondisi dari bank.
pasar yang tidak 3 4 1 Undesir
8 21 sial menguntungkan 2 able
(Bad Market) yang mempengaruhi
menurunnya pendapatan hotel dan
berdampak pada kegagalan pihak owner
1 Q dalam pembiayaan
Penurunan proyek.
harga jual kamar akibat 3 3 9 Undesir
9 23 ketatnya able
persaingan dan akibat bertambahnya
2 Q jumlah Penurunan
kamar dari pengembangan
keuntungan hotel.
kontraktor 3 3 9 Undesir
0 26 akibat able
molornya waktu penyelesaian proyek
karena hotel tetap beroperasi selama
pembangunan.

25
2 Q Hub Organisasi, koordinasi, komunikasi 3 4 1 Undesir
1 27 ungan yang 2 able
dan buruk, dan rendahnya komitmen dari
koordinasi pihak- pihak terkait (tim proyek dan klien)
terhadap penyelesaian desain final, strategi
pencapaian target dari pelaksanaan proyek
2 Q (biaya, Terganggunya
mutu, waktu), serta operasional
penugasan 3 3 9 Undesir
2 29 dilapangan.
hotel, able
berkurangnya lahan parkir kendaraan
hotel dan menurunnya kenyamanan dan
2 Q kebersihan hotel selama
Menurunnya masa konstruksi.
kepercayaan konsumen 4 2 8 Undesir
3 30 akibat able
terganggu saat tinggal di hotel selama
2 Q Lingku masa konstruksi
Berkurangnya lahan hijau 3 3 9 Undesir
4 38 ngan akibat able
pembangunan proyek.
2 Q Leg Terjadinya perubahan regulasi/ 3 4 1 Undesir
5 39 alitas / perubahan 2 able
perijinan, pemerintahan/ perubahan hukum/
Kontrak dan perubahan persyaratan untuk perijinan dan
Politik persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan
perijinan yang menyebabkan
2 Q keterlambatan
Tidak memperoleh ijin dari 3 4 1 Undesir
6 41 pelaksanaan
pemerintah desa 2 able
proyek.setempat dan mendapat penolakan dari
masyarakat sekitar terhadap pembangunan
proyek tersebut.
32
4.5 Tindakan Mitigasi Risiko dan Kepemilikan Risiko

Risiko-risiko yang masuk dalam kategori tidak dapat diterima


(unacceptable) dan risiko tidak diharapkan (undesirable) merupakan risiko
dominan/mayor (major risk) yang memerlukan penanganan lebih lanjut karena
risiko-risiko ini mempunyai tingkat frekuensi dan konsekuensi besar yang akan
mempunyai dampak signifikan pelaksanaan proyek. Selanjutnya, tindakan
mitigasi dirumuskan berdasarkan diskusi dan brainstorming dengan para
stakeholder atau pihak- pihak yang terkena dampak risiko atau pihak yang
memiliki kendali terhadap risiko tersebut. Tindakan mitigasi yang dirumuskan
untuk setiap faktor risiko tersebut dirangkum dalam Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Tindakan Mitigasi Risiko dan Kepemilikan


Risiko
N N Sum Faktor Risiko Tindakan Kepem
o o ber Mitigasi ilikan
R Risi R
isk ko isiko

26
1 Q A Perubahan desain dan Pemilihan tim desain -
1 pek spesifikasi yang kompeten Pemilik
T akibat kurang tepatnya (berpengalaman) P
eknis mendefinisikan lingkup pekerjaan royek
yang berdampak pada kelengkapan (
desain awal dan spesifikasi, serta klien)
kesalahan desain karena -
ketidaktepatan memprediksi kondisi Kontraktor
2 Q di lapangan.
Perubahan desain dan Pada kontrak, - -
2 spesifikasi / dicantumkan pasal Konsultan
Pemilik
perluasan skup pekerjaan tentang perubahan desain P
atas permintaan/ keinginan klien yang jika berdampak pada royek
penambahan biaya dan (
waktu dalam kontrak, klien)
Perencanaan dan

akan menjadi -
tanggung jawab klien. Kontraktor
-
Desain

Konsultan
3 Q Kegagalan untuk - Memilih tim -
4 menyelesaikan desain/ Pemilik
pekerjaan desain dan konsulta P
konstruksi sesuai waktu yang n dan kontraktor royek
direncanakan. yang kompeten (
dan profesional. klien)
- Melakukan koordinasi -
antar pihak terkait Kontraktor
untuk mencapai target -
pekerjaan sesuai Konsultan
4 Q Kurang tepatnya penentuan rencana.
Kontraktor -
5 prioritas melakukan Kontraktor
K

kegiatan proyek dan jadwal penyusunan


kerja agar tidak berbenturan prioritas pekerjaan
dengan jam operasional hotel, yang tepat.
O
o
n

u
k

o
n
a

a
s

s
r

r
t

l
misalnya: pekerjaan yang
menimbulkan kebisingan hanya
boleh dilakukan diatas jam 10 pagi.

