Oleh :
Kelompok 9
Nama Anggota
Dilihat dari sudut usianya, industri perbankan di Indonesia sudah cukup berumur. Bank-bank
komersial pertama di Indonesia dibentuk pada akhit abad ke-19 yang dimaksudkan sebagai lembaga
yang dapat menunjang penanaman modal kapitalis Belanda. Setelah Indonesia merdeka, bank-bank
tersebut kemudian berubah menjadi bank-bank milik pemerintah seperti Bank Bumi Daya, Bank Ekspor
Impor Indonesia, Bank Dagang Negara. Bahkan pada saat itu “The Java’s Bank” lebih dahulu dibentuk
daripada “The Netherland Bank” di Belanda. Meskipun industri perbankan di Indonesia sudah cukup
berumur namun perkembangannya yang meningkat dan cepat baru terjadi dalam dua dekade terakhir.
Industri perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 1951 relatif belum memasuki periode yang
teratur. Periode berikutnya samapai dengan tahun 1965 relatif industri perbankan mengalami gejolak-
gejolak yang kurang menyenangkan bagi pertumbuhannya. Perekonomian ketika itu ditandai dengan
tingginya tingkat inflasi, hubungan diantara sumber-sumber ekonomi menjadi terganggu dan industri
perbankan pun mengalami masa suram yang tidak menentu. Baru pada tahap berikutnya yaitu pada
tahun 1967 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan, industri perbankan mulai
membenahi dirinya dengan cara menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi disekitarnya yang
sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan periode sebelum 1967.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan, disebutkan yang dimaksud
dengan :
1. Bank
Adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Lembaga keuangan
Adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari dan
menyalurkannya ke dalam masyarakat.
Adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima semua simpanan dalam bentuk giro
dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
Adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam
usahanya terutama membungakan dananya dalam kertas berharga.
Adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito
dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, dalam usahanya terutama
memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
Adalah bank yang memberikan simpanan dalam bentuk uang dan natura (padi, jagung, dan hasil bumi
lainnya) dan dalam usahanya memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun dalam
bentuk natura kepada sektor pertanian dan pedesaan.
6. Bank Campuran
Adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di
Indonesia dan didirikan oleh warga Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki
sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar
negeri.
Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau
bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Pengaturan tata perbankan di Indonesia sesuai jiwa makna Ketetapan MPRS No. MPRS/1966 pada
dasarnya bertujuan untuk dapat memobilisasikan dan mengembangkan kekuatan ekonomi potensial
guna dikerahkan bagi peningkatan kemakmuran rakyat.
Tata perbankan harus merupakan suatu kesatuan sistem yang menjamin adanya kesatuan pimpinan
didalam mengatur seluruh perbakan di Indonesia serta mengawasi pelaksanaan kebijakan moneter
Pemerintah dibidang perbankan.
Memobilisasi dan mengembangkan seluruh potensi ekonomi nasional yang bergerak di bidang
perbankan berdasarkan azas-azas demokrasi ekonomi.
Membimbing dan memanfaatkan segala potensi tersebut bagi kepentingan perbaikan ekonomi rakyat
Fungsi pokok bank adalah sebagai alat penarik uang yang ada di masyarakat, baik uang kartal
maupun uang giral dan sebagai penyalur serta penyimpan dana masyarakat. Sebagai suatu lembaga
keuangan, bank tidak bertindak sendiri-sendiri tetapi dibina dan diawasi oleh bank sentral.
D . Peranan Bank
Kestabilan moneter adalah tanggung jawab dari Bank Indonesia. Hal ini merupakan peranan paling vital
karena stabilitas moneter memiliki ruang lingkup besar dan menyeluruh. Selain itu gangguan dari
stabilitas moneter memiliki dampak besar dan dirasakan secara langsung atas beberapa aspek ekonomi,
seperti inflasi, permintaan dan penawaran dan lain sebagainya.
Berbicara tentang sistem pembayaran pasti akan kita temui masalah yang kompleks. Hal yang sering
terjadi adalah gagal bayar pada salah satu pihak maka akan terjadi sebuah masalah terutama pada
kelancaran sistem pembayaran.
Peran yang tak kalah penting dari Bank Indonesia adalah sebagai perantara. Perantara yang dimaksud
adalah menjadi jembatan antara dua pihak yang saling membutuhkan, yaitu diantara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki atau kelebihan dana.
Peran yang tak kalah penting dari Bank adalah sebagai perantara. Perantara yang dimaksud adalah
menjadi jembatan antara dua pihak yang saling membutuhkan, yaitu diantara pihak yang membutuhkan
dana dengan pihak yang memiliki atau kelebihan dana.
