Anda di halaman 1dari 5

Akuntansi Manajemen Strategik CE

Karimatun Nisa’ 175020301111069


Ainul Rizkiyah 175020307111064

Bab 5
Advanced Manufacturing Technology, JIT, Target Costing,
dan Product Life Cycle Costing

Akuntansi Manajemen mendukung tujuan manufactur organisasi. Pentingnya


memahami akuntansi manajemen kita dapat mengetahui sistem manufactur, strategi
manajemen produksi dan teknologi manufactur lanjutan (Advanced Manufacturing
Technology) yang digunakan dalam setiap organisasi.
I. Advanced Manufacturing Technology (AMT)
Teknologi manufaktur lanjutan (Advanced Manufacturing Technology)
merupakan teknologi manufaktur yang menggandeng informasi, teknologi, dan
kejeniusan manusia untuk membawa revolusi pengembangan dan aplikasi manufaktur
cerdas kedalam aspek bisnis.
Advanced Manufacturing Technology (AMT) akan merevolusi operasi dengan
cakupan dunia dan akan sangat berpengaruh jika perusahaan mengintegrasi berbagai
kegiatan bisnis dengan menggunakan prinsip rancang dengan bantuan komputer
(Computer Aided Design / CAD) dan pemanufakturan dengan bantuan komputer
(Computer Aided Manufacturing / CAM), robotic, computer aided engineering
(CAE), Computerised numerical control machines (CNC), enterprise Resource
Planning (ERP) system, dan Flexible Manufacturing System (FMS) .
Manajemen operasi dan produksi menyarankan ada tiga literatur yang
mangatur strategi manajemen produksi, antara lain :
1. Material Requirement and manufacturing resourses planning system (MRP)
2. Optimised Production Technology (OPT)
3. Just In Time (JIT) manufacturing System
Dalam system MRP menentukan Jumlah dan waktu penyelesaian permintan
barang, memerlukan komponent bahan baku mentah dan perakitan disetiap tahap
produksi. Dalam pengoperasian system MRP dalam organisasi harus mempunyai
jadwal produksi induk/master, file tentang tagihan bahan baku, file tentang
persediaan, bagian file master. OPT menjelaskan tentang tujuan utama manufacturing
dalam penggunaan uang. Tiga kriteria penting di identifikasi untuk mengevaluasi
progres pencapaian tujuan, antara lain meliputi throughput, persediaan, dan biaya
operasi. Just In Time / JIT, memberi kontribusi terhadap fleksibilitas yang lebih
tinggi, waktu respon yang cepat dan produktivitas yng lebih tinggi.

II. Just in Time (JIT)


Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk
mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien
mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses
produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun
jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.
Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan
baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki persediaan
barang dalam proses pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang
diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke konsumen begitu produksi selesai. Dengan
demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima segera masuk ke proses produksi,
bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan dikerjakan, dan produk yang
telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.
Konsep dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila
ada permintaan atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada
saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Prinsip dasar Just In Time
adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon
perubahan dengan memperkecil pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam
konsep Just In Time yaitu:
a. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan
value terhadap produk atau jasa yang dihasilkan
b. Menjaga kualitas barang yang diproduksi.
c. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi
(continuous improvement).
d. Menyederhanakan aktivitas produksi dengan minimalisir biaya penyimpanan
persediaan
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu: Untuk meningkatkan laba, dan
memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan
mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas.
Produksi JIT merupakan proses evolusi dimana bertujuan untuk menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan, dengan kualitas dan jumlah yang di butuhkan , serta
kebutuhan ketepatan waktu. JIT mengadopsi promosi manufacture yang baik dan
berfokus pada quality dan proses manufactur bukan pada produk.
Perbedaan JIT dengan tradisional manufactur ditunjukkan pada tabel berikut:
Traditional Manufactur JIT Manufactur
Waktu Thoughput Waktu proses + waktu Hanya waktu proses
Inspeksi + waktu
pengangkutan + waktu
tunggu
Ukuran optimal Lebih dari satu Satu
(produksi)
Set up waktu dan biaya Waktu set up yang panjang Tidak ada waktu set up
dan memerlukan biaya yang sehingga tidak ada biaya set
tinggi up
Kebutuhan untuk Adanya back up untuk Mengurangi inventory
menyimpan persediaan menjaga produksi
Manajemen quality Penyediaan untuk ruang Tidak ada barang yang rusak
limbah,scrap, dan : lingkungan yang berkualitas
pengerjaan ulang
Jumlah hubungan Banyak supplier dan Sedikit suplier dan
supplier mempunyai hubungan yang mempunyai hubungan yang
jangka pendek jangka panjang
Layout pabrik Membutuhkan banyak ruang Membutuhkan sedikit ruang

System Akuntansi Penekanan lebih besar pada Penekanan lebih besar pada
Manajemen biaya (strategi jangka biaya manajemn (strategi
pendek) jangka panjang)
System kinerja Penekanan lebih besar pada Penekanan lebih besar tidak
indikator keuangan (ROI) pada indikator keuangan
melainkan kepuasan
konsumen.
III. Target Costing
Target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang
difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufaktur sehingga
metode target costing ini dapat digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses
desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
operasional produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap
perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan
menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan pada
suatu tingkat laba yang dapat diterima serta memberikan perkiraan harga pasar
produk, volume penjualan dan tingkat fungsionalitas. Target costing lebih ke arah
customer oriented, semuanya ditentukan oleh konsumen dari harga, kualitas dan
fungsi yang dibutuhkan oleh konsumen.
Implementasi target costing memerlukan tiga tahap, yaitu:
a. Merencanakan produk baru yang memuaskan customer,
b. Menentukan kos produk berdasarkan harga jual target, yaitu harga yang
dapat dibayar oleh para customer
c. Merealisasikan kos target dengan perekayasaan nilai (value engineering).
Dengan menggunakan target costing, perusahaan dapat menentukan harga yang
sesuai dengan kemampuan daya beli customer.
Proses target costing yaitu:

Target Harga
• Target Laba
• Target BIaya
Tujuan Pangsa
Pasar • Desain Produk Fungsi Produk
dan Proses
• Target Biaya
Terpenuhi
• Produksi
produk

Proses target costing dibagi menjadi empat langkah utama, yaitu market driven
costing, product-level target costing, component-level target costing dan chained
target costing.
IV. Product Life Cycle Costing
Product life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan
informasi biaya produk bagi manajemen untuk memantau biaya produk selama daur
hidupnya. Daur hidup produk paling diperlukan oleh perusahaan manufaktur yang
produknya mempunyai daur hidup yang pendek. Produk harus dapat menutup semua
biaya daur hidupnya dan menghasilkan laba tertentu selama daur hidupnya.
Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4
Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan
(Maturity), Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai
keempat tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan
produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya.
 Tahap Perkenalan (Introduction)
 Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum.
 Tahap Perkembangan (Growth)
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan
tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen.
 Tahap Kedewasaan (Maturity)
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan
berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
 Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika
tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan
hilang dari pasar (market).

Anda mungkin juga menyukai