33
5 Q Kesalahan pemilihan Pemilihan -
6 teknologi dan kontraktor Pemilik
metode kerja untuk tiap yang kompeten P
kegiatan. (berpengalaman) dalam royek
pembangunan (
6 Q Kurangnya kompetensi pengembangan hotel.
Pemilihan klien)
-
7 dari kontraktor Pemilik -
konsultan dan kontraktor yang kompeten Kontraktor
P
(berpengalaman) dalam royek
pembangunan (
pengembangan hotel. klien)
-
Kontraktor
-
Konsultan

27
7 Q Rendahnya kualitas pekerjaan - Menerapkan -
8 (tidak standar Kontraktor
sesuai standar/ spesifikasi) prosedur
akibat lemahnya kontrol kinerja penanganan pekerjaan
terhadap pekerjaan di lapangan (semacam SOP) dari
masing- masing item
pekerjaan
- Membentuk tim quality
control (QC) yang
mengawasi kualitas
pekerjaan proyek yang
didasarkan pada kontrak
dan SOP. Pegawasan ini
didokumentasikan
dalam bentuk
laporan, photo, video
8 Q Terbatasnya lahan parkir dan sebagainya.
- Pembuatan sistem -
10 dan logistik yang Operator
terbatasnya akses keluar- tidak memerlukan h
masuk ke lokasi proyek untuk penumpukan material otel
pemindahan material bongkaran dan secara berlebihan di -
pemasukkan material karena harus lokasi proyek. Kontraktor
berbagi dengan kendaraan - Menyediakan lahan
operasional hotel dan kendaraan penampungan baru
tamu hotel. yang masih berlokasi
dekat dengan lokasi
proyek.
- Pembatasan terhadap
tipe kendaraan yang
boleh masuk ke lokasi
proyek
9 Q Kegagalan dalam Melakukan -
11 menyelesaikan koordinasi Operator
proyek sesuai dengan waktu dan perjanjian h
yang direncanakan (delay), akibat secara tertulis yang otel
seringnya terjadi penghentian mengatur dengan jelas -
kegiatan proyek yang berbenturan jam kerja yang Kontraktor
dengan jam operasional hotel. disepakati, untuk
1 Q Kesel Terjadinya pencurian dijalankan oleh semua
Meningkatkan -
0 12 amatan kerja terhadap pihak terkait.
penjagaan Operator
dan material dan peralatan di terhadap akses h
kea lapangan. keluar masuk proyek dan otel
manan penerapan sistem logistik -
yang dapat mencegah Kontraktor
1 Q Kecelakaan kerja bagi terjadinya pencurian.dan
Mewajibkan -
1 13 pekerja mengawasi Operator
selama masa konstruksi akibat pemakaian alat-alat h
rendahnya kesadaran dan lemahnya keselamatan kerja. otel
pengawasan terhadap pemakaian -
alat-alat keselamatan kerja. Kontraktor