3. Peranan bank dalam dunia usaha
Peran yang tak kalah penting dari Bank adalah sebagai perantara. Perantara yang dimaksud adalah
menjadi jembatan antara dua pihak yang saling membutuhkan, yaitu diantara pihak yang membutuhkan
dana dengan pihak yang memiliki atau kelebihan dana.
Perusahaan-perusahaan saat ini sangat membutuhkan jasa-jasa bank, baik itu berupa
pengambilan pinjaman (kredit) maupun melalui transaksi jasa pengiriman uang, penyimpanan uang
dalam bentuk rekening giro, inkaso, kliring, dan sebagainya. Dilain pihak, bank sebagai lembaga
keuangan menjual kepercayaan (kredit) dan jasa-jasa tersebut.
Pengertian kredit itu sendiri adalah kemampuan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan
pertukaran suatu janji untuk membayar di kemudian hari.
b. Dengan kredit maka akan menyebabkan modal dapat menyesuaikan bisnis pada kebutuhan yang
berlainan.
c. Kredit dapat berlaku sebagai alat tukar, sehingga transaksi dapat diselesaikan dengan cepat tanpa
pertukaran uang.
2. Instrumen kredit
Kelompok ini meliputi semua jenis wesel (drafts) dan tanda askep perdagangan (trade acceptances)
Untuk mengetahui apakah suatu bank cukup kuat, maka sebaiknya perusahaan membaca neraca
rugi/laba bank yang setiap tiga bulan dapat dibaca disurat-surat kabar termasuk didalamnya :
1. Likuiditas
2. Solvabilitas
Kemampuan bank untuk membayar semua hutangnya kepada pihak ketiga. Hutang ini biasanya
digolongkan dalam jangka menengah dan panjang.
3. Rentabilitas
1. Penggunaan Cek
Cek merupakan perintah pembayaran (kepada bank) sejumlah uang dari orang yang menandatanganinya
untuk membayar kepada orang yang membawanya atau orang yang namanya tersebut pada cek itu.
a. Orang yang menandatangani cek adalah orang yang mempunyai simpanan uang dalam bentuk
rekening giro di bank.
b. Cek tersebut merupakan alat pembayaran walaupun bukan merupakan alat pembayaran yang sah
(uang)
Macam-macam cek :
a. Cek atas unjuk adalah Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa, menunjukkan dan
menguangkan cek pada bank.
b. Cek atas nama adalah Bank akan membayar kepada orang atau badan yang namanya tertera di atas
cek tersebut. Pengalihan cek harus disertai keterangan dari pemilik lama.
c. Cek silang (cross cheque) adalah Cek ini tidak dapat diuangkan; dapat ditulis nama atau atas unjuk.
d. Cek atas nama atau si pembawa adalah Bank akan memberlakukan cek semacam ini sebagai cek
atas unjuk biasa.
e. Cek yang diberi tanggal kemudian (post dated cheque) adalah Cek yang bertanggal maju, atau
tanggal menulisnya lebih muda daripada tanggal menguangkannya.
f. Cek kosong adalah Penguangan suatu cek ke bank yang tidak didukung oleh adanya dana yang
cukup.
g. Cek bepergian (travellers’s cheque) adalah Cek ini bermanfaat bagi orang-orang yang bepergian.
Cek ini menduduki fungsi sebagai uang kertas bank (uang kartal).
h. Cek yang difiat (certifeid cheque) adalah Sebuah cek yang dijamin oleh bank untuk tanda tangan
dan kecukupan dananya. Suatu cek hanya dapat diuangkan pada bank dimana terdapat simpanan uang
dalam bentuk rekening giro dari si penerbit. Hal ini disebabkan :
· Pencatatan saldo rekening giro (setiap saat) hanya dilakukan oleh bank dimana rekening giro itu
dibuka
· Contoh tanda tangan si penerbit cek hanya disimpan pada bank dimana ia menyimpan uang dalam
rekening giro
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Surat perintah dari nasabah kepada bank sebagai penyimpanan dana, untuk memindah bukunan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada
bank yang sama atau pada bank yang lainnya.
Bilyet giro tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank oleh penerimanya, tetapi hanya
merupakan alat pemindah bukuan dan ake rekening lain, baik pada bank yang sama maupun bank yang
berlainan.
Daftar Pustaka
http://vidyvirgo-virgo.blogspot.com/2010/01/hubungan-perusahaan-dengan-bank
http://molamakalah.blogspot.com/2017/12/makalah-hubungan-bank-dengan-perusahaan
http://direktoritraining.com/peranan-bank-dalam-perekonomian-suatu-negara
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/peran-bank-indonesia/amp