Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT DAIRE PADA MANUSIA

EVA KUSUMA DEWI


Nip : 19751201 199603 200 1

1
Kata pengantar
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Mengenai penyakit diare pada
manusia serta patofisologi yang terjadi pada manusia” yang penulis susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi jungjungan kita
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi dosen Bahasa Indonesia dan mudah-mudahan isi dari
makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca
makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Bahasa Indonesia.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

2
DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR ………….……...........….………………………………………2
II. DAFTAR ISI ....................................................................................................................3
III. BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
a) Latar Belakang………................................................................................................4
b) Rumusan masalah.......................................................................................................4
c) Tujuan Makalah………..............................................................................................5
d) Manfaat……………………………………………………………………………...5
IV. BAB II PEMBAHASAAN…………….....................................................................6
a) Pengertian Diare………...……………..…..……………...............………………...6
b) Etiologi Diare.……………..…….……………….....................................................7
c) Patofisiologi…………………………………………………………………………8
d) Manifetasi Klinik……………………………………………………………………9
e) Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………………………….11
f) Pencegahan………………………………………………https://kesmaspro.blogspot.com/201
2/10/kojet-cobacoba.html………………………….11
g) Penatalaksaan………………………………………………………………………..12
V. BAB III …………..…………....................................................................................14
a) Kesimpulan .................................................................................................................14
b) Saran……………………………………………........................……………………14

V. DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………….15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ
tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya
masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan
pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi
pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis gunakan meliputi :

1. Apa itu diare ?


2. Apa etiologi diare ?
3. Apa patofisiologi diare ?
4. Apa manifestasi klinik diare ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?

4
C. Tujuan Makalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas penulisan makalah ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui pengertian diare.


2. Mengetahui etiologi diare.
3. Mengetahui patofisiologi diare.
4. Mengetahui manifestasi klinik diare.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.
6. Mengetahui cara pencegahannya diare.
7. Mengetahui penatalaksanaan diare

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini diantaranya yaitu :

1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.


2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.
4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.
5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.
6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.
7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIARE

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam


kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari
(Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini
sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis.
Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu
kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik adalah diare yang
menyertai masa ketegangan saraf / stress.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari
14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali
atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.

6
B. ETIOLOGI DIARE
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan
menjadi enam golongan:
1) Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2) Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3) Alergi.
4) Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5) Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6) Penyebab lain.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang
sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari
makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan
dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim
penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi
lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang
ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih
dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar.
Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat
banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia
yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami
diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah
tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,
alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik
oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan
oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :

7
1) Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, candida
2) Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi
pada anak-anak)
3) Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4) Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5) Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C. PATOFISIOLOGI DIARE
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti:
1) Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2) Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3) Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan air yang benar.
4) Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising
usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau
agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air
serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya
agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera mengeluarkan agen
tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang berlebihan yang
berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit

8
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan
sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan
faktordiantaranya:
1) Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan
adanya toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus
halus, sel di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya
cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2) Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan
eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga
terjadilah Gastroenteritis.
3) Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian
menyebabkan Gastroenteritis.
4) Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat
mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).

D. MANIFESTASI KLINIK

1) Bising usus meningkat, sakit perut atau mules


2) Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
3) Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
4) Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
5) Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)
6) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

9
7) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
8) Kram abdominal
9) DemaM
10) Mual dan muntah
11) Anoreksia
12) Lemah
13) Pucat
14) Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
15) Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis
metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat
badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan
oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan
Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul
aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut

10
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1) Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan


2) Kultur tinja
3) Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4) Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F. PENCEGAHAN
Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )
1) Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih :
a. Tidak berwarna
b. Tidak berbau
c. Tidak berasa
2) Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian
besar kuman penyakit.
3) Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.

Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang


bersih dan sehat.
1) Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2) Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3) Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4) Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5) Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6) Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7) Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8) Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air
sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,

11
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk
memasak, mandi, dan sebagainya.

G. PENATALAKSAAN MEDIS
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral
rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera
apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di
rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah
gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata
lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya,
kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-
lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare
dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia,
Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik
yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
kalau kondisi sudah membaik.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Banyak minum
2) Rehidrasi perinfus
3) Antibiotika yang sesuai
4) Diit tinggi protein dan rendah residu

12
5) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)
7) Transfusi bila terjadi perdarahan
8) Pembedahan bila terjadi perforasi
9) Observasi keseimbangan cairan
10) Cegah komplikasi

13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka
muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
1) Banyak minum (oralit)
2) Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
3) Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
4) Diit tinggi protein dan rendah residu
5) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
7) Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
8) Cegah komplikasi

Saran
1) Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2) Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak terserang
penyakit.
3) Masaklah air minum sampai mendidih.
4) Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5) Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil(BAK) di kakus(WC)

14
Daftar Pustaka
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular.

Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan penebar swadaya.

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

Ummu, Latifah. 2010. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://belajarsukes.blogspot.com

Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://eonman95.blogspot.com

Midwery. 2009. Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://midwifery-


materials.blogspot.com

Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare. Diakses tanggal
30 September 2012 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com

Bernardo, Simatupang. 2011. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://bernardosimatupang.wordpress.com

https://kesmaspro.blogspot.com/2012/10/kojet-cobacoba.html

15

Anda mungkin juga menyukai