34

28
1 Q S Kegagalan dalam Kontraktor membuat Kontrak
2 15 DM, pengelolaan dan metode kerja tor
mater pengendalian sumber daya secara rinci untuk semua
ial dan manusia, material dan peralatan yang item pekerjaan sebelum
Per mengakibatkan keterlambatan mulai pelaksanaan proyek
alatan. proyek. yang memuat proses,
prosedur, pola
penanganan, teknis,
perencanaan material,
peralatan dan tenaga yang
1 Q Kenaikan biaya tenaga kerja, diperlukan.
Kontraktor Kontrak
3 16 harga memperhitungkan tor
material dan harga/sewa dengan cermat prediksi
peralatan yang tidak terprediksi yang kenaikan biaya tenaga
mengakibatkan pembengkakan kerja, alat dan material.
1 Q biaya proyek
Terganggunya Kontraktor Kontrak
4 17 ketersediaan, melakukan tor
mobilitas dan perencanaan
produktivitas peralatan (kegagalan pengadaan peralatan yang
1 Q peralatan).
Terganggunya berkualitas secara tepat
Kontraktor Kontrak
5 18 ketersediaan, waktu.
melakukan tor
mobilitas, produktivitas, dan perencanaan
kualitas tenaga kerja (termasuk sumber daya tenaga kerja
mogok kerja/sakit) yang berkesinambungan,
memperkirakan dengan
cermat pengaruh hari
libur terhadap
1 Q Terganggunya ketersediaan tenaga
Kontraktor Kontrak
6 19 ketersediaan, kerja.
melakukan tor
mobilitas, dan kualitas perencanaan
material yang tidak sesuai sistem logistik yang
1 Q Ekono spesifikasi.
Bertambahnya beban berkesinambungan.
Pemilik proyek Pemilik
7 20 mi, pemilik melakukan analisis proye
Pasar hotel/pemilik proyek akibat investasi dengan k/klien/
dan inflasi peningkatan suku bunga bank menggunakan bunga bank operasional
Finan jika pembangunan menggunakan yang lebih tinggi untuk hotel
sial dana pinjaman dari bank. memperkirakan kenaikan
suku bunga, atau
menggunakan suku bunga
tetap, serta melakukan
analisis sensitivitas dari
investasi tersebut.
1 Q Kondisi pasar yang Pihak operasional Pemilik
8 21 tidak hotel proye
menguntungkan (Bad melakukan k/klien/
Market) yang mempengaruhi promosi paket wisata dan operasional
menurunnya pendapatan hotel dan akomodasi penginapan hotel
berdampak pada kegagalan pihak untuk meningkatkan
1 Q owner dalam pembiayaan
Penurunan proyek.
harga jual kamar jumlah tamu yang
9 23 akibat menginap di hotel
ketatnya persaingan dan tersebut, termasuk
akibat bertambahnya jumlah kamar bekerja sama
dari pengembangan hotel. dengan agen perjalanan
wisata.

29
2 Q Penurunan keuntungan Kontraktor harus Kontrak
0 26 kontraktor memperhitungkan tor
akibat molornya waktu dengan cermat
penyelesaian proyek karena hotel kemungkinan terjadinya
tetap beroperasi selama delay yang berdampak
pembangunan. pada pembengkakan biaya
proyek.

35
2 2 Hubung Organisasi, koordinasi, Membuat komitment -
1 7 an dan komunikasi tertulis antara Operator
koo yang buruk, dan rendahnya pihak operator hotel dan h
rdinasi komitmen dari pihak-pihak terkait kontraktor terkait hak dan otel
(tim proyek dan klien) terhadap kewajiban kedua belah -
penyelesaian desain final, strategi pihak selama masa Kontraktor
pencapaian target dari pelaksanaan pelaksanaan konstruksi,
proyek (biaya, mutu, waktu), serta melakukan koordinasi
2 2 penugasan dilapangan. operasional
Terganggunya yang efektif di lapangan,
2 9 hotel, mentaati kesepakatan
berkurangnya lahan parkir pembatasan lahan parkir,
kendaraan hotel dan menurunnya serta kewajiban menjaga
kenyamanan dan kebersihan hotel kebersihan dan kenyaman
2 3 selama Menurunnya
masa konstruksi. tamu hotel (antara lain:
3 0 kepercayaan membuang/mengeluarkan
konsumen akibat terganggu sampah proyek dan puing
saat tinggal di hotel selama masa secara periodik sehingga
konstruksi tidak menumpuk dan
kotor).
2 3 Lingku Berkurangnya lahan hijau Memaksimalkan -
4 8 ngan akibat penanaman Operator
pembangunan proyek. pohon pada lahan yang h
2 3 Le Terjadinya perubahan tersisa - Mematuhi otel -
5 9 galitas/ regulasi/ peraturan Pemilik
perijinan, perubahan pemerintahan/ dan kebijakan proy
Kontrak dan perubahan hukum/ perubahan pemerintah misalnya ek/
Politik persyaratan untuk perijinan dan mengenai sempadan operasional
persetujuan, serta lamanya waktu sungai, desain bangunan hotel
pengurusan perijinan yang dan lain-lain. -
2 4 menyebabkan
Tidak keterlambatan
memperoleh ijin - Melakukan Konsultan
6 1 pelaksanaan proyek.
dari pembicaraan dan
pemerintah desa setempat dan pendekatan secara
mendapat penolakan dari terbuka dengan
masyarakat sekitar terhadap pemerintah dan
pembangunan proyek tersebut. masyarakat setempat
sehingga tidak terjadi
salah informasi dari
Sumber : Hasil brainstorming dan wawancara, 2014 masing-masing pihak.

Tahap ini merupakan tahap akhir dari analisis risiko dan manajemen
(pengelolaan risiko). Dari Tabel 4.3 diatas dapat dilihat perumusan tindakan
mitigasi untuk setiap risiko yang termasuk dalam kategori major risk (26 risiko)

30
yang bersumber dari tujuh sumber risiko (aspek teknis; SDM, peralatan dan
material; keselamatan kerja dan keamanan; ekonomi, pasar dan finansial;
hubungan dan koordinasi; lingkungan; legalitas), serta dapat dilihat
pengidentifikasian kepemilikan risikonya. Disini dapat dilihat pihak-pihak yang
harus melakukan tindakan mitigasi dan bertanggung jawab terhadap tiap jenis
risiko tersebut.

31
5 BAB V
KESIMPULAN

5.1 Simpulan
Mitigasi risiko adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
akibat dari risiko apabila risiko telah dapat teridentifikasi, tindakan ini juga
merupakan penanganan risiko sampai pada batas yang dapat diterima, walaupun
penanganan risiko sampai pada batas yang dapat diterima, walaupun penanganan
risiko belum tentu sepenuhnya dapat dihilangkan karena kadang-kadang masih
ada risiko sisa yang sering disebut dengan residual risk.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat 26 risiko dominan (major
risk) yang meliputi 21 Undesirable Risks dan 5 Unacceptable Risks, yang
bersumber dari tujuh sumber risiko. Secara garis besar berdasarkan
pengelompokan sumber risikonya, ada beberapa tindakan mitigasi risiko yang
dapat dilakukan, antara lain:
1. Risiko terkait aspek teknis:
a. untuk mengantisipasi delay dan dampak dari perubahan desain,
maka diperlukan tim desain yang kompeten, pencantuman pasal
pengaturan tentang dampak dari perubahan desain yang
diakibatkan oleh permintaan klien, melakukan perencanaan
prioritas pekerjaan yang cermat dan koordinasi yang baik antar
pihak terkait guna pencapaian target penyelesaian desain dan
konstruksi sesuai rencana.
b. Untuk mengantisipasi tidak tercapainya mutu kualitas sesuai
rencana, maka diperlukan kontraktor yang berpengalaman
(kompeten) menangani proyek sejenis dan pengawasan terhadap
pekerjaan. Sedangkan untuk mengantisipasi ketidak nyamanan
selama masa konstruksi dapat dilakukan dengan melakukan
koordinasi dan melaksanakan komitmen di lapangan yang sudah
disepakati oleh kedua pihak (kontraktor dan operasional hotel).
2. Risiko terkait keselamatan kerja dan keamanan dapat dimitigasi dengan:
a. Peningkatan penjagaan akses keluar masuk proyek dan hotel

32
b. Kewajiban terhadap penggunaan alat keselamatan kerja
3. Risiko terkait kegagalan pengelolaan SDM, peralatan dan material
secara tepat waktu, dapat dimitigasi dengan pembuatan metode kerja dan
prosedur pekerjaan secara rinci sehingga pengadaan SDM, peralatan dan
material dapat direncanakan dengan baik.
4. Risiko Fluktuasi ekonomi, pasar dan finansial, dapat dimitigasi
dengan melakukan analisis investasi yang realistis dan memasukkan
analisis sensitivitas terhadap investasi.
5. Risiko akibat hubungan dan koordinasi yang buruk dapat dimitigasi
dengan pembuatan komitment tertulis tentang pengaturan pelaksanaan
konstruksi dan penjagaan kebersihan selama masa konstruksi yang wajib
ditaati oleh masing-masing pihak, serta melakukan koordinasi yang baik
dilapangan.
6. Risiko terkait aspek lingkungan berupa berkurangnya lahan hijau dapat
dimitigasi dengan memaksimalkan penanaman pohon pada lahan tersisa
yang masih gersang.
7. Risiko terkait dengan perijinan (legalitas) dapat dimitigasi dengan memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan terkait dengan ijin mendirikan bangunan,
berkomunikasi dengan institusi terkait (pemerintah), serta membuka komunikasi
dengan masyarakat setempat sehingga tidak terjadi penolakan akibat kesalahan
pemahaman informasi tentang proyek yang akan dilaksanakan.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka untuk dapat mengurangi risiko yang
sudah teridentifikasi, kontraktor, konsultan dan pemilik proyek (atau pihak
operasional hotel) hendaknya saling memahami dampak dari risiko tersebut dan
berkomitmen melaksanakan tindakan mitigasi telah disepakati.

33
DAFTAR PUSTAKA

Al-bahar 1998. Construction Risk Management System, Pennsy Vania USA,

Project Management Institute.

Anonin 2011. Hubungan Kerja Antara Pihak-Pihak Organisasi dalam

Proyek. [cited 2011 Mar. 22]. Available from: URL:http://www.scribd.com/doc

Darmawi, H. 2000. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara

Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta:

Kanisus

Ervianto, W. I. 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi,

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Ramli, S. 2009. Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk

Management. Jakarta: Dian Rakyat

Suharto, I. 1997. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional).

Jakarta: Penerbit

34

Anda mungkin juga menyukai